SEISMIC REFLEKSI
KELOMPOK 8
JULIANA DEKRIANI
20034014
PEMBAHASAN
01 PREPROCESSING
04 ANALISA KECEPATAN
02 KONVOLUSI
05 KOREKSI NMO DAN
STACKING
03 DEKONVOLUSI DAN
FILTER FREKUENSI 06 RESIDUAL STATICKS
CORRECTIONS DAN
MIGRASI
LATAR BELAKANG
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika aktif yang memanfaatkan sumber seismik buatan, dimana
arah rambatan gelombang bergerak ke segala arah dan mengalami pemantulan maupun pembiasan sebagai akibat
dari perbedaan kecepatan ketika melalui perlapisan medium yang berbeda. Pada jarak tertentu pada permukaan,
gerakan partikel direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data tersebut dapat diperkirakan bentuk lapisan /
struktur bawah permukaan(Telford dkk., 1976).
Gelombang seismik dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan medium perambatannya, yaitu Gelombang Badan
(Body Wave) dan Gelombang Permukaan (Surface Wave). Gelombang Badan dibedakan lagi menjadi dua tipe
berdasarkan cara bergetarnya, yaitu Gelombang Longitudinal atau disebut Gelombang P (Primary) dan Gelombang
Transversal atau disebut Gelombang S (Shear). Sementara itu, Gelombang Permukaan juga dapat dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu Gelombang Rayleigh (disebut ground-roll), Gelombang Love (disebut gelombang
Shear-Horizontal) dan Gelombang Stoneley (disebut gelombang Tabung). Pada saat dilakukan pengukuran yang
dalam eksplorasi seismik, Gelombang P, S dan Gelombang Permukaan terekam dengan pola yang berbeda-beda
sehingga gelombang-gelombang tersebut dapat dikenali dengan mudah.
01
PREPROCESSING
Pengolahan data seismik dilakukan melalui serangkaian tahapan-tahapan. Oleh karena geologi setiap medan survey
seismik berbeda-beda, yang secara umum dapat dibedakan menjadi lingkungan laut (marine), lingkungan darat (land),
dan transisi (transition), perbedaan ini akan menghasilkan data dengan karakteristik yang berbeda-beda dan akan
menyebabkan tahapan-tahapan pengolahan data seismik pun berbeda-beda. Selain itu, urutan/tahapan dalam pengolahan
data seismik juga dipertimbangkan atas dasar kualitas data lapangan yang terekam, hingga kemampuan/pengalaman
orang yang mengerjakan, dan biaya.
Secara prinsip, tahapan dalam pengolahan data seismik dapat dikelompokkan dalam :
- Pre Processing/Editing (Conditioning Data)
- Main Processing
- Post Processing
02
KONVOLUSI
Dekonvolusi
Koreksi static dilakukan untuk mengembalikan waktu penjalaran gelombang seismik yang bergeser karena adanya
perbedaan ketinggian antara sumber seismik dan geophone. Selain itu juga karena adanya lapisan lapuk dengan
ketebalan yang bervariasi, sekaligus cepat rambat gelombang yang variatif dalam lapisan lapuk tersebut.
Koreksi static ini dilakukan sedemikian hingga sumber seismik dan penerima/geophone berada pada satu garis
horisontal (datum), sehingga dapat diperoleh bentuk refleksi yang kurang lebih sesuai dengan kenyataannya dan
diperoleh sinyal yang sefase yang saling memperkuat pada saat proses stacking dilakukan.
Gambar di
samping
merupakan model
konsep
dekonvolusi
03
DEKONVOLUSI
DAN FILTER
FREKUENSI
A. DEKONVOLUSI
Dekonvolusi meningkatkan resolusi temporal dari data seismik dengan mengekstraksi nilai koefisien refleksi dari
wavelet. Gelombang seismik yang dijalarkan ke dalam bumi mengalami proses konvolusi (filtering). Bumi bersikap
sebagai filter terhadap energi seismik tersebut. Akibat dari filter ini, bentuk gelombang seismik (wavelet) yang semula
tajam dan tinggi amplitudonya (dalam domain waktu) menjadi lebih lebar dan menurun amplitudonya (melar/stretching)
(Simm dan Bacon, 2014). Dekonvolusi bertujuan untuk :
a. Menghilangkan multiple dan ringing
b. Meningkatkan resolusi vertikal
c. Memperbaiki penampilan dari stacked section sehingga menjadi lebih mudah untuk diinterpretasi.
Dekonvolusi terdiri dari dua jenis, yaitu dekonvolusi deterministik dan statistik. Dekonvolusi deterministik adalah
dekonvolusi yang menggunakan operatior filter yang sudah diketahui atau didesain untuk menampilkan suatu bentuk
tertentu(Sheriff, 2002). Contoh dari dekonvolusi deterministik adalah spiking deconvolution. Dekonvolusi statistik
adalah proses dekonvolusi dimana desain filter tidak diketahui sehingga untuk memperolehnya digunakan data statistik
dari data seismik itu sendiri. Contoh dekonvolusi statistik adalah dekonvolusi prediktif. .
a. Dekonvolusi Prediktif
Deknovolusi prediktif adalah suatu filter yang berusaha untuk menghilangkan efek multiple. Dekonvolusi prediktif
dilakukan dengan cara mencari bagian-bagian yang bisa diprediksi dari trace seismik untuk kemudian dihilangkan.
Dekonvolusi prediktif biasanya digunakan untuk :
Prediksi dan eliminasi event-event yang berulang secara periodik seperti multiple periode panjang maupun pendek.
b. Dekonvolusi spike
Dekonvolusi spike bertujuan untuk menghasilkan keluaran yang spike sehingga sesuai dengan deret reflektivitas. Proses
ini meminimumkan selisih antara masukan, yang berusaha konvolusi antara deret reflektivitas dan wavelet sumber, dan
keluaran yang diinginkan, yaitu deret reflektivitas yang berebentuk spike. Dekonvolusi spike biasanya digunakan untuk
mengeliminasi multiple periode pendek dan wavelet sumber.
Filter Frekuensi
filter dari kata itu sendiri adalah penyaring. Filter sendiri bermacam-macam, ada filter udara untuk menyaring udara
kotor agar menjadi bersih, filter/saringan kopi dan teh untuk menyaring ampas kopi atau teh, dan lain sebagainya.
Kesemuanya diatas bertujuan satu yaitu menyaring sesuatu agar mendapatkan apa yang kita inginkan. Di elektronik kita
pun mengenal filter. Filter disini adalah filter frekuensi, dari namanya terlihat bahwa filter ini akan menyaring frekuensi.
Frekuensi yang ada kita saring sehingga hanya mendapatkan frekuensi yang kita inginkan. Alat-alat listrik di sekitar kita
membutuhkan sumber tegangan agar dapat bekerja, sumber tegangan sendiri dibagi menjadi dua yaitu sumber
AC(Alternating Current) atau Arus Bolak-Balik dan sumber DC(Direct Current) atau Arus Searah.
Frekuensi pada sumber tegangan DC adalah nol(0), sedangkan pada sumber AC terdapat frekuensi yang berbeda-beda
tergantung dari sumbernya. Sumber listrik di rumah kita adalah AC, dengan tegangan 220V dan frekuensi 50Hz. Sinyal
AC berbentuk gelombang sinusoidal, dimana untuk menempuh satu gelombang sinyal dibutuhkan waktu tertentu.
Banyaknya gelombang dalam satu detik itulah yang dinamakan frekuensi.
Filter frekuensi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu filter aktif dan filter pasif. Filter aktif disini adalah rangkaian filter
dengan menggunakan komponen-komponen elektronik pasif dan aktif seperti operational amplifier(OP-AMP),
transistor, dan komponen lainnya. Filter pasif adalah rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen pasif
saja, dimana komponen pasif itu adalah resistor, kapasitor dan induktor. Perbedaan dari komponen aktif dan pasif adalah
pada komponen aktif dibutuhkan sumber agar dapat bekerja (op-amp dan transistor membutuhkan sumber lagi agar
dapat bekerja/digunakan), sedangkan komponen pasif tidak membutuhkan sumber lagi untuk digunakan/bekerja.
Filter Frekuensi
Filter menggunakan induktor dan kapasitor . Kedua komponen ini hambatannya tergantung pada frekuensi , sifat ini lah
yang dimanfatkan untuk membuat filter.
Dari rumus diatas terlihat bahwa hambatan kapasitor berbanding terbalik dengan frekuensi, semakin kecil frekuensi,
semakin besar hambatan kapasitor, demikian pula sebaliknya semakin besar frekuensi semakin kecil nilai dari hambatan
kapasitor.