Anda di halaman 1dari 13

BIOENERGI (ENERGI BIOMASSA)

PENGANTAR ENERGI TERBARUKAN

Dosen :
Dr. Aman Santoso, M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 (OFFERING J)

Aini Amelia (210332626451)


Dwi Novita Alfiana (210332626437)
Khalishah Najla Nursyaf (210332626509)
Nabilah Salma Nur Azizah Prayogo (210332626498)
Saidatul Kholidia (210332626434)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur 65145
RINGKASAN

Saat ini, kebutuhan akan bahan bakar minyak di Indonesia terus meningkat.
Dari tahun ke tahun, perkembangan teknologi dan jumlah penduduk bertambah,
diperkirakan rata-rata kebutuhan energi di Indonesia naik sekitar 7% dalam kurun
waktu sepuluh tahun terakhir. Akibatnya cadangan minyak bumi mengalami
kelangkaan, sehingga dapat diatasi dengan beralih menggunakan bioenergi. Bioenergi
termasuk salah satu jenis energi terbarukan yang diperoleh dari biomassa sebagai fraksi
produk biodegradasi limbah pertanian, industri, kehutanan, maupun limbah kota.
Sumber energi biomassa merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui, sehingga
dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan dan dapat digunakan terus
menerus. Potensi biomassa yang tersedia dari sektor pertanian ( tanpa
industri kayu, kehutanan, jagung) adalah sekitar 441,1 juta GJ. Pada kondisi sama yaitu
pada tahun 2000 diperhitungkan sekitar 430 juta GJ, atau sekitar 470 juta GJ (jika
residu industri kayu dimasukkan). Jika diperhitungkan tersedianya bioenergi dari
hasil pokok komoditas pertanian (nira, gula, minyak, dll), maka diperkirakan Indonesia
dapat menyediakan bioenergi secara potensial sejumlah 360,99 juta GJ, sehingga
jumlah totalnya sekitar 802,09 juta GJ. Beberapa hasil pertanian yang mengandung
minyak seperti biji randu (Ceiba Petandra), jarak pagar, sawit, kelapa, dan lain-lain
dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel pengganti solar. Namun, pemanfaatan bioenergi
dalam sektor pertanian semakin meningkat dan lahan pertanian semakin terbatas. Untuk
mengatasi masalah yang terjadi, perlu dilakukan riset dan inovasi teknologi baru untuk
memproduksi biomassa. Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah juga
memberikan dampak positif pada segi ketahanan energi, ekonomi, sosial, serta
lingkungan yang dapat mengurangi tingkat polusi di dunia dengan mengkonversi
sampah menjadi sumber energi yang berguna, dapat mencegah kelaparan dan
memperkuat sektor pangan, serta dapat membantu membuka peluang bagi tenaga kerja.
Penggunaan biomassa merupakan pilihan yang lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil, sekaligus dapat membantu
mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca. Meskipun Indonesia memiliki bahan
baku pembuatan biomassa yang sangat besar, tetapi perkembangan biomassa di
Indonesia belum terlalu baik, hal ini dikarenakan kurangnya teknologi atau alat yang
digunakan untuk mengolah bahan baku yang tersedia menjadi biomassa. Kalaupun ada,
biaya yang dikeluarkan juga cukup tinggi. Selain itu, kurangnya dorongan dari
Pemerintah terhadap potensi ini juga menjadi penyebab mengapa perkembangan
biomassa di Indonesia belum terlalu baik.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bioenergi
(Energi Biomassa) tepat pada waktunya dan dalam kondisi yang sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Energi Terbarukan yang diampu oleh Dr. Aman Santoso, M.Si. Selain untuk
melaksanakan tugas, tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memberikan informasi atau menambah wawasan tentang Bioenergi,
yaitu Energi Biomassa bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Dalam kesempatan
ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Aman Santoso,
M.Si yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dan semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga makalah ini tersusun
tepat pada waktu yang ditentukan.
Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa-mahasiswi yang pengetahuannya
belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan
mohon maaf apabila terjadi kesalahan dan kekurangan dari penulis dalam penulisan
makalah. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang memerlukannya.

Malang, 08 September 2021

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………. 1
1.3. Tujuan……………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 2
2.1. Pengertian Bioenergi (Energi Biomassa)………………………….. 2
2.2. Fungsi Bioenergi (Energi Biomassa) dalam Kehidupan Manusia. 3
2.3. Bioenergi Sebagai Pengganti Minyak Bumi………………………. 4
2.4. Perkembangan Bioenergi di Indonesia……………………………. 5
2.5. Apa peranan penting bioenergi dalam kehidupan manusia……….. 6
2.6. Apa dampak positif dan negatif bioenergi bagi kehidupan manusia. 7
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. 8
3.1. Kesimpulan………………………………………………………… 8
3.2. Saran……………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kebutuhan akan bahan bakar minyak di Indonesia terus meningkat di era
industri 4.0. Meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak sejalan dengan
perkembangan teknologi dan jumlah penduduk yang bertambah dari tahun ke tahun.
Perkembangan bahan bakar minyak yang semakin melesat menyebabkan ekspolitasi
dan cadangan minyak bumi mengalami kelangkaan. Salah satu upaya untuk mengatasi
kelangkaan minyak bumi dengan beralih mengunakan bioenergi. Bioenergi merupakan
energi yang didapat dari organisme biologis atau bahan organik. Bioenergi saat ini
menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang semakin dibutuhkan oleh manusia.
Bioenergi tidak hanya dimafaatkan sebagai listrik tetapi juga sebagai bahan bakar.
Bioenergi menghasilkan tiga jenis sumber energi yaitu biofuel, biogas, dan biomassa
padat. Pemanfaatan bioenergi sebagai bahan bakar alternatif pada biofuel yang terdiri
dari biodiesel, bioethanol, pure plant oil. Perkembangan bioenergi sebagai bahan bakar
alternatif dapat mengurangi penggunaan minyak bumi dan mengatasi ancaman
keamanan energi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bioenergi?
2. Apa fungsi bioenergi dalam kehidupan manusia?
3. Bagaimana bioenergi dapat menjadi pengganti minyak bumi?
4. Bagaimana perkembangan bioenergi di Indonesia?
5. Apa peranan penting bioenergi dalam kehidupan manusia?
6. Apa dampak positif dan negatif bioenergi bagi kehidupan manusia?

1.3. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian bioenergi
2. Mendiskripsikan fungsi bioenergi dalam kehidupan manusia
3. Mendiskripsikan bioenergi dapat menjadi pengganti minyak bumi
4. Mendiskripsikan perkembangan bioenergi di Indonesia
5. Mendiskripsikan peranan penting bioenergi dalam kehidupan manusia
6. Mendiskripsikan dampak positif dan negatif bioenergi bagi kehidupan manusia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bioenergi ( Energi Biomassa )


Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya ada sangat banyak ragam energi yang
dapat ditemui. Energi tersebut masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam
keseharian kita. Penggunaan energi yang terus menerus meningkat setiap saatnya
membuat manusia harus mempunyai alternatif lain dari energi yang sudah ada saat ini.
Jenis energi bisa dibagi menjadi 2, yaitu energi yang terbarukan dan energi yang tidak
terbarukan.

Energi terbarukan adalah sebuah alternatif lain atas pemngembangan dari


berbagai sumber daya yang sudah ada. Karena semakin tinggi permintaan atas energi
akhirnya membuat peneliti untuk terus mengembangkan sumber daya yang bisa
digunakan dalam jangka waktu yang panjang tanpa harus takut untuk habis jika
digunakan. Energi yang terbarukan saat ini terus semakin gencar dikembangkan hingga
akhirnya beberapa negara di dunia sudah mulai meninggalkan energi yang tidak
terbarukan secara perlahan dan pasti. Saat ini Indonesia sendiri juga sudah
mengedepankan teknologi yang ramah terhadap lingkungan dan minim untuk
menggunakan energi yang tidak terbarukan. Sedangkan, energi yang tidak terbarukan
adalah salah satu solusi untuk sumber daya yang paling mudah untuk digunakan. Selain
membutuhkan proses yang lebih singkat, energi yang tidak terbarukan juga awalnya
sangatlah berlimpah sehingga manusia terus melakukan eksploitasi secara besar –
besaran. Ketergantungan manusia atas energi yang tidak terbarukan semakin meningkat
ketika jumlah kendaraan pribadi terus bertambah.

Bahan bakar fosil adalah salah satu energi yang tidak terbarukan yang paling
banyak digunakan dalam keseharian hidup manusia. Bahan bakar fosil sangatlah mudah
untuk digunakan sehingga menjadi sumber energi utama untuk menggerakkan
kendaraan yang ada. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan teknologi
membuat manusia sadar akan keterbatasan dari energi tersebut. Mesin – mesin yang
ada juga berhasil dibuat semakin efisien dan dipersiapkan dengan kadar emisi yang jauh
lebih rendah dari sebelumnya untuk mengurangi jumlah polusi yang berbahaya bagi
kehidupan. Hingga akhirnya dalam waktu terakhir ini beberapa negara bisa sukses
untuk mengurangi jumlah kendaraan yang membutuhkan bahan bakar fosil dan
menggantinya dengan menggunakan energi terbarukan yang jauh lebih aman dan
efisien untuk digunakan. Disini akan dibahas lebih lanjut mengenai energi yang
terbarukan yaitu bioenergi ( energi biomassa ).

Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari biomassa sebagai fraksi produk
biodegradasi, limbah, dan residu dari pertanian (berasal dari nabati dan hewani),
industri kehutanan, dan juga sebagian kecil biodegradasi dari limbah industri maupun
kota. Bioenergi juga dapat diartikan sebagai energi yang diperoleh atau dibangkitkan
dan berasal dari biomassa. Biomassa juga dapat diartikan sebagai bahan organik
yang dihasilkan melalui proses fotosintesis baik berupa produk maupun buangan.
Energi produksi biomassa adalah energi yang terkandung pada input pertanian (bibit,
pupuk, agrokimia lain), energi yang langsung digunakan, energi tenaga kerja, dan
energi mesin pertanian.


Contoh biomassa yaitu seperti : Tanaman, pepohonan, ubi, rumput, limbah
hutan, limbah pertanian, tinja dan kotoran ternak. Biomassa biasanya digunakan
untuk tujuan primer serat bahan pangan pakan ternak minyak nabati dan sebagainya
biomassa juga digunakan sebagai sumber energi atau bahan bakar. Potensi
biomassa yang ada di Indonesia banyak yang bisa digunakan sebagai sumber energi
dan jumlahnya sangat melimpah, tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan
limbah yang cukup besar sehingga dapat dipergunakan untuk kebutuhan lain seperti
bahan bakar nabati, agar biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar maka
diperlukan teknologi untuk mengkonservasinya.
Biomassa dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu :
- Biogas, adalah sumber bahan bakar berbentuk gas metana yang dihasilkan oleh
kotoran hewan atau kotoran ternak.
- Biodiesel, adalah sumber bahan bakar cair yang digunakan sebagai alternatif
dari minyak bumi ( solar ) untuk mesin diesel. Berasal dari tumbuhan. Contoh :
minyak yang berasal dari biji jarak dan kelapa sawit.
- Bioethanol, adalah sumber bahan bakar cair sebagai alternatif dari minyak bumi
( bensin ) untuk kendaraan. Bioethanol dapat dibuat dari beragam tanaman
seperti tebu, kentang, singkong, ubi jalar dan jagung.
- Biobriket, adalah sumber bahan bakar alternatif yang berasal dari sekam serbuk
kayu, serbuk gergaji.

2.2. Fungsi Bioenergi ( Energi Biomassa ) dalam Kehidupan Manusia


Perkembangan kebutuhan energi dunia yang dinamis di tengah semakin
terbatasnya cadangan energi fosil serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
hidup, menyebabkan perhatian terhadap energi terbarukan semakin meningkat,
terutama pada sumber-sumber energi terbarukan di sektor pertanian seperti komoditi
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Secara khusus, diungkapkan
komoditas-komoditas utamanya, yaitu padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit,
tebu, jarak pagar, sagu serta ternak besar (sapi/kotoran sapi). Potensi bioenergi asal
residu biomassa tanaman dari sektor pertanian (tanpa industri kayu kehutanan, jagung)
adalah sekitar 441,1 juta GJ. Pada kondisi sama pada tahun 2000 diperhitungan sekitar
430 juta GJ, atau sekitar 470 juta GJ jika residu industri kayu
dimasukkan. Jika diperhitungkan tersedianya bio-energi dari hasil pokok komoditas
pertanian (nira, gula, minyaknya dll), maka diperkirakan Indonesia dapat menyediakan
bioenergi secara potensial sejumlah 360,99 juta GJ, sehingga jumlah totalnya sekitar
802,09 juta GJ. Sebagai perbandingan, nilai tersebut kira-kira setara dengan
pengoperasian terus menerus lebih dari 25 ribu unit pembangkit listrik tenaga energi
terbarukan skala menengah ukuran 10 MW yang saat ini sedang dikampanyekan.
Sektor pertanian selain sebagai penghasil energi terbarukan sekaligus merupakan
pengguna potensial. Perhitungan keseimbangan antara produksi dan penggunaan energi
terbarukan di sektor pertanian, perlu dikaji secara terus menerus, seiring dengan
perkembangan teknologi di bidang energi dan pertanian. Evaluasi ini
akan bermanfaat untuk menilai efisiensi kegiatan agribisnis di Indonesia dari segi
peningkatan produktivitas pertanian nasional dan pelestarian lingkungan melalui energi
terbarukan.
Penggunaan biomassa sebagai sumber energi memiliki fungsi yang sangat
penting karena harga dan ketersediaan biomassa ditentukan oleh kondisi lokal sehingga
lebih murah dan stabil, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, menyediakan
lapangan kerja, dan meningkatkan ketahanan energi. Jika biomassa dapat dihasilkan


secara lestari sesuai dengan harapan yaitu menjadi revolusi hijau yang lestari dan
berkesinambungan dengan management yang baik, lingkungan pun akan semakin
terjaga. Namun demikian, peningkatan permintaan terhadap energi dan pangan akibat
meningkatnya jumlah penduduk, di tengah keterbatasan lahan pertanian dan daya
dukung lingkungan, mengharuskan terus dilakukan reset dan inovasi teknologi baru
untuk memproduksi biomassa dan mengkonversi energi secara efisien dalam skala
besar.
Pemilihan jenis biomassa yang tepat dilakukan berdasarkan keseimbangan
energi bersih, emisi gas, rumah kaca, biaya produksi dan logistik. Teknologi terbaik
yang tersedia dan daya dukung lingkungan ekologi setempat. Biomassa untuk sumber
energi dapat digunakan secara langsung maupun setelah diolah menjadi briket, biopelet,
biocoke, arang, bio oil maupun syn-gas. Pemilihan produk penyimpanan energi ini
tergantung dari karakteristik bahan baku, kapasitas pembakaran dan kandungan energi
serta bentuk produk yang sesuai dengan teknologi yang diaplikasikan. Biomassa telah
digunakan untuk mrncukupi hamper 10% konsumsi energi primer di masyarakat secara
tradisional. Biomassa diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu biomassa kayu dan
bukan kayu (Borman 1998). Sebagian besar biomassa dihasilkan dari kayu huta.
Tanaman hutan dapat menyimpan energi biomassa dalam jumlah yang sangat besar
dalam waktu Panjang. Biomassa dari larutan memiliki produktivitas tinggi, tetapi
cadangan yang tersedia relative sedikit karena daur hidupnya sangat singkat.
Terkait dengan bioenergi sebagai salah satu sumber energi terbarukan, banyak
kelebihan yang diperoleh dibandingkan pemanfaatan energi terbarukan lainnya. Dari
sisi bentuk energi final misalnya, bioenergi dapat menghasilkan energi dalam bentuk
padat, cair, gas, dan listrik, sementara itu energi terbarukan lainnya hanya dalam bentuk
listrik. Berbeda dengan kebanyakan energi terbarukan yang hanya bisa dimanfaatkan
langsung di lokasi, bioenergi dapat disimpan dan ditransportasikan. Dengan
memanfaatkan bioenergi, akan memberikan dampak positif pada segi ketahanan energi,
ekonomi, sosial, serta lingkungan. Dengan pemanfaatan bioenergi, akan mengurangi
emisi gas rumah kaca. Dari segi ekonomi sosial, akan membantu menghasilkan tenaga
kerja yang besar.

2.3. Bioenergi Sebagai Pengganti Minyak Bumi


Sejatinya sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan
biomassa sebagai sumber energi. Namun sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi,
atau batu bara sebagai sumber energi, penggunaan biomassa mulai tergeser dari
kehidupan manusia. Pada saat ketersediaan energi fossil terus berkurang, khususnya
minyak bumi. Berdasarkan kajian Departmen Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) paling mutakhir tentang energi di Indonesia. Jika tidak ada eksplorasi baru,
menurut kalkulasi ESDM, cadangan minyak bumi sekitar 9,7 barel dan diperkirakan
akan habis 15 tahun lagi. Untuk cadangan batu bara sekitar 50 milyar ton (3% potensi
dunia) diperkirakan dapat digunakan 150 tahun lagi. Untuk cadangan panas 27 ribu
MW (40% potensi dunia) dan gas dapat digunakan 60 tahun lagi. Sedangkan untuk
tenaga air sekitar 75 ribu MW (0,02% potensi dunia). Dunia saat ini sedang menghadapi
kenyataan bahwa ketersediaan energi fossil khususnya minyak bumi sebagai salah satu
tulang punggung produksi energi terus berkurang. Konsumsi dalam jumlah besar dan
pertambahan penduduk yang tinggi di masa depan, akan membuat persediaan energi
fosil khususnya minyak bumi tidak akan mampu mengimbangi terhadap kebutuhan
energi.


Jika tidak berusaha mencari alternatif sember energi yang lain maka dunia
bahkan Indonesia akan mengalami krisis energi atau bahkan kehabisan energi dalam
waktu yang tidak lama lagi. Hingga akhirnya sumber energi alternatif biomassa mulai
dikembangkan kembali. Contoh dari biomassa adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi,
limbah pertanian, limbah hutan, dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk bahan
pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan, dan sebagainya, biomassa juga
bisa digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Sumber energi biomassa memiliki
beberapa kelebihan anatara lain, merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui
(renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan
(sustainable).
Untuk menggantikan minyak bumi, biomassa yang digunakan adalah bahan
bakar nabati (BBN) atau yang biasa disebut biofuel, biofuel merupakan bahan bakar
berbasis komoditi pertanian yang biasanya digunakan untuk bahan makanan. Produk
komersial BBN yang popular adalah bioethanol, biodiesel, dan biogas. Banyak
keuntungan dari penggunaan BBN ini selain karena bisa diperbaharui sehingga bisa
digunakan terus menerus, penggunaan BBN juga bisa mengurangi jumlah emisi gas
karbon yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

2.4. Perkembangan Bioenergi di Indonesia


Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi, kebutuhan akan energi di
Indonesia juga terus meningkat. Dalam waktu sepuluh tahun terakhir rata-rata kenaikan
kebutuhan energi di Indonesia naik sekitar 7%. Seperti yang diungkapkan oleh
Departemen Energi dan Sumber Mineral bahwa persediaan energi fosil di Indonesia
diperkirakan akan habis dalam waktu yang tidak lama lagi apabila terus menerus
digunakan. Hal ini membuat pemerintah Indonesia menggalakkan pengembangan
energi biomassa yang dipandang sebagai salah satu energi alternatif yang menjanjikan.
Selain karena biomassa dapat diperbaharui, penggunaan biomassa juga bisa
mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca. Alasan lain yang mendukung pengembangan
biomassa di Indonesia dikarenakan material pembuatan biomassa berasal dari
organisme hidup meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan produk sampingannya seperti
sampah kebun, hasil panen, dan sebagainya. Biomassa ini sangat cocok bila diterapkan
di Indonesia, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai hasil
pertanian, perkebunan, dan hutan yang sangat banyak. Potensi sumber daya biomassa
di Indonesia adalah salah satu yang terbesar dibandingkan negara lain, menurut
Kementrian ESDM, potensinya apabila dikembangkan adalah 50 Giga Watt (GW).
Selain itu data dari (ZREU,2000) menyebutkan bahwa Indonesia memproduksi 146,7
Juta ton atau setara 470 Giga Joule (GJ) biomassa pertahun yang mana sumber
utamanya berasal dari residu pertanian (150 GJ per tahun) dan karet kayu (120 GJ per
tahun).
Dalam pengembangannya biomassa memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari biomassa adalah dapat disimpan dalam jangka panjang, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber panas maupun daya (CHP) sehingga efisiensinya tinggi,
teknologinya fleksible baik untuk skala kecil ataupun besar, lebih efisien jika antara
sumber energi dan pemanfatannya berjarak dekat. Untuk kekurangan biomass ini, yakni
untuk beberapa teknologi proses masih menghasilkan bau, perlu gas cleaning, abu yang
dihasilkan tinggi sehingga maintenance peralatan lebih sering dilakukan, sparepart
untuk proses gasifikasi, pirolis, conegeneration masih terbatas.


Meskipun Indonesia memiliki bahan baku pembuatan biomassa yang sangat
besar, tetapi perkembangan biomassa di Indonesia belum terlalu baik, hal ini
dikarenakan kurangnya teknologi atau alat yang digunakan untuk mengolah bahan baku
yang tersedia menjadi biomassa, kalaupun tada, biaya yang dikeluarkan juga cukup
tingi. Selain itu kurangnya dorongan dari pemerintah terhadap potensi ini juga menjadi
penyebab mengapa perkembangan biomassa di indonesia belum terlalu baik.

2.5. Apa peranan penting bioenergi dalam kehidupan manusia


Energi mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi setiap segi
kehidupan manusia, karena semua aktifitas kehidupan manusia sangat tergantung pada
ketersediaan energi yang cukup. Indonesia dijuluki sebagai negara agraris dengan
beranekaragam hayati yang dimiliki, Indonesia kaya akan perkebunan, dan pertanian
yang merupakan sumber energi terbesar dari energi biomassa. Berbagai alat pendukung,
seperti alat penerangan, motor penggerak, peralatan rumah tangga, dan mesin-mesin
industri dapat digunakan jika ada energi. Negara - negara di dunia berlomba untuk
menguasai energi. Perseteruan antar negara atau infasi suatu negara ke negara lain tidak
jauh-jauh dari persoalan penguasaan terhadap cadangan energi untuk memenuhi
kebutuhan energi di dalam negerinya.
Salah satu bioenergi yang sangat berpengaruh di Indonesia adalah biomassa,
biomassa adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari derivat ternak maupun
tumbuhan (dapat ditanam ulang) dan dikenal sebagai energi hijau (Kong, 2010). Contoh
biomassa antara lain adalah tanaman, perpohonan, rumput, ubi, limbah pertanian,
limbah hutan, dan kotoran manusia dan hewan. Potensi biomassa di indonesia yang bisa
digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal
dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman
pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar ,yang dapat
dipergunakan untuk keperluan seperti bahan bakar nabati. Bahan bakar biomassa
banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia (Smith dkk., 2004). Sebagian besar
pengguna bahan bakar biomassa berada di negara berkembang, seperti negara di benua
Afrika dan Asia (Lim dkk., 2012). Menurut International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) yang dikutip oleh Huboyo dkk. (2013), sekitar 730 juta penduduk
di dunia menggunakan bahan bakar biomassa untuk keperluan memasak makanan di
dapur. Jenis bahan bakar biomassa yang sering digunakan antara lain kayu, sisa dari
tumbuhan, arang dan sebagainya (Smith dkk., 2000). Biomassa memiliki manfaat
sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Contoh lain dari limbah biomassa adalah tempurung kelapa. Tempurung kelapa
merupakan salah satu Limbah biomassa yang cukup dapat diandalkan sebagai energi
alternatif, mengingat potensi kalori yang tersimpan dan potensi produk dari tempurung
kelapa cukup besar. Sekarang ini hanya dianggap sebagai sampah yang untuk
mengatasinya hanya dengan dibakar atau dibuang tanpa memanfaatkan limbah tersebut.
Dikutip dari Kurniawan dan Marsono (2008), di Indonesia banyak dijumpai limbah
organik sebagai hasil keluaran dari kegiatan industri dan pertanian. Semua bahan
organik yang sudah berbentuk limbah yang telah mengalami perombakan dan masih
memiliki sejumlah energi dan dapat diubah menjadi energi alternatif. Pemanfaatan
limbah biomassa sebagai energi alternatif salah satunya untuk pirolisis dengan produk
utama berupa arang biomassa dan asap cair sebagai produk samping.


2.6. Apa dampak positif dan negatif bioenergi bagi kehidupan manusia
Bioenergi merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan ini (Susilo, 2006: 3). Sementara itu bioenergi di Indonesia
penggunaannya sangat rendah dibandingkan dengan energi yang bersumber dari fosil,
meskipun Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Bangsa
Indonesia di anugerahi tanah yang subur. Dengan iklimnya yang tropis maka tersedia
sinar matahari sepanjang tahun, cadangan airnya melimpah, dan beraneka ragam
tanaman dapat tumbuh. Hal itu menyebabkan Indonesia sangat potensial untuk
mengembangkan sumber energi dari biodiesel. Beberapa hasil pertanian yang
mengandung minyak seperti biji randu (Ceiba Petandra), jarak pagar, sawit, kelapa, dan
lain-lain dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel pengganti solar.
Menurut (Erliza, dkk., 2007: 4) kelebihan bioenergi selain bisa diperbaharui,
adalah bersifat ramah lingkungan, dapat terurai, mampu mengeliminasi efek rumah
kaca, dan kontinuitas bahan baku yang terjamin. Hal ini tentu dapat mengurangi emisi
gas buang kendaraan jika kita manfaatkan biodiesel untuk menggantikan solar. Bahan
bakar solar merupakan bahan bakar mesin diesel yang akan menghasilkan sulfur dan
smoke number tinggi. Dapat disimpulkan bahwa emisi gas buang dari bahan bakar solar
juga masih kurang ramah terhadap lingkungan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan teknologi di bidang otomotif khususnya
selain banyak sekali memberikan dampak positif, juga mempunyai dampak negatif
yaitu dari emisi atau opasitas gas buang pada kendaraan berbahan bakar solar. Menurut
Wardhana 1984 dalam Sugiarti (2009: 3), di dunia dikenal dengan zat pencemar udara
utama yang berasal dari kegiatan manusia berupa gas buang hasil pembakaran bahan
bakar fosil dan industri. Emisi gas buang yang demikian tentu memberikan dambak
buruk yang tidak baik untuk lingkungan dan akan menghambat aktivitas manusia.
Misalkan saja, gas buang yang dikeluarkan oleh mesin diesel sangat banyak
mengandung partikulat karena banyak dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar yang tidak
baik. Namun, karena mesin diesel memiliki keunggulan dalam hal efisiensi bahan bakar
maka menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar untuk kendaraannya.
Kompor biomassa memberikan dampak positif bagi pengguna dengan
memanfaatkan limbah organik seperti arang dan briket untuk dijadikan bahan bakar.
Selain itu pemanfaatan kompor biomassa mendatangkan keuntungan bagi kelompok
usaha karena pemanfaatan arang dan briket dapat mengurangi biaya akibat pembelian
bahan bakar. Selain memberikan dampak positif, penggunaan kompor biomassa juga
menimbulkan dampak negatif, yaitu dapat menyebabkan pencemaran udara di dalam
ruangan. Emisi dari biomassa menimbulkan pencemaran udara yang berbahaya bagi
manusia, di antaranya partikulat, karbon monoksida, nitrogen oksida, formaldehide,
benzena, dan lainnya (Mishra, 2003). Hasil dari pembakaran biomassa berbentuk emisi
dari karbon hitam yang terakumulasi ke udara juga dapat menimbulkan noda hitam
pada dinding di sekitar area dapur, sehingga mengurangi estetika ruangan (Hasanudin
dkk., 2011).


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bioenergi termasuk salah satu jenis energi terbarukan yang diperoleh dari
biomassa sebagai fraksi produk biodegradasi limbah pertanian, industri, kehutanan,
maupun limbah kota. Contoh Biomassa seperti tanaman, pepohonan, ubi, rumput,
limbah hutan, limbah pertanian, tinja dan kotoran ternak. Biomassa biasanya
digunakan untuk tujuan primer serat bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati
dan juga digunakan sebagai sumber energi atau bahan bakar pengganti minyak bumi
(BBN) yang biasa disebut biofuel, bioethanol, biodiesel, dan biogas. Sumber energi
biomassa merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui, sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan dan dapat digunakan terus
menerus. Namun, pemanfaatan bioenergi dalam sektor pertanian semakin meningkat
dan lahan pertanian semakin terbatas. Untuk mengatasi masalah yang terjadi, perlu
dilakukan riset dan inovasi teknologi baru untuk memproduksi biomassa. Pemanfaatan
energi biomassa juga memberikan dampak positif pada segi ketahanan energi, ekonomi,
sosial, serta lingkungan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu
menghasilkan tenaga kerja yang besar, sehingga pemerintah Indonesia berupaya
menggalakkan pengembangan energi biomassa yang dipandang sebagai salah satu
energi alternatif yang menjanjikan.

3.2. Saran
Peran serta Pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong perkembangan
bioenergi di Indonesia yang masih belum terlalu baik karena kurangnya teknologi untuk
mengolah bahan baku yang tersedia menjadi biomassa, mengingat akan potensi sumber
energi Indonesia sangat melimpah.


DAFTAR PUSTAKA

Arlianti , L. (2018). Bioetanol Sebagai Sumber Green Energy Alternatif yang Potensial
di Indonesia. Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik.
BIODIESEL SEBAGAI BIOENERGI ALTERNATIF DAN PROSPEFTIF. (2015).
Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 23-26, 23-56.
Devita, L. (2015). BIODIESEL SEBAGAI BIOENERGI ALTERNATIF DAN
PROSPEFTIF. Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 23-26, 9, 23-56.
Dharmawan, A. (2018). Pengembangan bioenergi di Indonesia. Peluang dan tantangan
kebijakan industri biodiesel.
Parinduri, L. (2020). Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan. Luthfi
Parinduri, Taufik Parinduri, Konversi Biomassa...ISSN : 2598 – 1099 (Online).
Prastowo, B. (2007). "Potensi sektor pertanian sebagai penghasil dan pengguna energi
terbarukan.". Perspektif 6.2 (2007): 85-93., 85-93.

Anda mungkin juga menyukai