Anda di halaman 1dari 16

Analisis sistem panas bumi daerah bukit gadang,

gunung talang, sumatera barat


berdasarkan pemodelan inversi 3D
menggunakan metode geomagnetik
oleh :
Juliana Dekriani 20034014
Mesi 20034061
Mia Wulandari 20034018
PENDAHULUAN ​
pendahuluan

Struktur geologi di kawasan panas bumi Bukit Gadang telah teridentifikasi  menggunakan
metode geomagnetik untuk menentukan jenis gangguan. Pengukuran data menggunakan
a  magnetometer pada daerah dengan dimensi 1200 m × 1200 m yang terdiri dari 144 titik
pada  12 lintasan, dan jarak antar titik adalah 100 m. Data anomali magnetik dilakukan 
diurnal dan koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field). Lebih-lebih lagi, 
dikurangi menjadi kutub dan proses ke atas terus menerus dilakukan untuk
menghilangkan kebisingan dan  memisahkan anomali lokal dan regional. Anomali medan
magnet di daerah penelitian berkisar  dari -1771,8 nT hingga 1089,9 nT, didominasi oleh
nilai negatif, menunjukkan adanya panas  sumber dan pengaruh demagnetisasi batuan
bawah permukaan. Hasil pemodelan 2D  menunjukkan bahwa dua
Presentation title 3
KAJIAN TEORI ​
Pengolahan data
Pengolahan data diawali dengan membuat peta kontur induksi medan magnet total yang diperoleh dari perolehan data
magnetik, kemudian dilakukan IGRF (International Geomagnetic Reference Field) dan koreksi variasi diurnal untuk
mendapatkan nilai anomali medan magnet total menggunakan Persamaan (1 ).
DH=HP-HIGRF±H
Di manaΔHadalah anomali magnetik,HPadalah medan magnet terukur,HIGRFadalah medan magnet teoretis dari koreksi IGRF,
danHDadalah koreksi harian. Nilai anomali magnet total diinterpretasikan pada peta kontur, kemudian dilanjutkan dengan
proses transformasi medan magnet. Transformasi pertama adalah reduksi ke kutub untuk menghilangkan efek dipol magnetik
dan efek inklinasi. Transformasi kedua adalah kontinuitas ke atas untuk mengurangi pengaruh anomali magnetik lokal dan
menekankan pengaruh anomali magnetik regional pada peta kontur. Peta kontur anomali magnetik regional hasil pemisahan
anomali kemudian diiris. Hasil irisan dideskripsikan dengan pemodelan 2D menggunakan Oasis Montaj. Tahap akhir adalah
proses analisis dan interpretasi model patahan dan struktur batuan bawah permukaan. Model yang diperoleh dari hasil
pemodelan digunakan dalam pembuatan tampilan 3D dengan menggunakan software RockWorks 17.

Presentation title 5
Pengurangan ke Kutub (RTP)
Data anomali medan magnet setelah proses RTP ditunjukkan pada Gambar 4. Anomali
magnet rendah terdapat di bagian timur laut, tengah, dan tenggara daerah penelitian.
Posisinya bergerak sedikit ke utara setelah direduksi menjadi tiang. Perpindahan ini
disebabkan karena daerah penelitian berada pada zona UTM 47-an atau pada garis
lintang selatan bumi secara geografis. Hasil reduksi ke kutub menyebabkan perubahan
nilai anomali magnetik berkisar antara -1730,4 hingga 1909,0 nT hingga -1258,1 hingga
1524,7 nT. Terjadi penurunan range atau jangkauan data dari 3639,4 nT menjadi 2782,8
nT karena setelah direduksi ke kutub efek dipole berubah menjadi monopole dan
dominasi nilai anomali menjadi negatif sehingga anomali akan menurun.
Presentation title 6
Presentation title 7
Anomali Magnetik Gambar 3 menunjukkan nilai anomali medan magnet berkisar
antara -1730,4 nT hingga 1909,0 nT. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa nilai anomali merupakan anomali rendah yang diarsir dengan warna biru
hingga hijau dengan nilai anomali antara -1771,8 nT hingga -306,2 nT. Anomali
sedang, berwarna kuning hingga jingga memiliki nilai antara -306,2 nT hingga -
306,2 nT. 268,3 nT. Tingkat tinggi, merah ke merah muda memiliki anomali
magnetik dari 268,3 nT hingga 1089,9 nT. Kecenderungan intensitas magnet negatif
diduga disebabkan oleh adanya sumber panas, reservoir dan pengaruh batuan
vulkanik yang mengalami demagnetisasi. Intensitas magnet negatif ini selalu terjadi
pada panas bumi
Presentation title 8
Anomali Magnetik
menunjukkan nilai anomali medan magnet berkisar antara -1730,4 nT hingga 1909,0
nT. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai anomali merupakan
anomali rendah yang diarsir dengan warna biru hingga hijau dengan nilai anomali
antara -1771,8 nT hingga -306,2 nT. Anomali sedang, berwarna kuning hingga jingga
memiliki nilai antara -306,2 nT hingga -306,2 nT. 268,3 nT. Tingkat tinggi, merah ke
merah muda memiliki anomali magnetik dari 268,3 nT hingga 1089,9 nT.
Kecenderungan intensitas magnet negatif diduga disebabkan oleh adanya sumber
panas, reservoir dan pengaruh batuan vulkanik yang mengalami demagnetisasi.
Intensitas magnet negatif ini selalu terjadi pada panas bumi
Presentation title 9
METODE ​
Penelitian ini secara umum
terdiri dari studi literatur
dan studi lapangan,
pengumpulan data,
pengolahan data,
pemodelan 2D dan 3D,
serta interpretasi data yang
dapat dilihat pada diagram
alir berikut (Gambar 1).

Presentation title 11
Presentation title 12
Presentation title 13
Presentation title 14
Presentation title 15
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai