“SEMIKONDUKTOR”
Kelompok 5
Refael Kojong Pertama 211011010022
Englin Mewengkang 211011010007
Raihan Azril Zailani Freidah 211011010009
Priskilia Ruth Yenni Tumbelaka 19101101022
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana penggunaan semikonduktor?
5. Bagaimana prinsip dasar semikonduktor?
6. Bagaimana prinsip kerja semikonduktor
7. Bagaimana susunan atom material semikonduktor?
8. Apa saja alat dan bahan semikonduktor?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari semikonduktor
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari semikonduktor
3. Untuk mengetahui sifat-sifat semikonduktor
4. Untuk mengetahui penggunaan semikonduktor
5. Untuk memahami prinsip dasar semikonduktor
6. Untuk memahami prinsip kerja semikonduktor
7. Untuk mengetahui susunan atom material semikonduktor
8. Untuk mengetahui alat dan bahan semikonduktor
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada tahun 1904, seorang ilmuwan Amerika Serikat bernama H.J. Round menemukan
efek termionik pada semikonduktor dan pada tahun 1927, seorang ilmuwan Jerman bernama
Walter Schottky menemukan efek penghalang pada semikonduktor.
Pada tahun 1947, tiga ilmuwan Amerika Serikat, William Shockley, John Bardeen,
dan Walter Brattain, menemukan transistor di Bell Labs. Transistor adalah salah satu
perkembangan terpenting dalam sejarah semikonduktor karena memungkinkan pembuatan
sirkuit elektronik yang lebih kompleks dan kecil. Setelah penemuan transistor, banyak
perusahaan dan ilmuwan mulai melakukan penelitian dalam bidang semikonduktor. Pada
tahun 1958, Jack Kilby dari Texas Instruments memperkenalkan sirkuit terpadu (IC) pertama
yang menggabungkan beberapa transistor dan komponen elektronik lainnya ke dalam satu
chip kecil.
Pada tahun 1960-an, penelitian semikonduktor semakin meningkat, dan pada tahun
1971, Intel memperkenalkan mikroprosesor pertama, yang menjadi dasar dari komputer
modern. Selanjutnya, pengembangan semikonduktor terus berlanjut hingga saat ini, dengan
penemuan dan pengembangan teknologi seperti memori flash, LED, dan sensor.
Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor, industri semikonduktor juga
terus tumbuh dan berkembang. Industri semikonduktor menjadi salah satu industri paling
penting di dunia dan memainkan peran kunci dalam banyak aspek kehidupan kita, dari
komunikasi hingga transportasi dan kesehatan.
Sejarah semikonduktor dimulai pada awal abad ke-19 ketika ilmuwan menemukan
sifat semikonduktor pada bahan-bahan seperti germanium dan silikon. Namun, aplikasi
praktis dari semikonduktor baru dimulai pada pertengahan abad ke-20 ketika penemuan
transistor pada tahun 1947 oleh William Shockley, John Bardeen, dan Walter Brattain di Bell
Labs.
Transistor adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk memperkuat atau
mengontrol arus listrik. Ini adalah alternatif yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih andal
untuk tabung vakum yang digunakan dalam elektronik pada waktu itu. Penemuan transistor
memungkinkan pengembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang lebih canggih
dan efisien.
Selama tahun 1950-an dan 1960-an, industri semikonduktor tumbuh pesat, terutama di
Amerika Serikat dan Jepang. Perusahaan-perusahaan seperti Texas Instruments, Intel, dan
Fairchild Semiconductor memimpin dalam pengembangan teknologi semikonduktor dan
produksi massal chip semikonduktor. Pada tahun 1965, Gordon Moore, salah satu pendiri
Intel, mengamati bahwa jumlah transistor yang dapat diintegrasikan pada sebuah chip
4
semikonduktor akan meningkat dua kali lipat setiap 18 bulan hingga 24 bulan. Hukum Moore
ini terus berlaku hingga saat ini dan menjadi dasar bagi perkembangan teknologi
semikonduktor.
Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor, banyak aplikasi baru muncul,
termasuk televisi, kalkulator, komputer, dan telepon seluler. Industri semikonduktor terus
berkembang pesat hingga saat ini, memimpin revolusi digital dan mengubah dunia dalam
banyak cara yang signifikan..
Proses produksi semikonduktor melibatkan beberapa tahap, termasuk pertumbuhan
kristal, pemrosesan wafer, dan produksi sirkuit terpadu. Produksi semikonduktor juga
menggunakan teknik nanoteknologi untuk menciptakan komponen elektronik dengan ukuran
yang sangat kecil dan presisi yang tinggi.
5
2.2.2 Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang ditambahkan dengan dopan
untuk meningkatkan daya hantarnya. Dopan adalah atom yang menggantikan atom
semikonduktor dalam kristal semikonduktor. Ada dua jenis dopan, yaitu tipe P dan tipe N.
Semikonduktor tipe P adalah semikonduktor yang terdiri dari campuran atom-atom yang
tidak memiliki elektron bebas dan bersifat menerima elektron. Misalnya, unsur germanium
(Ge) bercampur dengan galium (Ga). Pada semikonduktor jenis P lubang (hole) bertindak
sebagai muatan positif, oleh karena itu komponen ini sering disebut sebagai pembawa muatan
minoritas. Pembawa muatan listrik yang positif dinamakan hole, sedangkan yang negatif
dinamakan elektron. Jika dilakukan proses penganodaan, di dalam silikon jenis P terbentuk
hole (pembawa muatan listrik positif) dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan
elektronnya. Oleh karena itu, di dalam silikon jenis P hole merupakan muatan mayoritas,
sedangkan elektron merupakan pembawa muatan minoritas.
Semikonduktor tipe N adalah semikonduktor intrinsik yang dicampur dengan atom
lain sehingga menyebabkan kenaikan jumlah elektron negatif yang bebas, misalnya unsur
silikon (Si) dengan arsen (Ar). Semikonduktor tipe N, lubang (hole) bertindak sebagai
muatan negatif, oleh karena itu komponen ini sering disebut pembawa muatan minoritas,
sedangkan elektron sebagai muatan positif disebut pembawa muatan mayoritas.
Penggabungan semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N pada komponen elektronika
diantaranya adalah dioda dan transistor.
a. Semikonduktor tipe P
Semikonduktor tipe P diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang mendapat pengo-
tor dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al atau Ga. Karena perbandingan
atom pengotor dengan atom asli sangat kecil, maka setiap atom pengotor hanya berva-
lensi 3, maka hanya menyediakan 3 elektron dalam ikatan kovalen, sehingga
kekurang- an (hole). Pengotoran ini menyebabkan meningkatnya jumlah hole (sebagai
pembawa muatan mayoritas). Sedangkan pembawa muatan moniritasnya adalah
elektron bebas yang terbentuk adalah elektron bebas yang terbentuk akibat suhu.
Semikonduktor ini memiliki pembawa muatan mayoritasnya hole bermuatan positif
maka semikonduktor ini disebut tipe P. Jadi bukan berarti semikonduktor tipe P
bermuatan positif, tetapi semikonduktor ini tetap netral. Karena atom pengotor me-
nyediakan kekurangan elektron maka disebut aseptor. Hole mudah terisi elektron dan
elektron pengisi meninggalkan hole baru dan seterusnya sehingga ada gerakan hole.
6
Gambar 1. Semikonduktor tipe P
b. Semikonduktor tipe N
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor instrinsik yang mendapat
doping atom- atom asing. Konsentrasi pengotoran ini sangat kecil, dengan
perbandingan atom pe ngotor (asing) dengan atom asli berkisar antara 1: 100 juta
sampai dengan 1:1 juta. Tujuan ini adalah agar bahan mempunyai satu jenis pembawa
muatan saja (elektron bebas atau hole saja) dan untuk memperbesar daya hantar
listrik. Semikonduktor tipe N adalah semikonduktor eksintrik yang diperoleh dari
semikonduktor intrinsik yang dikotori dengan atom asing yang bervalensi 5,
seperti: As, Pb dan P.
Perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat kecil maka setiap atom
pengotor dikelilingi atom asli. Elektron valensi yang ke 5 dari atom pengotor tidak
terikat dalam ikatan kovalen sehingga menjadi elektron bebas. Bahan ini jumlah
elektron bebas akan meningkat sesuai jumlah atom pengotornya sehingga elektron
bebas menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole menjadi pembawa muatan
minoritas. Karena pembawa muatan mayoritasnya adalah elektron bebas, sedang
elektron bebas bermuatan negatif maka semikonduktor yang terbentuk diberi nama
semikonduktor tipe N.
Kotoran donor adalah suatu unsur pentavalen (unsur yang mempunyai 5
elektron valensi) yang dipakai untuk mengotori semikonduktor intrinsik sehingga
menjadi se mikonduktor tipe-N. Setiap atom kotoran donor membentuk empat ikatan
kovalen dengan empat atom semikonduktor di sampingnya, menyisakan elektron
kelima yang terikat lemah dan mudah berpindah jika ada medan listrik yang
dikenakan. Elektron- elektron yang dimasukkan untuk mengotori semikonduktor
murni dengan kotoran do- nor membuat tipe-N ini resistivitasnya rendah. Taraf
pengotoran yang umum dalam semikonduktor adalah 0,01 ppm. Kotoran donor yang
banyak dipakai adalah fosfor, arsen dan antimon.
7
Untuk meningkatkan jumlah elektron bebas di dalam Si kita memerlukan
unsur yang ada 5 elektron valen seperti As. Apabila As ditambah ke
dalam Si ia dinamakan doping. Selepas doping ikatan kovalen Si dan As, berlaku
ikatan kovalen hanya boleh 4 elektron tetapi As ada 5 elektron. Oleh itu
semikonduktor ini mempunyai 1 elektron bebas yang mempunyai ikatan yang sangat
lemah. Disebabkan jumlah elektron lebih dari lubang (hole), maka disebut tipe N.
8
mempunyai satu elektron bebas pada kulit terluarnya, elektron ini yang bertugas untuk
menghantarkan listrik ketika penghantar diberi tegangan.
2) Bersifat Isolator
Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hampir seluruh
bahan non logam adalah isolator. Contoh isolator adalah asbes, kayu kering, gelas, plastik,
karet, udara dll. Dalam bahan isolator, elektron-elektron tidak bebas berge- rak. Hal ini
karena setiap atom bahan isolator terikat dengan kuat satu dengan yang lainnya. Pada
isolator, setiap muatan elektron terikat oleh inti atomnya, sehingga pada suhu ruangan tidak
mungkin adanya pengaliran arus listrik. Apabila isolator diberi tegangan besar sehingga
menghasilkan energi listrik yang mampu mengatasi energi pengikat elektron, elektron akan
dapat berpindah. Dengan demikian isolator dapat mengalirkan arus listrik.
3) Bersifat Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan (material) yang memiliki sifat konduktivitas lis-
trik yang berada di antara isolator dan konduktor. Sebuah material semikonduktor bersifat
sebagai isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada tempera- tur ruangan
bersifat sebagai konduktor. Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon (Si),
germanium (Ge), dan gallium arsenide. Terdapat dua jenis se-mikonduktor yaitu
semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik, semikonduktor intrinsik biasanya hanya terdiri dari
Ge atau Si saja, sedangkan semikonduktor ekstrinsik ga- bungan dari dua jenis bahan atau
lebih. Semikonduktor sangat berguna di bidang elektronik, karena konduktansinya dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping). Salah satu
alasan utama kegunaan semikonduk- tor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat
diubah dengan cara menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut
dopan. Pada umumnya, komponen dasar aktif elektronika terbuat dari bahan-bahan
semikonduktor misalnya dioda, transistor, dan IC (Integreted Circuit).
Semikonduktor mempunyai konduktivitas antara isolator dan konduktor yang antara
10⁸ hingga 10⁴ 1/ohm.cm. Secara umum konduktivitas semikonduktor sangat dipengaruhi
oleh temperatur, iluminasi, medan magnet, dan jumlah atom impuritas. Semikonduktor mulai
dipelajari dari awal abad ke-19. Dari tahun ketahun banyak semikonduktor yang telah diteliti
dan tersusun pada beberapa golongan dalam susunan berkala unsur. Unsur-unsur
semikonduktor terdiri dari atas atom jenis tunggal seperti silicon (Si) dan germanium (Ge)
yang dapat ditemukan di golongan IV dalam susunan berkala dan senyawa semikonduktor
yaitu terdiri atas dua atau lebih unsur-unsur seperti arsenide (GaAs) yaitu kombinasi dari
9
gallium (Ga) golongan III dan Arsenik golongan V. Tabel 1 menunjukkan beberapa
semikonduktor unsur dan senyawa.
Menurut Hartini (2011) secara umum semikonduktor bersifat isolator pada suhu
mendekati 0⁰ C dan pada suhu kamar bersifat konduktor. Material semikonduktor dapat
dimanfaatkan dalam proses fotokatalisis. Kriteria yang diperlukan dari material
semikonduktor untuk dapat digunakan sebagai fotokatalisis antara lain:
1. Bersifat fotoaktif.
2. Mampu memanfaatkan cahaya tampak atau ultraviolet dekat.
3. Bersifat lembam (inert) secara biologis dan kimiawi.
4. Bersifat fotostabil (stabil terhadap cahaya).
Selain sifat listrik, juga dapat dilihat dari jarak antara pita konduksi dan pita
valensinya. Pada material konduktor, terdapat pita konduksi dan pita valensi yang saling
menumpuk. Pada isolator jarak keduanya cukup jauh. Sedangkan pada material
semikonduktor, jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang
tindih jika dipengaruhi oleh energi dari luar seperti panas, medan magnet, dan tegangan yang
cukup tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi seperti ditunjukkan pada
gambar 1.
10
2.4 Penggunaan Material Semikonduktor
Bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan galium
arsenida. Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya
yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektronikn dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah
kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan. Doping sejumlah besar ke
semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu
milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didopberat seringkali
digunakan sebagai pengganti logam.
Bahan-bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah Germanium dan Silikon.
Sifat-sifat bahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Germanium
Germanium merupakan salah satu bahan semi konduktor yang banyak dipakai.
Germanium diperoleh sebagai serbuk berwarna kelabu melalui proses kimia, yaitu
dengan mereduksi germanium oksida. Selain itu juga dapat diperoleh dari pemurnian
Kadmium dan seng. Germanium adalah bahan semi konduktor yang bervalensi 4 dan
mempunyai susunan seperti karbon atau silikon. Spesifikasi germanium adalah
sebagai berikut:
Daya hantar panas : 0,14 Cal/cm dt °C
Kapasitas panas : 0,08 Cal/gr °C
Koefisien muai panjang (0-100°C) : 6 x Titik lebur : 936°C
Permitivitas : 16 C2 /N m 2
Tahanan jenis listrik pada 20°C : 0,47 Ω m
Pada temperatur yang rendah, bahan semi konduktor ini bersifat sebagai
isolator, kemudian pada suhu yang cukup tinggi, bahan ini berubah sifatnya menjadi
bahan penghantar yang baik. Germanium merupakan bahan yang sangat luas
pemakaianya didalam pembuatan rectifier, transistor, dan peralatan semi konduktor
11
yang lain. Germanium yang dicampur dengan Arsen (As) disebut NGermanium. N
artinya negatif, karena pada temperatur kamar, germanium tipe N ini mempunyai
banyak elektron bebas yang bermuatan negatif. Arsen yang memberikan elektron
disebut donor. Germanium yang dicampur dengan Indium (In) yang mempunyai 3
elektron valensi disebut P-Germanium. P artinya positif, dan menunjukkan bahwa
banyak sekali hole yang bermuatan positif yang ada dalam Germanium tipe P ini.
b. Silikon
Silikon (Si) tidak ditemukan dalam bentuk aslinya, akan tetapi ditemukan
dalam bentuk silika yang direduksi dengan kokas dan kemudian dimurnikan dengan
converter, menghasilkan SiO atau SiHCl, atau dengan proses didestilasi berulang-
ulang dan kemudian direduksi dengan hydrogen menghasilkan SiH.
Sifat-sifat silikon :
Mempunyai mobilitas yang tinggi
Konstanta dielektriknya kecil
Konduktivitas termis yang besar
Disipasi panas yang baik.
Impurity ionization energy yang sangat kecil
Dari sifat-sifat silikon tersebut diatas, maka silikon banyak digunakan sebagai
bahan semi konduktor, misalnya sebagai dioda rectifier, thyristor (SCR), dan lain-lain.
Senyawa silikon, SiO (quartz), sering dipergunakan pada alat-alat optik dengan index
bias 1,54.
2.4.1 Contoh Penggunaan Material Semikonduktor
a. Dioda
Jika dua tipe bahan semi konduktor yaitu type-P dan type-N digabung menjadi satu,
maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada
pembuatannya memang material tipe P dan tipe N bukan disambung begitu saja,
melainkan dari satu bahan semi konduktor diberi doping (impurity material) yang
berbeda.
Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P lebih besar dari sisi
N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N dan mengisi kekosongan
elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), maka
tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena
tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Hal itu menyebabkan dioda hanya dapat
12
mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah
(rectifier).
b. Transistor
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu
membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut
disebut emitor, base, dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan
kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya
tergantung dari perpindahan elektron di kutub negatif mengisi kekurangan elektron
(hole) di kutub positif. Transistor bipolar pertama kali ditemukan oleh William
Schockley pada tahun 1951.
Transistor adalah komponen yang dapat bekerja sebagai sakelar (switch on/off) dan
juga sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar adalah inovasi yang mengantikan
transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar yang relatif lebih
kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih
dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor tabung masih digunakan terutama pada
aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang baik, namun konsumsi
dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron, teknik yang digunakan
adalah pemanasan filamen seperti pada lampu pijar.
Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan penggabungan 2
buah dioda. Emiter-Base adalah salah satu junction dan Base-Kolektor junction
lainnya. Seperti pada dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif,
yaitu hanya jika tegangan pada material P lebih positif daripada material N (forward
bias).
Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction baseemiter diberi bias
positif sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).
Karena base-emitor mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron mengalir
dari emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab mendapat
tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju
kutub ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju base
seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian
elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada pada base. Sebagian besar akan
menembus lapisan base menuju kolektor.
Itulah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah
transistor, karena persyaratannya adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat
13
diterjang oleh elektron. Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias),
maka tidak akan terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika base diberi
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding
dengan besar arus bias base yang diberikan.
Kemajuan dalam bidang mikroelektronika ini tidak terlepas dari penemuan bahan
semikonduktor maupun transistor.Komputer digital berkecepatan tinggi bisa terwujud
berkat penggunaan transistor dalam IC yang merupakan kumpulan jutaan transistor
renik yang menempati ruangan sangat kecik, yang semula hanya bisa ditempati oleh
sebuah transistor saja.
Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu nucleus ke
necleus yang lain. Pada kondisi ini, bahan semikonduktor akan berubah memiliki sifat
isolator karena pada kondisi tersebut tidak ada elektron yang dapat berpindah atau bergerak
untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, hanya ada beberapa ikatan kovalen yang lepas
karena efek dari energi panas yang dihasilkan, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari
ikatannya. Namun hanya ada beberapa dalam jumlah kecil elektron yang dapat terlepas,
sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
18
antara konduktor dan isolator. Lebih lemah dibanding konduktor tapi lebih kuat dibandingkan
dengan isolator.
Tabel
Bahan Klasifikasi Resistivitas (Ωm)
Tembaga Konduktor 1,7×10-10
Germanium Semikonduktor 0,6
Kaca Isolator 9×1011
Nikrom Bahan resistan 10-4
Berikut ini adalah contoh bahan semikonduktor:
1. Selenium
2. Germanium
3. Silikon
4. Metal oxides
5. Gallium arsenide
Dari lima contoh bahan semikonduktor di atas, ada dua bahan yang paling sering
digunakan. Yakni selenium dan germanium. Dua bahan ini banyak digunakan dalam aplikasi
praktis dalam dunia elektronika. Hal ini karena energi yang dibutuhkan untuk mematahkan
ikatan kovalennya sangat kecil. Selain itu, silikon juga mudah didapatkan di alam dengan
ekstraksi yang cepat dan harga yang murah.
19
BAB III
PENUTUP
20
DAFTAR PUSTAKA
Hermanto, A.W. 2020. Elektronika ATT IV. CV. Oxy Consultant: Kota Semarang.
Antarissubhi, H., Songli, Y., Leda, J., Allu, N., Arunglabi, R., Rapa, C.I., & Lande, S. 2023.
Pengantar Teknik Elektro. CV. Tohar Media: Makassar.
Reyval, D. 2022. Elektronika Dasar Transistor dan Cara Kerjanya. Portaldata.org. 2(4): 1-9.
iv