Jadi jawabannya itu simpel, kita butuh melakukan pengolahan data seismik ini
dimaksudkan untuk mengkoreksi faktor-faktor tersebut untuk memperoleh penampang
geologi yang menggambarkan kondisi bawah permukaan yang mendekati kebenaran
sehingga kita dapat melihat target yang ingin kita cari. Berikut ini akan dijelaskan hal-
hal yang penting yang berkaitan dengan pengolahan data seismik.
Filtering
Sinyal data merupakan gelombang yang dikehendaki sedangkan noise merupakan
gelombang yang tidak dikehendaki. Sinyal dalam gelombang seismic adalah gelombang
refleksi, sehingga selain daripadanya yang disebut noise harus dihilangkan, atau
setidaknya diminimalisir. Dari sini dapat diketahui bahwa identifikasi noise menjadi
sangat penting dalam pemrosesan data seismic. Secara umum, noise dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu koheren dan tidak koheren. Noise yang koheren adalah
noise yang mempunyai pola yang teratur pada setiap tras seismic, sebagai contoh ialah
multiple, sedangkan yang tidak koheren adalah noise yang tidak memiliki pola.
Jadi filter yang biasa kita gunakan adalah filter frekuensi dan F-K Filter, berikut akan
dijelaskan masing-masing tentang filter frekuensi dan F-K filter.
F-K Filter : F-K merupakan spectrum frekuensi (F) terhadap bilangan gelombang (K). nah
di fk filter ini menghilangkan noise yang memiliki pola linear, dimana seperti groundroll,
direct wave memiliki pola linear, sehingga gelombang seismik tidak ikut terbuang
karena dimana kita tahu bahwa gelombang refleksi memiliki pola hiperbolik.
Dekonvolusi
Dekonvolusi merupakan proses invers dari konvolusi, yaitu suatu proses untuk
menghilangkan efek wavelet dari data seismic sehingga menghasilkan reflektivitas
bumi saja. Ada beberapa tujuan dilakukannya dekonvolusi, diantaranya a)
menghilangkan ringing, b) meningkatkan resolusi vertical, c) memperbaiki penampilan
dari stacked section, sehingga menjadi lebih mudah untuk diinterpretasi dan lebih mirip
dengan model geologi, dan d) menghilangkan multiple.
Koreksi Statik
Koreksi static merupakan salah satu tahapan prosesing seismic yaitu menghilangkan
pengaruh topografi sehingga seakan-akan data direkam pada datum yang sama. Pada
dasarnya, topografi permukaan tanah umumnya tidak rata, sehingga mengakibatkan
waktu tiba menjadi bergeser dari yang diharapkan. Sehingga, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan kemenerusan lapisan yang baik sehingga menghasilkan informasi geologi
bawah permukaan yang dapat dipercaya.
Adapun koreksi static juga dilakukan jika terdapat lapisan lapuk yang mempunyai
ketebalan layer yang berbeda secara horizontal. Sehingga koreksi ini setidaknya terbagi
menjadi 2, yaitu weathering correction dan elevation correction
Velocity Analysis (Kecepatan Analisis)
Flow Velocity Analysis yang merupakan bagian penting dari analisa kecepatan ini,
karena pada flow ini lah pemilihan kecepatan yang akan menentukan hasil dari proses
stacking nantinya. Hasil dari proses tadi berupa display yang menunjukkan pola
spectrum yang akan dianalisa dan di pilih nantinya. Pemilihan kecepatan dilakukan
dengan cara melakukan picking pada spectrum kecepatan dan pada time tertentu. Jadi
pada velocity analysis saat kita pickig di semblance panel picking lah di daerah yang
merah, karena itu merupakan energi yang paling baik.
Dapat dilihat sebelah kanan sebelum dilakukan picking velocity analisis dan yang
sebelah kanan sudah dilakukan picking analysis, bisa dilihat dari garis kelengkungannya
berubah menjadi datar.
Koreksi Normal Move Out (NMO) adalah koreksi yang bertujuan menghilangkan
pengaruh offset dengan asumsi bahwa bumi berlapis datar. Adanya pengaruh
kemiringan lapisan (dip) menyebabkan titik-titik refleksi berpindah ke arah up dip dari
zero offset pada mid point yang sama. Pada suatu lapisan miring, kecepatan gelombang
seismik yang diperlukan untuk men-stack data akan lebih besar dari kecepatan yang
sebenarnya atau Vp = V/cos θ (Levin, 1971).
Koreksi DMO dimaksudkan untuk memindahkan data non zero offset menjadi data zero
offset pada lapisan miring. DMO dimaksudkan memperbaiki kecepatan stacking dengan
memperhitungkan adanya kemiringan lapisan. Dengan demikian maka koreksi DMO
akan memperbaiki kualitas stack.
Stacking
Stacking adalah salah satu langkah yang paling penting dalam pengolahan data
seismik. Stacking terdiri atas penjumlahan trace-trace dari suatu CDP gather yang
menghasilkan suatu komposit trace. Posisi ini di permukaan adalah sama dengan titik
tengah bersama antara sumber dan receiver.
Migrasi
Migrasi pada prinsipnya adalah reposisi dari refleksi-refleksi pada penampang seismik
menjadi posisi yang sebenarnya. Migrasi adalah suatu konsep resolusi spasial dan
dipengaruhi oleh konfigurasi geometri di lapangan (seperti spasi titik tembak, geopon)
dan apa yang kita kenal sebagai zona Fresnel. Geometri pada proses akuisisi
direncanakan sesuai dengan target pada kedalaman tertentu. Dilain pihak zona Fresnel
berhubungan dengan muka gelombang. Muka gelombang memotong permukaan tidak
pada titik tunggal, melainkan pada suatu area tertentu. Luas area tidaklah terlalu
penting bila zona target jauh lebih besar dari zona Fresnel. Proses migrasi akan
mengurangi luas area ini menjadi hanya beberapa trace seismik. Bagaimanapun juga,
bila luas target lebih kecil dari zona Fresnel, maka refleksi seismik yang
menggambarkan target tersebut akan terganggu/terdistorsi. Selanjutnya, zona Fresnel
adalah fenomena 3-D, sehingga apabila zona Fresnel menyentuh permukaan-
permukaan reflektor disampingnya, energi ini akan terikutkan dan muncul sebagai
reflektor pada penampang seismik.
Oleh karena itu migrasi adalah suatu proses pemfokusan citra (image focussing), yakni
menfokuskan energi difraksi dan sinyal-sinyal yang terdistorsi dan menempatkan posisi
reflektor-reflektor pada posisi yang sebenarnya.
Monawati Sihombing
Author Aku Geofisika dengan memberikan edukasi tentang Geofisika dari beberapa
sumber dan Dosen
Related Posts :