Anda di halaman 1dari 15

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa sih kak perlu processing seismik?

Jadi jawabannya itu simpel, kita butuh melakukan pengolahan data seismik ini
dimaksudkan untuk mengkoreksi faktor-faktor tersebut untuk memperoleh penampang
geologi yang menggambarkan kondisi bawah permukaan yang mendekati kebenaran
sehingga kita dapat melihat target yang ingin kita cari. Berikut ini akan dijelaskan hal-
hal yang penting yang berkaitan dengan pengolahan data seismik.

Loading of the Data / Input Data


Pada Flow ini dilakukan pembacaan raw data seismik, Pembacaan tersebut dapat
dilakukan dari tape maupun disk sesuai dengan media penyimpanan file tersebut.
Umumnya file memiliki format SEG-Y adapun format lain seperti SEG-D harus dilakukan
proses demultiplex terlebih dahulu. Dimana raw data adalah data yang direkam pada
saat melakukan akuisisi dilapangan, biasanya raw data ini berupa shot gather.
Demultiplexing
Data seismik direkam dalam bentuk multiplek. Dalam bentuk ini, susunan kolom matrik
menyatakan urutan data dari masing-masing station penerima, sedangkan barisnya
menyatakan urutan data dari perekaman seismik. Dengan demultiplek dimaksudkan
untuk mengurutkan kembali data untuk masing-masing station penerima, sehingga
berupa trace seismik. Format dalam data demultiplek selain berisi trace seismik
umumnya berisi informasi tentang nomor station penerima, nomor titik tembak, jarak
off-set dan informasiinformasi lain yang diperlukan.
Geometry
Tahapan geometri lapangan adalah menambahkan informasi geometri ke dalam data
seismic berdasarkan laporan data observasi di lapangan. Hal ini dilakukan karena data
seismik yang terekam pada saat akuisisi hanya memiliki informasi trace header FFID
dan channel saja pada setiap tras. Sehingga, dilakukan proses pencocokan dengan
parameter lapangan dari observer report. Hal-hal yang ditambahkan yaitu nilai-nilai
parameter akuisisi seperti koordinat sumber dan penerima, kedalaman sumber, up hole-
time, dan elevasi setiap penerima. Dari proses ini akan mempermudah dalam
pengolahan data selanjutnya.
jika kalian masih bungung, gambar dibawah ini akan menunjukkan hasil pengolahan
data pada tahap geometri dimana perbandingan sebelum dilakukan geometri dan
sesudah dilakukan tahapan geometri.
Editing
Pada flow ini akan dilakukan seleksi terhadap trace data seismik dengan kualitas yang
buruk atau rusak yang terjadi pada saat akuisisi data sehingga tidak dipergunakan
dalam proses selanjutnya. Seleksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Killing dan
Muting. Kalian bisa melihat gambar dibawah ini untuk melihat hasil pengolahan data
pada tahapan flow editing.
Killing : Adalah proses menghilangkan satu trace karena trace tersebut buruk atau
rusak. jadi disini kita mengedit killing dengan mengklik per trace yang rusak atau yang
jelek.
Muting: Adalah proses memotong data seismic pada batas atas(top), tengah(surgical)
ataupun bawah(bottom) agar data yang buruk tidak terbawa sehingga data seismic
lebih bersih dan rapih.
Koreksi Amplitude
Penjalaran gelombang seismic sejatinya berasal dari sumber mengenai batas lapisan
(reflector) lalu diterima oleh penerima di permukaan dengan jarak tertentu. Proses ini
akan menyebabkan energy gelombang menjadi melemah. Pelemahan tersebut
disebabkan oleh faktor jarak/geometri (spherical divergence) dan proses penyerapan
tenaga oleh lapisan batuan yang dilewatinya. Energi tersebut akan berbanding lurus
dengan amplitude yang terekam oleh penerima (receiver). Sehingga, mengembalikan
energy yang hilang serupa dengan me-recovery amplitude yang lemah. Hal ini untuk
mendapatkan amplitude yang lebih representatif di daerah target.
Amplitude recovery dilakukan setelah melalui proses pengangkatan faktor penguat
(amplifier). Proses pengangkatan ini disebut dengan gain removal. Ada banyak faktor
yang berpengaruh pada besarnya amplitudo gelombang (Priyono, 2006). Hal ini
diantaranya:
a. Kekuatan sumber ledakan dengan medium yang berperan dalam melemahkan besar
amplitude gelombang seismik.
b. Divergensi bola/spherical divergence yang menyebabkan energy gelombang
terdistribusi dalam volum bola.
c. Variasi koefisien refleksi terhadap sudut datang gelombang atau terhadap offset. d.
Pantulan berulang atau multiple oleh lapisan-lapisan tipis.

Filtering
Sinyal data merupakan gelombang yang dikehendaki sedangkan noise merupakan
gelombang yang tidak dikehendaki. Sinyal dalam gelombang seismic adalah gelombang
refleksi, sehingga selain daripadanya yang disebut noise harus dihilangkan, atau
setidaknya diminimalisir. Dari sini dapat diketahui bahwa identifikasi noise menjadi
sangat penting dalam pemrosesan data seismic. Secara umum, noise dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu koheren dan tidak koheren. Noise yang koheren adalah
noise yang mempunyai pola yang teratur pada setiap tras seismic, sebagai contoh ialah
multiple, sedangkan yang tidak koheren adalah noise yang tidak memiliki pola.
Jadi filter yang biasa kita gunakan adalah filter frekuensi dan F-K Filter, berikut akan
dijelaskan masing-masing tentang filter frekuensi dan F-K filter.

Filter Frekuensi : Filtering bertujuan untuk menghilangkan frekuensi yang tidak


diinginkan dan meloloskan frekuensi yang diinginkan pada data seismik. Pada proses
filtering data 1 dimensi, ada 3 proses filtering antara lain lowpass filter, highpass filter
dan bandpass filter.

F-K Filter : F-K merupakan spectrum frekuensi (F) terhadap bilangan gelombang (K). nah
di fk filter ini menghilangkan noise yang memiliki pola linear, dimana seperti groundroll,
direct wave memiliki pola linear, sehingga gelombang seismik tidak ikut terbuang
karena dimana kita tahu bahwa gelombang refleksi memiliki pola hiperbolik.
Dekonvolusi
Dekonvolusi merupakan proses invers dari konvolusi, yaitu suatu proses untuk
menghilangkan efek wavelet dari data seismic sehingga menghasilkan reflektivitas
bumi saja. Ada beberapa tujuan dilakukannya dekonvolusi, diantaranya a)
menghilangkan ringing, b) meningkatkan resolusi vertical, c) memperbaiki penampilan
dari stacked section, sehingga menjadi lebih mudah untuk diinterpretasi dan lebih mirip
dengan model geologi, dan d) menghilangkan multiple.

Koreksi Statik
Koreksi static merupakan salah satu tahapan prosesing seismic yaitu menghilangkan
pengaruh topografi sehingga seakan-akan data direkam pada datum yang sama. Pada
dasarnya, topografi permukaan tanah umumnya tidak rata, sehingga mengakibatkan
waktu tiba menjadi bergeser dari yang diharapkan. Sehingga, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan kemenerusan lapisan yang baik sehingga menghasilkan informasi geologi
bawah permukaan yang dapat dipercaya.

Adapun koreksi static juga dilakukan jika terdapat lapisan lapuk yang mempunyai
ketebalan layer yang berbeda secara horizontal. Sehingga koreksi ini setidaknya terbagi
menjadi 2, yaitu weathering correction dan elevation correction
Velocity Analysis (Kecepatan Analisis)
Flow Velocity Analysis yang merupakan bagian penting dari analisa kecepatan ini,
karena pada flow ini lah pemilihan kecepatan yang akan menentukan hasil dari proses
stacking nantinya. Hasil dari proses tadi berupa display yang menunjukkan pola
spectrum yang akan dianalisa dan di pilih nantinya. Pemilihan kecepatan dilakukan
dengan cara melakukan picking pada spectrum kecepatan dan pada time tertentu. Jadi
pada velocity analysis saat kita pickig di semblance panel picking lah di daerah yang
merah, karena itu merupakan energi yang paling baik.
Dapat dilihat sebelah kanan sebelum dilakukan picking velocity analisis dan yang
sebelah kanan sudah dilakukan picking analysis, bisa dilihat dari garis kelengkungannya
berubah menjadi datar.

NMO/DMO Correction (Koreksi NMO/DMO)


Koreksi Normal Move-Out adalah koreksi yang ditujukan untuk menghilangkan jarak
offset antara titik sumber dan penerima yang berada pada satu CDP Gather. Jarak offset
ini mengakibatkan waktu tempuh menjadi lebih lama untuk sampai ke penerima, jika
jarak offset ini semakin besar. Perbedaan antara waktu datang gelombang pantul pada
masing-masing offset dengan waktu datang gelombang pantul pada offset nol inilah
yang disebut Normal Moveout (NMO) (Yilmaz, 2001). Sehingga, koreksi ini membuat
waktu rekaman seolah-olah berasal dari titik sumber dan penerima di lokasi yang sama.
Hal ini akan memperlihatkan arah datang gelombang dan pantul gelombang tegak lurus
pada bidang reflector yang datar.

Koreksi Normal Move Out (NMO) adalah koreksi yang bertujuan menghilangkan
pengaruh offset dengan asumsi bahwa bumi berlapis datar. Adanya pengaruh
kemiringan lapisan (dip) menyebabkan titik-titik refleksi berpindah ke arah up dip dari
zero offset pada mid point yang sama. Pada suatu lapisan miring, kecepatan gelombang
seismik yang diperlukan untuk men-stack data akan lebih besar dari kecepatan yang
sebenarnya atau Vp = V/cos θ (Levin, 1971).

Koreksi DMO dimaksudkan untuk memindahkan data non zero offset menjadi data zero
offset pada lapisan miring. DMO dimaksudkan memperbaiki kecepatan stacking dengan
memperhitungkan adanya kemiringan lapisan. Dengan demikian maka koreksi DMO
akan memperbaiki kualitas stack.

Stacking
Stacking adalah salah satu langkah yang paling penting dalam pengolahan data
seismik. Stacking terdiri atas penjumlahan trace-trace dari suatu CDP gather yang
menghasilkan suatu komposit trace. Posisi ini di permukaan adalah sama dengan titik
tengah bersama antara sumber dan receiver.

Migrasi
Migrasi pada prinsipnya adalah reposisi dari refleksi-refleksi pada penampang seismik
menjadi posisi yang sebenarnya. Migrasi adalah suatu konsep resolusi spasial dan
dipengaruhi oleh konfigurasi geometri di lapangan (seperti spasi titik tembak, geopon)
dan apa yang kita kenal sebagai zona Fresnel. Geometri pada proses akuisisi
direncanakan sesuai dengan target pada kedalaman tertentu. Dilain pihak zona Fresnel
berhubungan dengan muka gelombang. Muka gelombang memotong permukaan tidak
pada titik tunggal, melainkan pada suatu area tertentu. Luas area tidaklah terlalu
penting bila zona target jauh lebih besar dari zona Fresnel. Proses migrasi akan
mengurangi luas area ini menjadi hanya beberapa trace seismik. Bagaimanapun juga,
bila luas target lebih kecil dari zona Fresnel, maka refleksi seismik yang
menggambarkan target tersebut akan terganggu/terdistorsi. Selanjutnya, zona Fresnel
adalah fenomena 3-D, sehingga apabila zona Fresnel menyentuh permukaan-
permukaan reflektor disampingnya, energi ini akan terikutkan dan muncul sebagai
reflektor pada penampang seismik.
Oleh karena itu migrasi adalah suatu proses pemfokusan citra (image focussing), yakni
menfokuskan energi difraksi dan sinyal-sinyal yang terdistorsi dan menempatkan posisi
reflektor-reflektor pada posisi yang sebenarnya.

Monawati Sihombing
Author Aku Geofisika dengan memberikan edukasi tentang Geofisika dari beberapa
sumber dan Dosen

Related Posts :

 Mau Tau Tentang Analisis Kecepatan (Velocity


Analysis) Dalam Processing Data SeismicKecepatan seismik adalah
penting dalam pengolahan data seismik, yaitu untuk mengkoreksi efek waktu akibat
posisi jarak antara sumber dan pe… Read More...

 Materi Prosesing Data Seismik : Pre-


processingPEMROSESAN AWAL Pemrosesan awal data seismik perlu dilakukan oleh
penganalisa proses setiap kali dilakukan pemrosesan data. Jika kesalah… Read More...

 Materi Prosesing Seismik Refleksi : Koreksi


StatikKoreksi statik bertujuan menghilangkan pengaruh yang tidak diinginkan pada
data rekaman seismik sehingga didapatkan informasi geologi b… Read More...

 Materi Prosesing Data Seismik : Filter


SeismikIdentifikasi dan penghilangan noise dari data seismik adalah salah satu
tahapan dari pemrosesan data seismik. Noise seismik mempunyai berm… Read More...

 Angle Mute | akugeofisikaIstilah angle mute digunakan untuk


menjelaskan teknik pemotongan pada CDP gather sebelum memproduksi angle stack.
Angle mute terdiri atas i… Read More...

Anda mungkin juga menyukai