Anda di halaman 1dari 16

BANI UMAYAH JILID I

DI DAMASKUS

By Siti Alfiah, S.Ag, M.Pd.I


Tugas Belajar
1. Latar belakang dan Proses lahirnya Bani Umayyah
2. Fase-fase pemerintahan dinasti bani Umayah di
Damaskus
3. Kholifah-kholifah Bani Umayyah, kebijakannya serta
Kholifah yang terkenal
4. Keberhasilan-keberhasilan yang dicapai pada bani
Umayyah di Damaskus
5. Perkembangan Peradaban Ilmu Pengetahuan dan
Tokoh-tokohnya
6. Pusat-pusat peradaban Islam pada masa
pemerintahan bani Umayah di Damaskus
7. Peninggalan–peninggalan peradaban Islam masa
pemeritahan bani Umayah Damaskus
8. Keruntuhan Bani Umayyah, faktor penyebab dan
prosesnya.
LATAR BELAKANG BERDIRINYA
BANI UMAYYAH 1
1. Terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan.
ada tahun 35 H/ 656 M karena dibunuh
oleh seorang yang bernama Al-Ghofiqy,
Kemudian diangkatnya Ali bin Abu Thalib
sebagai Khalifah pada tanggal 18
Dzulhijjah tahun 35 H/ 656 M, atas usulan
Talhah bin Ubaidillah dan Zubair bin
Awwam
2. Munculnya Tiga Kekuatan Pasca
wafatnya Usman Bin Affan
Kelompok Zubair,
Talhah, dan Aisyah

Kelompok Muawiyah

Kelompok Pendukung
Ali bin Abi Thalib
a. Aisyah, Zubair dan Talhah
menyatakan tidak setuju atas
tuntutan bela wafatnya Usman
bin Affan, begitu pula tidak
setuju atas pengangkatan Ali
bin Abi Thalib sebagai Khalifah,
yang pada akhirnya terjadi
“Perang Jamal” akibat
provokasi Zubair kepada Aisyah.
Penolakan Oleh Aisyah
Penolakan yang dilakukan oleh
Aisyah didasarkan pada alasan bahwa Ali
bin Abi Thalib tidak mampu mengatasi
politik dalam negeri dan lambannya
penanganan kasus pembunuhan Ustman
bin Affan.
Aisyah mempengaruhi masyarakat
agar membalas kematian Ustman dengan
cara menyerang Ali bin Abi Thalib.
Perang Jamal

Pergolakan puncak adalah perang


Jamal atau Perang Onta, yaitu peperangan
antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah.
Perang tersebut terjadi di Khutaibah dekat
Basrah pada tanggal 10 Jumadil Akhir 36 H/ 4
Desember 656 M.
Dalam perang tersebut Zubair bin
Awwam tewas sedangkan Abdullah bin Zubair
melarikan diri. Aisyah menjadi tawanan dan
dikembalikan ke Madinah dalam keadaan baik-
baik saja.
b. Mu'awiyah menuntut bela atas
terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan dan
Khalifah Ali bin Abi Thalib juga ikut
bertanggung jawab. Muawiyah dan Bani
Umayyah bersikeras untuk mencari tahu
terbunuhnya Usman bin Affan. Akhirnya
terjadi peperangan antara kaum Muslimin
itu sendiri antara Muawiyah dengan
Khalifah Ali bin abu Thalib beserta
pengikutnya yang bernama “Perang
Siffin”. Perang tersebut berakhir dengan
perdamaian bersyarat yang bernama
“Arbitase”.
Penolakan Muawiyah bin Abu Sofyan
Terhadap Ali bin Abi Thalib
Kebijakan dari Ali bin Abi Thalib membuat
Muawiyah bin Abu Sofyan merasa dirugikan.
Maka dari itu Muawiyah melakukan penolakan
terhadap kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ia pun
juga tidak mengakui kekhalifahan dari Ali.
Selain penolakan dari Muawiyah bin Abu
Sofyan, juga terjadi berbagai macam
kekacauan akibat kebijakan Ali bin Abi Thalib
yang terkesan revolusioner tersebut.
c. Kelompok Pendukung Kholifah
Ali bin Abi Thalib pecah menjadi
2 setelah perang siffin dan
tahkim (arbitase).
1.Kelompok Syi’ah (pendukung
setia Ali Bin Abi Tholib)
2.Kelompok Khowarij (kelompok
yang keluar dari barisan Ali Bin
Abi Tholib
3. Kebijakan Khalifah Ali bin Abi Thalib
di awal pemerintahannya:
• Mengganti para pemimpin atau
gubernur yang tidak dapat bekerja
dengan baik.
• Menunda pengusutan kasus
pembunuhan Ustman bin Affan
karena keadaan kaum muslimin
yang masih kacau
Khalifah Ali bin Abi Thalib sengaja
memperlambat penanganan
kasus terbunuhnya Khalifah

4. Isu dari Kasus


Ustman bin Affan karena adanya
kepentingan politik.

Pembunuhan Ustman
Bin Affan Khalifah Ali bin Abi Thalib ingin
mengambil keuntungan dari
kasus pembunuhan Ustman
bin Affan.

Banyak isu yang


bermunculan karena kasus
pembunuhan Ustman bin Affan yang
tak kunjung tuntas. Semua isu tersebut Khalifah Ali bin Abi Thalib berada
tertuju pada Ali bin Abi Thalib di balik pembunuhan Ustman bin
Affan.
PROSES BERDIRI DAULAH UMAYYAH
Berdirinya Dinasti Umayyah tidak lepas dari adanya
peristiwa penting yang dikenal dengan sebutan
Ammul Jama’ah atau perdamaian umat islam, yang
terjadi di kota Maskin, dekat Madan Kuffah pada
tahun 41 H/661 M.
Peristiwa Ammul Jama’ah ditandai dengan
prosesi penyerahan kekuasaan (khalifah) dari tangan
Hasan bin bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan
yang telah berkuasa lebih kurang 6 bulan.
Masa-masa tersebut merupakan masa
peralihan dari pemerintahan khalifah yang bersifat
demokratis menjadi pemerintahan khalifah yang
monarchi heridities, yaitu masa pemerintahan Bani
Umayyah (661-750 M).
Anak Abdi Syam yang bernama Umayyah termasuk salah
seorang pemimpin dari kabilah Quraisy di jaman Jahiliyah.
Keduanya bersaing untuk merebut pengaruh dan
kehormatan dari masyarakat kota Mekah.
Dalam setiap persaingan, ternyata Umayyah selalu berada
pada pihak yang unggul, karena Umayyah memiliki unsur-
unsur yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin
saat itu, di antara keturunan Umayyah yang menjadi
khalifah umat islam setelah Ali bin Abi Thalib adalah
Muawiyyah bin Abi Sufyan.
 Bani umayyah merupakan salah satu kabilah dalam masyarakat Arab Quraisy
yang memegang tampuk kekuasaan politik dan ekonomi pada masyarakat Arab.
 Pada saat kekuasaannya tengah memuncak, kabilah berhadapaan dengan misi
kerasulan Muhammad saw. Karenanya mereka menolak ajakan Nabi
Muhammad saw. untuk memeluk agama Islam.
 Sebenarnya, Bani Umayyah memiliki hubangan darah dengan Nabi Muhammad
saw. karena keduanya merupakan keturunan Abdi Manaf. Anak Abdi Manaf
yaitu Abdi Syam dan Hasyim mereka menjadi tokoh dan memimpin pada dua
kabilah dari suku Quraisy.

Anda mungkin juga menyukai