Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA MATERIAL

“SEMIKONDUKTOR”

Kelompok 5
Refael Kojong Pertama 211011010022
Englin Mewengkang 211011010007
Raihan Azril Zailani Freidah 211011010009
Priskilia Ruth Yenni Tumbelaka 19101101022

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan atau material penghantar listrik adalah bahan yang memiliki banyak elektron
bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan
tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbital terluar, bahan
ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Penghantar listrik dapat dikelompokkan sebagai
konduktor, semikonduktor, dan isolator.
Masyarakat pada umumnya mengetahui konduktor, semikonduktor dan isolator
sebagai bahan penghantar listrik sebatas ukuran baik atau tidaknya bahan tersebut
menghantarkan listrik. Umumnya konduktor didefinisikan sebagai bahan yang mudah
mengalirkan arus listrik jika dihubungkan dengan sumber tegangan, isolator sebagai bahan
yang akan menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan,
semikonduktor adalah bahan yang pada kondisi tertentu akan bersifat sebagai isolator dan
pada kondisi lain akan bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor adalah suatu zat, unsur atau senyawa kimia padat, yang dapat
menghantarkan listrik dalam beberapa kondisi tetapi tidak pada yang lain, menjadikannya
media yang baik untuk mengendalikan arus listrik. Semikonduktor memiliki banyak aplikasi
di berbagai bidang, termasuk dalam teknologi informasi dan komunikasi, energi terbarukan,
dan elektronik. Beberapa contoh aplikasi semikonduktor adalah dalam pembuatan transistor,
mikroprosesor, LED, sel surya, dan lain sebagainya. Semikonduktor memiliki konduktivitas
listrik yang lebih rendah dari konduktor tetapi lebih tinggi dari isolator. Semikonduktor
sering digunakan dalam teknologi elektronik, seperti dalam pembuatan chip komputer dan
panel surya.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai semikonduktor yang merupakan material
penghantar listrik tidak murni yang memiliki sifat dual karakter yaitu bisa berupa konduktor
atau isolator.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari semikonduktor?
2. Apa saja jenis-jenis semikonduktor?
3. Apa saja sifat-sifat semikonduktor?

1
4. Bagaimana penggunaan semikonduktor?
5. Bagaimana prinsip dasar semikonduktor?
6. Bagaimana prinsip kerja semikonduktor
7. Bagaimana susunan atom material semikonduktor?
8. Apa saja alat dan bahan semikonduktor?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari semikonduktor
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari semikonduktor
3. Untuk mengetahui sifat-sifat semikonduktor
4. Untuk mengetahui penggunaan semikonduktor
5. Untuk memahami prinsip dasar semikonduktor
6. Untuk memahami prinsip kerja semikonduktor
7. Untuk mengetahui susunan atom material semikonduktor
8. Untuk mengetahui alat dan bahan semikonduktor

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Semikonduktor


Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tata cara tertentu
dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat
arus, penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya
bisa berfungsi harus tahu spesifikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi
syarat operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak.
Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium
arsenide. Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya
yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Untuk informasi bagaimana semikonduktor digunakan sebagai alat elektronik, lihat alat
semikonduktor. Bahan Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif dalam alat
elektronika, digunakan misalnya untuk membuat dioda, transistor, dan IC (integrated circuit).
Disebut semi atau setengah konduktor karena bahan ini memang bukan konduktor murni.
Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah, disebut sebagai konduktor yang baik sebab
logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa sehingga elektronnya dapat bergerak
bebas. Saat ini bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah kristal silikon.
Dahulu orang juga menggunakan unsur germanium. Kedua unsur itu merupakan kelompok
IV dalam susunan berkala. Kristal gallium-arsenida yang terbentuk dari unsur gallium dan
arsen mempunyai sifat seperti unsur kelompok IV, sehingga dapat pula digunakan untuk
membentuk bahan semikonduktor.
2.1.1 Sejarah Semikonduktor
Semikonduktor dimulai pada abad ke-19 ketika para ilmuwan mulai mempelajari sifat-
sifat listrik dari bahan-bahan seperti logam, batu, dan air. Pada tahun 1833, seorang ilmuwan
Jerman bernama Ferdinand Braun menemukan efek semikonduktor, yaitu bahwa beberapa
bahan menghambat arus listrik lebih sedikit daripada bahan konduktor seperti logam.

3
Pada tahun 1904, seorang ilmuwan Amerika Serikat bernama H.J. Round menemukan
efek termionik pada semikonduktor dan pada tahun 1927, seorang ilmuwan Jerman bernama
Walter Schottky menemukan efek penghalang pada semikonduktor.
Pada tahun 1947, tiga ilmuwan Amerika Serikat, William Shockley, John Bardeen,
dan Walter Brattain, menemukan transistor di Bell Labs. Transistor adalah salah satu
perkembangan terpenting dalam sejarah semikonduktor karena memungkinkan pembuatan
sirkuit elektronik yang lebih kompleks dan kecil. Setelah penemuan transistor, banyak
perusahaan dan ilmuwan mulai melakukan penelitian dalam bidang semikonduktor. Pada
tahun 1958, Jack Kilby dari Texas Instruments memperkenalkan sirkuit terpadu (IC) pertama
yang menggabungkan beberapa transistor dan komponen elektronik lainnya ke dalam satu
chip kecil.
Pada tahun 1960-an, penelitian semikonduktor semakin meningkat, dan pada tahun
1971, Intel memperkenalkan mikroprosesor pertama, yang menjadi dasar dari komputer
modern. Selanjutnya, pengembangan semikonduktor terus berlanjut hingga saat ini, dengan
penemuan dan pengembangan teknologi seperti memori flash, LED, dan sensor.
Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor, industri semikonduktor juga
terus tumbuh dan berkembang. Industri semikonduktor menjadi salah satu industri paling
penting di dunia dan memainkan peran kunci dalam banyak aspek kehidupan kita, dari
komunikasi hingga transportasi dan kesehatan.
Sejarah semikonduktor dimulai pada awal abad ke-19 ketika ilmuwan menemukan
sifat semikonduktor pada bahan-bahan seperti germanium dan silikon. Namun, aplikasi
praktis dari semikonduktor baru dimulai pada pertengahan abad ke-20 ketika penemuan
transistor pada tahun 1947 oleh William Shockley, John Bardeen, dan Walter Brattain di Bell
Labs.
Transistor adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk memperkuat atau
mengontrol arus listrik. Ini adalah alternatif yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih andal
untuk tabung vakum yang digunakan dalam elektronik pada waktu itu. Penemuan transistor
memungkinkan pengembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang lebih canggih
dan efisien.
Selama tahun 1950-an dan 1960-an, industri semikonduktor tumbuh pesat, terutama di
Amerika Serikat dan Jepang. Perusahaan-perusahaan seperti Texas Instruments, Intel, dan
Fairchild Semiconductor memimpin dalam pengembangan teknologi semikonduktor dan
produksi massal chip semikonduktor. Pada tahun 1965, Gordon Moore, salah satu pendiri
Intel, mengamati bahwa jumlah transistor yang dapat diintegrasikan pada sebuah chip
4
semikonduktor akan meningkat dua kali lipat setiap 18 bulan hingga 24 bulan. Hukum Moore
ini terus berlaku hingga saat ini dan menjadi dasar bagi perkembangan teknologi
semikonduktor.
Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor, banyak aplikasi baru muncul,
termasuk televisi, kalkulator, komputer, dan telepon seluler. Industri semikonduktor terus
berkembang pesat hingga saat ini, memimpin revolusi digital dan mengubah dunia dalam
banyak cara yang signifikan..
Proses produksi semikonduktor melibatkan beberapa tahap, termasuk pertumbuhan
kristal, pemrosesan wafer, dan produksi sirkuit terpadu. Produksi semikonduktor juga
menggunakan teknik nanoteknologi untuk menciptakan komponen elektronik dengan ukuran
yang sangat kecil dan presisi yang tinggi.

2.2 Jenis-Jenis Semikonduktor


Ada dua jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor
ekstrinsik. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua jenis semikonduktor tersebut:
2.2.1 Semikonduktor Intrinsik (Murni)
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang tidak ditambahkan dengan
dopan, sehingga hanya terdiri dari atom semikonduktor murni. Jenis semikonduktor ini
memiliki daya hantar listrik yang rendah pada suhu kamar, namun dapat meningkat pada
suhu yang lebih tinggi.
Silikon dan Germanium merupakan salah satu contoh dari bahan semikonduktor. Jika
suhu bahan ini meningkat diatas suhu kamar maka kedua bahan ini akan bersifat konduktor.
Sedangkan, jika suhu kedua bahan tersebut turun menjadi dibawah suhu kamar maka nilai
tahanannya meningkat dan jika sudah mencapai titik maksimal maka kedua bahan ini akan
bersifat isolator.
Semikonduktor murni memiliki jumlah proton dan elektron seimbang tetapi jika
ditambahkan bahan yang tidak murni, maka semikonduktor akan berubah menjadi tidak
murni, proses ini dinamakan doping. Proses doping dengan menambahkan bahan antimon,
arsenik atau fosfor yang memiliki kelebihan elektron pada semikonduktor murni,
menyebabkan semikonduktor memiliki kelebihan elektron dan menjadikannya sebagai
semikonduktor tipe-N. Proses doping menambahkan bahan indium, aluminium, dan boron
yang memiliki kelebihan proton menyebabkan semikonduktor memiliki kelebihan proton dan
menjadikannya sebagai semikonduktor tipe-P.

5
2.2.2 Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang ditambahkan dengan dopan
untuk meningkatkan daya hantarnya. Dopan adalah atom yang menggantikan atom
semikonduktor dalam kristal semikonduktor. Ada dua jenis dopan, yaitu tipe P dan tipe N.
Semikonduktor tipe P adalah semikonduktor yang terdiri dari campuran atom-atom yang
tidak memiliki elektron bebas dan bersifat menerima elektron. Misalnya, unsur germanium
(Ge) bercampur dengan galium (Ga). Pada semikonduktor jenis P lubang (hole) bertindak
sebagai muatan positif, oleh karena itu komponen ini sering disebut sebagai pembawa muatan
minoritas. Pembawa muatan listrik yang positif dinamakan hole, sedangkan yang negatif
dinamakan elektron. Jika dilakukan proses penganodaan, di dalam silikon jenis P terbentuk
hole (pembawa muatan listrik positif) dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan
elektronnya. Oleh karena itu, di dalam silikon jenis P hole merupakan muatan mayoritas,
sedangkan elektron merupakan pembawa muatan minoritas.
Semikonduktor tipe N adalah semikonduktor intrinsik yang dicampur dengan atom
lain sehingga menyebabkan kenaikan jumlah elektron negatif yang bebas, misalnya unsur
silikon (Si) dengan arsen (Ar). Semikonduktor tipe N, lubang (hole) bertindak sebagai
muatan negatif, oleh karena itu komponen ini sering disebut pembawa muatan minoritas,
sedangkan elektron sebagai muatan positif disebut pembawa muatan mayoritas.
Penggabungan semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N pada komponen elektronika
diantaranya adalah dioda dan transistor.
a. Semikonduktor tipe P
Semikonduktor tipe P diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang mendapat pengo-
tor dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al atau Ga. Karena perbandingan
atom pengotor dengan atom asli sangat kecil, maka setiap atom pengotor hanya berva-
lensi 3, maka hanya menyediakan 3 elektron dalam ikatan kovalen, sehingga
kekurang- an (hole). Pengotoran ini menyebabkan meningkatnya jumlah hole (sebagai
pembawa muatan mayoritas). Sedangkan pembawa muatan moniritasnya adalah
elektron bebas yang terbentuk adalah elektron bebas yang terbentuk akibat suhu.
Semikonduktor ini memiliki pembawa muatan mayoritasnya hole bermuatan positif
maka semikonduktor ini disebut tipe P. Jadi bukan berarti semikonduktor tipe P
bermuatan positif, tetapi semikonduktor ini tetap netral. Karena atom pengotor me-
nyediakan kekurangan elektron maka disebut aseptor. Hole mudah terisi elektron dan
elektron pengisi meninggalkan hole baru dan seterusnya sehingga ada gerakan hole.
6
Gambar 1. Semikonduktor tipe P
b. Semikonduktor tipe N
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor instrinsik yang mendapat
doping atom- atom asing. Konsentrasi pengotoran ini sangat kecil, dengan
perbandingan atom pe ngotor (asing) dengan atom asli berkisar antara 1: 100 juta
sampai dengan 1:1 juta. Tujuan ini adalah agar bahan mempunyai satu jenis pembawa
muatan saja (elektron bebas atau hole saja) dan untuk memperbesar daya hantar
listrik. Semikonduktor tipe N adalah semikonduktor eksintrik yang diperoleh dari
semikonduktor intrinsik yang dikotori dengan atom asing yang bervalensi 5,
seperti: As, Pb dan P.
Perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat kecil maka setiap atom
pengotor dikelilingi atom asli. Elektron valensi yang ke 5 dari atom pengotor tidak
terikat dalam ikatan kovalen sehingga menjadi elektron bebas. Bahan ini jumlah
elektron bebas akan meningkat sesuai jumlah atom pengotornya sehingga elektron
bebas menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole menjadi pembawa muatan
minoritas. Karena pembawa muatan mayoritasnya adalah elektron bebas, sedang
elektron bebas bermuatan negatif maka semikonduktor yang terbentuk diberi nama
semikonduktor tipe N.
Kotoran donor adalah suatu unsur pentavalen (unsur yang mempunyai 5
elektron valensi) yang dipakai untuk mengotori semikonduktor intrinsik sehingga
menjadi se mikonduktor tipe-N. Setiap atom kotoran donor membentuk empat ikatan
kovalen dengan empat atom semikonduktor di sampingnya, menyisakan elektron
kelima yang terikat lemah dan mudah berpindah jika ada medan listrik yang
dikenakan. Elektron- elektron yang dimasukkan untuk mengotori semikonduktor
murni dengan kotoran do- nor membuat tipe-N ini resistivitasnya rendah. Taraf
pengotoran yang umum dalam semikonduktor adalah 0,01 ppm. Kotoran donor yang
banyak dipakai adalah fosfor, arsen dan antimon.

7
Untuk meningkatkan jumlah elektron bebas di dalam Si kita memerlukan
unsur yang ada 5 elektron valen seperti As. Apabila As ditambah ke
dalam Si ia dinamakan doping. Selepas doping ikatan kovalen Si dan As, berlaku
ikatan kovalen hanya boleh 4 elektron tetapi As ada 5 elektron. Oleh itu
semikonduktor ini mempunyai 1 elektron bebas yang mempunyai ikatan yang sangat
lemah. Disebabkan jumlah elektron lebih dari lubang (hole), maka disebut tipe N.

Gambar 2. Semikonduktor tipe N


Selain itu, ada beberapa jenis semikonduktor lainnya yang digunakan dalam teknologi
modern, antara lain:
1. Semikonduktor Komposit: Semikonduktor komposit adalah campuran dua atau lebih
semikonduktor atau semikonduktor dengan material lain. Misalnya, GaAs (gallium
arsenida) digunakan sebagai semikonduktor dalam pembuatan dioda dan transistor.
2. Semikonduktor Organik: Semikonduktor organik terbuat dari senyawa organik dan
digunakan dalam pembuatan perangkat elektronik fleksibel seperti layar OLED.
3. Semikonduktor 2D: Semikonduktor 2D terdiri dari lapisan tunggal atom yang sangat
tipis, seperti grafiten (yang terdiri dari lapisan-lapisan grafen), molybdenum disulfida
(MoS2), dan silikon karbida (SiC). Semikonduktor 2D memiliki sifat-sifat unik yang
berbeda dari semikonduktor konvensional dan banyak dianggap sebagai potensi untuk
aplikasi teknologi masa depan.

2.3 Sifat-Sifat Semikonduktor


Material zat padat dikelompokkan kedalam tiga jenis berdasarkan sifat
konduktivitasnya yaitu isolator, semikonduktor, dan konduktor.
1) Bersifat Konduktor
Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan arus listrik sehingga sering dise
but penghantar listrik yang baik. Pada konduktor yang baik, jumlah elektron bebas terletak
pada lintasan paling luar dan bebas bergerak. Misalkan bahan tembaga se tiap atom
menyumbangkan 1 elektron bebas. Tembaga sebagai zat yang memiliki nomor atom 29,

8
mempunyai satu elektron bebas pada kulit terluarnya, elektron ini yang bertugas untuk
menghantarkan listrik ketika penghantar diberi tegangan.
2) Bersifat Isolator
Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hampir seluruh
bahan non logam adalah isolator. Contoh isolator adalah asbes, kayu kering, gelas, plastik,
karet, udara dll. Dalam bahan isolator, elektron-elektron tidak bebas berge- rak. Hal ini
karena setiap atom bahan isolator terikat dengan kuat satu dengan yang lainnya. Pada
isolator, setiap muatan elektron terikat oleh inti atomnya, sehingga pada suhu ruangan tidak
mungkin adanya pengaliran arus listrik. Apabila isolator diberi tegangan besar sehingga
menghasilkan energi listrik yang mampu mengatasi energi pengikat elektron, elektron akan
dapat berpindah. Dengan demikian isolator dapat mengalirkan arus listrik.
3) Bersifat Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan (material) yang memiliki sifat konduktivitas lis-
trik yang berada di antara isolator dan konduktor. Sebuah material semikonduktor bersifat
sebagai isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada tempera- tur ruangan
bersifat sebagai konduktor. Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon (Si),
germanium (Ge), dan gallium arsenide. Terdapat dua jenis se-mikonduktor yaitu
semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik, semikonduktor intrinsik biasanya hanya terdiri dari
Ge atau Si saja, sedangkan semikonduktor ekstrinsik ga- bungan dari dua jenis bahan atau
lebih. Semikonduktor sangat berguna di bidang elektronik, karena konduktansinya dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping). Salah satu
alasan utama kegunaan semikonduk- tor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat
diubah dengan cara menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut
dopan. Pada umumnya, komponen dasar aktif elektronika terbuat dari bahan-bahan
semikonduktor misalnya dioda, transistor, dan IC (Integreted Circuit).
Semikonduktor mempunyai konduktivitas antara isolator dan konduktor yang antara
10⁸ hingga 10⁴ 1/ohm.cm. Secara umum konduktivitas semikonduktor sangat dipengaruhi
oleh temperatur, iluminasi, medan magnet, dan jumlah atom impuritas. Semikonduktor mulai
dipelajari dari awal abad ke-19. Dari tahun ketahun banyak semikonduktor yang telah diteliti
dan tersusun pada beberapa golongan dalam susunan berkala unsur. Unsur-unsur
semikonduktor terdiri dari atas atom jenis tunggal seperti silicon (Si) dan germanium (Ge)
yang dapat ditemukan di golongan IV dalam susunan berkala dan senyawa semikonduktor
yaitu terdiri atas dua atau lebih unsur-unsur seperti arsenide (GaAs) yaitu kombinasi dari

9
gallium (Ga) golongan III dan Arsenik golongan V. Tabel 1 menunjukkan beberapa
semikonduktor unsur dan senyawa.

Tabel 1. Semikonduktor unsur dan senyawa


Unsur Gol IV – IV Gol III – V Gol II – VI Gol IV – VI
Senyawa Senyawa Senyawa Senyawa
Si SiC Al As Cds Pb S
Ge Al Sb Cd Se Pb Te
Bn Cd Te
Ga As Zn S
Ga P Zn Se
Ga Sb Zn Te
In As
In P
In Sb

Menurut Hartini (2011) secara umum semikonduktor bersifat isolator pada suhu
mendekati 0⁰ C dan pada suhu kamar bersifat konduktor. Material semikonduktor dapat
dimanfaatkan dalam proses fotokatalisis. Kriteria yang diperlukan dari material
semikonduktor untuk dapat digunakan sebagai fotokatalisis antara lain:
1. Bersifat fotoaktif.
2. Mampu memanfaatkan cahaya tampak atau ultraviolet dekat.
3. Bersifat lembam (inert) secara biologis dan kimiawi.
4. Bersifat fotostabil (stabil terhadap cahaya).
Selain sifat listrik, juga dapat dilihat dari jarak antara pita konduksi dan pita
valensinya. Pada material konduktor, terdapat pita konduksi dan pita valensi yang saling
menumpuk. Pada isolator jarak keduanya cukup jauh. Sedangkan pada material
semikonduktor, jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang
tindih jika dipengaruhi oleh energi dari luar seperti panas, medan magnet, dan tegangan yang
cukup tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi seperti ditunjukkan pada
gambar 1.

10
2.4 Penggunaan Material Semikonduktor
Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan galium
arsenida. Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya
yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektronikn dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah
kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan. Doping sejumlah besar ke
semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu
milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didopberat seringkali
digunakan sebagai pengganti logam.
Bahan-bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah Germanium dan Silikon.
Sifat-sifat bahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Germanium
Germanium merupakan salah satu bahan semi konduktor yang banyak dipakai.
Germanium diperoleh sebagai serbuk berwarna kelabu melalui proses kimia, yaitu
dengan mereduksi germanium oksida. Selain itu juga dapat diperoleh dari pemurnian
Kadmium dan seng. Germanium adalah bahan semi konduktor yang bervalensi 4 dan
mempunyai susunan seperti karbon atau silikon. Spesifikasi germanium adalah
sebagai berikut:
Daya hantar panas : 0,14 Cal/cm dt °C
Kapasitas panas : 0,08 Cal/gr °C
Koefisien muai panjang (0-100°C) : 6 x Titik lebur : 936°C
Permitivitas : 16 C2 /N m 2
Tahanan jenis listrik pada 20°C : 0,47 Ω m
Pada temperatur yang rendah, bahan semi konduktor ini bersifat sebagai
isolator, kemudian pada suhu yang cukup tinggi, bahan ini berubah sifatnya menjadi
bahan penghantar yang baik. Germanium merupakan bahan yang sangat luas
pemakaianya didalam pembuatan rectifier, transistor, dan peralatan semi konduktor

11
yang lain. Germanium yang dicampur dengan Arsen (As) disebut NGermanium. N
artinya negatif, karena pada temperatur kamar, germanium tipe N ini mempunyai
banyak elektron bebas yang bermuatan negatif. Arsen yang memberikan elektron
disebut donor. Germanium yang dicampur dengan Indium (In) yang mempunyai 3
elektron valensi disebut P-Germanium. P artinya positif, dan menunjukkan bahwa
banyak sekali hole yang bermuatan positif yang ada dalam Germanium tipe P ini.
b. Silikon
Silikon (Si) tidak ditemukan dalam bentuk aslinya, akan tetapi ditemukan
dalam bentuk silika yang direduksi dengan kokas dan kemudian dimurnikan dengan
converter, menghasilkan SiO atau SiHCl, atau dengan proses didestilasi berulang-
ulang dan kemudian direduksi dengan hydrogen menghasilkan SiH.
Sifat-sifat silikon :
 Mempunyai mobilitas yang tinggi
 Konstanta dielektriknya kecil
 Konduktivitas termis yang besar
 Disipasi panas yang baik.
 Impurity ionization energy yang sangat kecil
Dari sifat-sifat silikon tersebut diatas, maka silikon banyak digunakan sebagai
bahan semi konduktor, misalnya sebagai dioda rectifier, thyristor (SCR), dan lain-lain.
Senyawa silikon, SiO (quartz), sering dipergunakan pada alat-alat optik dengan index
bias 1,54.
2.4.1 Contoh Penggunaan Material Semikonduktor
a. Dioda
Jika dua tipe bahan semi konduktor yaitu type-P dan type-N digabung menjadi satu,
maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada
pembuatannya memang material tipe P dan tipe N bukan disambung begitu saja,
melainkan dari satu bahan semi konduktor diberi doping (impurity material) yang
berbeda.
Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P lebih besar dari sisi
N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N dan mengisi kekosongan
elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), maka
tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena
tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Hal itu menyebabkan dioda hanya dapat

12
mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah
(rectifier).
b. Transistor
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu
membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut
disebut emitor, base, dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan
kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
tergantung dari perpindahan elektron di kutub negatif mengisi kekurangan elektron
(hole) di kutub positif. Transistor bipolar pertama kali ditemukan oleh William
Schockley pada tahun 1951.
Transistor adalah komponen yang dapat bekerja sebagai sakelar (switch on/off) dan
juga sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar adalah inovasi yang mengantikan
transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar yang relatif lebih
kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih
dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor tabung masih digunakan terutama pada
aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang baik, namun konsumsi
dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron, teknik yang digunakan
adalah pemanasan filamen seperti pada lampu pijar.
Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan penggabungan 2
buah dioda. Emiter-Base adalah salah satu junction dan Base-Kolektor junction
lainnya. Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif,
yaitu hanya jika tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward
bias).
Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction baseemiter diberi bias
positif sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).
Karena base-emitor mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron mengalir
dari emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab mendapat
tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju
kutub ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju base
seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian
elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada pada base. Sebagian besar akan
menembus lapisan base menuju kolektor.
Itulah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah
transistor, karena persyaratannya adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat
13
diterjang oleh elektron. Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias),
maka tidak akan terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika base diberi
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding
dengan besar arus bias base yang diberikan.
Kemajuan dalam bidang mikroelektronika ini tidak terlepas dari penemuan bahan
semikonduktor maupun transistor.Komputer digital berkecepatan tinggi bisa terwujud
berkat penggunaan transistor dalam IC yang merupakan kumpulan jutaan transistor
renik yang menempati ruangan sangat kecik, yang semula hanya bisa ditempati oleh
sebuah transistor saja.

2.4.2 Persiapan Material Semikonduktor


Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal
diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi
karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek
besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga
diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan retak
tumpukan) mengganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan
penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit
mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot
(bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang
ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal
untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi
termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang
dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona.
Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung
berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal
kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara
bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal
yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.
Hampir semua alat maupun perkakas sedikit atau banyak bertumpu pada teknologi
elektronika. Oleh sebab itu, hampir semua aspek kehidupan manusia dipengaruhi oleh
14
penggunaan bahan semikonduktor dalam produk-produk elektronik. Penggunaan
semikonduktor dalam berbagai peralatan elektronik akan meningkat seiring dengan semakin
canggihnya produk elektronik. Semikonduktor diperkirakan paling banyak dipakai oleh
industri komputer (57 %), peralatan komunikasi (17 %), peralatan elektronik rumah tangga
(15 %) dan sisanya sekitar 11 % untuk keperluan lainnya, seperti peralatan militer, otomotif
dan mesin industri.

2.5 Prinsip Dasar Semikonduktor


Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik antara konduktor dan
isolator. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Semikonduktor umumnya diklasifikasikan berdasarkan harga resistivitas listriknya
pada suhu kamar, yakni dalam rentang 10-2-109 Ωcm. Sebuah semikonduktor akan bersifat
sebagai isolator pada temperatur sangat rendah, namun pada temperatur ruang akan bersifat
sebagai konduktor (Zainul, 2021).
Semikonduktor terdiri dari komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, induktor,
dioda, transistor, dan IC (integrated circuit). Bahan-bahan logam antara lain besi, timah,
tembaga disebut sebagai konduktor yang baik, karena logam memiliki susunan atom yang
sedemikian rupa, sehingga elektronnya mudah atau dapat bergerak dengan bebas (Hermanto,
2020).
Orbit terluar dari lintasan atau lapusisan disebut dengan pita valensi dan elektron yang
berada pada pita atau lapisan ini dinamakan elektron valensi. Sehingga elektron valensi
adalah jumlah elektron pada lintasan atau lapisan terluar. Karena hanya ada satu elektron dan
jaraknya jauh dari inti atau nuklues, maka ikatannya tidak terlalu kuat. Hanya dengan energi
yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari ikatannya.
Pada suhu kamar, elektron dapat bebas bergerak atau berpindah-pindah dari satu
nukleus lainnya. Elektron-elektron tersebut dapat bergerak dengan mudah berpindah ke arah
potensial yang sama, jika diberi tegangan potensial listrik. Fenomena ini yang dinamakan
sebagai arus listrik.
Isolator adalah unsur atau atom yang memiliki 8 buah elektron valensi, dan
memerlukan energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-elektron tersebut. Konduktor
adalah unsur atau atom yang memiliki 1 sampai 3 buah elektron valensi. Sedangkan
semikonduktor adalah unsur atau atom yang memiliki elektron valensi antara 4 sampai
dengan 6 buah. Dan paling memiliki sifat semikonduktor adalah unsur yang atomnya
memiliki elektron valensi sebanyak 4 buah.
15
Bahan semikonduktor yang banyak dikenal adalah Silikon (Si), Germanium (Ge) serta
Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk
membuat komponen semikonduktor, namun belakangan, menjadi popular setelah ditemukan
cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada
dibumi setelah oksigen (O2). Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak
mengandung unsur silikon (Antarissubhi et al., 2023).

2.6 Prinsip Kerja Semikonduktor


Atom-atom suatu unsur memiliki elektron dan proton, atom-atom akan bergabung
untuk membentuk kristal-kristal yang disebut komponen semikonduktor. Bahan
semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektronika terbuat dari unsur kimia yakni silikon
dan germanium (Surjawata & Astuti, 2015). Atom-atom silikon yang berdekatan letaknya
bergabung membentuk padatan (solid) dengan pola dan tatanan tertentu disebut Kristal
Semikonduktor. Atom silikon dan germanium merupakan semikonduktor yang bersifat
setengah konduktor, karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari
celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi bahan isolator
namun lebih besar dari celah energi bahan konduktir, sehingga memungkinkan elektron
berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun yang lain dengan perlakuan tertentu
terhadap bahan tersebut baik tegangan, perubahan suhu, sehingga semikonduktor bersifat
setengah menghantarkan atau semikonduktor (Antarissubhi et al., 2023).
Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti
atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak
ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu ruang T = 25 oC,
ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan
elektron terlepas dari ikatannya namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas,
sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik (Antarissubhi et al.,
2023).
Dalam kinerja semikonduktor diambil transistor sebagai contoh dari cara kerja
semikonduktor. Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3
kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar).
Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi
tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga
dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat
dan sumber listriknya. Secara harfiah sendiri transistor merupakan gabungan dari dua kata
16
yaitu transfer dan resistor yang dapat diartikan secara bebas sebagai pengalir arus atau
pengatur aliran arus. Triode merupakan istilah yang memiliki arti tiga elektroda, dan
didalam resistor sendiri memang memiliki tiga elektroda tersebut, yaitu basis atau dasar,
emitor atau pemancar dan kolektor ataupengumpul. Transistor dapat mengalirkan arus
listrik atau juga menguatkan tegangan dikarenakan memiliki ketiga elektroda tersebut.
Fungsi lain dari transistor adalah sebagai saklar pemutus dan penyambung aliran listrik
ketika pada dasar atau basis diberikan arus yang sangat besar. untuk cara kerja dari
transistor sendiri tergantung dari transistor jenis apa yang digunakan (Reyval, 2022).
2.7 Susunan Atom Semikonduktor
Semikonduktor adalah suatu bahan yang tahanan jenisnya mempunyai harga diantara
konduktor dan isolator, yaitu antara 10-2Ωcm sampai l0-6Ωcm. Dalam sistem periodik unsur-
unsur kimia pada golongan IV kebanyakan bersifat semikonduktor, diantaranya yang
terpenting adalah silikon dan germanium. Bahan semikonduktor ini rnempunyai 4 elektron
valensi. Atom-atom tersusun sebagai tetrahedral (susunan kristal intan) oleh adanya ikatan
valensi yang memungkinkan untuk berikatan dengan elektron dari atom lainnya.
Bila bahan semikonduktor ini dimampatkan maka terjadilah pembentukan struktur
kristal yang di dalamnya terdapat atom-atom yang berjarak sama, dimana setiap cm
kristalnya mengandung 4,52. 1023 atom (Polling, 1951). Bahan ini dinamakan semikonduktor
intrirsik (murni), jika keadaannya ditinjau secara kimia adalah murni dan padanya tidak
terdapat kerusakan susunan kristalnya. Susunan kristal tetrahedral agak sukar dibayangkan,
namun kalau kita perhatikan tiap-tiap atomnya terikat oleh 4 ikatan kovalen dengan 4 atom
yang terdekat.
Kristal adalah zat padat yang mempunyai susunan atom-atom atau susunan molekul
yang teratur. Berdasarkan keteraturan panjang jarak susunan atom-atom atau molekul-
molekul zat padat, maka kristal dibagi menjadi dua, yaitu: Monokristal (kristal
tunggal), yaitu kristal yangmemiliki keteraturan panjang jarak susunan atom-atom dan
memiliki periodisitas yang tidak berhingga ke segala arah dan Polikristal adalah kristal
yang memiliki keteraturan, dengan panjang (jarak) susunan atom-atom hanya terbatas pada
daerah-daerah tertentu di dalam kristal zat padat. Daerah dengan keteraturan atom-atom
ini disebut butiran (grain). Dalam sistem tiga dimensi kristal dikelompokkan menjadi tujuh
sistem kristal, yaitu kubik, monoklinik, triklinik, tetragonal, orthorombik, trigonal, dan
heksagonal
Pada kristal semikonduktor murni setiap elektron merupakan bagian dari ikatan
kovalen, sehingga tidak mempunyai sifat-sifat penghantar listrik, karena tidak mempunyai
17
pembawa muatan listrik (elektron bebas). Kristal-kristal itu akan mempunyai daya hantar,
apabila beberapa dari elektron itu terlepas dari ikatan kovalennya. Pelepasan elektron tersebut
memerlukan energi.
Struktur atom kristal silicon dapat kita lihat pada gambar 1., satu inti atom (nucleus)
masing-masing memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom atau nucleus yang stabil adalah
bila dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk
ikatan kovalen dengan ion- ion atom disampingnya. Pada kondisi suhu yang sangat rendah
(0°K). struktur atom silikon dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu nucleus ke
necleus yang lain. Pada kondisi ini, bahan semikonduktor akan berubah memiliki sifat
isolator karena pada kondisi tersebut tidak ada elektron yang dapat berpindah atau bergerak
untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, hanya ada beberapa ikatan kovalen yang lepas
karena efek dari energi panas yang dihasilkan, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari
ikatannya. Namun hanya ada beberapa dalam jumlah kecil elektron yang dapat terlepas,
sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.

2.8 Alat dan Bahan Semikonduktor


Alat semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen
elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu silikon, germanium,
dan gallium arsenida. Alat-alat semikonduktor zaman sekarang telah menggantikan alat
thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi
elektronik dalam bentuk padat (solid state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau
bentuk gas (gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk
dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk
terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam satu keping silikon yang
dinamakan sirkuit terpadu (IC).
Pengertian semikonduktor adalah bahan yang memiliki sifat konduktivitas antara
konduktor dan isolator. Artinya, kemampuannya dalam menghantarkan listrik berada di

18
antara konduktor dan isolator. Lebih lemah dibanding konduktor tapi lebih kuat dibandingkan
dengan isolator.
Tabel
Bahan Klasifikasi Resistivitas (Ωm)
Tembaga Konduktor 1,7×10-10
Germanium Semikonduktor 0,6
Kaca Isolator 9×1011
Nikrom Bahan resistan 10-4
Berikut ini adalah contoh bahan semikonduktor:
1. Selenium
2. Germanium
3. Silikon
4. Metal oxides
5. Gallium arsenide
Dari lima contoh bahan semikonduktor di atas, ada dua bahan yang paling sering
digunakan. Yakni selenium dan germanium. Dua bahan ini banyak digunakan dalam aplikasi
praktis dalam dunia elektronika. Hal ini karena energi yang dibutuhkan untuk mematahkan
ikatan kovalennya sangat kecil. Selain itu, silikon juga mudah didapatkan di alam dengan
ekstraksi yang cepat dan harga yang murah.

2.8.1 Contoh benda semikonduktor


Penggunaan bahan semikonduktor dalam contoh benda semikonduktor sangat banyak.
Di antaranya adalah:
1. Dioda
2. IC atau integrated circuit
3. Transistor
Ketiga bahan ini memang tidak bisa dengan mudah dijumpai secara kasat mata. Sebab
biasanya letaknya di bagian mesin gadget, laptop, televisi, dan handphone.

19
BAB III
PENUTUP

20
DAFTAR PUSTAKA

Hermanto, A.W. 2020. Elektronika ATT IV. CV. Oxy Consultant: Kota Semarang.
Antarissubhi, H., Songli, Y., Leda, J., Allu, N., Arunglabi, R., Rapa, C.I., & Lande, S. 2023.
Pengantar Teknik Elektro. CV. Tohar Media: Makassar.
Reyval, D. 2022. Elektronika Dasar Transistor dan Cara Kerjanya. Portaldata.org. 2(4): 1-9.

iv

Anda mungkin juga menyukai