Anda di halaman 1dari 7

Nama : Edo Sefti Wildan

NIM : 181810201027
UTS Geofisika

Effectiveness of the High-precision Gravity Method in Detecting Sinkholes in


Taian Railway Station of Shandong Province
Efektivitas Metode Gravitasi Presisi Tinggi dalam Mendeteksi Lubang
runtuhan di Stasiun Kereta Taian Provinsi Shandong
Pada awal tahun 1981, survey permukaan gravitasi presisi tinggi berskala besar
dilakukan di area IV Panheqiaotou, Taian City, Provinsi Shandong menggunakan
alat gravimeter buatan China. Batu gamping di wilayah tersebut umumnya ditutupi
oleh Quastrata terner dengan kedalaman sekitar 25 m dan dengan kerapatan 1.9
hingga 2,0 x 103 kg/m3. Batu kapur itu memiliki kerapatan 2,5 hingga 2,7x103
kg/m3, tampak sebagai oolitik batu kapur. Banyak gua karst ada dengan variasi
mulai dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter tetapi biasanya kurang dari
10 m. Batu kapur oolitik melapisi batu kapur macan tutul dengan tekstur kompak
dan gua karst kecil. Gua-gua tersebut diisi dengan Kuarter sedimen seperti pasir
dan tanah liat. Tiga fitur keruntuhan, berlabel No. 4, No. 6, dan No.7, telah
ditemukan di wilayah tersebut (Gambar 1). Fitur No. 4 pernah berpotongan dengan
pengeboran. Di dalam fitur runtuh, banyak gua karst terjadi di bagian atas batu
kapur. Gua terbesar berdiameter 7 m. Itu Endapan kuarter di atas batu gamping
keluar melalui gua dibawah aliran tanah. Akibatnya muncul lubang yang terbentuk
di permukaan dalam lapisan kuater berdiameter 10 m.
Berdasarkan kondisi geologi dan fisik, meskipun berbeda kerapatan, anomali
gravitasi yang disebabkan oleh karst relatif sangat kecil karena batu kapur di gua
karst dan lubang dilapisan kuarter sangat kecil tetapi cukup dalam. Menurut teori
nilai gravitasi berdasarkan teori simple spherical models, jika gua karst dengan
radius 5 m dan kedalaman 30 m dan residual density mencapai 2.5 x 103 kg/m3,
anomali gravitasi maksimum yang terdeteksi di permukaan adalah 10 μGal.
Berdasarkan teori ini seharusnya area survey IV yang memiliki diameter 10 m dan
kedalaman lebih dari 25 m memiliki anomali gravitasi 10 μGal. Tetapi analisis
sebelumnya menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan dalam survey gravitasi di
wilayah tersebut tidak diperoleh akurasi sampai dengan 10 μGal
TECHNICAL METHODS
Survey gravity dilakukan di area IV dengan panjang area 150 m ke utara dan lebar
100 m ke arah timur-barat. Skala survey 1 : 1.000 garis spasi 10 m dan spacing
station 6 m yang digunakan selama survey. Alat yang digunakan dalam survey
adalah Quartz-spring gravimeter model ZSM-3 yang dibuat oleh China.
Berdasarkan hasil survey, nilai mean square error nya mencapai ±8,4 μGal
DATA REDUCTION
Setelah dilakukan survey, data dioleh dengan menggunakan koreksi Bouguer dan
koreksi Latitude
Bouger Correction :

Latitude Correction :

Jelas akurasi total dari anomali gravitasi bergantung pada akurasi pengamatan.
Total perhitungan akurasi adalah ±9 μGal. Berdasarkan data gravity beberapa grafik
di plot seperti gambar dibawah :
Terdapat empat lokal anomali gravitasi yang diberi nama G-1, G-2, G-3 dan G-4.
G-1 yang berada pada station 71 dan garis 59 memiliki nilai anomali ekstrem
sebesar 34 μGal. Anomali esktrem cenderung terjadi dari station 66 hingga 74 pada
baris 59, 60, dan 61 bertepatan dengan lokasi reruntuhan nomer 4. Anomali lokal
G-1 disebabkan oleh pengaruh tanah yang ditimbun dan lingkungan gua karst. Pusat
anomali G-2 terletak di station 62 dan line 66. Memiliki nilai anomali ekstrem
sebesar 32 μGal. Anomali ini sesuai dengan gambar 1. Anomali G-2 disebabkan
oleh sumur yang dipompa pada gambar 1. Pusat anomali G-3 berada di station 82/69
dengan nilai 31 μGal. Nilai ini muncul karena adanya gangguan pengamatan oleh
bangunan. Anomali ini tepat dengan posisi No. 7 fitur runtuh dan dianggap sebagai
penyebabnya. Anomali G-4 adalah salah satu yang paling ekstrem dengan niali 42
μGal. Posisi nya berada di station 72 dan jalur 82. G-4 lebih besar dari yang lainnya.
Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parangtritis
Kabupaten Bandul DIY dengan Metode Magnetik
Panas bumi merupakan salah satu sumber daya alternatif dan sangat berpotensi
untuk diproduksi di Indonesia karena potensi panas bumi di Indonesia mencapai
40% cadangan panas bumi dunia. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki 129
gunung api yang berpotensi sebagai daerah pengembangan panas bumi. mbangan
panas bumi. Manifestasi panas bumi di daerah Parangtritis, kec. Kretek, kab.
Bantul, ditandai dengan adanya mata air panas (MAP) yang muncul di
Parangwedang 1 dan 2, masing – masing dengan temperatur 43°Cdan 49°C dengan
PH normal. Metode geofisika digunakan untuk mengetahui sifat-sifat batuan yang
ada di bawah permukaan. Hal yang diteliti antara lain
1. Keberadaan sumber panas
2. Keberadaan zona reservoir
3. Zona permeable dan upflow
Metode yang digunakan adalah metode magnetic. Metode magnetic digunakan
untuk menegtahui variasi medan magnet di daerah penelitian. Umumnya batuan
pada system panas bumi memiliki magnetisasi rendah dibanding batuan sekitarnya.
Susepsibilitas kemagnetan merupakan besaran yang tidak berdimensi. Besaran ini
merupakan parameter dasar yang digunakan dalam metode magnetic. Berdasarkan
harga suseptibilitas k, benda-benda magnetik dapat dikategorikan sebagai
diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik. Diamagnetik adalah benda yang
mempunyai niai k kecil dan negatif. Paramagnetik adalah benda magnetik yang
mempunyai nilai k kecil dan positif. Sedangkan Ferromagnetik adalah benda
magnetik yang mempunyai nilai k positif dan besar.
Medan magnet bumi adalah medan dimana dapat dideteksi distribusi gaya magnet.
Sumber medan magnet bumi secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu medan magnet
utama bumi (main field), medan luar (external field), dan medan anomali (anomaly
field).
Jenis batuan yang terdapat di daerah penelitian secara umum tersusun oleh batuan
sedimen dan sedikit batuan beku intrusi andesit disekitar utara panti Parangtritis.
Formasi batuan yang dijumpai di daerah penelitian dapat dikelompokkan dari
formasi batuan yang paling muda ke paling tua adalah Formasi Wonosari penyusun
utamanya adalah batgamping, Formasi Nglanggran penyusun utamanya adalah
breksi, Formasi Semilir penyusun utama adalah batupasir , betu lempung, tuff dan
breksi pumis, Formasi Kebo-Butak, Formasi Wungkul Gamping
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di daerah Kretek, Sanden, Pundong Kabupaten Bantul dan
sekitar Panggang Kabupaten Gunung Kidul D.I Yogyakarta. Instrumen yang
digunakan antara lain adalah satu unit PPM (Proton Precession Magnetometer) tipe
geometrics model G856x, satu buah GPS Garmin, kompas geologi. Untuk
perangkat lunak menggunakan Microsoft Excel, Surfer, Magpick dan Geomodel.
Posisi titik ukur penelitian seperti pada gambar berikut :

Metode yang digunakan antara lain kontiuasi ke atas dan reduksi ke kutub. Software
yang digunakan adalah magpick. Berikut adalah hasil dari peta anomaly setelah
dilakukan pengangkatan ke atas

Data anomali medan magnetik total kemudian di reduksi ke kutub. Reduksi ke


kutub adalah salah satu filter pengolahan data magnetik untuk menghilangkan
pengaruh sudut inklinasi magnetik. Filter tesebut diperlukan karena sifat dipole
anomali magnetik menyulitkan interpretasi data lapangan yang umumnya masih
berpola asimetrik. Reduksi ke kutub dilakukan dengan menggunakan perangkap
lunak magpick. Hasil dari reduksi ke kutub menunjukan anomali magnetik menjadi
satu kutub. Hal ini ditafsirkan posisi benda penyebab anomali medan magnet berada
dibawahnya.
Anomali magnet total didaerah kecamatan Kretek, Sanden, Pundong dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok anomali, yaitu;
• Kelompok anomali magnet total positif tinggi dengan besaran  +500 nT.
• Kelompok anomali magnet total positif sedang dengan besaran + 500 nT
sampai 0 (nol) nT.
• Kelompok anomali magnet total rendah  −500 nT sampai 0 nT.
Daerah penyelidikan dihasilkan oleh anomali magnet positif - negatif. Secara
geologi merupakan manifestasi bahwa dibawah permukaan terdapat batuan non
magnetik yang ditafsirkan merupakan manifestasi bahwa dibawah permukaan
terdapat batuan yang telah terubahkan secara kuat sampai rendah. Pada peta
anomali negatif dan positif, pola kontur tampak lebih merapat, hal ini
mengindikasikan adanya struktur sesar pada daerah tersebut, karena struktur sesar
dicirikan oleh lineasi anomali, kerapatan kontur, pembelokan anomali, dan
pengkutuban anomali (negatif dan positif ). Selanjutnya dilakukan pemodelan pada
sayatan A-A’ menggunakan software Geomodel. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Dari sayatan ini, akan digunakan untuk permodelan struktur bawah permukaan
daerah penelitian. Hasil reduksi ke kutub hanya menghasilkan satu pasangan
anomali, sehingga untuk interpretasi kuantitatif hanya terdapat satu pemodelan.
Pemodelan profil A-A’ didapatkan interpretasi bawah permukaannya berupa 3 buah
batuan yang mempunyai kontras suseptibilitas berbeda dengan batuan sekitarnya.
Suseptibilitas yang didapatkan yaitu dengan nilai (0,0405) cgs untuk benda pertama
(warna merah tua), (0,0425) cgs untuk benda ke dua (warna merah) dan benda ke
tiga (warna biru) dengan susebtibilitas (-0,0085) cgs dengan arah utara-selatan.
Benda pertama dengan kedalaman 6 meter dari permukaan, benda kedua dengan
kedalaman antara 177 meter dari permukaan bumi, dan benda ke tiga dengan
kedalaman 580 meter. Pada benda pertama diperkirakan merupakan alluvium yang
menutupi daerah penelitian, benda ke dua diperkirakan berupa batuan breksi lapili
dan batu pasir tuf, pada batuan ketiga berwarna biru diperkirakan berupa
terubahkan sangat kuat karena adanya proses demagnetisasi oleh proses alterasi
hidrotermal. Nilai magnet yang rendah tersebut dapat menginterpretasikan zona-
zona potensial sebagai reservoar. Pada pemodelan profil A-A’, diperkirakan
merupakan batuan reservoar manifestasi panas bumi berada pada kedalaman 580
meter dengan ditandai adanya batuan yang telah terubahkan secara kuat.
Berdasarkan informasi geologi di daerah penelitian terdapat tiga lapisan batuan
umumnya berumur tersier. Ketiga lapisan yang dibuat dalam pemodelan ini terdiri
dari endapan Alluvium, formasi Semilir dan formasi Kebo-Butak. Kurva hasil
pemodelan harus cocok dengan kurva pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai