KELOMPOK 5 :
ANGEL SHILVYA PANJAITAN (4213331017)
AGUSTINA RUTH LITA SIRAIT (4211131023)
EL KAMTY YAMARETA (4213131081)
GEBY SAGINA SIHOMBING (4213331001)
MEILANI AZIZAH (4213131008)
PASION TARIGAN (4213131053)
DOSEN PENGAMPU : MOONDRA ZUBIR, Ph.D.
KELAS : PSPK 21A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dalam matakuliah Kimia Fisika Larutan
ini dengan baik serta penuh kemudahan dan tepat pada waktunya. Adapuntujuan dari penulisan
makalah dengan topik yang berkaitan dengan Pemanfaatan Logam Tembaga sebagai sel volta
dalam media limbah buah buahan ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu pada
mata kuliah“ matakuliah Kimia Fisika Larutan”
Kami menyadari bahwa tugas makalah Pemanfaatan Logam Tembaga sebagai sel volta
dalam media limbah buah buahan ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurkan
tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Kelompok V
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari interaksi antara energi listrik dan
reaksi kimia. Dalam konteks sel volta dan elektrolisis, kedua proses ini melibatkan konversi energi
listrik menjadi energi kimia atau sebaliknya.Sel volta terdiri dari dua elektroda (biasanya logam
yang berbeda) yang terendam dalam larutan elektrolit. Reaksi kimia terjadi di dalam sel,
menghasilkan aliran elektron dari satu elektroda ke elektroda lainnya melalui kawat eksternal,
menciptakan arus listrik. Contoh umum sel volta adalah baterai. Sedangkan elektrolisis adalah
proses yang menggunakan energi listrik untuk memicu reaksi kimia non-spontan. Proses ini terjadi
dalam sebuah sel elektrolisis, di mana arus listrik dipakai untuk menghasilkan reaksi redoks yang
tidak akan terjadi secara alami. Biasanya, elektrolisis dilakukan dengan menghubungkan sumber
listrik eksternal ke dalam larutan elektrolit atau cairan yang mengandung ion-ion yang dapat
bereaksi. Contoh umum elektrolisis adalah pemisahan air menjadi hidrogen dan oksigen. Kedua
proses ini menunjukkan hubungan antara energi listrik dan reaksi kimia, tetapi pada konteks yang
berbeda. Sel volta mengubah energi kimia menjadi listrik, sementara elektrolisis menggunakan
energi listrik untuk menyebabkan reaksi kimia (Sukmawati, 2021).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, energi merupakan kemampuan untuk melakukan
suatu usaha atau kerja, misalnya energi listrik. Pada umumnya listrik yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari disalurkan langsung oleh PT. PLN dan memiliki harga mahal (Romadhon
& Subekti, 2023). Namun, hal ini sering menjadi masalah bagi Masyarakat ekonomi mengengah
kebawah. Karenanya, Masyarakat dituntut agar lebih kreatif mencari dan menciptakan sumber
energi terbarukan sebagai energi alternatif.
Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung senyawa kimia yang terdisosiasi menjadi
ion-ion bila larutan tersebut larut dalam air atau pelarut lainnya. Ion-ion yang dihasilkan ini
memungkinkan larutan elektrolit untuk menghantarkan listrik (Sukmawati, 2021).
Kartawidjaya (2008) menyebutkan energi listrik dapat diperoleh dari buah-buahan, khususnya
yang mengandung senyawa asam, seperti mangga, jeruk, nanas, dan belimbing (Lakmal et al.,
2021; Sugiura et al., 2023; Yahia et al., 2023; Yulia et al., 2023). Buah-buah tersebut kaya akan
asam sitrat, dimana asam sitrat ini merupakan elektrolit kuat yang teruai sempurna menjadi ion
nya dalam pelarut air. Selain kaya akan kandungan asam, buah-buah tersebut juga secara alami
mengandung air. Apabila ada dua logam berbeda dicelupkan kedalamnya akan menghasilkan beda
potensial antara logam dengan air sehingga terjadilah potensial elektroda yang dapat menghasilkan
energi listrik. Hal ini memiliki prinsip yang sama dengan sel volta, dimana jika kedalam suatu
larutan elektrolit dicelupkan dua batang logam maka akan terjadi reaksi spontan yaitu reaksi redoks
(reduksi-oksidasi) sehingga menimbulkan arus listrik (Atina, 2015).
Reaksi redoks yang berlangsung pada sel volta, muncul sebuah aliran electron yang
menyebabkan adanya arus listrik. Reaksi redoks pada sel volta melibatkan dua jenis reaksi yang
terjadi secara bersamaan di dua elektroda yang berbeda:Oksidasi (di anoda): Proses oksidasi terjadi
di anoda. atom atau molekul dari logam atau zat yang menjadi anoda kehilangan elektron,
menghasilkan ion positif. Reduksi (di katoda): Di katoda, proses reduksi terjadi. Ion-ion atau
1
molekul-molekul yang terlarut mendapatkan elektron dari katoda dan menjadi atom atau molekul
yang lebih netral atau kurang positif Reaksi redoks pada sel volta melibatkan dua jenis reaksi yang
terjadi secara bersamaan di dua elektroda yang berbeda:Oksidasi (di anoda): Proses oksidasi terjadi
di anoda. atom atau molekul dari logam atau zat yang menjadi anoda kehilangan elektron,
menghasilkan ion positif. Reduksi (di katoda): Di katoda, proses reduksi terjadi. Ion-ion atau
molekul-molekul yang terlarut mendapatkan elektron dari katoda dan menjadi atom atau molekul
yang lebih netral atau kurang positif (Putri, 2016). Kuantitas arus listrik yang dihasilkan akan
berbeda-beda bergantung dengan beda potensial antara kedua elektrodanya (katoda – anoda). Dari
gambar 1. Deret volta, jika diurutkan dari kiri ke kanan, maka semakin ke kanan nilai E° reduksi
semakin besar (oksidator kuat), sebaliknya jika diurutkan dari kanan ke kiri maka semakin kiri
nilai E° oksidasi semakin kuat (reduktor kuat) (Nasution, 2019).
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cr, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb, H, Sb, Bi, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
2
listrik dapat dihasilkan dari reaksi kimia antara logam tersebut dan buah-buahan tanpa
menghasilkan polusi atau limbah berbahaya.
3
BAB II
METODE PENELITIAN
Riset ini dilakukan di laboratorium kimia FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED)
pada bulan oktober 2023.
2. 1 Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan diantaranya, multimeter digital, kabel kutup positif dan kutup
negative, pisau, blender, kertas lakmus universal, gelas kimia 250 mL, kabel bekas (Cu),
Battery Heavy Duty bekas (Zn), kaleng bekas minuman (Al). Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan sebagai media buah-buahan meliputi buah belimbing, mangga, jeruk dan nanas.
Penelitian
Buah
Pengambilan data
Pengujian
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
4
2. 2 Persiapan sampel buah-buahan
- Dicuci buah belimbing hingga bersih, kemudian dipotong kecil-kecil.
- Di blender buah tanpa menggunakan air untuk memperoleh ekstrak buah murni.
- Dipindahkan ekstrak buah kedalam gelas kimia 250mL.
- Lakukan langkah yang sama pada buah mangga, jeruk dan nanas
2. 3 Preparasi sumber elektroda
- Kabel bekas (Cu)
Dipotong kabel bekas dan dikupas kulit luar untuk mengambil tembaga yang terdapat
didalamnya. Digulung tembaga hingga berbentuk batangan seperti stik.
- Battery heavy duty (Zn)
Dikupas bagian luar baterai, kemudian dipotong kedua ujung baterai. Selanjutnya
bersihkan bagian dalam baterai dan dilipat hingga berbentuk lempengan.
- Kaleng bekas minuman (Al)
Dicuci kaleng hingga bersih, kemudian dipotong kedua sisinya. Selanjutnya kaleng dilipat
hingga berbentuk lempengan.
2. 4 Pengambilan data
- Pengukuran tegangan
• Dihubungkan Cu ke kabel positif dan Al ke kabel negatif
• Diatur multimeter pada skala 20 mA
• Dimasukkan rangkaian sel volta kedalam ekstrak buah
• Diamati dan dicatat angka yang muncul pada skala selama 5 menit
• Dilakukan hal yang sama dengan mengganti elektroda (katoda-anoda) menjadi Al-Zn
dan Cu-Zn.
- Pengukuran kuat arus
• Dihubungkan Cu ke kabel positif dan Al ke kabel negatif
• Diatur multimeter pada skala 20 V
• Dimasukkan rangkaian sel volta kedalam ekstrak buah
• Diamati dan dicatat angka yang muncul pada skala selama 5 minet
• Dilakukan hal yang sama dengan mengganti elektroda (katoda-anoda) menjadi Al-Zn
dan Cu-Zn.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tegangan serta kuat arus pada media buah
mangga, belimbing, jeruk dan nanas sebagai sampel larutan elektrolit. Pengukuran tegangan dan
kuat arus dilakukan dengan mencelupkan sel volta yang telah dirangkai pada multimeter kedalam
larutan sampel selama 5 menit. Namun, pada perlakuan pengukuran ini mengalami sedikit kendala
dimana nilai yang ditampilkan pada layar multimeter tidak stabil. Menurut penelitian sebelumnya
hal ini wajar terjadi karena anoda dan katoda yang dicelupkan kedalam larutan sampel akan
mengalami oksidasi berupa proses pengkaratan (Kumala et al., 2022).
3. 1 Tegangan dan kuat arus buah-buahan pada elektroda Cu dan Al
Data tegangan dan kuat arus buah-buah pada elektroda Cu dan Al dapat dilihat pada
Gambar 3. Berdasarkan gambar 3, terlihat bahwa mangga memiliki tegangan 0,50 V, belimbing
0,50 V, jeruk 0,51 V dan nanas 0,54 V. Sedangkan nilai kuat arus mangga yaitu 0,59 mA, belimbing
0,57 mA, jeruk 0,87 mA, dan nanas 1,13 mA. Keempat sampel ini mengandung senyawa asam
berupa asam sitrat yang terionisasi sempurna dalam air. Sehingga satu-satunya penyebab
perbedaan nilai tegangan dan kuat arus adalah kadar keasamannya. Mangga memiliki pH 5,4;
belimbing memiliki pH 4,5 jeruk memiliki pH 4 dan nanas memiliki pH 3. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa tegangan dan kuat arus berbanding lurus dengan pH.
1.2
0.54
1.1
0.53 1.0
Kuat Arus (mA)
Tegangan (V)
0.9
0.52
0.8
0.51 0.7
Tegangan
Kuat Arus 0.6
0.50
0.5
Mangga Belimbing Jeruk Nanas
Sampel
6
adalah kadar keasamannya. Mangga memiliki pH 5,4, belimbing memiliki pH 4,5, jeruk memiliki
pH 4 dan nanas memiliki pH 3. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tegangan dan kuat arus
berbanding lurus dengan pH.
0.9
0.420
0.8
0.415
0.7
0.6
0.405
0.5
0.400
0.395 0.4
Tegangan
Kuat Arus
0.390 0.3
0.94
7
0.93
6
Kuat Arus (mA)
0.92
Tegangan (V)
0.91 5
0.90
4
0.89
Tegangan
Kuat Arus
3
0.88
7
pH 4 dan nanas memiliki pH 3. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tegangan dan kuat arus
berbanding lurus dengan pH.
Dari ketiga percobaan yang dilakukan dengan memvariasikan elektroda menunjukkan hasil
yang positif pada tiap sampel. Namun, nilai yang dihasilkan dari setiap penggantian elektroda
berbeda-beda. Hal ini diakibatkan karena beda potensial antara kedua elektroda memiliki
perbedaan. Semakin besar beda potensial maka reaksi redoks semakin mudah terjadi yang
menyebabkan tegangan dan kuat arus akan menjadi kuat dan besar. Oleh karena itu rangkaian
elektroda Cu-Zn memiliki nilai tegangan dan kuat arus yang lebih tinggi karena E0 yang besar
-0,42 V, selanjutnya Cu-Al dengan E0 -1,32 V dan Zn-Al dengan E0 -2,42 V.
3. 4 Hubungan antara tegangan dengan pH pada elektroda Cu dan Al
Pada table 1 diketahui nilai R Square sebesar 0,910 atau sebesar 91,0%. Hal ini berarti
terdapat hubungan antara tegangan dengan pH sebesar 91,0%. Disisi lain terdapat sisa 9,0%, yang
berarti terdapat pengaruh dari varibel lainnya. Nilai signifikasi pada table 1 sebesar 0,046 jika
dibangingkan dengan alpha 5% maka diperoleh nilai lebih kecil (0,046 < 0,05), artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara tegangan dengan pH.
Tabel 1: Hubungan tegangan dengan pH pada elektroda Cu-Al
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .954a .910 .864 .00697 .910 20.132 1 2 .046
a. Predictors: (Constant), pH Buah
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .983a .966 .949 .00586 .966 56.333 1 2 .017
a. Predictors: (Constant), pH Buah
8
3. 6 Hubungan antara tegangan dengan pH pada elektroda Zn dan Al
Pada table 3 diketahui nilai R Square sebesar 0,966 atau sebesar 96,6%. Hal ini berarti
terdapat hubungan antara tegangan dengan pH sebesar 96,6%. Disisi lain terdapat sisa 3,4%, yang
berarti terdapat pengaruh dari varibel lainnya. Nilai signifikasi pada table 3 sebesar 0,017 jika
dibangingkan dengan alpha 5% maka diperoleh nilai lebih kecil (0,017 < 0,05), artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara tegangan dengan pH.
Tabel 3: Hubungan tegangan dengan pH pada elektroda Zn-Al
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .983a .966 .949 .00293 .966 56.333 1 2 .017
a. Predictors: (Constant), pH Buah
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .958a .918 .877 .00009289 .918 22.384 1 2 .042
a. Predictors: (Constant), pH Buah
9
Tabel 4: Hubungan kuat arus dengan pH pada elektroda Cu-Zn
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .986a .972 .959 .00038371 .972 70.719 1 2 .014
a. Predictors: (Constant), pH Buah
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .994a .987 .981 .00003238 .987 155.643 1 2 .006
a. Predictors: (Constant), pH Buah
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai pH berbanding lurus dengan tegangan dan kuat arus, artinya semakin besar pH
maka nilai tegangan dan kuat arus akan semakin besar juga. Dalam percobaan ini, nanas
memiliki pH 3, jeruk memiliki pH 4, belimbing memiliki pH 4,5 dan mangga memiliki
pH 5,4. Pada masing-masing pengujian terhadap tiap elektroda menunjukkan hasil
yang positif, dimana nanas selalu memiliki tegangan dan kuat arus yang paling tinggi,
kemudian diikuti oleh jeruk, belimbing dan mangga.
2. Nilai E0 berbanding lursu dengan tegangan dan kuat arus, artinya semakin besar nilai
E0 maka reaksi redoks akan semakin mudah berlangsung yang mengakibatkan nilai
tegangan dan kuat arus akan semakin besar dan kuat. Rangkaian elektroda Cu-Zn
memiliki E0 paling tinggi yaitu -0,42 V, kemudian Cu-Al sebesar -1,32 V dan Zn-Al
sebesar -2,42 V. Pada percobaan ini diperoleh data bahwa nilai tegangan dan kuat arus
pada rangkaian elektroda Cu-Zn memiliki nilai paling tinggi, kemudian dikuti oleh Cu-
Al dan Zn-Al.
4.2 Saran
Percobaan ini masih belum dapat digunakan menjadi jawaban dari tujuannya, hal ini
disebabkan karena nilai tegangan dan kuat arus yang diperoleh masih terlalu kecil. Oleh sebab
itu perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam agar percobaan ini dapat dikembangankan
menjadi lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Atina. (2015). TEGANGAN DAN KUAT ARUS LISTRIK DARI SIFAT ASAM BUAH. 29.
Kumala, S. A., Widiyatun, F., & Wahyuni, S. E. (2022). Investigasi Potensi Daya Listrik Pada
Larutan Bubur Tanaman Jahe dan Jeruk. SINASIS, 3(1).
Lakmal, K., Yasawardene, P., Jayarajah, U., & Seneviratne, S. L. (2021). Nutritional and medicinal
properties of Star fruit (Averrhoa carambola): A review. In Food Science and Nutrition (Vol.
9, Issue 3, pp. 1810–1823). John Wiley and Sons Inc. https://doi.org/10.1002/fsn3.2135
Nasution, M. (2019). KAJIAN TENTANG HUBUNGAN DERET VOLTA DAN KOROSI SERTA
PENGGUNAANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Muslih Nasution.
SEMNASTEK UISU 2019, 251.
Nuriskasari, I., Handaya, D., Tendi R, M. N., Alghifary, H. Z., & Nuraisah, P. (2021). RANCANG
BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR GAMBUT MENGGUNAKAN
LOGAM BEKAS SEBAGAI ELEKTRODA. JURNAL AUSTENIT, 13(1), 2.
Putri, P. (2016). Redoks dan Elektrokimia.
Romadhon, F. D., & Subekti, R. (2023). JURNAL PACTA SUNT SERVANDA ANALISIS
PENGATURAN ENERGI TERBARUKAN DALAM KENDARAAN BERBASIS
ELEKTRIK UNTUK MENDUKUNG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (ANALISIS
KOMPARATIF ANTARA INDONESIA, BRAZIL, DAN PAKISTAN). JURNAL PACTA
SUNT SERVANDA, 4(1).
https://ebtke.esdm.go.id/post/2020/10/22/2667/menteri.arifin.transisi.energi.mutlak.diperluk
an
Sugiura, T., Takeuchi, M., Kobayashi, T., Omine, Y., Yonaha, I., Konno, S., & Shoda, M. (2023).
Relationship between Acid and Soluble Solid Content of Pineapple and Temperature.
Horticulture Journal, 92(3), 227–235. https://doi.org/10.2503/hortj.QH-055
Sukmawati, W. (2021). REDOKS DAN ELEKTROKIMIA (1st ed.). Bintang Pustaka Mandani.
Yahia, E. M., Ornelas-Paz, J. de J., Brecht, J. K., García-Solís, P., & Maldonado Celis, M. E.
(2023). The contribution of mango fruit (Mangifera indica L.) to human nutrition and health.
In Arabian Journal of Chemistry (Vol. 16, Issue 7). Elsevier B.V.
https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2023.104860
Yulia, M., Rahmi, M., & Hilmarni. (2023). Determination of Vitamin C (Ascorbic Acid) Content
from Orange Fruit (Citrus reticulata Blanco) Based on Temperature and Storage Time. Asian
Journal of Pharmaceutical Research and Development, 11(2), 6–08.
https://doi.org/10.22270/ajprd.v11i2.1240
12