Eksplorasi Seismik A
Resume Geometri Desain Akuisisi Seismik
Dalam pengolahan data seismik salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
kecocokan geometri survey terhadap data seismik yang direkam dimana data yang
terekam akan mewakili satu titik refleksi yang diikat kedalam gather (Muttaqy, 2016).
Selain itu pada survei seismik yang ideal terdiri dari kisi-kisi pemotretan dan hasil
data pada geofon agar dapat menghasilkan dan merekam medan gelombang seismik
yang ideal dengan sempurna (Wang , et al., 2019).
Geometri seismik sendiri merupakan koordinat ruang bidikan dan geofon.
Berdasarkan proses analisa model geometri dibagi menjadi 2 yaitu geomteri 2D dan
geometri 3D. Geometri 2D memiliki lintasan berupa garis dan memilki sudut pandang
titik pantul gelombang seismik berupa titik Geometri Seismik 2D dimana source dan
receiver berada pada jalur yang sama (Banuboro, et al., 2017). Pada geometri seismik
2D dibagi menjadi 2 model yaitu model coincident dan non-coincident. Model
concident merupakan kondisis dimana titik source dan receinver berada pada lokasi
yang sama sedangkan untuk non-coincident titik source terletak dianatar receiver
sehingga tidak ada titik dengan lokasi yang sama (BJV, 1987)
2. Geometri Orthogonal
Geometri Orthogonal merupakan geometri dimana receiver line dan source line
membentuk sudut 90o(Bambang, 2017).
3. Geometri Megabin
Berdasarkan Goodway dan Regan (1998) geometri megabin adalah pengambilan
sempel bebas dari empat koordinat spasial dalam arah garis melintang yang mana
merupakan implementasi dari geometri paralel dengan binsize crossline menjadi dua
kali lebih besar dari binsize inline dan memerlukan interpolasi dalam arah crossline
untuk sampai pada bins persegi.
Gambar 5. Geometri Slant 26.565o dan Slant 45o (Sumber: BJV, 1987)
5. Geometri Brick
Geometri brick dalam proses akuisis seismik menggunakan source paling banyak
dan persebaran fold coverage yang merata (Budi, 2019).
c. Ukuran Bin
Bin merupakan luasan kecil dalam lipuran bawah permukan yang
dilakukan sampling. Sedangakn bin size merupakan jarak maksimum antar
trace yang dapay menggambarkan suatu geometri dan tidak mengalami
aliasing selain itu juga digunakan untuk membedakan sifat batuan dengan
batuan lainnya (Hastari & Santosa, 2011). Menurut Fuchslugr (2011) ukuran
bin dikontrol oleh jarak antara receiver dengan sumber. Jika jarak antar
receiber dan sumber memilki ukuran yang sama maka akan berbentuk kuadrat
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut
Vavg
Bin Size =
4 × fmax × sinα
Vareyna TF / 03411940000015
Eksplorasi Seismik A
dimana,
Vavg = kecepatan rata-rata
fmax = frekuensi maksimal
α= kemiringan lapisan target
d. Migrasi Aperture
Migrasi Aperture merupakan pinggiran yang perlu ditambahkan pada
keliling area target dengan menfokuskan energi yang terdifraksi. Dalam hal
ini berhubungan dengan dua aspek teknik migrasi yaitu pemindahan reflektor
miring ke posisi reflektor yang sebenarnya dan menghilangkan difraksi
(Chaouch dan Mari, 2006) yang dirumuskan menjadi sebuah persamaan
sebagai berikut
���
�� = � × ���� = × ����
2
dimana,
Z= kedalaman target
��� = kecepatan target
α= kemiringan reflektor
e. Panjang Perekaman
Panjang perekaman dipilih berdasarkan two way time pada lapisan
terdalam di zona target. Hal ini bertujuan untuk meminimalisi difraksi yang
dihasikan oleh formasi terdalam, perubahan statik dan pengolahan data yang
dibutuhkan. Dalam perekaman data harus disesuaikan dengan waktu target
yang dibutuhkan untuk menghindari peningkatan durasi survei Chaouch dan
Mari (2006).
f. Laju Pencuplikan
Dalam laju pencuplikan akan menentikan batas frekuensi maksimum
(frekuensi nyquist) yang dapat direkam dan direkonstruksikan. Yang perl
diperhatikan adalah frekuensi yang lebih besar dibandingkan batas
maksimum menyebabkan aliasing (Sismanto, 1996). Persamaan frekuensi
nyquist yang digunakan adalah
1
�� =
2∆�
Dimana,
fq = Frekuensi Nyquist (Hz)
∆�= Laju pencuplikan (s)
g. Ukuran Template
Ukuran template dibuat berdasarkan aspek rasio yang terdiri dari 2
template yaitu wide-azimuth dengan aspek rasio kurang dari 0,5 dan
narrow-azimuth dengan aspke rasio lebih dari 0,5. Aspek ratio sendiri
didefinisikan sebagai perbandingan dimensi crossline dengan dimensi inline
(Cordsen dalam Andita, 2013).
h. Konfigurasi Bentangan
Konfigurasi bentangan dalam sebuat eksplorasi penting adanya untuk
kemudahan survei. Dalam seimik 3D terdapat tipe bentangan antara lain
stright line/orthogonal, brick dan slanted. Dalam hal ini tipe ortogonal
Vareyna TF / 03411940000015
Eksplorasi Seismik A
merupakan tipe dasar yang nantinya dapat diturunkan agar mendapatkan tipe
modifisikas yaitu desain spread (brick, slanted, zigzag) (Cordsen dalam
Andita, 2013).
i. Ukuran Sumber
Ukuran sumber merupakan ukuran energi yang dilepaskan pada source
untuk mendapatka target bawah permukaan yang didapatkan melalui test
charge (Sismanto, 1996).
j. Kedalaman Sumber
Kedalaman sumber yang digununakan dalam suatu survei bertujuan
untuk mengetaui ketebalan lapisan untuk mendapatkan hasil survey seismik
refaksi dimana umumnya sumber yang digunakan berada di bawah lapisan
lapik untuk mengotimalkan energiyang ditransferkan (Sismanto, 1996).
Vareyna TF / 03411940000015
Eksplorasi Seismik A
REFERENSI
Nama Praktikan :
NRP :
0341194000015
Kelompok :