KIMIA ELEKTRO
Disusun Oleh :
Jurusan Kimia
2019
2
DAFTAR ISI
Cover
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
A. SEJARAH PENEMUAN LISTRIK........................................................................ 4
B. PERKEMBANGAN MODERN ELEKTROKIMIA ................................................. 6
C. Aplikasi dan Kegunaan dalam Kehidupan Sehari–hari ............................................ 14
Sebagai Penyimpanan Energi (Sel Volta Primer & Sekunder) ................................. 14
Penyepuhan Logam (Elektroplating) ........................................................................ 18
Pelindung dari Korosi ............................................................................................... 19
Voltammetri sebagai metode menganalisis senyawa kimia ...................................... 20
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 23
A. Simpulan ............................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1980, Luigi Galvani, seorang profesor anatomi dan fisiologi dari
Universitas Bologna melakukan serangkaian eksperimen selama 11 tahun
mengenai penegangan otot kaki katak melalui listrik yang dihasilkan mesin
listrik statis. Galvani menemukan bahwa penegangan otot kaki katak
tersebut dapat ditimbulkan dengan cara lain : ketika sebuah kait kuningan
ditekankan ke urat saraf tulang belakang katak dan kemudian digantungkan
ke rel besi yang juga menyentuh katak, otot kaki kembali menegang. Beliau
juga menemukan bahwa fenomena ini terjadi pula untuk pasangan logam
lainnya.
Galvani percaya bahwa sumber muatan listrik ada pada otot katak atau
saraf itu sendiri, dan pada saat beliau menerbitkan hasil pekerjaannya ini
pada tahun 1791, beliau menamakannya dengan “listrik hewan” (animal
electricity). Banyak ilmuwan yang mempertanyakan, termasuk juga Galvani
sendiri, apakah ia telah menemukan “gaya hidup” yang telah lama mereka
cari.
baterai litium-ion menjadi padat atau semi padat dengan bantuan bahan
senyawa kimia litium heksafluorofosfat (LiPF6). Bahan yang berbentuk gel
ini diketahui lebih stabil dari cairan konvensional pada litium-ion dengan
tetap bertenaga selama lebih dari 400 jam waktu pengujian dibanding
dengan cairan sebelumnya. Menurut para peneliti tersebut, masalah yang
paling umum terjadi saat gangguan dalam baterai litium adalah tumbuhnya
dendrit yang tidak hanya menguras daya lebih cepat dari yang dibutuhkan
perangkat, juga bisa menyebabkan kebakaran.
Dendrit adalah semacam untaian paku litium yang tumbuh di anoda baterai.
Ketika baterai diisi ulang, ion litium bergerak dari satu sisi ke sisi lain dalam
baterai, berjalan di dalam cairan elektrolit. Setelah diisi ulang berkali-kali,
pertumbuhan dendrit terakumulasi dan makin mempersingkat masa pakai
baterai.
Elektroda Termodifikasi
Baterai isi ulang yang saat ini pemakaiannya sangat luas adalah jenis
baterai accu (lead acid battery) dan jenis baterai lithium ion. Baterai accu
sampai saat ini masih mendominasi untuk pemakaian listrik dengan daya
besar, misalnya catu daya pada mobil, pembangkit listrik energi terbarukan
dan mobil listrik. Baterai jenis accu secara kinerja memiliki kualitas yang
baik, hanya memiliki masalah dalam bobot yang sangat berat. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi bobot baterai accu dengan
mengganti elektroda Pb dengan elektroda lain yang lebih ringan. Salah satu
alternatif yang dapat menggantikan fungsi elektoda Pb adalah polimer
konduktif.
Salah satu polimer konduktif yang banyak diteliti untuk aplikasi elektroda
baterai adalah polianilin. Polianilin, bila dibandingkan dengan polimer
konduktif lainnya mempunyai beberapa keunggulan diantaranya :
a. Polianilin dapat disintesis secara mudah, baik dengan cara elektrokomia
atau cara kimia
b. Polianilin dapat disintesis dalam jumlah banyak (mass production)
dengan cara relatif sederhana, sehingga sangat menguntungkan untuk
kepentingan aplikasi industri
10
Pada elektroda positip, saat proses charge PbSO4 berubah menjadi PbO2
dan H2SO4, sedangkan pada proses discharge PbO2 berubah menjadi
PbSO4 dan H2O. Pasangan reaksi reduksi dan oksidasi pada elektroda
positip adalah sebagai berikut:
PbSO4 + 2H2O ↔ PbO2 + HSO4- + 3H+ + 2e-
Hasil penelitian yang dituliskan pada paper ini bertujuan untuk membuat
dan mempelajari kinerja sistem baterai polianilin-PbO2. Konfigurasi sistem
baterai yang dibuat adalah [PANi-NMP│ H2SO4 +
Akuades│PbO2. Polianilin yang dipergunakan sebagai material anoda
disintesis dengan metoda kimia, sedangkan PbO2 sebagai material katoda
diperoleh dari elektroda baterai komersial.
Ekstraksi Lithium (Li+) dari Danau Air Garam dengan Elektrolisis Membran
Beberapa aplikasi sel elektrokimia juga dapat ditemukan dari beberapa
penelitian–penelitian terbarukan. Xuheng Liu et all (2015) melakukan
penelitian tentang studi ekstraksi lithium (Li+) dari danau air garam dengan
elektrolisis membran. Pada penelitian logam tersebut air garam diekstraksi
menggunakan elektrolisis membran dengan parameter operasi pada
pertukaran kapasitas Li+ dan stabilitas elektroda. Berbagai parameter
termasuk konsentrasi awal lithium dari larutan elektrolit, jarak anoda-
katoda, suhu elektrolit, kepadatan permukaan substrat aktif dan waktu
elektrolisis dioptimalkan. Di bawah kondisi optimal, elektroda
menunjukkan kapasitas pertukaran Li+ yang luar biasa pada 38,9 mg/g dan
nilai pH larutan elektrolit kurang dari 8. Ekstraksi lithium dari air garam
dengan elektrolisis membrane memberikan hasil yang sangat bermanfaat.
Logam lithium kedepannya digunakan untuk menyimpan cadangan energi
listrik.
pengolahan air limbah dan produksi gas metana. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan mikroba elektrolisis sel (MEC) dirancang
dengan permukaan elektroda spiral dan untuk mengevaluasi efektivitas
untuk pengolahan air limbah dan produksi gas metana (CH4). Model spiral
dirancang dapat menyediakan lebih dari 60 m2/m3 luas permukaan spesifik
dari elektroda dan tahan pada internal rendah. Dengan asetat sebagai
substrat dan mengatur tingkat tegangan 0,7 menjadi1,3 V, rata rata arus
konstan dan produksi CH4 meningkat masing-masing berturut 46 menjadi
132 A / m3 dan 0,08 menjadi 0,17 m3/m3d. Dengan meningkatkan
tegangan, efisiensi energy menurun dari 157% menjadi 69%, sedangkan
nilai COD meningkat 0,31 menjadi 0,69 kg COD/m3d. Tegangan optimal
dari MEC permukaan elektroda spiral sekitar 0,95 V. Proses penjenuhan air
limbah, MEC juga menunjukkan hasil yang baik dengan kepadatan rata-rata
saat 24 A/m3, laju produksi CH4 berkisar 0,03 m3/m3d, energi efisiensi
66%, dan nilai COD berkisar 0,20 kg COD/m3d.
Proses filtrasi elektrokimia terdiri dari tiga proses, yaitu transfer massa
secara hidrodinamik, adsorpsi/desorpsi secara fisik yang dipengaruhi oleh
temperatur, dan transfer elektron secara langsung yang dipengaruhi oleh
tegangan. Kemampuan proses filtrasi elektrokimia dapat dievaluasi
melalui proses adsorpsi, desorpsi, dan oksidasi dari zat pewarna dalam
larutan, seperti muatan positif pada metilen biru (MB) dan muatan negatif
pada metil orange, serta oksidasi anion iodide (I-) dan klorin (Cl-).
Efisiensi dari penerapan teknologi CNT filter elektrokimia dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti: (i) potensial anoda, (ii) laju alir, (iii) kekuatan ion,
dan (iv) bahan katoda. Agar senyawa kimia dapat teroksidasi, nilai potensial
anoda harus lebih tinggi dibandingkan potensial redoks. Namun pada nilai
potensial anoda yang tinggi memungkinkan terjadinya pemecahan molekul
air, sehingga terjadi kompetisi antara oksidasi senyawa organik dengan
evolusi oksigen. Potensial anoda yang tinggi juga menyebabkan degradasi
CNT serta membatasi aplikasi CNT untuk pengolahan air secara
elektrokimia. Oleh karena itu, potensial anoda dijaga pada nilai yang tidak
terlalu tinggi, serta dapat digunakan elektroda boron-doped diamond (BDD)
untuk meminimalisir kompetisi antara oksidasi anoxic dan evolusi oksigen.
Salah satu teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatan overpotential
dari oksigen adalah dengan melapisi permukaan anoda.
Kinerja dari sistem elektrokimia dipengaruhi pula oleh bahan katoda yang
digunakan, karena katoda yang berbeda akan menghasilkan tingkat oksidasi
yang berbeda pula. Beberapa contoh bahan yang dapat digunakan misalnya
graphite felt, carbon felt, dan multiwalled carbon nanotube (MWNT).
14
salmiak (NH2Cl), karbon (C), dan sedikit air. Dengan adanya air jadi baterai
kering ini tidak 100% kering.
Sel ini biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi pada lampu,
senter, radio, jam dinding, dan masih banyak lagi. Penggunaan logam seng
adalah sebagai anoda sedangkan katoda digunakan elektrode inert, yaitu grafit,
yang dicelupkan ditengah-tengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator.
Seng tersebut akan dioksidasi sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:
Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO2 dan NH4Cl. Reaksi yang
terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
Katoda akan menghasilkan ammonia, ammonia ini akan bereaksi dengan Zn2+
yang dihasilkan di anode. Reaksi tersebut akan membentuk ion yang kompleks
[Zn(NH3)4]2+. Sel kering ini tidak dapat digunakan berulang kali dan memiliki
daya tahan yang tidak lama. Dan harganya di pasaran sangatlah murah.
b. Baterai Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan
untuk usaha perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II)
oksida (HgO) adalah penyusun dari baterai merkuri ini yang dihubungkan
dengan larutan elektrolit kalium hidroksida (KOH). Sel ini mempunyai beda
potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada baterai ini adalah:
d. Baterai Litium
Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti pada
baterai alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih
besar dan daya tahannya lebih lama dibandingkan baterai kering yang
berukuran sama. Berikut notasi dari baterai Litium:
Li│Li+ (pelarut non-air)│KOH (pasta)│MnO2, Mn(OH)3,
C
a. Aki Timbal
Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor
atau automobil. Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung
jumlah sel yang digunakan dalam konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini
terdiri atas katoda PbO2 (timbel(IV) oksida) dan anodanya Pb (timbel=timah
hitam). Kedua zat sel ini merupakan zat padat, yang dicelupkan kedalam
larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah:
Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya.
Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua
elektrode. Pada pengosongan aki, anoda (Pb) mengirim elektron ke katoda
(PbO2). Sementara itu pada pengisian aki, elektrode timbal dihubungkan
dengan kutub negatif sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada
elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi pengisian aki:
PbSO4 (s) + H+(aq) +2e- → Pb(s) + HSO4–(aq) [elektrode Pb sebagai katoda]
17
PbSO4 (s) + 2H2O(l) → PbO2 (s) + HSO4–(aq) + 3H+ (aq) + 2e- [elektrode
PbO2 sebagai anoda].
Untuk membuat larutan sepuh, emas dikaitkan pada kawat tembaga yang
disambungkan pada kutub positif aki kering. Logam yang disepuh dikaitkan
pada kawat tembaga pada sambungan kutub lain. Untuk meratakan lapisan,
perhiasan digoyang-goyangkan beberapa kali.
Korosi adalah reaksi oksidasi dari suatu unsur, terutama logam. Logam
lebih mudah teroksidasi ketika logam tersebut berada di bagian kiri deret volta
akibat mengecilnya potensial reduksi dan membesarnya potensial oksidasi
semakin logam berada di bagian kiri deret. Contoh berikut adalah mekanisme
magnesium (Mg) untuk melindungi logam besi (Fe) dari korosi.
Karena Magnesium berada di sebelah kiri besi pada deret volta, maka Mg akan
teroksidasi dan akan melindungi Fe dari korosi, dan ketika Mg terkorosi, akan
dihasilkan Mg(OH)2. Ketika ada kehadiran CO2 (atau karbon dari debu udara)
maka reaksi akan berlanjut dan Mg(OH)2 akan bereaksi dengan CO2
membentuk lapisan MgCO3•3H2O yang dapat mencegah proses korosi
berlanjut.
Akan tetapi, lapisan MgCO3•3H2O tidak terlalu tebal untuk melindungi seluruh
permukaan besi dari korosi sehingga masih ada bagian besi yang memiliki
lapisan MgCO3•3H2O yang tipis atau bahkan tidak terlapisi. Oleh karena itu
Mg bukan material terbaik untuk mencegah korosi dari besi.
Arus akan mengalir ketika potensial pada elektroda kerja cukup negatif untuk
terjadinya reaksi reduksi, atau potensial cukup positif untuk terjadinya reaksi
oksidasi. Pada potensial dimana arus mulai mengalir berhubungan dengan Eo
untuk tiap pasangan reaksi, hal ini disebut sinyal analitik kualitatif. Besarnya
arus berhubungan dengan konsentrasi analit yang bereaksi pada elektroda, ini
disebut sinyal analitik kuantitatif.
Ada tiga mekanisme aliran arus yang muncul pada sistem, yaitu :
a) Konveksi, yaitu aliran arus yang disebabkan oleh pengadukan, density
gradient atau karena gradien temperatur dalam larutan.
b) Elektromigrasi, yaitu aliran arus karena perpindahan kation menuju katoda
dan anion menuju anoda. Ketika arus mengalir, muatan dibawa oleh ion
melalui larutan berdasarkan nilai transference number-nya.
c) Difusi, yaitu aliran arus yang berhubungan dengan gradien konsentrasi.
Analit akan mengalir secara spontan dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju
ke konsentrasi rendah.
22
Metode pengukuran
Dalam voltametri, variabel sinyal eksitasi potensial memberi kesan terhadap
sel yang mengandung mikroelektroda. Sinyal eksitasi ini merupakan
karakteristik respon arus berdasarkan metoda yang digunakan. Ada beberapa
jenis sinyal eksitasi, pertama linear scan biasa digunakan pada polarography
dan hydrodynamic voltammetry. Differential pulse digunakan dalam
differential pulse polarography. Square wave digunakan dalam square wave
voltammetry dan triangular digunakan dalam cyclic voltammetry (Skoog, et.
al, 1998)
23
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sel elektrokimia merupakan pemanfaatan arus listrik yang dihasilkan dari
sebuah reaksi kimia ataupun arus listrik yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi
kimia. Banyak pemanfaatan sel elektrokimia digunakan untuk menghasilkan
teknologi terbarukan. Di dalam proses pengembangannya, sel elektrokimia dapat
menghasilkan reaksi kimia berlangsung spontan atau pun tidak spontan berdasarkan
tingkat oksidasi-reduksi suatu elektroda. Sel elektrolisis dan sel Volta merupakan
24
hasil terapan dari sel elektrokimia yang menggunakan media elektroda dan larutan
elektrolit. Elektroda akan mengalami reaksi kimia yang terjadi pada katoda maupun
anoda. Hasil dari interaksi-interaksi pada elektroda ini yang akan menjadi media
penghantar energi yang dihasilkan. Sampai saat ini, sel elektrokimia masih
memiliki peranan penting di dalam kemajuan teknologi modern sampai industri
otomotif maupun rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education,Inc.
Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New
York: McGraw-Hill Education
Feng-Quan Liu. et al, 2018. Upgrading traditional liquid electrolyte via in situ
gelation for future lithium metal batteries, vol 4 no 10 Science Advance 2018
Hou, Y.; Zhang R.; Luo H.; Liu G.; Kim, Y.; Yu, S.; Zeng, J.; Microbial
electrolysis cell with spiral wound electrode for wastewater treatment and
methane production, Process Biochemistry, Elsevier, 2015.
Kennedy, J. 1990. Analitycal Chemistry. 2nd ed. Sounders College Publishing.
Liu, X.; Chen, X.; He, L.; Zhao, Z.; Study on Extraction of Lithium from Salt
Lake Brine by Membrane Electrolysis, Desalination 376, Elsevier, 2015.
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th
edition). New Jersey: Pearson Education,Inc.
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature
of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Skoog, D.A., D.M. West, F.J. Holler (1996). Fundamental of Analytical chemistry,
7th ed. Saunders College Publishing.
Wang, J. 2000. Analytical Electrochemistry. Wiley–VHC. Canada.
West,Kresta. 2009. Materi Kimia :”Reaksi Kimia” Volume 3. PT Intan Sejati :
Bandung