Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ENERGI TERBARUKAN BERBASIS KIMIA


(SEL VOLTA – ELEKTROKIMIA)

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Energi Terbarukan


Semester Gasal / Offering J

Dosen Pengampu
Dr. Aman Santoso, M. Si

Disusun oleh:
Citra Pramestiardhiani Pangestuti 210332626452
Intan Maharani 210332626517
Muhammad Arga Iqbal 210332626459
Nazzla Lunar Rahman 210332626497
Talitha Salwa Rahmawati 210332626402

JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2021
ABSTRAK
Saat ini permasalahan yang cukup besar di dunia adalah energi, khususnya energi
listrik. Permintaan akan energi listrik semakin hari semakin tinggi tetapi sumber daya
listrik yang tersedia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya sumber energi listrik
yang dapat terbarukan. Salah satu contoh dari sumber energi listrik alternatif adalah
sumber listrik berbasis kimia atau sering disebut dengan elektrokimia. Elektrokimia
dibagi menjadi dua, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui cara kerja beserta penerapan sel volta sebagai solusi energi
alternatif ramah lingkungan. Metode penelitian pada penerapan sel volta adalah metode
eksperimen dengan menggunakan dua buah elektroda (Cu-Fe dan Cu-Mg) untuk
mengukur arus dan tegangan pada buah seperti jeruk dan tomat serta menggunakan
metode penambahan garam dan kanji pada limbah kulit pisang. Hasil penelitian yang
diperoleh pada buah jeruk dan tomat adalah elektroda Cu-Fe menghasilkan kuat arus dan
tegangan lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan elektroda Cu-Mg dan nyala lampu
yang menggunakan elektroda Cu-Mg lebih terang dibandingkan elektroda Cu-Fe. Selain
itu, hasil penelitian yang diperoleh pada limbah kulit pisang adalah varietas pisang raja
bulu memiliki tegangan dan daya tahan terbaik dan optimal yaitu tegangan sebesar 1,40
volt dengan daya tahan sebesar 5880 menit.

Kata kunci : Energi alternatif, sel elektrokimia, sel volta, jeruk, tomat, kulit pisang.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Energi Terbarukan Berbasis Kimia (Sel Volta – Elektrokimia)” ini
sebagaimana mestinya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari
Bapak Dr. Aman Santoso, M. Si. dalam mata kuliah “Pengantar Energi Terbarukan”
dalam program studi Kimia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang energi terbarukan berbasis kimia bagi pembaca beserta penulis.
Pada kesempatan kali ini, kami hendak mengucapkan terima kasih terhadap
segenap rekan dan semua pihak yang telah membantu, baik moral maupun material,
dalam proses pembuatan makalah kali ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Aman Santoso, M. Si., selaku dosen mata kuliah “Pengantar Energi
Terbarukan” yang telah memberi tugas makalah kali ini sehingga dapat menambah
gerbang wawasan serta pengetahuan yang baru serta sesuai dengan bidang studi yang
sedang kami tekuni saat ini.
Kami telah berusaha menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Namun.
kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan luput dari kesalahan maupun kekurangan.
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan serta
perbaikan makalah ini, sehingga dapat menjadi evaluasi kami agar dapat menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca dan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepannya.

Malang, 04 September 2021


Penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iv
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................1
1.3. TUJUAN......................................................................................................................1
1.4. MANFAAT .................................................................................................................2
BAB II .........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................3
2.1. PENGERTIAN ELEKTROKIMIA ..........................................................................3
2.2. PENGERTIAN SEL VOLTA ....................................................................................4
2.3. CARA KERJA SEL VOLTA ....................................................................................5
2.4. PENERAPAN PADA JERUK NIPIS DAN TOMAT ..............................................6
2.5. PENERAPAN PADA KULIT PISANG ....................................................................6
BAB III........................................................................................................................................9
RANGKUMAN ..........................................................................................................................9
3.1. KESIMPULAN ...........................................................................................................9
3.2. SARAN ........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................10
LAMPIRAN..............................................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Permasalahan utama di dunia saat ini yaitu energi. Dalam penggunaan sumber
daya alam ini ketersediaannya semakin menipis dan pemakaiannya memiliki
konsekuensi. Semakin meningkatnya aktivitas manusia, semakin meningkat juga
pemakaian energi, terutama energi listrik. Dengan menggunakan energi tak
terbarukan seperti fosil menyebabkan ketersediaannya semakin menipis, selain itu
juga menyebabkan peningkatan kerusakan alam akibat energi tak tebarukan (fosil).
Semakin menurunnya ketersediaan energi dan meningkatnya kerusakan lingkungan
tentu saja memerlukan upaya untuk mengurangi dampak tersebut. Solusinya yaitu
menuntut penggunaan sumber energi baru yang terbarukan serta berwawasan
lingkungan.
Salah satu solusinya yaitu dengan memanfaatkan elektrokimia khususnya sel
volta. Elektrokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan
elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Proses
elektrokimia membutuhkan larutan sebagai media pengantar tempat terjadinya serah
terima elektron dalam suatu reaksi. Pada proses elektrokimia tidak terlepas dari
elektroda, yaitu logam yang dicelupkan pada larutan, yang terdiri dari katoda dan
anoda.
Salah satu jenis elektrokimia adalah sel volta, sel volta adalah sel elektrokimia
yang menghasilkan energi yang diperoleh dari reaksi kimia yang spontan. Pada sel
volta, anoda adalah kutub negatif dan katoda adalah kutub positif. Anoda dan katoda
akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang terhubung dengan jembatan garam.
Pemberi suasana netral dari kedua larutan yang menghasilkan listrik merupakan
fungsi dari jembatan garam. Dengan adanya pemanfaatan elektrokimia khususnya
sel volta diharapkan dapat membantu menyukseskan usaha untuk mengurangi
penggunaan energi tak terbarukan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Apa itu sel elektrokimia?
b. Apa itu sel volta?
c. Bagaimana cara kerja elektrokimia sel volta?
d. Apa saja contoh penerapan dari sel volta?

1.3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian elektrokimia;
b. Untuk mengetahui pengertian sel volta;
c. Untuk mengetahui cara kerja elektrokimia sel volta;
d. Untuk mengetahui penerapan dari sel volta.

1
1.4. MANFAAT
a. Dapat dipergunakan untuk kepentingan bahan literatur tentang sel volta;
b. Menambah pengetahuan serta wawasan tentang energi terbarukan, khususnya
sel volta bagi pembaca beserta penulis;
c. Memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah “Pengantar Energi Terbarukan”
program studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia merupakan salah satu cabang dari ilmu kimia yang membahas
mengenai pindahnya elektron pada suatu elektroda. Elektroda disini memiliki 2 jenis,
yaitu elektroda positif dan juga elektroda negatif, atau biasa disebut dengan katoda
dan anoda. Elektroda pada elektrokimia akan berperan sebagai konduktor atau bahan
penghantar listrik serta menjadi sumber energi dalam proses berpindahnya elektron.
Dasar dari elektrokimia yaitu reaksi reduksi-oksidasi atau yang biasa disebut dengan
reaksi redoks dan larutan elektrolit. Menurut konsep transfer elektron, saat reaksi
reduksi akan terjadi penangkapan elektron dan saat reaksi oksidasi akan terjadi
pelepasan elektron. Reaksi redoks akan terjadi saat elektrolit dari kation (ion positif)
dan anion (ion negatif) diberi aliran arus listrik, sehingga akan berpindah dan menjadi
satu di salah satu bagian dari elektroda. Nantinya, reaksi reduksi akan terjadi di
katoda dan reaksi oksidasi terjadi di anoda.
Elektrokimia memanfaatkan sebuah medium berupa larutan untuk proses
transfer elektron. Jenis larutan ada tiga, yaitu elektrolit kuat, elektrolit lemah, serta
non-elektrolit. Pada elektrolit kuat, ion akan terionisasi sempurna sehingga dapat
hantarkan listrik dengan baik. Sementara pada elektrolit lemah, ion hanya akan
terionisasi sebagian sehingga memiliki kemampuan menghantarkan yang lebih buruk.
Dan untuk larutan non-elektrolit tidak akan terjadi reaksi redoks karena tidak terjadi
proses ionisasi. Sel elektrokimia sendiri ada dua macam jenisnya, yaitu sel volta dan
sel elektrolisis.
a. Sel volta
Sel volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat memproduksi listrik
secara langsung atau spontan. Sel ini berperan dalam mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Untuk lebih jelasnya, bagian sel volta akan dijelaskan
pada sub materi 2.2 yaitu “Pengertian Sel Volta”.
b. Sel elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan jenis sel elektrokimia yang tidak dapat memproduksi
listrik secara langsung atau spontan. Hal ini dikarenakan pada sel elektrolisis
reaksi redoks harus disertai dengan bantuan dari energi listrik. Sel ini berperan
dalam mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Arus listrik pada nantinya
akan digunakan untuk melakukan reaksi redoks. Pada sel ini, anoda berperan
sebagai elektroda positif dan katoda sebagai elektroda negatif.

Gambar 1. Ilustrasi Sel Elektrolisis

3
Komponen dari sel elektrolisis lainnnya berupa baterai atau aki sebagai sumber
listrik serta larutan elektrolit sebagai media penghantar arus listrik. Listrik akan
mengalir dari anoda ke katoda. Contoh penerapan dari sel elektrolisis yang sering
digunakan adalah penyepuhan logam dengan logam mulia agar kadar kemurniannya
tidak cepat berkurang.

2.2. PENGERTIAN SEL VOLTA


Sel volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat memproduksi listrik
secara langsung atau spontan. Listrik pada sel volta berasal dari reaksi kimia yang
terjadi pada larutan yang digunakan. Sel volta pertama kali dicetuskan pada tahun
1786 oleh Alexander Volta dan rekannya, Luigi Galvani. Sel ini berperan dalam
mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada sel ini, reaksi oksidasi terjadi
pada elektroda negatif yang biasa disebut anoda, sedangkan reaksi reduksi terjadi
pada elektroda positif atau yang biasa disebut katoda. Secara umum, sel volta terdiri
dari:
1. Anoda, elektroda yang menjadi tempat terjadinya reaksi oksidasi karena pada
reaksi oksidasi anoda menghasilkan elektron maka anoda bermuatan negatif;
2. Katoda, elektroda yang menjadi tempat terjadinya reaksi oksidasi karena pada
reaksi reduksi menangkap elektron dari katoda maka katoda bermuatan positif;
3. Elektrolit, zat yang dapat terurai menjadi ion-ionnya sehingga dapat
menghantarkan listrik;
4. Rangkaian luar, kawat yang menghubungkan anoda dan katoda agar terjadi
aliran elektron;
5. Jembatan garam, rangkaian dalam yang berfungsi untuk menjaga kenetralan
muatan listrik pada larutan elektrolit.

Gambar 2. Ilustrasi Sel Volta


Larutan elektrolit yang digunakan tentunya harus menyesuaikan dengan aturan
deret elektrokimia. Deret elektrokimia, atau biasa disebut sebagai deret volta
merupakan susunan logam yang diurutkan menurut kenaikan potensial reduksi
standarnya. Data deret volta adalah sebagai berikut:
Li, K, Ba, Sr, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, (H), Cu,
Hg, Ag, Pt, Au
Jenis sel volta sendiri ada tiga. Pertama, sel volta primer yaitu sel volta sekali
pakai dan irreversible. Kedua, sel volta sekunder yaitu sel volta sekali pakai dan
reversible, seperti baterai aki. Terakhir, sel volta bahan bakar (fuel cell) yaitu sel
volta tidak akan habis namun tidak dapat diperbaharui.

4
2.3. CARA KERJA SEL VOLTA
Sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan suatu arus listrik yang
diakibatkan karena adanya reaksi redoks di dalam sel tersebut.
Agar lebih memahami mekanisme dari sel volta, bisa dilihat pada gambar 2. Di
gambar tersebut terdapat contoh sel volta klasik yang terdiri dari elektroda seng (Zn)
dan tembaga (Cu). Logam Zn yang tercelup ke dalam larutan ZnSO4 yang merupakan
anoda atau tempat berlangsungnya reaksi oksidasi dan logam Cu yang tercelup ke
dalam larutan CuSO4 yang merupakan katoda atau tempat berlangsungnya reaksi
reduksi. Kedua elektroda tersebut dihubugkan menggunakan suatu rangkaian dan
terjadi beberapa reaksi sebagai berikut:
Reaksi oksidasi di anoda
Logam Zn akan teroksidasi sehingga terjadi reaksi:
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e- ……..(1)
Reaksi reduksi pada katoda
Logam Cu akan tereduksi sehingga terjadi reaksi :
Cu2+(aq) + 2e- → Cu ……......(2)
Setelah kedua elektroda tersebut dibuhubungkan, terjadi reaksi oksidasi pada
logam Zn yang menghasilkan Zn2+ dan dua elektron. Zn2+ dilepaskan ke dalam
larutan ZnSO4, sedangkan dua elektron dialirkan melalui rangkaian luar atau
rangkaian penghubung menuju ke katoda. Di katoda, elektron tersebut akan diserap
oleh ion Cu2+ sehingga ion Cu2+ akan mengendap menjadi logam Cu di permukaan
katoda Cu. Akan tetapi, aliran elektron tersebut hanya berlangsung sesaat. Hal
tersebut disebabkan karena pelepasan ion Zn2+ ke dalam larutan mengakibatkan
penumpukan muatan positif Zn2+. Dengan demikian ion Zn2+ yang terdapat di anoda
tidak lagi meninggalkan anoda dan suplai elektron yang menuju ke katoda lama
kelamaan akan berhenti. Hal tersebut dapat mengakibatkan katoda akan bermuatan
negatif karena didominasi oleh ion SO42- yang tertinggal di dalam larutan.Untuk
mengatasi penumpukan muatan pada kedua elektroda tersebut, suatu rangkaian
dalam yang disebut jembatan garam ini dapat digunakan.
Jembatan garam biasanya berupa seperti pipa kaca yang berbentuk U serta kedua
ujung pipa biasanya ditutup menggunakan busa penyumbat yang berpori-pori. Di
dalam jembatan garam ini berisi agar-agar yang mengandung garam, biasanya
menggunakan NaCl, KCl, dan K2SO4. Dengan adanya jembatan garam ini, sel volta
akan terjadi penetralan pada kedua larutan. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi
larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
elektrolit pada kedua sel elektroda. Anion pada jembatan garam akan berdifusi ke sel
yang memiliki kelebihan muatan positif atau anoda kemudian dari jembatan garam
tersebut akan berdifusi ke sel yang kelebihan muatan negatif (katoda). Oleh karena
itu, sel volta akan menjadi rangkaian yang lebih baik dari rangkaian sebelumnya.
Dari rangkaian tersebut dapat dituliskan notasi sel sebagai berikut:

Gambar 3. Notasi Sel Volta

5
2.4. PENERAPAN PADA JERUK NIPIS DAN TOMAT
Jeruk nipis dan tomat mempunyai nilai pH sekitar 4-5. Jeruk nipis dan tomat
mampu menghasilkan ion-ion yang bisa mengantarkan arus listrik.
Alat dan bahan yang dipakai untuk penelitian ini sebagai berikut:
1. Multimeter digital untuk alat pengukur tegangan arus listrik;
2. Kabel jepit buaya untuk penghubung rangkaian;
3. LED;
4. Tembaga (Cu), magnesium (Mg), dan besi (Fe) untuk konduktor;
5. Pisau;
6. Buah tomat dan jeruk nipis untuk sumber energi.
Langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan, yaitu:
1. Tomat dan jeruk nipis di cuci bersih lalu keringkan menggunakan tisu;
2. Lubangi buah dua sisi tembaga dan magnesium berjarak 2 cm;
3. Lalu tembaga dan magnesium dimasukkan di kedua sisi;
4. Kabel buaya dipasangkan di tembaga dan magnesium;
5. Selanjutnya multimeter disambungkan dan lihat berapa volt arus listrik yang
terkandung dalam buah;
6. Kemudian lihat berapa tegangan dan arus listrik pada setiap buah.

Gambar 4. Lampu Menyala pada Tomat dan Jeruk Nipis


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kuat arus dan tegangan yang
dihasilkan oleh elektroda Cu-Fe lebih kecil daripada penggunaan elektroda Cu-Mg
pada percobaan kelistrikan pada buah tomat dan jeruk nipis. Lalu nyala lampu dengan
menggunakan elektroda Cu-Mg lebih terang dibandingkan penggunaan elektroda
Cu-Fe.

2.5. PENERAPAN PADA KULIT PISANG


Pembuatan biobaterai dari limbah kulit pisang ini bertujuan untuk mengetahui
tegangan dan daya tahan yang dihasilkan baterai yang dihasilkan dari limbah kulit
pisang.

6
Langkah – langkah yang harus dilakukan :
1. Menyiapkan beberapa jenis pisang (misalnya: pisang ambon, pisang raja, pisang
bulu, dll) yang sudah matang;
2. Menyiapkan larutan NaCl, KCI, MgCl2, dengan kualitas analisis sebnyak 0,25
dan 0,75 gram;
3. Menyiapkan 3 baterai bekas 1,5 volt, yang sudah dicuci bersih lalu dibuka
tutupnya untuk diambil isi baterainya;
4. Siapkan kulit pisang yang sudah dibersihkan lalu dihaluskan. Ambil adonan kulit
pisang sebanyak 5 gram;
5. Buat 3 sempel diantaranya dengan tanpa penambahan garam, diberi penambahan
garam sebanyak 0,25 gram, dan 0,75 gram. Lalu masukaan limbah kulit pisang
tadi kedalam baterai;
6. Biobaterai akan diuji menggunakan voltameter, untuk mengetahui Tegangan
paling optimum dari sampel. Setelah menegetahui tegangan dari setiap sampel
dilakukan uji daya tahan menggunakan jam weker untuk mengetahui daya tahan
paling optimum yang dihasilkan.

Gambar 5. Hasil Penelitian Jenis Kulit Pisang


Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan, kulit pisang yang memiliki
tegangan paling tinggi adalah pisang raja bulu, pisang raja bulu memiliki kandungan
air 4,533 mg, sodium 0,433 mg, dan potassium 6,544 mg. Dan kandungan glukosa
yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan tegangan yang tinggi sebesar 1,28 volt.
Kemudian untuk menghasilkan tegangan yang optimum pada penelitian ini
ditambahkan garam, NaCl, KCl, MgCl2 yang termasuk kedalam elektrolit kuat. Dari
ketiga garam tersebut KCl menghasilkan tegangan yang baik diantara garam-garam
yang lain. KCl dapat terionisasi secara sempurna menjadi K+ dan Cl-, serta KCl.
memiliki bilangan angkut lebih besar dibandingkan dengan NaCl sehingga KCl lebih
mudah menghantarkan listrik tegangan yang dihasilkn sebesar 1,40 volt dengan daya

7
tahan optimum sebesar 5.880 menit. Adapun bilangan angkut MgCl2 lebih besar dari
KCl namun tidak menghasilkan tegangan yang lebih baik dari KCl, karena bilangan
angkut MgCl2 lebih besar sehingga lebih lambat dalam pengangkutan aliran listrik
karena terlalu pekat. Selain penambahan garam, penambahan kanji dilakukan pada
penelitian ini. Kanji bersifat elektrolit karena kandungan potassium dan HCN yang
besar, selain itu kanji dapat bertindak sebagai perekat pada pasta dalam baterai.
Tegangan yang dihasilkan dari penambahan kanji sebesar 1,42 volt namun pada uji
daya tahan dengan penambahan kanji tidak menghasilkan daya tahan yang optimum
hanya bertahan 2.910 menit, dikarenakan kanji mengalami pengeringan sehingga
ion-ion dalam baterai tidak dapat bergerak dan tidak mengalirkan listrik.
Berdasarkan hasil penelitian limbah kulit pisang bisa dimanfaatkan sebagai
biobaterai. Sehingga dapat meminimalisisr limbah kulit pisang yang kurang
termafaatkan oleh masyarakat. Dan varietas pisang raja bulu memiliki tegangan dan
daya tahan yang paling optimum, dengan penambahan garam KCl 0,75 gram dengan
tegangan 1,40 volt dengan daya tahan sebesar 5.880 menit.

8
BAB III
RANGKUMAN

3.1. KESIMPULAN
Elektrokimia merupakan salah satu cabang dari ilmu kimia yang membahas
mengenai pindahnya elektron pada suatu elektroda. Elektroda disini memiliki 2 jenis,
yaitu elektroda positif dan juga elektroda negatif, atau biasa disebut dengan katoda
dan anoda. Banyak pemanfaatan sel elektrokimia digunakan untuk menghasilkan
teknologi terbarukan.
Salah satu jenis elektrokimia adalah sel volta, sel volta adalah sel elektrokimia
yang menghasilkan energi yang diperoleh dari reaksi kimia yang spontan. Pada sel
volta, anoda adalah kutub negatif dan katoda adalah kutub positif. Anoda dan katoda
akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang terhubung dengan jembatan garam.
Pemberi suasana netral dari kedua larutan yang menghasilkan listrik merupakan
fungsi dari jembatan garam.
Kemudian berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan buah
tomat dan jeruk nipis, kuat arus dan tegangan yang dihasilkan oleh elektroda Cu-Fe
lebih kecil daripada penggunaan elektroda Cu-Mg pada percobaan kelistrikan pada
buah tomat dan jeruk nipis. Lalu nyala lampu dengan menggunakan elektroda Cu-
Mg lebih terang dibandingkan penggunaan elektroda Cu-Fe.
Lalu kulit pisang yang memiliki tegangan paling tinggi adalah pisang raja bulu.
Untuk menghasilkan tegangan yang optimum pada penelitian dengan kulit pisang
ditambahkan garam, NaCl, KCl, MgCl2 yang termasuk kedalam elektrolit kuat. Dari
ketiga garam tersebut KCl menghasilkan tegangan yang baik diantara garam-garam
yang lain. Berdasarkan hasil penelitian, limbah kulit pisang bisa dimanfaatkan
sebagai biobaterai. Sehingga dapat meminimalisisr limbah kulit pisang yang kurang
termafaatkan oleh masyarakat.

3.2. SARAN
Diharapkan dengan adanya pembahasan ini dapat membuat pemahaman tentang
sel volta beserta penerapannya makin mendalam. Serta dapat diterapkan ataupun
dikembangkan untuk penelitian maupun sumber daya baru.

9
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, M. R. (2016). Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. CIRCUIT:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1).
Noviater, I. (2015). PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM INKUIRI
TERBIMBING PADA TOPIK SEL VOLTA DENGAN ELEKTROLIT DARI BUAH-
BUAHAN (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Prakoso, J. W., Suwandi, S., & Fitriyanti, N. (2020). Pengaruh Variasi Luas
Penampang Elektroda Dan Konsentrasi Larutan Elektrolit Terhadap Potensial Sel Volta
Dengan Metode Sel Elektrokimia. eProceedings of Engineering, 7(2).
Putri, A. R., & Maruf, A. (2018). Energi alternatif dengan menggunakan reaksi
elektrokimia. Jurnal Ilmiah Peneliitian Dan Pembelajaran Informatika, 3, 62-68.
Sintiya, D., & Nurmasyitah, N. (2019). Pengaruh Bahan Elektroda Terhadap
Kelistrikan Jeruk Dan Tomat Sebagai Solusi Energi Alternatif. GRAVITASI: Jurnal
Pendidikan Fisika Dan Sains, 2(01), 1-6.
Syifa, F., & Risa, R. (2015). Pembuatan Biomaterial dari Limbah Kulit Pisang
(Musa Paradisiaca). Jurnal Ilmiah Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains, 2, 46-47.

10
LAMPIRAN
Gambar 1. Ilustrasi Sel Elektrolisis ..............................................................................................3
Gambar 2. Ilustrasi Sel Volta .......................................................................................................4
Gambar 3. Notasi Sel Volta ..........................................................................................................5
Gambar 4. Lampu Menyala pada Tomat dan Jeruk Nipis ............................................................6
Gambar 5. Hasil Penelitian Jenis Kulit Pisang .............................................................................7

11

Anda mungkin juga menyukai