Anda di halaman 1dari 9

9

Penggunaan Ground Penetrating .(Sri Astutik)

Penggunaan Ground Penetrating Radar (GPR) Sebagai Metal Detector (Application of Ground Penetrating Radar (GPR) for Metal Detector)
Sri Astutik Staf Pengajar Program Studi Fisika FKIP Universitas Jember ABSTRACT Ground Penetrating Radar (GPR) is an electromagnetic method, with high frequency and high resolution. In this research, the method has been employed to detect an iron, copper, aluminum, stainless steel and brass from their signal responses. From the pattern of the signal responses, it can be proved that GPR could detect buried metal at some depth, the dip of metal position and 3-D effect of the metals. Based on the signal pattern, the larger distance of the wave, the clearer the radar profile. Key words : ground penetrating radar, metal detector

PENDAHULUAN Teknologi radar saat ini sedang menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) ini merupakan teknik eksplorasi yang relatif baru dibandingkan dengan metoda yang lain, yang manfaatnya telah tersebar luas di berbagai bidang seperti: geologi, konstruksi dan rekayasa, arkeologi, ilmu forensik, masalah lingkungan dan lainnya. Beberapa contoh penelitian yang telah dilakukan dengan GPR adalah membedakan warna tanah atau kandungan karbon organik (Dolitte, 1982); menentukan ketebalan dan mengkarakterisasi kedalaman material organic (Shih et al., 1984); menentukan kecepatan propagasi gelombang (Tillard et al., 1995); mendeteksi dan memetakkan rekahan dalam batuan plutonik (Sterns et al., 1995); mengindikasi adanya erosi pada bendungan (Carlten et al., 1995) aplikasi pada bidang rekayasa, management lingkungan dan Geologi (Mellet et al , 1995). Penerapan Teknologi ini misalnya pada eksplorasi air tanah, pemantauan penyebaran limbah dan juga pada eksplorasi tambang mineral logam seperti eksplorasi bijih emas, nikel dan lain-lain. Metode ini dapat mendeteksi tulangan beton dengan frekuensi antena 1000 MHz atau juga dapat mendeteksi pipa berisi kabel yang hanya berdiameter 10 cm, dimana hal ini sulit dilakukan dengan metoda seismik karena panjang gelombang seismik umumnya berkisar lebih dari 50 m.

Bahkan alat GPR juga banyak digunakan untuk mendeteksi peninggalan purbakala, pencarian harta karun dan lain-lain. Teknologi radar ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan metoda geofisika yang lain yaitu: biaya operasional lebih murah; cara pengoperasian dilapangan juga lebih mudah; karena frekuensi yang dipergunakan sangat tinggi (MHz.) maka mempunyai resolusi yang sangat tinggi.; merupakan metoda non destructive. Metoda Radar menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi dalam daerah radar. Sebagai metoda elektromagnetik, metoda radar sangat sensitif terhadap kontras konduktivitas bahan. Gelombang radar dipantulkan dengan sangat kuat oleh biji sulfida logam sehingga metoda ini banyak dipakai dalam dunia pertambangan. Dalam penelitian ini, metode GPR telah digunakan untuk mendeteksi adanya mineral logam yang hasilnya akan dilaporkan dalam kesempatan ini. TINJAUAN PUSTAKA Prinsip perambatan gelombang radar merupakan prinsip gelombang elektromagnetik. Sifat sifat elektromagnetik dari suatu material berhubungan dengan komposisi dan kadar airnya, yang merupakan pengontrol utama kecepatan perambatan gelombang radar dan atenuasi gelombang elektromagnetik dalam material.

Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No. 1, 2001 : 9-16

10

Kecepatan gelombang radar dalam beberapa medium tergantung pada kecepatan cahaya di udara (c = 300 mm/ns), konstanta dielektrik relatif ( r ) dan permeabilitas magnetik relatif ( = 1 untuk material non magnetik). Radiasi elektromagnetik yang direfleksikan oleh suatu perlapisan tergantung pada kontras konstanta dielektrik relatif perlapisan-perlapisan yang berdekatan. Jika kontras tersebut lebih besar maka jumlah energi gelombang radar yang direfleksikan juga akan lebih besar. Bagian energi yang direfleksikan dinyatakan sebagai koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh kontras kecepatan dielektrik relatif dari medium. Dalam semua kasus magnitudo R berada pada rentang 1 . Bagian energi yang ditransmisikan sama dengan 1-R, sedangkan daya koefesiensi refleksi sama dengan R2. Amplitudo koefisien refleksi diberikan oleh persamaan 1,
R= (V1 V2 ) (V1 + V2 )

dimana : E = Vektor medan listrik (V/m) = 2f ( Frekuensi Angular (rad/s) = frekuensi (Hz) 0 = Permitivitas listrik dalam ruang vakum

r = Konstanta dielektrik relatif dari medium = Permitivitas listrik medium


( = 0 x r , F / m ) = Permeabilitas magnetik relatif ruang vakum ( 4x10 7 H / m ) = Konduktivitas listrik (S/m)

Untuk gelombang bidang yang merupakan karakteristik bentuk muka gelombang (wavefront) radar mempunyai solusi seperti pada persamaan 3.
E = E0eikz

k = 2 i .........(3)

)2

2 1 2 + 1

........(1)

Kecepatan gelombamg radar melalui bahan tergantung kepada jenis bahan dan merupakan fungsi dari permitivitas relatif bahan. Menurut Reynolds (1997) kecepatan gelombang radar dalam material (Vm) diberikan oleh persamaan 4.

dimana V1 dan V2 adalah kecepatan gelombang radar pada lapisan 1 dan 2 dan V1 < V2 serta

1 dan 2 adalah konstanta dielektrik relatif


( r ) dari lapisan 1 dan lapisan 2. Persamaan dasar gelombang radar dari gelombang elektromagnetik pada radiasi antena energi frekuensi radio dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell seperti dituliskan pada persamaan 2.

Vm =

c ............(4) r r 2 1 P 1 + + 2

[(

) ]

dimana c adalah kecepatan cahaya di udara,


r adalah konstanta dielektrik relatif dan permeabilitas magnetik relatif (= 1 untuk material non magnetik), P merupakan loss faktor dengan P= /. Pada tabel 1 disajikan rentang harga kecepatan gelombang radar melalui beberapa bahan .

2 E + 2E + iE = 0 . ..........(2)

11

Penggunaan Ground Penetrating .(Sri Astutik)

Medium

Tabel 1. Kecepatan dan Konstanta Dielektrik berbagai medium Kecepatan [m / s ]


r

Air Fresh Water Limestone Granite Schist Concrete Clay Silt Sand Moraine Ice Permafrost (Sumber : MALA GeoScience, 1997).

1 81 7 16 57 5 15 4 10 4 16 9 23 4 30 9 25 34 48

300 33 75 - 113 113 - 134 77 - 134 95 150 74 150 63 - 100 55 - 150 60 - 100 150 173 106 150

METODOLOGI PENELITIAN DAN PERALATAN Pada suatu sistem radar terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmisi dan sebuah antena penerima yang berfungsi untuk merekam keluaran yang dihasilkan. Mulai dari masukan pada antena transmisi dan berakhir dengan keluaran dari antena penerima merupakan suatu sistim linier (Kong et al., 1995). Linieritas ini akan menjelaskan beberapa fenomena dan peristiwa elektromagnetik yang terjadi antara dua antena (misalnya propagasi gelombang sepanjang antena pemancar, radiasi, atenuasi, transmisi dan refleksi dari suatu target). Antena transmisi membangkitkan gelombang radio yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Waktu perambatan (travel time) dari gelombang radio yang di transmisikan melewati medium dan selanjutnya kembali ke antena penerima berorde nano detik (ns). Respon sistim radar berhubungan dengan filter dari antena transmisi dan penerima dan respon target berhubungan dengan refleksi obyek bawah permukaan (sub surface). Pendeteksian GPR selanjutnya adalah merupakan masalah penginderaan dan

pengukuran respons target menggunakan suatu sinyal masukan (input signal) yang telah diketahui dan melakukan analisis sinyal keluaran (output signal) yang diobservasi. Kemampuan penetrasi GPR bergantung pada frekuensi sinyal sumber, efisiensi radiasi antena dan sifat dielektrik material. Sinyal radar dengan frekuensi yang tinggi akan menghasilkan resolusi yang tinggi, tetapi kedalaman penetrasinya lebih terbatas (Davis dan Anan, 1989). Frekuensi gelombang radar yang dipancarkan dapat diatur dengan mengganti antena. Dimensi antena bervariasi dengan frekuensi gelombang radar, sebagai misal antena 1 GHz. berukuran 30 cm, sedangkan antena 25 MHz mempunyai panjang 6 m. Frekuensi Antena yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan antena 1000 MHz (1 GHz) dengan asumsi bahwa target mempunyai tebal dalam cm dan target dipendam pada kedalaman 20 cm dan 40 cm sesuai dengan spesifikasi antena 1 GHz. Pemilihan Frekuensi yang digunakan bergantung pada ukuran target, aproksimasi range kedalaman dan aproksimasi maksimum kedalaman penetrasi yang ditunjukkan pada tabel 2.

Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No. 1, 2001 : 9-16

12

Tabel 2. Resolusi dan daya tembus gelombang radar Frekuensi Antena (MHz) 25 50 100 200 400 1000 (MALA GeoScience, 1997). Ukuran target minimum yang terdeteksi (m) Aproksimasi range kedalaman (m) Penetrasi kedalaman maksimum (m)

1.0 0.5
0.1 1.0 0.05 0.50

5 -30 5 -20 2 - 15 1 - 10 1-5 0.05 - 2

35 - 60 20 - 30 15 - 25 5 - 15 3 10 0.5 4

0.05
Cm

Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. 2. Plat besi ukuran (30151)

cm 3

cm 3 3 3. Plat tembaga ukuran (30151) cm 3 4. Plat kuninga ukuran (30151) cm 3 5. Plat stainless ukuran (30151) cm
Plat aluminium ukuran (30151)

Gambaran model kerja dari alat RAMAC/GPR di lapangan diperlihatkan oleh gambar 1. Gambar 1 menunjukkan skema alat terdiri dari antena transmitter dan receiver di hubungkan ke unit control melalui fiber optik. Energi ditransmisikan ke obyek dan dikembalikan lagi ke receiver sebagai hasil refleksi yang hasilnya akan terekam oleh komputer data.

Gambar 1. Skema peralatan RAMAC/GPR (MALA GeoScience, 1997).

13

Penggunaan Ground Penetrating .(Sri Astutik)

Alat ini berfasilitas digital sehingga hasil pengukuran dapat diproses dengan software GPR ataupun dengan software seismik pantul. Meskipun metoda GPR merupakan metoda elektromagnetik akan tetapi fenomena fisika yang dipergunakan adalah fenomena pantulan gelombang. Dengan demikian pengolahan sinyalnya dapat mempergunakan software seismik pantul yang telah mencapai tingkat canggih karena kebutuhan perkembangan eksplorasi minyak dan gas bumi. Pengolahan data dari gelombang radar yang terpantul menggunakan prinsip yang sama dengan prosesing gelombang seismik yang banyak dipakai dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. Perbedaan antara kedua metoda adalah metoda seismik menggunakan gelombang elastik (seismik) sedangkan metoda GPR menggunakan gelombang elektromagnetik. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis profil yang diperoleh dari hasil pengolahan data tidak terlepas dari pengalaman seseorang

melihat karakteristik dari perbedaan sinyal yang didapat. Faktor penting yang perlu diperhatikan pada saat pengolahan data adalah estimasi kecepatan. Berdasarkan nilai konduktivitasnya, logam yang semakin konduktif, kecepatan gelombang radar yang semakin kecil sehingga ada kontras yang besar antara medium dengan bahan. Kontras tersebut yang mengakibatkan perbedaaan radargram yang dihasilkan oleh masing-masing logam. Berikut ini disajikan contoh hasil penampang radargram dari besi dan aluminum yang diambil dari sekian banyak lintasan yang dibuat dan dari berbagai bentuk geometri yang berbeda, masing-masing dipendam pada kedalaman 20 cm dan kemiringan 0o. Profil faktor kedalaman dan faktor kemiringan logam dapat dideteksi dengan baik seperti ditunjukkan oleh gambar 4, 5 dan 6.

Gambar 2 Profil logam besi dengan nilai konduktivitas lebih kecil (kecepatan besar) dari logam aluminum memberikan pantulan yang lebih pendek seperti terlihat pada citra di bawah metal/logam.

Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No. 1, 2001 : 9-16

14

Gambar 3 Profil aluminum dengan nilai konduktivitas lebih besar (kecepatan lebih kecil) dari logam besi, memberikan pantulan yang lebih panjang seperti terlihat pada citra di bawah metal/logam.

Gambar 4 Profil kuningan pada kedalaman 20 cm dan kemiringan 0o terlihat berada tepat pada kedalaman 20 cm.

15

Penggunaan Ground Penetrating .(Sri Astutik)

Gambar 5 Profil stainless pada kedalaman 40 cm dan kemiringan 0o terlihat berada tepat pada kedalaman 40 cm.

Gambar 6 Profil logam tembaga pada kedalaman 20 cm kemiringan 45o menunjukkan efek kemiringan yang berarti pada citra yang didapat.

Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No. 1, 2001 : 9-16

16

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. pengukuran GPR pada penelitian ini memberikan hasil yang akurat dan memuaskan; 2. alat GPR dapat memperlihatkan profil yang bagus untuk membedakan jenis logam; 3. faktor kedalaman dan posisi kemiringan logam dalam survey dapat dideteksi dengan baik; 4. hasil yang diperoleh dapat memberikan gambaran tentang efek tiga dimensi pada logam. SARAN Perlu dilakukan pengembangan lanjutan untuk mempelajari factor geometri yang lain dari logam sebagai masukan dalam pendeteksian logam dengan GPR. Karena GPR merupakan alat yang sangat sensitif, maka dalam pengambilan data perlu diperhatikan factor-faktor yang dapat mengganggu alat GPR .

Dielectric Slabs, Geophysics, vol 49, No. 10, 1763-1773. Doolittle James A., dan Mary E. Collins, 1995. Use of Soil Information to Determine Application of Ground Penetrating Radar, Journal of Applied Gephysics, vol. 33, 101-108. a Kong, F.N., dan T.L. By., 1995, Performance of a GPR System Which Uses Step Frequency Signals, J. of Appl. Geoph, 33, 15-26. MALA GeoScience, 1997 Mellet, J.S., 1994. Ground penetrating radar applications in engineering, environmental management and geology, J. of Appl. Geoph, 33, 157166. Reynolds, J. M., 1997. York. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Wiley dan Sons, New Shih et al, 1984

1.

2.

DAFTAR PUSTAKA Carlsten S., Sam Johansson, Anders Worman, 1995. Radar Techniques for Internal Erosion in Embankment Dams, Journal of Applied Geophysics, vol. 33, 143-156. Davis and Anan, 1989. Field Observations of Electromagnetic Pulse Propagation in

Stern et al, 1995 Tillard Sylvie, 1994. Radar Experiment in Isotropic and Anisotropic Geological Formation (Granite and Schist), Geophysical Prospecting, vol. 42, 615-636.

17

Penggunaan Ground Penetrating .(Sri Astutik)

Benson A.K., 1995. Applications of Ground Penetrating Radar in Assesing Some Geological Hazard : Example of Groundwater Contamination, Fault, Cavities, J. Appl. Geoph. 33, 177-193. Cai Jun and George A. Mechan, 1995. Ray Based Synthesis of Bistatic Ground Penetrating Radar Profiles, Geophysics, vol. 60 No. 1, 87-96. Fechner, T. dan U. Yaramanci, 1995. Uber den Einfluss Elektrischer Parameter auf radar reflexions Charakteristiken Petrophysik und Umweh, Arbeits Seminar Bucha/Sachan, 19-21 Sept 1995, Leipzig dan Zellerfeld. Harari Zaki, 1996. Ground Penetrating Radar (GPR) for Imaging Stratigraphics Features and Groundwater in Sand Dunes, Journal of Geophysics, vol. 36, 43-52. Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, 1999. Prosiding, P. 204-207. Keller, G.V., 1987. Rock and Mineral Properties, in Nabighian, M.N., Ed. Electromagnetic Methods in Applied geophysics, Vol. I. Theori, Society of Exploration Geophysics, USA.

Smith D.G. M dan Harry M. Jol. 1995. Ground Penetrating Radar : Antena Frequencies and Maximum Probable Depth of Penetrating in Quaternary Sediment, Journal of Applied Geophysics, vol. 33, 93-100. Stevens, K., G.S. Lodha, A. L. Holloway dan N. M. Soonawala, 1995. The Application of Ground Penetrating Radar for Mapping Fractures in Plutonik Rock within the Whiteshell Research Area, Pinawa, Manitoba, Canada, Journal of Applied Geophysics, vol. 33, 125-141.

Anda mungkin juga menyukai