Anda di halaman 1dari 10

Vareyna TF/03411940000015

Eksplorasi Seismik A
Pengolahan Forward Modeling menggunakan Data Sintesis Seimsik pada
Tesseral dan Ray Tracing Matlab

A. Forward Modeling menggunakan Tesseral


Pengolahan data sintesis seismik menggunakan Tesseral bertujuan untuk
mengetahui forward modeling data sintetis seismik yang digunakan dan
dapat menjelaskan prinsip Huygens, Asas Fermat dan Hukum Snellius yang berlaku
pada hasil pengolahan. Adapun data yang digunakan adalah data yang diambil dari
laporan tugas akhir Muhammad Ghozalli, 2016 yang berjudul “Pemodelan Data
Seimik Lingkungan Vulkanik” sebagai berikut,

Tabel 1. Data Sintetis Seismik (Sumber: Ghozalli, 2016)


Lapisan ke- Tipe Lapisan Vp (m/s) Densitas (Kg/m3)
1 Sand (Max) 1500 1970
2 Sand Clay (Max) 2500 2200
3 Basalt (Max) 5500 2575
4 Sandstone (Min) 3250 2237
5 Sandstone (Min) 3500 2275

Dalam pengolahan menggunakan Tesseral beberapa parameter lain yang


digunakan dalam pengolahan ditunjukan pada tabel dibawah,

Tabel 2. Parameter Lain yang Digunakan dalam Pengolahan


No Parameter Keterangan
1 Panjang Lintasan 700 meter
2 Kedalaman 1000 meter
Lapisan
3 Banyak Source 8 source
4 Interval Source 100 meter
5 Time Start: 0 meter
Stop: 2 meter
Sample: 0,02 meter
6 Position Menggunakan horizontal line
Interval: 7 meter
Margin: 200 meter
7 Tipe Signal Ricker 70 Hz
8 Mode Signal Compressional

Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 maka didapatkan model lapisan 2D bawah


permukaan sehingga didapatkan sebagai berikut,
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A

Gambar 1. Model Lapisan 2D Bawah Permukaan

Berdasarkan model lapisan 2D Bawah Permukaan pada gambar 1 maka


dilakuakan proses running data dan parameter lainnya sehingga mengahsilkan dua
jenis model data yaitu, Gath-AP dan Snap-AP sebagai berikut,

a. Hasil Data Snap-AP 1


Pada hasil data Snap-AP menujukkan penjalaran gelombang yang menjalar pada
masing- masing lapisan batuan yang bergerak dengan sumbu X merupakan panjang
lintasan sebesar 700 m dengan 8 source, sedangkan sumbu Y menunjukan kedalaman
masing-masing lapisan batuan yaitu berupa sand, sand clay, basalt, dan sandstone.
Dalam hal ini masing-masing lapisan diasumsikan memiliki kedalaman yang sama
yaitu 200m.

Gambar 2. Gelombang Direct saat T=0,1s

Gambar diatas menunjukkan penjalaran gelombang pada plane 1/25 berupa


gelombang direct yang bergerak 0,1 detik pada lapisan pertama yaitu lapisan sand
dengan ketebalan lapisan 200 meter dan Vp 1500 m/s. Pada dasarnya gelombang
direct merupakan gelombang tercepat pertama yang merambat dan ditangkap pertama
kali oleh receiver dan umumnya melewati lapisan pertama.
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A

Gambar 3. Gelombang Direct, Gelombang Refleksi, dan Gelombang Refraksi saat


T=0,18s pada Tiap-tiap Lapisan

Melanjutkan hasil pada gambar 1 yaitu pada plane 2/25 menunjukkan adanya
penjalaran gelombang berupa gelombang direct, gelombang refleksi dan gelombang
refraksi yang bergerak pada 0,18 detik yang melewati lapisan pertama dan lapisan
kedua yaitu lapisan sand dan sand clay dengan ketebalan masing-masing lapisan 200
meter. Mengacu pada hasil diatas menunjukkan bahwa gelombang yang melewati
bidang batas akan mengalami pembiasan atau pemantulan gelombang berupa
gelombang refraksi dan gelombang refleksi. Masing- masing dalam gelombang ini
mengacu pada hukum snellius dimana menurut Susilawati (2004) gelombang akan
dipantulkan dan dibiaskan ketika melewati bidang batas lapisan akibat adanya
perbedaan densitas antar lapisan yang dilewati oleh gelombang. Gelombang refraksi
yang terjadi pada lapisan kedua yaitu berupa lapisan sand clay terbentuk karena sudut
datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Sedangkan
gelombang refleksi pada lapisan pertama berupa lapisan sand terbentuk karena sudut
datangnya lebih besar dibandingkan sudut kritisnya.

Gambar 4. Gelombang Direct, Gelombang Refleksi, dan Gelombang Refraksi saat


T=0,34s pada Tiap-tiap Lapisan
Gambar diatas menunjukkan penjalaran gelombang pada plane 4/25 yang
bergerak pada 0,34 detik dimana menunjukan adanya penjalaran gelombang refleksi
dan gelombang direct pada lapisan pertama berupa lapisan sand, gelombang refraksi
di lapasian kedua berupa lapisan sand clay, dan pengulangan gelombang refraksi
melewati lapisan ketiga, keempat dan lapisan kelima berupa lapisan basalt dan
sandstone. Terjadinya pengulangan gelombang refraksi yang melewati lapisan ketiga,
keempat dan kelima mengacu pada prinsp Huygens dimana menurut Susilawati (2004)
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A
menyatakan bahwa gelombang refraksi dimana titik-titik yang dilewati gelombang
akan membentuk gelombang baru. Dalam hal ini ditunjukkan pada lapisan kedua
dimana tebentuk gelombang refraksi dan akan terus terjadi pengulangan gelombang
refraksi pada lapisan ketiga, keempat, dan seterusnya dengan λ sama dengan lapisan
sebelumnya. Menurut Ghazalli (2006) Respon gelombang seismik pada bidang
perlapisan 1 dan 2 terlihat normal dan kuat karena merupakan bidang perlapisan
normal dikarenakan sama sama lapisan sand sehingga penggambaran vp juga sangat
baik. Namun ketika melewati lapisan dibawahnya yaitu lapisan ketiga berupa lapisan
basalt respon gelombang seismik yang terekam mengalami reduksi energi yang besat
dibuktikan dengan menipisnya warna gelombang. Hal ini diakibatkan perbedaan
kecepatan antara lapisan sand dengan basalt yang sangat besar sehingga meredam
gelombang yang akan ditransmisikan dan cenderung merefleksikan gelombang
kembali.

Gambar 5. Gelombang Direct, Gelombang Refleksi, dan Intercept saat T=0,5s pada
Tiap-tiap Lapisan

Gambar diatas menunjukkan penjalaran gelombang pada plane 6/25 yang


bergerak pada 0,5 detik dimana menunjukan adanya penjalaran gelombang direct dan
intercept pada lapisan pertama berupa lapisan sand. Hal ini mengacu pada asas
Fermat dimana intercept merupakan salah satu pengaplikasian asas ini bahwa
gelombang akan merambat dari satu titik ke titik lainnya dengan mencari jejak
yang tercepat sehingga terjadilah intercept dimana merupakan kondisi terjadinya
penjalaran geombang yang mendahului gelombang direct.

b. Hasil Data Gath-AP 1


Pada hasil data Gath-AP menujukkan penjalaran gelombang yang menjalar pada
masing- masing lapisan batuan yang bergerak dengan sumbu X merupakan panjang
lintasan sebesar 700 m dengan 8 source, sedangkan sumbu Y menunjukan domain
waktu 0-2 detik dengan pencacahan sebesar 0,02 dan masing-masing source terdiri
dari 7 interval yang ditunjukkan pada hasil dibawah ini,
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A

Gambar 6. Hasil Gath AP 1

Hasil Gath-Ap menunjukan gelombang pertama langsung terbentuk pada detik


0-0,2 detik berupa gelombang direct dimana ditunjukkan pada lapisan pertama,
namun gelombang dengan intrnsitas tinggi dan baik ditunjukkan pada detik 0,5,
meskipun pada detik 0,6 gelombang mengalami pembiasan ditunjukan dengan adanya
gelombang refraksi sepanjang lintasan dikarenakan melewati batas bidang antar 2
lapisan. Hal ini juga berlaku pada lapisan lapisan selanjutnya.

B. Ray Tracing Matlab


Ray tracing atau penelurusan jejak sumber merupakan metode perhitungan jalan
gelombang berdasarkan kecepatan. Dalam proses penjalaran gelombang gelombang
dapat mengalami penekukan, pengubahan arah, atau pencerminan permukaan
sehingga dengan dilakukan penelusuran sinar dapat membantu dalam proses analasisi
melalui media dengan jumlah diskrit. Dalam seismik modeling bertujuan untuk
memodelkan gambaran permukaan bumi dengan menembakkan gelombang seismik
sehingga terjadi proses perambatan melalui media dan diterima oleh receiver (Bahri,
2017). Dalam hal ini dilakukan analisis ray tracing dengan variasi kecepatan setiap
lapisan sebesar 1500, 3900, 4500 dan ketebalan setiap lapisan sebesar 1000, 1500,
3000 masing-masing untuk lapisan pertama, lapisan kedua, dan lapisan ketiga
menggunakan script pengolahan (dilampirkan) sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut,

Gambar 7. Hasil Pengolahan Ray Tracing menggunakan Matlab

Berdasarakan hasil pengolahan ray tracing diatas didapatkan 2 figure yang


terdiri dari jejak sinar dan kurva waktu tempuh. Berbicara mengenai jejak sinar dapat
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A
terlihat pada figur tersebut bahwa gelombang yang melewati bidang batas kana
mengalami refleksi dan refraksi. Parameter yang mempengaruhi hal tersebut adalah
perbedaan densitas antar lapisan yang dilalaui oleh gelombang. Dalam ini berlaku
hukum snellius dan prinsip huygens dimana menurut Susilawati (2004) hukum
snellius merupakan gelombang akan dipantulkan dan dibiaskan ketika melewati
bidang batas lapisan akibat adanya perbedaan densitas antar lapisan yang dilewati
oleh gelombang. Sedangkan prinsp Huygens menyatakan bahwa gelombang refraksi
dimana titik-titik yang dilewati gelombang akan membentuk gelombang baru. Dalam
hal ini tebentuk gelombang refraksi dan akan terus terjadi pengulangan gelombang
refraksi pada lapisan selanjutnya dan seterusnya dengan λ sama dengan lapisan
sebelumnya. Selain itu juga dipengaruhi oleh kecepatan gelombang pada suatu lapisan
(vp). Jika mengacu pada kecepatan menurut Ghozalli (2006) dimana perbedaan
kecepatan yang sangat besar akan terjadi peredaman gelombang yang akan
ditransmisikan dan cenderung merefleksikan gelombang kembali namun pada figure
diatas tidak dapat ditunjukkan dengan jelas. Jika dilihat dari figure diatas hubunan
densitas dan kecepatan menunjukkan bahwa semakin tinggi densitas suatu lapisan
maka semakin cepat pula kemampuan gelombang dalam melewati lapisan tersebut.
Sedangkan untuk figure kurva waktu tempuh menunjuukan gambaran seberapa lama
gelombang merambat dan sampai ke receiver. Jika mengacu pada figure jejak sinar
semakin besar sudut datang gelomban maka akan dibutuhkan waktu yang semakin
lama agar gelombang dapat diterima oleh receiver, sebaliknya jika sudut datang
gelombang kecil maka waktu yang dibutuhkan gelombang agar diterima receiver juga
semakin cepat.
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A
REFERENSI

Bahri, F. A., 2017. Pemodelan Revers Time dan Kirchhoff Migration Tomografi
Seismik, Surabaya: Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Ghazalli, M., 2016. Pemodelan Data Seismik Lingkungan Vulkanik, Surabaya:
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
InstitutTeknologi Sepuluh Nopember.
Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori & Akuisisi Data). USU Digital
Library
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A
LAMPIRAN SCRIPT

clear; clc dx(i,k)=dx(i-1,k)+dx(i,k);


for z=1:3 end
lap=[1:9]; end
nolayers=lap(z); nol=[1:norays]*0;
norays=3; %untuk setting theta di bawah, dx=[nol;dx];
hati-hati dengan jumlah rays terhadap
critical angle!!! %%memanipulasi kedalaman
vel=[1500,3900,4500]; %kecepatan dz=dz(1:nolayers);
setiap lapisan dz(1)=dz(1);
dz=[1000,1500,3000];%ketebalan setiap for i=2:nolayers,
lapisan dz(i)=dz(i-1)+dz(i);
end
dz_down=dz';
for i=1:norays dz_up=flipud(dz_down);
dz_up=dz_up(2:nolayers);
theta(i)=i*2; %sudut tembak sinar dz=[0;dz_down;dz_up;0];
end offset=dx(nolayers*2+1,:)
% plot hasil
for k=1:norays for k=1:norays
for i=1:nolayers-1 subplot(1,2,1)
theta(i+1,k)=(180/pi) * plot(dx(:,k),dz); hold on
asin(sin(theta(i,k).*pi/180).*(vel(i end
+1)./vel(i))); %menghitung perubahan xlabel('offset(m)')
sudut sinar di setiap lapisan dengan ylabel('depth(m)')
menggunakan hukum snellius title('Jejak Sinar')
end state=set(gca,'ydir');
end if (strcmp(state,'reverse'))
for k=1:norays set(gca,'ydir','reverse')
p(k)=sin(theta(1,k).*pi/180)./vel(1) else
; %menghitung ray parameter set(gca,'ydir','reverse')
end end

for k=1:norays a=size(dx);


for i=1:nolayers dx=reshape(dx,a(1,1)*a(1,2),1);
dx(i,k)=(p(k)*vel(i).*dz(i))/sqrt(1- x = [0 max(dx)];
p(k)*p(k).*vel(i).*vel(i)); %menghitu for i=1:nolayers
ng jarak lateral di setiap lapisan y = [dz(i) dz(i)];
dt(i,k)=dz(i)/(vel(i).*sqrt(1-p(k)*p plot(x,y,'r'); hold on
(k).*vel(i).*vel(i))); %menghitung end
waktu tempuh di setiap lapisan axis([0 max(dx) 0 max(dz)]);
end subplot(1,2,2)
end plot(offset,twt,'linewidth',3); grid
on; hold on
for k=1:norays xlabel('offset(m)')
twt(k)=2*sum(dt(:,k)) %menghitung twt ylabel('twt(s)')
untuk masing-masing sinar title('Kurva Waktu Tempuh')
end state=set(gca,'ydir');
if (strcmp(state,'reverse'))
%%%memanipulasi offset set(gca,'ydir','reverse')
dx_down=dx; else
dx_up=flipud(dx_down); set(gca,'ydir','reverse')
dx=[dx_down;dx_up]; end
dx(1,1)=dx(1,1); clear
for k=1:norays end
for i=2:nolayers*2,
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A

LOG BOOK ASISTENSI

Nama Praktikan :

Vareyna Tsamrotul Fikriyah

NRP :

0341194000015

Kelompok :

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
Vareyna TF/03411940000015
Eksplorasi Seismik A
LOG BOOK PRAKTIKUM

Nama Praktikum : Pengolahan Forward Modeling menggunakan Data Sintesis


Seimsik pada Tesseral dan Ray Tracing Matlab

Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan Hambatan


Sabtu, 18 18.20-23. Pengolahan data sintesis pada Proses running lumayan
September 2021 32 Tesseral lama dan beberapa data
yang digunakan kurang
jelas sehinga mengganti
dengan data lain

Minggu, 19 00.00-01. Mengerjakan pembahasan hasil Sulit menentukan


September 2021 43 Tesseral intercept

Minggu, 19 12.02- Running Matlab dan Kurang memahami hasil


September 2021 13.57 menganalisis hasil ray tracing figure
pada Matlab

Anda mungkin juga menyukai