Oleh
Kelompok 2/7B Biologi
1. DWI SUSANTI
(09431.068)
2. DWI ANTIKA A.
(09431.064)
3. DAIKA SILVIANA E.
(09431.043)
4. DOWAN SAPUTRO
(09431.0 61)
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perkembangan energi baru terbarukan (EBT) yang meliputi sumber daya
alam untuk energi dan kelistrikan telah disinggung pada beberapa regulasi.
Perkembangan pangsa pasar untuk kelistrikan hingga 2009 lalu didominasi oleh
minyak bumi, batu bara dan gas, di mana pemakaiannya tiap tahun mencapai
kenaikan untuk minyak bumi 0.52%, batu bara 13.70% dan gas 1.81%. Sehingga
total kenaikan sumber daya energi tersebut mencapai 16.01% (Forum EBTKE,
2010). Pengelolaan energi di Indonesia adalah dengan banyaknya subsidi ke
masyarakat, di mana kondisi saat ini adalah energi fosil (batubara dan minyak
bumi) tersebut disubsidi dengan 91.18T rupiah dari negara ke masyarakat.
Sehingga kondisi energi pada saat ini di mana kebutuhan energi belum efisien
termasuk untuk
energi tersebut dipenuhi dengan energi fosil dengan biaya berapapun dan tetap
disubsidi dan energi terbarukan hanya sebagai alternatif (energy suplay side
management).
Energi sangat penting bagi kemakmuran dunia. Namun, ketergantungan kita
terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama, dapat mendorong
timbulnya perubahan iklim global, kerusakan lingkungan, serta permasalahan
kesehatan. Hidrogen (H2) memiliki potensi yang luar biasa sebagai energi (bahan
bakar bersih) yang dapat diperbaharui.
Hidrogen memiliki densitas gravimetrik paling tinggi dari bahan bakar lain
dan proses pembakarannya untuk konversi energi tidak memproduksi emisi
karbon yang berperan menyebabkan polusi lingkungan dan global warming.
Hidrogen dapat diproduksi dari sejumlah proses seperti elektrolisis air, reformasi
termokatalitik dari komponen organik yang kaya akan hidrogen, dan proses
biologi. Sekarang ini, hidrogen diproduksi secara eksklusif dengan elektrolisis air
atau reformasi uap/gas metana. Produksi secara biologi (biohidrogen),
menggunakan
mikroorganisme,
merupakan
suatu
terobosan
baru
yang
yang dapat diperbaharui. Sistem biologi menyediakan suatu cakupan yang luas
dalam menghasilkan hidrogen, meliputi biophotolisis langsung, biophotolisis tak
langsung, fermentasi cahaya, dan fermentasi gelap.
Indonesia dikenal dunia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah,
terutama minyak bumi dan gas alam. Hal ini yang menjadikan Indonesia
memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam jumlah yang besar untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia termasuk negara penyumbang minyak
terbesar di dunia oleh karena itu hal ini dikhawatirkan berdampak kepada sumber
daya alam tersebut, dimana kita ketahui SDA minyak bumi dan gas alam adalah
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan lama-kelamaan akan habis di
gali. Kemungkinan Indonesia kehilangan SDA tersebut sangat besar, sehingga
menyebabkan kelangkaan bahan bakar yang sekarang ini saja sudah terasa
dampaknya, dengan kelangkaan minyak tanah, dan harga minyak dunia yang
semakin tinggi.
Permasalahan di atas menjadikan kita harus berpikir bagaimana caranya
untuk mengganti SDA tersebut dengan sumber daya energi yang murah dan tepat
guna? Sebagai jawaban dari permasalahan tersebut adalah bioenergi. Bioenergi
sendiri merupakan sumber daya alternatif yang dapat digunakan berulang-ulang,
untuk mengganti sumber daya fosil yang banyak digunakan di Indonesia saat ini.
Oleh karena itu pemerintah Indonesia mencari solusi bagaimana
mensosialisasikan usaha bioenergi yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas
kepada para wirausahaan, dan dapat membuka lapangan pekerjaan, bagi
kesejahteraan hidup?, dan dapat menemukan bioenergi alternative.
Bioenergi ini sangat cocok diterapkan kepada masyarakat pedesaan yang
umumnya masih menggunakan BBM fosil sebagai bahan bakar pengepul dapur
mereka, dengan dilakukannya pengadaan bioenergi di pedasaan diharapkan dapat
mengurangi penggunaan BBM fosil yang sekarang mulai langka, dan harganya
yang terus melonjak. Maka dari itu, kami akan membahas Bioenergi generasi
pertama dan kedua tentang Biodiesel dan Biohidrogen.
III. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Biodiesel dan Biohidrogen.
2. Mengetahui macam
bahan
Biohidrogen.
3. Mengetahui proses pembuatan Biodiesel dan Biohidrogen.
4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari Biodiesel dan Biohidrogen.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari
minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas penggorengan dan melalui
proses transesterifikasi, esterifikasi, atau proses esterifikasi-transesterifikasi.
Biodiesel sebagi bahan bakar alternatif pengganti BBM untuk motor diesel.
Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran
dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu (BXX), seperti 10%
biodiesel dicampur dengan 90% solar yang dikenal dengan nama B10
(Hambali, 2007 dalam Ikhsanhttp://bio08zone.blogspot.com/2010/10/makalahosnpti-2010-biodiesel-dari.html)
Biodiesel merupakan senyawa kimia sederhana dengan kandungan enam
sampai tujuh macam ester asam lemak. Biodiesel didefinisikan sebagai metil
ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20 dari asam lemak
turunan dari lipid contohnya minyak nabati atau lemak hewani. Minyak nabati
atau lemak hewani dapat dibuat biodiesel dengan reaksi transesterifikasi
dengan menggunakan alkohol.Komposisi dan sifat kimia dari biodiesel
tergantung pada kemurnian, panjang pendek, derajat kejenuhan, dan struktur
rantai alkil asam lemak penyusunnya.
dibuat
melalui
suatu
proses
kimia
yang
disebut
juga dipengaruhi oleh tingginya suhu operasi proses produksi, lamanya waktu
pencampuran atau kecepatan pencampuran alkohol.
Katalisator dibutuhkan pula guna meningkatkan daya larut pada saat
reaksi berlangsung, umumnya katalis yang digunakan bersifat basa kuat yaitu
NaOH atau KOH atau natrium metoksida. Katalis yang akan dipilih tergantung
minyak nabati yang digunakan,apabila digunakan minyak mentah dengan
kandungan ALB kurang dari 2 %, disamping terbentuk sabun dan juga gliserin.
Katalis tersebut pada umumnya sangat higroskopis dan bereaksi
membentuk larutan kimia yang akan dihancurkan oleh reaktan alkohol. Jika
banyak air yang diserap oleh katalis maka kerja katalis kurang baik sehingga
produk biodiesel kurang baik. Setelah reaksi selesai, katalis harus di netralkan
dengan penambahan asam mineral kuat. Setelah biodiesel dicuci proses
netralisasi juga dapat dilakukan dengan penambahan air pencuci, HCl juga
dapat dipakai untuk 318 proses netralisasi katalis basa, bila digunakan asam
phosphate akan menghasil pupuk phosphat (K3PO4).
Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh
berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumberdaya utama yang
banyak terdapat di suatu tempat/negara. Indonesia mempunyai banyak sumber
daya untuk bahan baku biodiesel, yang hingga saat ini sudah banyak penemuan
yang menemukan berbagai jenis tanaman yang memiliki potensi dalam
menghasilkan biodiesel. Tanaman penghasil biodiesel yang telah diketahui
hingga kini, diantaranya adalah alga, kemiri sunan, tamanan nyamplung, jarak,
dan sawit. Tanaman-tanaman penghasil biodiesel tersebut memiliki bagian
tertentu yang digunakan sebagai penghasil biodiesel.
Selain tanaman-tanaman yang tersebut diatas, biodiesel juga dapat
dihasilkan oleh organisme bakteri. Bakteri yang kita kenal sebagai bakteri
merugikan, menyebabkan penyakit penyakit, kini bisa dimanfaatkan dalam
pembuatan biofuel. Bakteri ikut berperan dalam menghasilkan biofuel tersebut
adalah Eschericia coli atau yang sering di sebut sebagai bakteri E. coli. Namun
E. coli tidak digolongkan dalam kingdom Plantae, tetapi animalia, maka
berikut ini hanya akan diuraikan beberapa contoh tanaman penghasil biodiesel.
Komposisi Kimia
Scenedesmus
obliquus
Scenedesmus
quadricauda
Scenedesmus
dimorphus
Chlamydomonas
rheinhardii
Chlorella vulgaris
Chlorella
pyrenoidosa
Spirogyra sp.
Dunaliella bioculata
Dunaliella salina
Euglena gracilis
Prymnesium parvum
Tetraselmis maculata
Porphyridium
cruentum
Spirulina platensis
Spirulina maxima
1.9
8-18
21-52
16-40
48
17
21
51-58
57
12-17
26
14-22
2
4-5
-
6-20
49
57
39-61
28-45
52
28-39
33-64
4
32
14-18
25-33
15
40-57
11-21
8
6
14-20
22-38
3
9-14
1-2
-
46-63
60-71
8-14
13-16
49
6-7
2-5
3-4.5
Synechoccus sp.
63
15
11
Anabaena cylindrica 43-56
25-30
4-7
Sumber: Becker, (1994)
5
-
Biodiesel dari alga hampir mirip dengan biodiesel yang diproduksi dari
tumbuhan penghasil minyak (jarak pagar, sawit, dll) sebab semua biodiesel
diproduksi menggunakan triglycerides (biasa disebut lemak) dari minyak
nabati/alga.
Alga memproduksi banyak polyunsaturates, di mana semakin tinggi
kandungan lemak asam polyunsaturates akan mengurangi kestabilan biodiesel
yang dihasilkan. Di lain pihak, polyunsaturates memiliki titik cair yang lebih
rendah dibandingkan monounsaturates sehingga biodiesel alga akan lebih baik
pada cuaca dingin dibandingkan jenis bio-feedstock yang lain. Diketahui
kekurangan biodiesel adalah buruknya kinerja pada temperatur yang dingin
sehingga biodiesel alga mungkin akan dapat mengatasi masalah ini.
sinar
proses
fotosintesis.
10
1. Pengepresan (Expeller/Press)
Pada metode ini alga yang sudah siap panen dipanaskan dulu untuk
menghilangkan air yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian alga
dipres dengan alat pengepres untuk mengekstraksi minyak yang terkandung
dalam alga. Dengan menggunakan alat pengepres ini, dapat diekstrasi
sekitar 70 75% minyak yang terkandung dalam alga.
2. Hexane solvent oil extraction
Minyak dari alga dapat diambil dengan menggunakan larutan kimia,
misalnya dengan menggunakan benzena dan eter. Namum begitu,
penggunaan larutan kimia heksana lebih banyak digunakan sebab harganya
11
yang tidak terlalu mahal. Larutan heksana dapat digunakan langsung untuk
mengekstaksi minyak dari alga atau dikombinasikan dengan alat pengepres.
Cara kerjanya sebagai berikut: setelah minyak berhasil dikeluarkan dari alga
dengan menggunakan alat pengepres, kemudian ampas (pulp) alga dicampur
dengan larutan cyclo-hexane untuk mengambil sisa minyak alga. Proses
selanjutnya, ampas alga disaring dari larutan yang berisi minyak dan cyclohexane. Untuk memisahkan minyak dan cyclo-hexane dapat dilakukan
proses distilasi. Kombinasi metode pengepresan dan larutan kimia dapat
mengekstraksi lebih dari 95% minyak yang terkandung dalam alga. Sebagai
catatan, penggunaan larutan kimia untuk mengekstraksi minyak dari
tumbuhan sangat beresiko. Misalnya larutan benzena dapat menyebabkan
penyakit kanker, dan beberapa larutan kimia juga mudah meledak.
12
pecah. Pecahnya dinding sel akan membuat komponen di dalam sel keluar
bercampur dengan larutan.
13
pengganti bahan bakar diesel tersebut. Bahan bakar alternatif yang saat ini sangat
menjanjikan sebagai pengganti petrodisel adalah minyak sawit dan hasil
olahannya yang disebut dengan biodiesel. Namun sayangnya minyak sawit
memiliki sifat mudah teroksidasi dan menjadi rusak karena minyak sawit banyak
mengandung
asam
lemak.
Penggunaan
langsung
minyak
sawit
dapat
14
sawit itu harus dikonversi terlebih dahulu menjadi bentuk metil atau etil esternya
(biodiesel).
Bentuk metil atau etil ester ini relatif lebih ramah lingkungan namun juga
kurang ekonomis karena menggunakan bahan baku minyak sawit goreng.
Sementara itu, minyak goreng bekas atau jelantah dari industri pangan dan rumah
tangga cukup banyak tersedia di Indonesia. Minyak jelantah ini tidak baik jika
digunakan kembali untuk memasak karena banyak mengandung asam lemak
bebas dan radikal yang dapat membahayakan kesehatan. Sebenarnya konversi
langsung minyak jelantah atau minyak goreng bekas menjadi biodisel sudah
cukup lama dilakukan oleh para peneliti biodiesel namun beberapa mengalami
kegagalan, karena minyak goreng bekas mengandung asam lemak bebas dengan
konsentrasi cukup tinggi. Kandungan asam lemak bebas dapat dikurangi dengan
cara mengesterkan asam lemak bebas dengan katalis asam homogen, seperti asam
sulfat atau katalis asam heterogen seperti zeolit atau lempung teraktivasi asam.
Skema di bawah ini memperlihatkan proses pembuatan biodesel dari minyak
goreng bekas yang mengadopsi prinsip zero waste process.
CARA PEMBUATAN
Alat dan Bahan.
a. Material/Bahan
- Minyak Jelantah (5 liter)
- Methanol 1.25 liter
- KOH 30 gram.
- Air biasa (jangan air PAM) 1.25 liter.
b. Alat2
- Mixer/Pengaduk.
- Wadah (Panci) ukuran 15 liter.
- Penyaring Minyak Jelantah.
- Wadah ukuran 3 liter plus tutup/ teko ukuran 2 liter plus penutup.
- Pemanas (kompor).
- Thermometer.
- Wadah ukuran 10 liter (2 pcs).
15
Tahap Pembuatan
1. Siapkan Material/Bahan2 di atas.
Khusus Minyak Jelantah, minyak harus sudah disaring dan dibebaskan dari air.
Cara penghilangan air, minyak dapat dipanaskan sampai 120 derajat Celcius
ditahan selama 5 menit.
2. Buat Larutan Lye, yaitu campuran antara Methanol dengan KOH.
Larutkan KOH didalam Methanol. Caranya: tuangkan Methanol ke dalam
panci/wadah ukuran 3 liter, kemudian masukan KOH sedikit demi sedikit
sambil diaduk dengan mixer. Pastikan KOH telah larut semua di dalam
Methanol. Simpan campuran ini disuatu tempat tertutup agar larutan tidak
mudah menguap (methanol mudah menguap).
3. Siapkan Minyak Jelantah (5 liter) yg telah bebas dari kotoran dan air,
masukkan ke dalam wadah 15 liter. Panaskan sampai suhu 55 C. Masukkan
larutan Lye ke dalam minyak jelantah yang telah dipanaskan tadi, masukkan
sedikit demi sedikit cairan Lye sambil minyak jelantah diputar dengan mixer
(putaran tidak kencang). Tetap pertahankan suhu minyak jelantah 55 C (ini
bagian yang cukup sulit), ketika cairan Lye dimasukkan ke dalam minyak
jelantah (suhu Lye akan menurunkan drastis suhu dari Minyak jelantah).
4. Setelah larutan sudah semua dimasukkan ke dalam minyak jelantah,
pertahankan dua hal yang sangat penting dalam proses ini, yaitu putaran mixer
dan suhu campuran 55 C. Biarkan larutan diaduk selama kurang lebih 1 jam
sambil dipertahankan suhu sebesar 55 C.
5. Setelah 1 jam, tuangkan ke dalam wadah bening (transparan) larutan tadi.
Biarkan kurang lebih selama 8 jam. Jika proses reaksi berhasil, anda akan
melihat dua jenis cairan yg berbeda di wadah transparan tadi, yaitu biodiesel
dan gliserol. Larutan yang atas (kecoklatan) adalah Biodiesel dan yang hitam di
bawah adalah gliserol.
F. Kelebihan Biodiesel
Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat menyerupai solar, sehingga
sangat prospektif untuk dikembangkan. Apalagi biodiesel memiliki kelebihan
lain dibanding dengan solar, yakni:
16
a. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih
baik (free sulphur, smoke number rendah) sesuai dengan isu-isu global.
b. Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik
dibandingkan dengan minyak kasar.
c. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai
(biodegradable).
d. Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat
diperbaharui.
e. Meningkatkan independensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi
secara lokal (Hambali, 2007).
f. Biodiesel memiliki bilangan kualitas pembakaran yang lebih tinggi daripada
solar yang ada di pasaran.
g. Biodiesel adalah bahan bakar beroksigen. Karenanya, penggunaannya akan
mengurangi emisi CO dan jelaga hitam pada gas buang atau lebih ramah
lingkungan.
h. Titik kilat tinggi, yakni temperatur tertinggi yang dapat menyebabkan uap
biodiesel dapat menyala. Sehingga, biodiesel lebih aman dari bahaya
kebakaran.
i. Tidak mengandung belerang dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen,
serta dapat diuraikan secara alami. Sehingga ramah lingkungan.
j. Dilihat dari segi pelumasan mesin, biodiesel lebih baik daripada solar
sehingga pemakaian biodiesel dapat memperpanjang umur pakai mesin.
k. Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai
komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.
G. Manfaat Biodiesel
1. Mengurangi Emisi dari mesin.
2. Jika 0,4-5% dicampur dengan bahan bakar diesel minyak bumi otomatis
akan meningkatkan daya lumas bahan bakar.
3. Mempunyai rasio keseimbangan energi yang baik ( Minimum 1-2,5).
4. Titik nyala tinggi 100-150 0 C ( Meletup tidak spontan atau menyala dalam
keadaan normal)
17
5. Energi Lebih rendah 10-12% dari bahan bakar diesel minyak bumi, 37-38
Mj/kg. (Menimbulkan peningkatan efisiensi pembakaran biodiesel sebesar
5 - 7%, juga menghasilkan penurunan torsi 5% dan efisiensi bahan bakar).
6. Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan
bakunya terjamin
7. Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya
kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
8. Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik
daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
9. Dapat diproduksi secara local
10. Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
11. Menurunkan tingkat opasiti asap
12. Menurunkan emisi gas buang
13. Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan
biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %
didapatnya
bahan-bahan
pendukung
18
pengolahan,
dan
hanya
Keuntungan Biodiesel
Menurut Endang (2007; 4) menyatakan bahwa Penggunaan biodisel
memberikan beberapa keuntungan , antara lain adalah:
1. Tidak memerlukan modifikasi mesin disel yang telah ada,
2. Menghasilkan emisi CO2, SO2, CO dan hidrokarbon yang lebih rendah
dibandingkan dengan emisi petroleum disel,
3. Tidak memperparah efek rumah kaca,
4. Kandungan energi hampir sama dengan kandungan energi petroleum disel,
5. Bilangan setan lebih tinggi dari pada petroleum disel,
6. Penyimpanan mudah, karena kekentalannya rendah,
7. Termasuk bahan bakar yang terbarukan,
8. Biodegradable dan tidak beracun.
19
Pengertian
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air,
genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol
H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna,
tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik
yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah
unsur teringan di dunia.
Hidrogen juga merupakan unsur paling melimpah dengan persentase kirakira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh
hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari
berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan
dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal
daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang
inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionic
hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat
membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan
senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang
mana banyak rekasi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh
karena
yang persamaan
20
21
B. Sistem Biohidrogen
Terdapat 4 macam sistem biohidrogen, yaitu:
a. Biophotolisis langsung
Fotosintesis memproduksi hidrogen dari air adalah suatu proses secara
biologi yang memanfaatkan cahaya matahari, menghasilkan energi kimia
dengan reaksi sebagai berikut :
2H2OEnergi cahaya2H2 +O2
Alga hijau, di bawah kondisi anaerob, dapat menggunakan H2 sebagai
suatu donor elektron di dalam proses fiksasi CO2 atau meningkatkan H2.
Produksi hidrogen oleh mikroalga hijau membutuhkan waktu beberapa menit
hingga beberapa jam dari inkubasi anaerob dalam kondisi gelap untuk
menginduksi pengaktifan dan/atau sintesa enzim yang dilibatkan dalam
metabolisme H2, termasuk reversible enzim hidrogenase. Hidrogenase
22
23
nitrogen
menjadi
ammonia,
pengambilan
hidrogenase
yang
umum,
kecepatan
produksi
hidrogen
oleh
bakteri
kondisi
mesofilik
(2540C),
thermophilic
(4065C),
extreme
24
4. Semua sumber daya energi memiliki akses bagi seluruh pasar (diversifikasi).
Lumpur
Sampah
Tercerna
Sebagai
Inokulum
25
3. Pati kentang
4. Gula bit
5. Fodder beet
6. Lobak
7. Kentang
8. Kulit kentang
Sebelum inkubasi dalam vessel untuk difermentasi, dilakukan heat pretreatment pada lumpur sampah untuk menghambat bioaktivitas mikroba
pengguna H2 (seperti bakteri metanogenik) dan untuk memperbanyak bakteri
pembentuk spora yang memproduksi H2. Heat pre-treatment yang bisa disebut
juga heat shocking dilakukan dengan menyimpan lumpur sampah dalam
waterbath 800 C selama 30 menit.
Selama inkubasi dilakukan sampling dengan cara mengambil sampel gas
dalam vessel dengan jarum gelas kemudian dianalisa dengan koromatografi.
Sedangkan fase cair akan dianalisa tiap hari untuk mendapatkan nilai pH, VFA
(Volatile Fatty Acid), dan asam organic. Pengujian asam organic menggunakan
metode HPLC sehingga dapat diketahui konsentrasi asam sitrat, laktat, format,
asetat, propionate, i-butirat, n-butirat, i-valerat, n-valerat, dan asam karboksilat.
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak
nabati, baik minyak baru maupun bekas penggorengan dan melalui proses
transesterifikasi, esterifikasi, atau proses esterifikasi-transesterifikasi.
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H
dan nomor atom 1.
Lumpur
Sampah
Tercerna
Sebagai
Inokulum
Pembuatan
Biodiesel
melalui
suatu
proses
kimia
yang
disebut
Keuntungan Biodiesel
27
28
Daftar Pustaka
Ahlan.Biodiesel darialga.(http://ahlannet99.wordpress.com/2012/01/20/membuatbiodiesel-dari-tumbuhan-alga-karya-ilmiah/) diakses pada tanggal 05
Desember 2012.
Anonim.Makalah biodiesel.(http://indonesiaindonesia.com/f/86787-makalahbiodiesel/) diakses pada tanggal 05 Desember 2012.
Ichicheol.2012.biodiesel dari minyak
jelantah.(http://ichicheol.blogspot.com/2012/06/biodiesel-dari-minyakjelantah-minyak.html) diakses pada tanggal 05 Desember 2012.
Ikhsan W.2010.Biodiesel.(http://bio08zone.blogspot.com/2010/10/makalahosnpti-2010-biodiesel-dari.html) diakses pada tanggal 05 Desember 2012.
YantriNuryani.2011.ArtikelBiodiesel.(http://teknologi.kompasiana.com/terapan/20
11/12/27/artikel-biodiesel/) diakses pada tanggal 05 Desember 2012.
29