Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN AGROINDUSTRI PERKEBUNAN


BIOFUEL, BIODIESEL, BIOETHANOL, DAN BIOGAS

Disusun Oleh :
1. Maharanie Rase Rachman. (D41161936)
2. Kristianus Sano (D41161950)
3. Finovia Nurianti Kobar K. (D41162015)
4. Galih Ulin Nuha (D41162032)

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN AGROINDOSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. penyusun panjatkan, karena berkat


rahmat serta bimbingan-Nya kamii berhasil menyelesaikan makalah ini . Adapun
makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Agroindustr
Perkebunan. Semoga makalah ini memberikan informasi yang berguna bagi
masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini serta refrensi dan sumber-sumber informasi yang kami
peroleh.

Jember, 26 Mei 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian biofuel,biodiesel,bioethanol,biogas ........................... 2
B. Perbedaan biofuel,biodiesel,bioethanol,biogas ............................. 2
C. Sumber biofuel,biodiesel,bioethanol,biogas ................................. 4
D. Pengolahan biofuel,biodiesel,bioethanol,biogas ........................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin hari, persediaan bahan bakar di muka bumi semakin menipis.
Sementara itu, manusia terus bertambah sehingga kebutuhan energi justru
semakin meningkat dengan adanya perkembangan teknologi. Oleh sebab itu,
diperlukan macam macam energi alternatif untuk mengganti bahan bakar
yang memang merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mendapatkan sumber energi
alternatif. Untungnya, ternyata di sekitar kita terdapat macam-macam energi
alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi minyak yang
tentunya tidak merusak lingkungan. Selain sebagai penghasil energi alternatif,
energi alternatif yang ada hendaknya lebih baik dari bahan bakar sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Biofuel, Biodiesel, Biotanol, dan Biogas ?
2. Apa perbedaan dari Biofuel, Biodiesel, Biotanol, dan Biogas ?
3. Bagaimana teknik pengolahannya ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Biofuel, Biodiesel, Biotanol, dan Biogas
2. Mengetahui perbedaan dari Biofuel, Biodiesel, Biotanol, dan Biogas
3. Mengetahui teknik pengolahannya

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Setiap Energi


1. Biofuel
Biofuel adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-
bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung
dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial,
domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel:
pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga,
limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran
hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga
60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk
menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan
kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan
ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk
menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan
perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan
bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan
dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar
fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan
bakar transportasi di Brasil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa
meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang
digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida
di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon
yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit
meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul
keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam praktiknya).

ii
Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi
serta meningkatkan keamanan energi.
Pada umumnya ada empat cara dalam memperoleh biofuel yaitu:
 Dari pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah
tangga, limbah industri dan pertanian).
 Dari sebuah fermentasi limbah basah seperti kotoran hewan, tanpa
oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen
metana).
 Fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester.
 Energi dari hutan yang menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat
tumbuh sebagai bahan bakar.
2. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran
mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai
alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk
mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan
membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak
seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang
mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat
menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering
digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan
bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah
pelumas.
Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk
menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama
dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat
menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan
dijual dengan menggunakan infrastruktur zaman sekarang.
Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat,
terutama di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar

i
masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar.
Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel
kepada konsumen dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan
biodiesel sebagai bahan bakar.
3. Bioetanol
Bioetanol merupakan bahan bakar dari tumbuhan yang memiliki
sifat menyerupai minyak premium. Bioetanol adalah etanol yang
dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses
distilasi. Proses distilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar 95%
volume, untuk digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih
dimurnikan lagi hingga mencapai 99 % yang lazim disebut fuel grade
etanol.
Bioetanol adalah bahan bakar utama yang digunakan sebagai
pengganti bensin untuk kendaraan, khususnya di negara-negara maju.
Bahan bakar bioetanol terutama dihasilkan oleh proses fermentasi gula,
meskipun juga dapat diproduksi dengan proses kimia untuk mereaksikan
etilen dengan uap.
Sumber utama gula yang dibutuhkan untuk memproduksi
etanol—seperti yang sudah disinggung di atas—berasal dari bahan bakar
atau tanaman penghasil energi. Tanaman tersebut seringkali ditanam
secara khusus untuk diubah menjadi energi, termasuk tanaman jagung,
gandum, pohon willow, jerami, buluh rumput kenari, rumput tali,
artichoke Yerusalem, tanaman myscanthus dan tanaman sorghum. Ada
juga penelitian dan pengembangan yang sedang berlangsung dalam
penggunaan limbah padat dari perkotaan untuk menghasilkan bahan
bakar etanol.
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) adalah cairan yang tidak
berwarna, bersifat biodegradable—mudah terurai, rendah toksisitas dan
menyebabkan sedikit polusi lingkungan jika tumpah. Etanol terbakar
untuk menghasilkan karbon dioksida dan air. Etanol adalah bahan bakar
oktan tinggi yang menggantikan timbal sebagai penambah oktan bensin.

ii
4. Biogas
Biogas adalah merupakan gas yang berasal dari aktivitas
anaerobik atau fermentasi bahan-bahan organik, termasuk diantaranya
seperti: kotoran hewan ternak sapi, limbah domestik, sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama pada biogas yaitu metana dan
karbondioksida.
Biogas yaitu campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri penghasil
metan yang disebut dengan Metanogenik, hal ini dapat terjadi pada
material-material yang bisa terurai secara alami dalam kondisi Anaerobik.
Biogas merupakan gas yang dapat dihasilkan dari proses bahan-
bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa bantuan oksigen
(anaerobik). Biogas merupakan campuran dari beberapa gas dengan
komponen utama seperti gas metana dan gas karbondioksida. Itulah diatas
beberapa penjelasan mengenai biogas.
B. Perbedaan Setiap Energi
Biofuel yaitu daya yang terbuat dari materi hidup, umumnya
tanaman. Bioetanol, biodiesel, dan biogas yaitu jenis biofuel. Biofuels
dikira daya paling barukan, kurangi peran berbahan bakar fosil, dan sudah
memperoleh perhatian dalam transisi ke ekonomi rendah karbon. oleh
karena itu pertamina mulai mengganti bahan bakar nabati, maka
gunakanlah pertamina solusi bahan bakar berkualitas dan ramah
lingkungan.
Bioetanol yaitu adalah bahan bakar paling di kenal baik sebagus
biofuel dan adalah alkohol yang dibuat dari jagung, sorgum, kentang,
gandum, tebu, bahkan juga biomassa seperti batang jagung dan limbah
sayuran. Hal semacam ini umumnya digabung dengan bensin. Tetapi,
tanaman dengan cara spesial untuk jenis biofuel tak ideal karena daya yang
diperlukan bertemu dengan permasalahan efek lingkungan, dan emisi yang
berkaitan dengan panen dan transportasi, belum lagi keterkaitannya
dengan penambahan harga pangan global. Tetapi, produksi bioetanol di
Amerika Serikat sudah bertambah mulai sejak th. 1990-an. Nyaris

i
semuanya bensin sekarang ini di jual di AS digabung 10% ethanol karena
jadi standard bahan bakar paling barukan (renewable fuel standard-rfs).
Keperluan itu diberlakukan pada th. 2005, namun diperluas sebagai bagian
dari 2007 ketergantungan daya dan security act. Pada 2012, 12, 95 milyar
galon bioetanol di produksi didalam negeri. Industri didukung yang kuat
(termasuk juga subsidi) dengan UU Pertanian AS Th. 2008 (Farm Bill
2008), tetapi support ini mungkin akan alami penurunan pada th. 2014.
Biodiesel yaitu minyak dari tumbuhan atau hewan yang sudah
dipakai sebagai alternatif atau digabung dengan minyak solar di mobil dan
armada industri dengan mesin diesel. Eksportir terpenting biodiesel
(kedelai) yaitu Argentina yang pada Desember 2013 ajukan keluhan ke
Pertemuan WTO Ketiga pada Uni Eropa untuk meletakkan pajak impor di
biodiesel, namun menyikapi keinginan tempat lain dengan tingkatkan
ekspor ke Amerika Serikat yang membuat biodiesel sendiri juga sejumlah
1. 1 miliar galon pada 2012. Biodiesel juga sudah didukung dari
pemerintah dan akan dipengaruhi oleh penurunan Renewable Fuel
Standard (RTS), kriteria untuk diesel ditambahkan pada th. 2007. Jelantah
atau minyak dari memasak dapat juga dikonversi ke biodiesel dan lebih
berkepanjangan karena product sambilan dari sistem lain. Mesin diesel
dengan cara automatis bisa menggerakkan off kombinasi dengan 20% atau
kurang biodiesel. Diatas 20% biodisel atau dari minyak nabati dari
memasak memerlukan penyesuaian. Pusat daur lagi lokal dan regional
sudah membuat biodiesel lebih gampang dibuka, namun ada batas untuk
pemrosesan taraf besar untuk biodiesel dari minyak goreng serta bahan
baku basic karena punya pengaruh pada harga pangan. Gas alam dan
bahan bakar alternatif kendaraan murah seperti hibrida dan mobil listrik
juga menukar keinginan untuk biodiesel. Yuk melancong ke destinasi
wisata menarik menggunakan jasa travel terpercaya jakarta free walking
tour, pilihan paket sudah tersedia lengkap dan murah.
Biogas di buat sebagai product sambilan dari membusuk tanaman
dan hewan limbah di lingkungan dengan tingkat rendah oksigen : tempat
pembuangan sampah, sarana pemrosesan limbah, dan susu. Biogas terdiri

ii
terlebih dari metana dan karbon dioksida (gas tempat tinggal kaca), hingga
insentif yang kuat untuk melindungi biogas dari masuk atmosfer. Biogas
bisa di tangkap dan dipakai untuk transportasi, memasak, dan listrik.
Selanjutnya mengenai faedah sini. Ini sesungguhnya sudah dipakai
sepanjang beratus-ratus tahun. Di negara berkembang, taraf mikro atau
rumah tangga proyek menyebar di th. 1970 dengan sekitaran 4 juta biogas
tanaman sekarang ini di India dan 27 juta di Cina. Tetapi, studi tunjukkan
kalau banyak tanaman di daerah pedesaan tak berperan karena kurangnya
pemeliharaan dan membutuhkan perbaikan hingga pemakaiannya pada
hari esok memerlukan jaringan operasional untuk menangani
permasalahan ini.
C. Sumber Bahan Baku
1. Biofuel
Berikut ini sumber daya alam yang berpotensi sebagai bahan dasar
pembuatan biofuel :
Isi
Nama Lokal Nama Latin Sumber Minyak P / NP
% Berat Kering
Jarak Pagar Jatropha Curcas Inti biji 40-60 NP
Jarak Kaliki Riccinus Communis Biji 45-50 NP
Kacang Suuk Arachis Hypogea Biji 35-55 P
Kapok / Randu Ceiba Pantandra Biji 24-40 NP
Karet Hevea Brasiliensis Biji 40-50 P
Kecipir Psophocarpus Tetrag Biji 15-20 P
Kelapa Cocos Nucifera Inti biji 60-70 P
Kelor Moringa Oleifera Biji 30-49 P
Kemiri Aleurites Moluccana Inti biji 57-69 NP
Kusambi Sleichera Trijuga Sabut 55-70 NP
Nimba Azadiruchta Indica Inti biji 40-50 NP
Saga Utan Adenanthera Pavonina Inti biji 14-28 P
Sawit Elais Suincencis Sabut dan biji 45-70 + 46-54 P

i
Nyamplung Callophyllum Inti biji 40-73 P
Lanceatum
Randu Alas Bombax Malabaricum Biji 18-26 NP
Sirsak Annona Muricata Inti biji 20-30 NP
Srikaya Annona Squosa Biji 15-20 NP

 Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel yaitu alkohol dan ester.
Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan
bakar fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada
mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
 Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama
adalah menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan
sorgum manis) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung),
lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol.
Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak
sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, atau alga. Saat
dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa
langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses
secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel.
2. Biodiesel
Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh
berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumber daya utama yang
banyak terdapat di suatu tempat / negara. Indonesia mempunyai banyak
sumber daya bahan baku diesel. Sumbernabati potential bahan
baku biodiesel di Indonesia dapat dilihat pada

Tabel Sumber Nabati Potential Sebagai Bahan Baku Biodiesel


Nama lokal Nama Latin Sumber minyak
Jarak Pagar Jatropa Curcas Inti Biji
Jarak Kaliki Riccinus Communis Biji
Kacang Suuk Arachis Hypogea Biji

ii
Kapok/ randu Ceiba Pantandra Biji
Karet Hevea Brasiliensis Biji
Kecipir Psophocarpus Tetrag Biji
Kelapa Cocos Nucifera Inti Biji
Kelor Moringan Oleifera Biji
Kemiri Aleurites Moluccana Inti Biji
Kusambi Sleichera Trijuga Sabut
Nimba Azadiruchta Indica Inti Biji
Saga Utan Adenanthera Pavonina Inti Biji
Sawit Elaeis Guineensis Sabut dan Biji
Nyamplung Callophyllum Lanceatum Inti Biji
Randu Alas Bombax Malabaricum Biji
Sirsak Annona Muricata Inti Biji
Srikaya Annona Squosa Biji

3. Bioethanol
Konversi Sumber Bahan Baku Tanaman Yang Mengandung Pati Atau
Karbohidrat Dan Tetes Menjadi Bio-Ethanol
Bahan Baku Kandungan Jmlh Hasil
Perbandingan
Gula Dalam Konversi
Konsumsi Bahan Baku dan
Jenis Bahan Baku Bioethanol
(Kg) Bioethanol
(Kg) (Liter)
Ubi Kayu 1000 250-300 166,6 6,5 : 1
Ubi Jalar 1000 150-200 125 8:1
Jagung 1000 600-700 200 5:1
Sagu 1000 120-160 90 12 : 1
Tetes 1000 500 250 4:1

Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses pembuatannya dapat


dibedakan berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu Hydrolisa
asam dan Hydrolisa enzyme. Berdasarkan kedua jenis hydrolisa tersebut,

i
saat ini hydrolisa enzyme lebih banyak dikembangkan, sedangkan
hydrolisa asam (misalnya dengan asam sulfat) kurang dapat berkembang,
sehingga proses pembuatan glukosa dari pati-patian sekarang ini
dipergunakan dengan hydrolisa enzyme. Dalam proses konversi
karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air dilakukan dengan
penambahan air dan enzyme; kemudian dilakukan proses peragian atau
fermentasi gula menjadi ethanol dengan menambahkan yeast atau ragi.
Reaksi yang terjadi pada proses produksi ethanol/bio-ethanol secara
sederhana ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
4. H2O
(C6H10O5)n ----------------------------N C6H12O6 (1)
enzyme
(pati) ------------------------------------ (glukosa)
5. (C6H12O6)n ----------------------------2 C2H5OH + 2 CO2. (2)
yeast (ragi)
(glukosa) -------------------------------- (ethanol)

4.Biogas
Rasio C/N beberapa bahan yang umum digunakan sebagai bahan baku
biogas disajikan pada Tabel Berikut Ini.

Bahan Rasio C/N

Kotoran Bebek 8

Kotoran Manusia 8

Kotoran Ayam 10

Kotoran Kambing 12

Kotoran Babi 18

Kotoran Gajah 43

ii
Jerami Padi 70

Jerami Gandum 90

Eceng Gondok 25

Batang Jagung 60

Kotoran Sapi 24

Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisaÿÿ
pertanian

Biogas
Jenis gas Kotoran sapi Campuran kotoran + sisa pertanian
Metan (CH4) 65,7 54 – 70
Karbon dioksida (CO2) 27,0 45 – 57
Nitrogen (N2) 2,3 0,5 – 3,0
Karbon monoksida (CO) 0 0,1
Oksigen (O2) 0,1 6,0
Propena (C3H8) 0,7 –
Hidrogen sulfida(H2S) – sedikit
Nilai kalor (kkal/m2) 6513 4800 – 6700

D. Teknik Pengolahan
1. Biofuel
 Ada tiga cara untuk pembuatan Biofuel:
1) Pembakaran untuk limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga,
limbah industri dan pertanian);

i
2) Fermentasi untuk limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk
menghasilkan Biogas (mengandung hingga 60 % gas Metana), atau fermentasi
tebu dan jagung untuk menghasilkan Alkohol dan Eter
3) Energi langsung dari hutan. Umumnya dihasilkan kayu-kayu kering dari
berbagai tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar. Secara esensial,
kayu bakar merupakan bahan yang amat mudah diperoleh di Indonesia dan
NTT khususnya yang sudah lama dipakai sebagai sumber energi untuk
memasak.
Selain kayu-kayu, limbah kotoran hewan-hewan tersedia cukup melimpah
utamanya di berbagai kandang ternak kotoran hewan seperti; sapi, babi, kuda,
ayam dan kambing yang terus meningkat dengan adanya budidaya massal hewan-
hewan tersebut. Kotoran hewan-hewan itu dipakai sebagai sumber energi yang
diolah dengan cara fermentasi.
Selanjutnya proses fermentasi limbah kotoran hewan menghasilkan dua tipe
biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk
menggantikan bahan bakar fosil tetapi perlu kadang-kadang diperlukan perubahan
besar pada sistem mesin. Untuk berguna jadi minyak untuk kendaraan, biofuel
biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan
kadar Karbondioksida (CO2) di Atmosfer karena berbagai tanaman yang
digunakan untuk memproduksi Biofuel mengurangi kadar Karbondioksida (CO2)
di atmosfer. Biofiel tidak seperti bahan bakar fosil umumnya yang
mengembalikan Karbondioksida (CO2) yang tersimpan di bawah permukaan
tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon
neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer,
selain itu Biofuel mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan untuk
meningkatkan keamanan energi.
2. Biodiesel
Teknologi Pembuatan Biodiesel Dari Jarak Pagar.
Prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Pengepresan biji jarak pagar

ii
Beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak yaitu rendering, teknik
pengepresan mekanis (mechanical expression) dan menggunakan pelarut (solvent
extraction).
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pemisahan minyak dari bahan yang
berupa biji-bijian dan paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang
tinggi kadar minyaknya yaitu sekitar 30-70 persen. Sebagaimana kita ketahui
bersama, minyak jarak pagar terkandung dalam bahan yang berbentuk biji dengan
kandungan minyak sekitar 35 - 45 persen. Berdasarkan hal tersebut maka metoda
ekstraksi yang paling sesuai untuk biji jarak yaitu teknik pengepresan mekanis.
Dua cara yang umum digunakan pada pengepresan mekanis biji jarak yaitu
pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller
pressing). Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan
tekanan. Tekanan yang dapat digunakan sekitar 140,6 kg/cm. Besarnya tekanan
yang digunakan akan mempengaruhi sedikit-banyaknya minyak jarak yang
dihasilkan. Untuk teknik pengepresan hidrolik, sebelum dilakukan pengepresan,
biji jarak perlu mendapat perlakuan pendahuluan berupa pemasakan. Pemasakan
biji jarak bertujuan untuk menggumpalkan protein. Penggumpalan protein
diperlukan demi efisiensi ekstraksi. Dengan pengepresan hidrolik dapat dihasilkan
rendemen minyak sampai dengan 30 persen.
Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir (screw) merupakan
teknologi yang lebih maju dan banyak digunakan di industri pengolahan minyak
jarak saat ini. Dengan cara ini biji jarak dipress menggunakan pengepresan berulir
(screw) yang berjalan secara kontinyu. Teknik ekstraksi ini tidak memerlukan
perlakuan pendahuluan bagi biji jarak yang akan diekstraksi. Biji jarak kering
yang akan diekstraksi dapat langsung dimasukkan ke dalam screw press. Tipe alat
pengepres berulir yang digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal (single
screw press) atau pengepres berulir ganda (twin screw press). Rendemen minyak
jarak yang dihasilkan dengan teknik pengepres berulir tunggal (single screw
press) sekitar 25 – 35 persen, sedangkan dengan teknik pengepres berulir ganda
(twin screw press) dihasilkan rendemen minyak sekitar 40- 45 persen. Pada

i
Gambar 1 di bawah ini disajikan diagram alir proses pengepresan biji jarak
menggunakan metode pengepresan berulir dan ekstraksi solvent.
b. Pengolahan minyak jarak
Metil ester (biodiesel) dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan melalui proses
transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah
penggantian gugus alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain dalam suatu
proses yang menyerupai hidrolisis. Namun berbeda dengan hidrolisis, pada proses
transesterifikasi yang digunakan bukanlah air melainkan alkohol. Umumnya
katalis yang digunakan adalah sodium metilat, NaOH atau KOH. Metanol lebih
umum digunakan karena harganya lebih murah, walaupun tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan jenis alkohol lainnya seperti etanol.
Transesterifikasi merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong reaksi
agar bergerak ke kanan agar dihasilkan metil ester (biodiesel) maka perlu
digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan
harus dipisahkan.
Faktor utama yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis katalis
yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan kandungan asam
lemak bebas pada bahan baku (yang dapat menghambat reaksi yang diharapkan).
Faktor lain yang mempengaruhi kandungan ester pada biodiesel diantaranya yaitu
kandungan gliserol pada bahan baku minyak, jenis alkohol yang digunakan pada
reaksi transesterifikasi, jumlah katalis sisa dan kandungan sabun.
3.Bioethanol
Produksi ethanol/bioethanol (atau alkohol) dengan bahan baku tanaman yang
mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat
menjadi gula (glukosa) larut air.
 Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik
yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane),
gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung
(corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.
Persiapan bahan baku beragam bergantung pada jenis bahan bakunya, sebagai

ii
contoh kami menggunakan bahan baku Singkong (ubi kayu). Singkong yang telah
dikupas dan dibersihkan dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar
bisa berinteraksi dengan air secara baik.
 Liquifikasi dan Sakarifikasi
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong
dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui
proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada
kondisi ini tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada
kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung
secara kimia menjadi gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai
dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti
sup. Sedangkan proses Sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula
sederhana) melibatkan tahapan sebagai berikut :
-Pendinginan bubur sampai mencapai suhu optimum Enzym Glukosa Amylase
bekerja.
-Pengaturan pH optimum enzim.
-Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan mempertahankan pH serta
temperatur pada suhu 60 derajat celcius hingga proses Sakarifikasi selesai
(dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar gula sederhana yang dihasilkan).
 Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan
selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut
dan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu
optimum 27 s/d 32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi
secara anaerob). Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku
tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Dengan kata lain,dari persiapan
baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada kondisi bebas
kontaminan. Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol
dan CO2.
Hasil dari fermentasi berupa cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah
antara 7 hingga 10 % (biasa disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 %

i
ragi menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi
ragi itu sendiri dan mematikan aktifitasnya.
 Distilasi.
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi,
pada suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan
menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap
ethanol didalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga
terkondensasi menjadi cairan ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan
bagian terpenting dari keseluruhan proses produksi bioethanol. Dalam
pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang sudah menguasai teknik
penyulingan ethanol. Selain operator, untuk mendapatkan hasil penyulingan
ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman tentang teknik fermentasi dan
peralatan distillator yang berkualitas.
Penyulingan ethanol dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :
1. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator tradisional (konvensional).
Dengan cara ini kadar ethanol yang dihasilkan hanya berkisar antara antara 20 s/d
30 %.
2. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator model kolom reflux
(bertingkat). Dengan cara dan distillator ini kadar ethanol yang dihasilkan mampu
mencapai 90-95 % melalui 2 (dua) tahap penyulingan.
 Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam bahan
bakar bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 %
atau disebut ethanol kering. Dalam proses pemurnian ethanol 95 % akan melalui
proses dehidrasi (distilasi absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain : 1.
Cara Kimia dengan menggunakan batu gamping 2. Cara Fisika ditempuh melalui
proses penyerapan menggunakan Zeolit Sintetis 3 angstrom. Hasil dehidrasi
berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat dikatagorikan sebagai Full
Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai bahan bakar motor sesuai
standar Pertamina. Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini disebut
Dehidrator.

ii
4.Biogas
Prinsip pembuatan biogas adalahÿ adanya dekomposisi bahan organik
secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang
sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan
karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama
bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55øC, dimana
pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik
secara optimal.
 Membangun instalasi biogas
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk
menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis
digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana
pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya
digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknyaÿ biogas
yang diinginkan. Lahanÿ yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester
diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah,
besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga
kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester
harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya
dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan
biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan
perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan
mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada
pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan
lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada

i
pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang
banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter
dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk
kapasitas digester 3,5 – 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup
supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14
baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2mulai menurun. Pada komposisi
CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api
pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau
seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi
secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

ii
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Saran

i
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cozer.id/jelajah/799/apa-itu-bioetanol-mengapa-disebut-pengganti-
bensin-yang-ramah-lingkungan-
http://setyablogku.blogspot.co.id/2012/05/biofuel-dan-biodiesel.html
http://krisnayanarina.blogspot.co.id/2014/09/bahan-baku-biodiesel.html
http://www.indobioethanol.com/
https://azhardiazhar.wordpress.com/2013/01/18/biogas-energi-alternatif-dengan-
bahan-baku-yang-melimpah/
http://dekfendy.blog.uns.ac.id/2009/12/15/membuat-biogas-dari-kotoran-ternak/
https://ginkalilah.weebly.com/home/apa-perbedaan-biofuel-bioethanol-biodiesel-
dan-biogas

ii

Anda mungkin juga menyukai