Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

UNSUR DAN MATERI PENYUSUN


BAHAN BAKAR BIO-FUEL

PRESENTER
LEONARDO / 220203501007
HIDAYAT AL RIZKY / 220203502011
ISHAR / 220203501004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF S1


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisi tentang unsur dan materi penyusun bahan bakar biofuel.
Biofuel adalah bahan bakar yang dibuat dari biomassa, yakni tumbuhan atau hewan
yang tersisa setelah dikonversi menjadi bahan bakar. Bahan bakar biofuel dapat berupa
biodiesel, bioetanol, dan biogas.
Unsur yang terdapat dalam biomassa adalah karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Sementara, materi yang terdapat dalam biomassa adalah air, karbohidrat,
lemak, protein, dan mineral.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 16 Februari 2023

Penyusun,

Leonardo, Hidayat Al Rizky, Ishar

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sudah berabad-abad kita menggunakan sumber energi yaitu bahan bakar
fosil dan gas bumi.Dan akhir-akhir ini sumber energi tersebut mengalami
beberapa permasalahan, seperti kelangkaan persediaan bahan bakar dan
perubahan iklim global yang diakibatkan peningkatan emisi CO2 Hasil
pembakaran bahan bakar fosil.Permasalahan tersebut menyadarkan kita akan
aancaman kelangkaan sumber daya dimasa depan.Oleh karena itu kita
membutuhkan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui untuk
mengatasi ancaman tersebut.
Salah satu bahan bakar alternatif yang telah di teliti secara mendalam
saat ini yaitu biofuel atau bahan bakar hayati. Biofuel dibuat dari berbagai jenis
tanaman, seperti jagung, minyak kelapa sawit, dan sorgum. Biofuel yang
berasal dari air dibuat dari berbagai jenis ikan, seperti ikan nila dan ikan
bandeng.
Biofuel dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif untuk
menggantikan bahan bakar fosil yang saat ini masih banyak digunakan untuk
keperluan transportasi dan energi.

2. Rumusan Masalah
Apa saja unsur dan materi penyusun bahan bakar biofuel?
3. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami unsur dan
materi penyusun biofuel.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bio-Fuel
Biofuel (bahan bakar nabati) merupakan bahan bakar yang diolah dari
bahan-bahan organik biomassa.Kata “bio” bahan yang dikandung pada biofuel
berasal dari senyawa mahluk hidup seperti hewan dan tumbuhan sehingga
bahan dasar untuk pembuatan biofuel merupakan sumber daya alam yang dapat
di perbarui.
Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik
kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industridan pertanian);
fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen
untukmenghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau
fermentasi tebuatau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi
dari hutan(menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan
bakar).

2. Jenis-Jenis Bio-Fuel

a. Energi Bahan Bio dari limbah


Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu
mengurangi berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan,
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah
kaca. Uni Eropa telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti
potensi energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan kontribusi bagi
pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa pada tahun
2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio:
limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah
terbiodegradasi yang lain.

4
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena
limbah yang dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik. Secara
kolektif gas-gas ini dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat
pembuangan akhir sampah. Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung
untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik.
Landfill gas mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di dalam
gas alam. Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari
tempat penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer
merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas
rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi karbondioksida.
Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga
memproduksi metana CH4.
b. Biodesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel
diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan
merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama
kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME). Minyak
dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi
kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol
dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan
diesel mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk
penggunaan 100% biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi
rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang
dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran
biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan
bakar.
Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota beroperasi
menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh
cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada

5
awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat
kali lipat menjadi 1 miliar galon. Proses pembuatan biodesel mempunyai
Senyawa utamanya adalah ester. Ester mempunyai rumus bangun sebagai
berikut :

O
ǁ
R – C – O – R’
Rumus bangun ester

Biodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. Asam lemak


dari minyak lemak nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan
produk samping berupa gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi.

Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar.


Bahan baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam
yang dimiliki suatu negara, minyak kanola di Jerman dan Austria, minyak
kedelei di Amerika Serikat, minyak sawit di Malaysia, dan minyak kelapa di
Filipina Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak
nabati, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung,
dan lain-lain.

Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel


harus mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah
satu sifat fisik yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak
nabati sendiri dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi
sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin
diesel. Perbandingan sifat fisik dan kimia biodiesel dengan minyak solar
disajikan pada Tabel dibawah

6
Sifat fisik/kimia Biodiesel Solar
Komposisi Ester alkil Hidrokarbon
Densitas,g/ml 0,8624 0,8750
Viskositas,cSt 5,55 4,6
Titik kilat,oC 172 98
Angka setana 62,4 53
Energi yang dihasilkan 40,1 MJ/kg 45,3 MJ/kg
Perbandingan sifat fisik dan kimia biodiesel dan solar

Dibandingkan dengan minyak solar, biodiesel mempunyai beberapa


keunggulan. Keunggulan utamanya adalah emisi pembakarannya yang ramah
lingkungan karena mudah diserap kembali oleh tumbuhan dan tidak
mengandung SOx. Perbandingan emisi pembakaran biodiesel dengan minyak
solar disajikan dalam Tabel di bawah

Senyawa emisi Biodiesel Solar


SO2,ppm 0 78
NO,ppm 37 64
NO2,ppm 1 1
CO,ppm 10 40
Pertikulat,mg/Nm3 0,25 5,6
Benzen,mg/Nm3 0,3 5,01
Toluen,mg/Nm3 0,57 2,31
Xilen,mg/Nm3 0,73 1,57
Etil 0,3 0,73
benzene,mg/Nm3
Perbandingan emisi pembakaran biodiesel dengan solar

7
Selain itu, beberapa keunggulan biodiesel yang lain adalah :
a) Lebih aman dalam penyimpanan karena titk kilatnya lebih tinggi

b) Bahan bakunya terbaharukan

c) Angka setana tinggi.

Proses pembuatan Biodiesel pada umumnya menggunakan reaksi


metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak
nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium
methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan
produk ikutan gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut.

Biofuel adalah bahan bakar yang dibuat dengan suatu proses kimia
berupa transesterifikasi melalui perengkahan gliserin dari minyak nabati.
Perengkahan minyak atau lemak dari tumbuhan menjadi bahan bakar (diesel
dan gasoline) telah menjadi topik penelitian yang menarik dan diwacanakan
sebagai sumber bahan bakar alternatif yang paling mungkin dikembangkan.

8
Indonesia belum memproduksi Biofuel jenis bahan bakar bensin,
berbagai ilmuan masih terus melakukan penelitian untuk produksi Biofuel jenis
bahan bakar bensin seperti yang dilakukan oleh Nazarudin dkk tahun 2007
telah melakukan penelitian berjudul The Effect Of The Addition Of Alkaline
Metals (K,Li,Na) To Ni-Charcoal Catalyst In The Convertion Of Crude Palm
Oil (CPO) Into Gasoline Through Catalytic Niacking, dari penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa Penambahan logam Kalium pada katalis Ni-karbon
sebanyak 0,5 % - 1,5 % berat mengakibatkan penurunan konversi bensin dari
12,25 % menjadi 8,5 %. Penambahan logam Litium pada katalis Ni-karbon
memberikan pengaruh negatif pada hasil konversi bensin kecuali pada
penambahan 1,5 % berat meningkatkan konversi bensin sebesar 6,5gram atau
3,25 %. Penambahan logam Natrium pada katalis Ni- karbon sebanyak 0,5 %
berat mengakibatkan kenaikan konversi bensin sebesar 29,5gram atau 120,4 %.

Dalam penelitian lain, ditemukan salah satu bahan yang dapat digunakan
untuk memproduksi Biofuel dari CPO bahkan bahan tersebut merupakan
produk sampingan dari produksi CPO itu sendiri yaitu arang dari ketel uap
pabrik pengolahan kelapa sawit, penelitian dilakukan oleh Nazarudin dkk pada
tahun 2006 yang berjudul Aktivasi, Karakterisasi Arang Dari Ketel Uap PTPN
VI Sungai Bahar Jambi Dan Uji Aktiviatasnya Pada Perengkahan CPO
Menjadi Bensin yang menyimpulkan bahwa Arang dapat ditingkatkan
aktivitasnya dan dapat digunakan sebagai katalis perengkahan CPO menjadi
bensin.

c. Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja
dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar).

9
Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai
ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk
primernya. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable).
Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat
penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan
pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

a) Biomassa Seagai Sumber energy


Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber
energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan
maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman
pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang
dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan
langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena
kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan
terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya,
karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada
memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat
penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi
lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk
sumber energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa
sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk
utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu,
jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya
sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.

10
b) Prinsip Pembakaran Bahan Bakar
Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar
dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon
(C), Hidrogen (H) dan Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi
yang penting terhadap energi yang dilepaskan adalah C dan H. Masing-
masing bahan bakar mempunyai kandungan unsur C dan H yang berbeda-
beda. pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete
combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion).
Pembakaran sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan
oksigen hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O
dan seluruh S menghasilkan SO 2. Sedangkan pembakaran tak sempurna
terjadi apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi
dengan oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO 2. Keberadaan
CO pada hasil pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung
secara tidak lengkap.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai
entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan
dari proses pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan
sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV).
HHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair
sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk
uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang
diperlukan untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah
udara teoritis (atau stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk
pembakaran lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis.
Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess air yang
umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering digunakan untuk
mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses pembakaran

11
tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran lengkap terjadi
ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran
disebut sebagai pembakaran sempurna.
c) Pemanfaatan Enegi Biomassa
Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan
teknologi untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk
konversi biomassa, dijelaskan pada Gambar . Teknologi konversi biomassa
tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk
mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang
dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan
bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi
termokimiawi dan konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan
teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah
dapat langsung dibakar.
Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi
untuk kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan
teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya
reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi
biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan
mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

12
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Biofuel merupakan bahan bakar yang terbuat dari biomassa yang dapat
diperbarui. Bahan bakar ini berasal dari tumbuhan dan hewan, dan dapat diubah
menjadi energi melalui proses fermentasi dan destilasi. Biofuel memiliki berbagai
manfaat, diantaranya adalah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan
energi terbarukan, dan mengurangi dependensi terhadap bahan bakar fosil. Biofuel
merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai
pengganti bahan bakar fosil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Putra Iwana (2022).”Mengenal Berbagai Macam dan Manfaat Biofuel”,


https://solarindustri.com/blog/pengertian-biofuel/ .

Kawaroe, M., Prartono, T., Sunuddin, A., Sari, D. W., & Augustine, D. (2019).
Mikroalga potensi dan pemanfaatannya untuk produksi bio bahan bakar. PT Penerbit
IPB Press.

Rompas, R. M., Kawung, N. J., & Tilaar, S. O. (2018). Bahan Bakar Nabati.
Deepublish.

Hasan, F. F., Tarigan, B., & Anasril, A. (2022). PENGARUH BANYAKNYA


PENAMBAHAN MINYAK GORENG BEKAS KE MINYAK SOLAR TERHADAP
NILAI PANAS BAHAN BAKAR YANG DIHASILKAN. Buletin Utama Teknik,
17(2), 129-132.

14
Suatu rumah tangga desa memakai sebuah lampu petromak yang sudah dimodifikasi
untuk gas bio selama 6 jam/hari. Apabila lampu modifikasi ini menggunakan gas bio
sebanyak 150 lt/jam, berapakah kebutuhan bahan baku isiannya?

Jawab:Gas bio sebanyak 150 lt/hari x 6 jam/hari = 900 lt/hari. Apabila dipakai faktor
keamanan 80 % maka unit produksi gas bio harus mampu meproduksi:

900 + (80%)(900) = 1630 lt/hari = 1.63 m3/hari

Bila kita gunakan nilai produksi 0.25 m3 gas bio per kg total solid (TS) kotoran sapi
(setara dengan 250 lt gas bio/kg TS), maka kebutuhan TS per hari adalah :

1630/250 = 6.25 kg TS/hari

Berat TS = 0.18 berat kotoran basah

Sehingga kotoran sapi yang dibutuhkan adalah :

6.25/0.18 = 36.22 kg kotoran sapi/hari ≈ 37 kg kotoran sapi/hari

Dengan perbandingan canpuran 1 kg kotoran sapi : 1 kg air

Maka bahan baku isian (bbi) yang diperlukan adalah :

(2)(37) = 74 kg bbi/hari atau 74 lt bbi/hari

15

Anda mungkin juga menyukai