Nama Penyusun :
Josef Owen Christofel Domanauw Siahaan
5213230003
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2021/2022
1
DAFTAR ISI
SARAN .................................................................................................................. 18
2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
serta hidayah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Pengertian Dasar Elektronika” ini. Tidak lupa
ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberi
bantuan serta kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Tentu masih banyak kekurangan serta kelemahan dari segi materi maupun
tampilan dari makalah yang kami susun yang diakibatkan oleh keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman dari kami, sehingga kami harap pembaca dapat
memaklumi kekurangan dalam makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan
manfaat untuk menambah pengetahuan dan juga sebagai referensi bagi para pembaca.
Kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan demi perkembangan makalah
kami selanjutnya.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
4
3. Tujuan Penulisan Makalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Elektronika
Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah
komponen utama yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit
terpadu (integrated circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil menemukan
6
bahwa elektron bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lainnya melewati
ruang hampa. Penemuan konduksi atau perpindahan ini dikenal dengan nama efek
Edison. Pada tahun 1904, John Fleming menerapkan efek Edison ini untuk menemukan
dua buah elemen tabung electron yang dikenal dengan nama diode, dan Lee De Forest
mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung tiga elemen, yang disebut trioda. Tabung
hampa udara menjadi device yang dibuat untuk memanipulasi kemungkinan energi
listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan.
7
Konsep sirkuit terintegrasi diusulkan pada tahun 1952 oleh Geoffrey W. A. Dummer,
seorang ahli elektronika berkebangsaan Inggris dengan Royal Radar Establishment-nya.
Pada tahun 1961, sirkuit terintegrasi menjadi produksi penuh oleh sejumlah perusahaan,
dan desain peralatan berubah secara cepat dan dalam beberapa arah yang berbeda untuk
mengadaptasi teknologi.
C. Komponen Elektronika
Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik
berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak
menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya
kabel).
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang
terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain rangkaian
yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing komponen, ada
yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat
sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya.
1. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor
mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan
terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir,
berdasarkan persamaan hukum Ohm:
8
V=I.R
I=V/R
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat
dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat
dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise),
dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan
daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak
terbakar.
2. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk
menyimpan muatan listrik. Bahan penyusun kapasitor yaitu dua keping atau
dua lembaran penghantar listrik yang dipisahkan menggunakan isolator
9
listrik berupa bahan dielektrik. Masing-masing keping atau lembaran
penghantar listrik diberi muatan listrik dalam jumlah yang sama tetapi
berlainan jenis, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Secara keseluruhan
kapasitor sesungguhnya bermuatan netral. Kapasitor dapat dibedakan
berdasarkan bahan dielektrik yang digunakan menjadi kapasitor mika,
kapasitor kertas, kapasitor keramik, kapasitor elektrolit, dan kapasitor udara.
Berdasarkan jenis kutub (polar), kapasitor dibedakan menjadi kapasitor
terkutub (polar) dan kapasitor tak terkutub (non-polar). Kapasitor digunakan
pada rangkaian listrik sebagai penyimpan muatan listrik atau energi
listrik dan sebagai pengaman dari kegagalan listrik pada rangkaian listrik
yang memiliki kumparan. Selain itu, kapasitor juga digunakan pada bagian
pengatur panjang gelombang sinyal pada pesawat radio. Kondensator
memiliki satuan yang disebut Farad yang diperoleh dari nama penemunya
yaitu Michael Faraday.
Bentuk fisik dan konstruksi kapasitor sangat bervariasi. Kebanyakan
kapasitor terdiri dari setidaknya dua konduktor listrik yang umumnya dalam
bentuk pelat logam atau permukaan yang dipisahkan oleh media dielektrik.
Konduktor dapat berupa foil, film tipis, manik logam yang disinter, atau
elektrolit. Dielektrik nonkonduktor berfungsi untuk meningkatkan kapasitas
muatan kapasitor. Bahan yang biasa digunakan sebagai dielektrik antara lain
kaca, keramik, film plastik, kertas, mika, udara, dan lapisan oksida.
Kapasitor banyak digunakan sebagai bagian dari rangkaian listrik di banyak
perangkat listrik umum. Tidak seperti resistor, kapasitor ideal tidak
menghilangkan energi. Ketika potensial listrik (tegangan) diterapkan
melintasi terminal kapasitor, misalnya ketika kapasitor dihubungkan melalui
baterai, medan listrik muncul melintasi dielektrik, menyebabkan muatan
positif berkumpul di satu pelat dan muatan negatif berkumpul di pelat
lainnya. Tidak ada arus yang benar-benar mengalir melalui dielektrik.
Namun, ada aliran muatan melalui rangkaian sumber. Jika kondisi
10
dipertahankan cukup lama, arus melalui rangkaian sumber berhenti. Jika
tegangan yang bervariasi terhadap waktu diterapkan pada kaki-kaki
kapasitor, maka akan terjadi aliran arus karena siklus pengisian dan
pengosongan kapasitor.
Secara umum, kapasitor digunakan untuk
memberikan kapasitansi kepada rangkaian listrik. Bagian kapasitor terdiri
dari dua penghantar listrik yang permukaannya saling berhadapan. Kedua
penghantar dipisahkan oleh bahan penyekat yang tipis. Kapasitor dirancang
agar muatan listrik yang ada pada lapisan pertama sama banyak tetapi
berlawanan jenis dengan muatan listrik yang ada pada lapisan kedua. Kedua
jenis penghantar disebut elektroda sedangkan bahan penyekatnya disebut
dielektrik. Bahan dielektrik dapat berupa zat padat, cair atau gas. Besarnya
nilai kapasitansi bergantung pada susunan geometris dari penghantar listrik
dan bahan dielektrik yang digunakan.
Kapasitansi dari kapasitor dapat ditentukan dengan rumus :
11
Gambar 1.2 merupakan gambar kapasitor
3. Induktor
12
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet
yang terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan
perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat medan
magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan
perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan
melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi
diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap
perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan
induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus
dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah
lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
13
14
Gambar 1.3 merupakan gambar inductor
4. Dioda
Spesifikasi dioda daya sama dengan dioda biasa pada umumnya, namun
dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari
dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklaran pada dioda daya relatif
lebih rendah.
Asal mula dari dioda adalah peranti Kristal Cat Whisker dan tabung hampa(
Tabung Hermonik). Saat ini diode yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor
15
seperti silicon atau germanium. Prinsip kerja diode termionik ditemukan pertama kali
oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873 sementara diode dengan prinsip kerja diode
kristal ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun pada tahun 1874. Pada waktu penemuan,
piranti ini masih disebut sebagai penyearah (rectifier).
Prinsip kerja dioda termionik ditemukan kembali oleh Thoz`mas Edison pada 13
Februari 1880 dan dia diberi hak paten pada tahun 1883, namun tidak dikembangkan
lebih lanjut. Braun mematenkan penyearah kristal pada tahun 1899. Penemuan Braun
dikembangkan lebih lanjut oleh Jagdish Chandra Bose menjadi sebuah peranti berguna
untuk detektor radio.
5. Transistor
Transistor adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi
tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
16
Transistor merupakan komponen elektronika multitermal, biasanya memiliki 3
terminal. Secara harfiah, kata ‘Transistor’ berarti ‘ Transfer resistor’, yaitu suatu
komponen yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur. Beberapa fungsi
Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan
penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya.
Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan
Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur
yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Disebut Transistor bipolar karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus
listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone,
dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk
mengatur aliran arus utama tersebut.
17
Gambar 1.5 merupakan gambar transistor
BAB III
KESIMPULAN
18
SARAN
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang
diinginkan akan tercapai maka disarankan kepada rekan-rekan mahasiswa
elektronika khususnya dapat memahami terlebih dahulu mengenai komponen-
komponen elektronika dan dapat mempraktikan cara menghitung dan mengukur
nilai dari komponen eletronika tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika
Herman Dwi Surjono, Ph.D. Elektronika, Teori dan Penerapan. Penerbit
Cerdas Ulet Kreatif 2007
19