Para medan magnet bumi (yang magnetosfer ) adalah potensi lapangan. Itu
bervariasi baik temporal dan spasial karena berbagai alasan, termasuk inhomogeneity
batuan dan interaksi antara partikel bermuatan dari Matahari dan magnetosfer.Medan
magnet bumi relatif lemah. Sebuah magnet sederhana yang dapat dibeli di toko
perangkat keras menghasilkan ratusan bidang kali lebih kuat dari lapangan bumi.
Medan magnet bumi bervariasi dari sekitar 20.000 nT dekat khatulistiwa untuk
80.000 nT dekat kutub. Hal ini juga bervariasi dengan waktu. Ada variasi harian
sekitar 30 nT di lintang menengah dan ratusan nT di kutub. geomagnetik badai dapat
menyebabkan variasi yang jauh lebih besar.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari
beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik
pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri
atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya.
Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan
software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang
diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan
sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari
suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting
di dalam pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral
atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral
magnetik pada batuan semakin banyak.
1.2 Akuisisi Data
Lintasan tertutup: setiap pengambilan data pada titik-titik harus dimulai dan
diakhiri dengan pengambilan data di titik base dengan selang waktu pengambilan
data awal dan data akhir harus > 2jam. Semakin kecil selisih waktu maka koreksi data
akan semakin akurat.q
magnetometer,. Satu buah dtempatkan pada titik base untuk mengukur medan
magnet total pada tiap-tiap waktu tertentu, satu yang lain digunakan untuk
pengambilan data pada titik-titik pengukuran . Hasil yang didapat lebih akurat karena
magnetometer pada base dapat diatur untuk mengambil data dengan selang waktu
yangg cukup rapat.q Lintasan pengukuran: sebaiknya dilakukan pada lintasan yang
membentuk garis lurus untuk memudahkan melakukan penafsiran dua dimensi.q
Syarat pengukuran: hal-hal yangg harus diperhatikan meliputi:
Operator harus bebas dari benda-benda metal. Ex: jam tangan metal, koin , dll.
Tidak melakukan pengukuran selama badai magnet belum reda.
Tidak menempatkn titik base pada daerah yang diperkirakan mengandung banyak
metal (ANOMALI).
Radio komunikasi dalam keadaan mati ketika pengukuran dilakukan.
1.3 pengolahan data
Dari data pengukuran di lapangan diperoleh data intensitas medan magnet
total atau vertikal dan horizontal, yaitu dari pengukuran PPM dan fluxgate
magnetometer yang merupkan data terbaik dari lima kali pengukuran di setiap titik
pengukuran, kemudian diproleh data anomali geomagnetik bumi pada daerah survey
yang selanjutnya diolah (misalnya: filtering) untuk selanjutnya dilakukan penafsiran
data dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan
bumi.
1.4 koreksi data
Koreksi data dapat dikukan secara manual atau komputer. Pada dasarnya
koreksi ini dapat dijelaskan sbb:
Setelah diproleh harga koreksi, semua harga pengukuran diplotkan pada kertas grafik
dengan sumbu mendatar adalah waktu dan sumbu vertikal selang waktu pembacaan,
kemudian ditarik garis lurus yang menghubungkan pembacaan akhir dan awal pada
titik base, garis ini disebut garis trend.Pemfilteran merupakan lanjutan dari koreksi
harian. Proses ini dimaksudkan untuk menekan serendah mungkin gangguan (noise
yang timbul pada data lapangan. Ada beberapa macam filter, yang paling mudah
dilakukan ialah dengan melihat hasil pngukuran yang mungkin dihinggapi noise.
Kemudian hasil pengukuran diperilahtkan pada titik-titik disekelilingnya dan
mengubah angka hasil pengukuran dengan angka yang lebih memungkinkan.
1.5 pemodelan
Pemodelan dari anomali biasanya dilakukan terhadap data lintasan
pengukuran. Dapat dilakukan secara manual untuk bentuk benda yang sederhana dan
dapat juga dilakukan dengan menggunkan komputer, beberpa program pemodelan
data manager seperti MAGPOLY dan MAGMOD produksi dari Gosoft Inc.
Dengan mnggunakan hasil pemodelan dari setiap lintasan, maka bentuk sederhana 3
dimensi benda anomali dapat diperkirakan.
1.6 penafsiran
Penafsiran (Interpretasi) data dilakukan dengan menggabungkan dan
mencocokkna semua informasi yang ada, informasi ini bisa dari survai geologi,
geokimia, foto udara, citra satelit, citra radar atau pengukuran geofisika dari udara
(aeromagnetic, TM , aeroradioactivity, dll). Hasil interpretasi data digambarkan sebgai
bentuk sederhan perkiraan 3 dimensi dari benda anomali sesuai dengan parameterparameter magnet yang diperoleh.
1.7 Aplikasi
ArkeologiMagnetometer
situs-situs
sehingga kedua kecenderungan dan azimut mata bor dapat ditemukan. Karena
magnetometer dapat digunakan untuk mendeteksi kapal selam, magnetometer
adalah teknologi diklasifikasikan di negara-negara seperti Australia, Kanada,
dan Amerika Serikat.Untuk tujuan defensif, angkatan laut menggunakan array
dari magnetometer diletakkan di lantai laut di lokasi strategis (yaitu di sekitar
pelabuhan) untuk memantau aktivitas kapal selam. The 'Goldfish' Rusia (kapal
selam titanium) yang dirancang dan dibangun dengan biaya besar untuk
menggagalkan sistem tersebut (titanium murni adalah non-magnetik).
Kapal selam militer degaussed dengan melewati loop bawah air besar secara
teratur dalam upaya untuk menghindari deteksi oleh dasar laut sistem
pemantauan, detektor anomali magnetik , dan tambang yang memicu pada
anomali magnetik. Kapal selam tidak pernah benar-benar de-magnetised. Hal
ini mungkin untuk mengatakan seberapa dalam kapal selam telah menyelam
dengan mengukur medan magnet, karena tekanan mendistorsi baja dan
perubahan lapangan. Pemanasan juga dapat mengubah magnetisasi baja.
[ klarifikasi diperlukan ]
Kapal selam derek array sonar lama untuk mendengarkan kapal - mereka
bahkan dapat mengenali suara baling-baling yang berbeda. Array sonar perlu
akurat diposisikan sehingga mereka dapat triangulasi arah target (kapal
misalnya). Array tidak tow dalam garis lurus, sehingga fluxgate magnetometer
digunakan untuk mengarahkan setiap node dalam array sonar.Fluxgates juga
dapat digunakan dalam sistem senjata navigasi, tetapi sebagian besar telah
digantikan oleh GPS dan giroskop laser yang cincin .
Magnetometer
seperti
Forster
Jerman
digunakan
untuk
menemukan
magnetometer
tertanam
di
perangkat
mobile
untuk
2 Resistivtymeter
Ketelitian arus : 1 mA
Penerima (Receiver)
Ketelitian : 0,1 mV
Massa : 5,5 kg
Salah satu alat resisitivity meter lainnya yaitu geolistrik multichannel 28 electroda
Res&IP Meter Supersting R8 merupakan alat yang bisa digunakan untuk mengukur
geolistrik tahanan jenis 1D/2D/3D/4D dan geolistrik IP 2D/3D/4D.
Data pengukuran yang diperoleh alat ini sudah merupakan harga tahanan jenis semu
(apparent) yang tersimpan di memori alat. Res&IP Meter Supersting R8
Multichannel terdiri dari 1 switch box, 28 elektroda, bentangan kabel maksimal 945
m.
Bebepara kelebihan pengukuran resistivity 2D/3D dan IP 2D/3D dengan alat
geolistrik Res&IP Meter,yaitu :
Tidak perlu melakukan konversi data secara manual karena telah ada softwarenya.
Hasil pengukuran bisa langsung dilihat di lapangan
Gravimeter ini menggunakan pegas sebagai penyeimbang gravitasi dengan daya yang
berlawanan. Contoh gravimeter jenis stabil ini yaitu Askania Gravimeter, Scintrex CG
dan Boliden Gravimeter.
Boliden Gravimeter
Prinsip kerja alat ini yaitu massa yang berupa kumparan dengan dua plat logam
tergantung antara dua plat logam lainnya. Perubahan gravitasi menyebabkan massa
bergerak dan perubahan kapasitansi. Massa kembali ke posisi nol ketika arus DC yang
terhubung pada dua piringan massa yang dibawah diberi tekanan elektrostatik.
Askania Gravimeter
Prinsip kerja alat ini yaitu sebuah balok dengan massa satu putaran pada dorongan
utama dan perubahan gravitasi menyebabkan balok dalam posisi miring, sehingga
menghasilkan lekungan dalam balok yang dibiaskan oleh cahaya dari cermin ke suatu
tempat. Retensioning membantu mengembalikan berkas ke posisi nol. Gravimeter
stabil menggunakan amplifikasi listrik, termasuk askania juga menggunakan
amplifikasi listrik agar stabil dan menggunakan massa yang kecil untuk mengubah
kapasitansi dalam sebuah sirkuit.
Scintrex CG-3
Scintrex adalah gravimeter dengan resolusi 1 mikro Gal, memiliki fitur otomatis
dalam perekaman data yang dapat mengurangi error dalam pembacaan data. Alat ini
mengukur perbedaan densitas kecil dibawah permukaan dangkal yang dpat membantu
dalam karakterisasi ketebalan overburden, atau mencari rongga atau daerah kepadatan
rendah di bawah permukaan dangkal. Pengukuran ini sangat sukses dalam
karakterisasi deposit mineral logam sebelum pengeboran.
2.
Gravimeter
Jenis
Tidak Stabil
Dalam
gravimeter
tidak
stabil,
pergeseran yang disebabkan oleh gravitasi akan diperbesar oleh daya ketiga. Contoh
dari gravimeter jenis ini yaitu Lacoste Romberg dan Worden.
Lacoste Romberg
Salah satu contoh gravimeter yang banyak digunakan adalah tipe Lacoste Romberg.
Gravimeter ini menggunakan metode jatuhan bebas, yaitu sesuai dengan benda yang
dijatuhkan ke dalam perlengkapan vakum. Objek yang jatuh itu diawasi dengan laser
interferometer yang berkejituan tinggi. Arah jatuhan untuk bahan yang digunakan
dalam metode jatuhan bebas adalah mengacu sepenuhnya kepada pegas aktif yang
kokoh yang disebut superspring.
Worden Gravimeter
Spring pertama digunakan untuk mengukur dan spring kedua digunakan untuk
menambah kisaran bacaan sebanyak 2000 ug. Spring kedua juga dikalibrasikan
sehingga kisaran bacaan keseluruhan serupa dengan kisaran bacaan gravimeter
Lacoste Romberg.
4.Seismograph
Serbuk Mesiu
Kompas
Kertas
Pasta
Seismograf
Menurut refrerensi Indra, pada zaman Dinasti Han Timur Tiongkok, sering
terjadi gempa bumi di ibukota Luoyang dan daerah sekitarnya. Menurut catatan buku
sejarah, selama 50 tahun dari tahun 89 hingga 140, pernah terjadi 30 kali gempa bumi
di daerah tersebut. Maka rakyat setempat sangat takut. Kemudian seorang ilmuwan
bernama Zhang Heng melakukan penelitian bidang gempa bumi tersebut. Akhirnya
pada tahun 132 M, Zhang Heng berhasil membuat alat pertama yang dapat
meramalkan gempa bumi di Tiongkok bahkan di seluruh dunia, dan dinamakan
seismograf.
Seismograf itu dibuat dari perunggu berbentuk seperti guci (lihat gambar 1.1) yang di
tengahnya terdapat batangan tembaga dan di luarnya terdapat 8 ekor naga yang di
kepalanya tersambung pada 8 batang tembaga tipis yang menghadap ke arah-arah
timur, selatan, barat, utara, timur laut, tenggara, barat laut dan barat daya.
Didalam mulut setiap naga terdapat bola tembaga yang kecil, di bawah kepala setiap
naga mendekam seekor katak tembaga, mereka semua membuka mulut besar-besar,
yang sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang dilontarkan dari
mulut naga.
Seandainya terjadi gempa bumi, maka batang tembaga seismograf itu akan condong
ke arah asal gempa bumi tersebut, kemudian menggerakkan kepala naga dan naga
yang berada di arah itu akan membuka lebar mulutnya, maka bola tembaga kecil itu
akan keluar dari mulut naga tersebut dan jatuh ke dalam mulut katak yang justru
mendekam di bawahnya. Dengan demikian, akan diketahui di mana terjadinya gempa
bumi.
Beberapa abad kemudian pada tahun 1855, Luigi Palmieri dari Italia merancang
sebuah seismometer merkuri. Seismometer buatan Palmieri ini memiliki tabung
berbentuk U (lihat gamabar 1.2) diisi dengan merkuri dan disusun di sepanjang titiktitik kompas.
Kemudian pada tahun1880, John Milne seorang ahli seismologi dan geologi
berkebangsaan Inggris menemukan seismograf modern pertama. Alat ini merupakan
sebuah seismograf pendulum horizontal sederhana (lihat gamabar 1.3), sebuah mesin
yang mencatat getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis
patahan bumi.Dia juga yang pertama kali mempromosikan pembangunan stasiun
seismologi.
Setelah Perang Dunia II, seismograf pendulum horizontal itu dikembangkan
lagi menjadi Press-Ewing seismograf. Alat ini dikembangkan di Amerika Serikat dan
digunakan untuk merekam periode panjang gelombang. Seismograf ini kemudian
digunakan secara meluas di seluruh dunia hingga saat ini.
BAB II
SEISMOGRAF
2.1
Fungsi Seismograf
Pada seismograf terdapat dua bagian, yaitu bagian horizontal dan vertikal,
waktu terjadi gempa, roll pita bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap.
Maka terbentuklah goresan pada roll pita tersebut yang disebut seismogram.
2.1.2 Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa
Stasioner pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai
berengsel. Ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang
selalu bergerak searah jarum jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan
bergerak sehingga akan terbentuk seismogram pada roll pita tersebut.
Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf
horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan
tercatat dan terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang diperoleh,
maka lebih baik jika pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau
Seismograf. Yaitu 2 pasang seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan
dan arah timurbarat, serta satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui dari arah mana getaran gempa terjadi.
gempa yang dicatat adalah arah gempa pada posisi timur atau barat, dan pada
komponen vertikal arah gempa yang dicatat adalah arah gempa dilatasi atau kompresi.
2.2.2
yang
menimbulkan
getaran
kemudian
dideteksi
melalui
2.3
ini yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan
atau gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan
merekam datanya seperti grafik.
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar
dari pada ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada
titik A. Sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan
maksimum (). Kalau titik B adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka
gerakan bandul dari B ke A lalu ke B dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi
dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu ayunan ini
disebut periode (T).
= Panjang tali
= Sudut simpangan
Gaya pemulih yang bekerja pada bandul yaitu -mg sin . Sehingga persamaannya
dapat ditulis sbb :
F = mg sin
Tanda negatif diatas menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang berlawanan
dengan simpangan sudut . Karena gaya pemulih F berbanding lurus dengan sin
bukan dengan , maka gerakan tersebut bukan merupakan Gerak Harmonik
Sederhana. Jika sudut kecil, maka panjang busur x (x = L kali ) hampir sama
dengan panjang L sin . Dengan demikian untuk sudut yang kecil, menggunakan
pendekatan :
Sin
Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi :
F = mg Sin -mg
Karena :
x = L
maka persamaan diatas menjadi persamaan yang sama seperti dengan hukum Hooke :
F = -kx
Periode pendulum sederhana dapat kita tentukan menggunakan persamaan :
percepatan gravitasi bernilai tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada
panjang tali (L). Dengan kata lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung
pada massa beban alias bola pendulum.
2.4 Komponen-Komponen Seismograf
pena tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di
tanah, maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara massa stasioner dan
benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran bumi. Dari
goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanan dan frekuensi suatu gempa.
Seismograf modern dan Seismograf yang belum moderen, mempunyai tugas
yang sedikit berbeda, dikarenakan seismograf modern adalah gabungan dari
seismograf
lama. Seismograf
menggunakan
dua
gerakan
mekanik
dan
3.2.1
Fungsinya adalah untuk untuk mendeteksi getaran di bawah tanah oleh alat yang
tertancap di tanah.
3.2.2
Fungsinya adalah menyalurkan getaran dari alat yang tertancap di tanah, biasanya
berbentuk tali atau semacamnya yang dapat menyalurkan getaran.
3.2.3
Fungsinya adalah menerima getaran dari perantara ke massa yang jadi satu dengan
pena, sehingga pena tersebut bergerak sesuai getaran yang diterima.
3.3 Klasifikasi Besaran Gempa
Besaran (magnnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitude gelombang tektonik
dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skala ritcher. Selain itu, ada massa yang
bebas sari getaran gempa yang disebut massa stasioner. Cara kerjanya : apabila pada
massa stasioner tadi dipasang pena tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada
benda lain yang dipancangkan di tanah, maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi
goresan antara massastasioner dan benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud
dari gambaran getaran bumi. Dari goresan-goresan itu para ahli dapat membaca
tekanann dan frekuensi suatu gempa.
Skala
Ciri-ciri
2,0 3,4
3,5 4,2
4,3 4,8
4,9 5,4
5,5 6,1
6,2 6,9
Merusak bangunan
7,0 7,3
7,4 7,9
Kerusakan hebat
8,0
Kerusakan luar biasa
A. Persamaan Perhitungan Kekuatan Gempa (agnitudo Skala Richter)
Magnitudo gempa bumi dihitung dengan menggunakan rumus : m = 1,3 +
0,6 Io. Dalam rumus ini, m = magintudo, Io adalah intensitas Ms yang didasarkan
pada skala Mercalli. Sebagai contoh, jika Anda memiliki gempa bumi dengan
intensitas XII (12), maka magnitudonya adalah m = 1,3 + 0,6 x 12 = 8,5 Skala
Richter.
Cara kedua menghitung magnitudo adalah dengan menggunakan rumus
berikut: m = 2,2 +1,8 log ao. Dalam rumus ini m adalah magintudo dan ao adalah
akselerasi dalam cm/det2. Sebagai contoh, jika kita memiliki gempa bumi dengan
akselerasi 1400 cm/det2, magnitudonya adalah m = 2,2 + 1,8 x log 1400 = 7,8.
Jika kita sudah berhasil menentukan besaran magnitudo, kita dapat menghitung
besaran energi yang terbuang. Untuk menghitung energi E, kita menggunakan rumus:
log E = 11,4 + 1, 5m. Sebagai contoh, jika kekuatan gempa yang dihitung sekitar 7,6,
maka rumusnya adalah: Log E= 11,4 +1,5 x 7,6 = 22. Ini adalah nilai dari logaritma
energi.
Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah dengan menggunakan
rumus log E = 16,4 + 1,5 log A / T) + 2,5 log D . Formula A ini memiliki amplitudo
yang lebih baik daripada yang lain, misalnya menyebut bahwa gelombang permukaan
menunjukkan akselerasi microns (1/1000 mm); T adalah periode gelombang dalam
detik; D adalah jarak episentrum dalam derajat.
Untuk mencari D , digunakan rumus : D = Ec/110.6 yaitu jarak ke episentrum
(dalam km). Sebagai contoh, jika amplitude A adalah 1070 microns, T adalah 20 detik
dan D adalah 115 km. Kemudian akan dihasilkan log E = 16,4 + 1,5 x log (1070 / 20)
+ 2,5 x log 115 = 24. Dengan inv log 24 dapat menghitung energi yang dilepas adalah
1,4 x 1024 J.
3.4. Cara Menghitung Kekuatam Gempa
3.4.1 Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf, yang satu seismograf
vertical, satu seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi
seismograf horizontal yang berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf aini akan
ditemukan letak episentrum.
3.4.2 Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dlam satu homoseista. Ketiga
tempat yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik garis
sumbu pada garis yang menghubungkann tempat-tempat pencatatan.
3.4.3 Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini
dicari dengan rumus Laska, yaitu:
Skala
Richter
digunakan
untuk
menggambarkan
besaran
elektromagnetik
VLF
memanfaatkan
medan
elektromagnetik
yang
Medan magnetik dan medan listrik yang dibangkitkan pemancar disebut sebagai
medan primer. Medan primer membangkitkan medan sekunder sebagai akibat adanya
arus induksi yang mengalir pada benda-benda konduktor di dalam tanah. Medan
sekunder yang timbul bergantung pada sifat-sifat medan primer, sifat listrik bendabenda di dalam tanah dan medium sekitarnya, serta bentuk dan posisi benda-benda
tersebut. Pada daerah pengamatan VLF dilakukan pengukuran terhadap resultan
medan primer dan medan sekunder, dimana perubahan resultan kedua medan tersebut
tergantung pada perubahan medan sekunder. Sehingga bentuk, posisi, dan sifat listrik
benda-benda di bawah daerah pengamatan dapat diperkirakan.
Teori Pada saat gelombang primer masuk ke dalam medium, gaya gerak listrik (ggl)
induksi akan muncul dengan frekuensi yang sama, namun fasenya tertinggal 90 0.
Dalam pengukurannya, alat T-VLF akan menghitung parameter sudut tilt dan
elipstisitas dari pengukuran komponen in-phase dan out-of-phase medan magnet
vertikal terhadap komponen horizontalnya. Besarnya sudut tilt (%) akan sama dengan
perbandingan Hz/Hx dari komponen in-phasenya, sedangkan besarnya eliptisitas
(%) sama dengan perbandingan komponen kuadraturnya.
Jika medan magnet horizontal adalah Hx dan medan vertikalnya sebesar Hz, maka
Instrumentasi
Instrumen VLF yang dibahas adalah produk dari IRIS Instrument dengan nama
produk T-VLF BRGM. Instrumen ini terdiri dari dua unit, unit sensor dan unit
console/T-Unit. Unit sensor adalah penerima gelombang radio dengan jangkauan
frekuensi 10 30 kHz yang dilengkapi dengan automatic gain dan digital filtering.
Pengukuran dilakukan secara otomatis dan dikontrol oleh microprocessor. Pada unit
sensor terdapat tiga sensor magnetik X, Y, dan Z yang saling tegak lurus satu sama
lain. Terdapat dua inklinometer pada sensor X dan sensor Y untuk mengkoreksi posisi
miring dan memungkinkan sensor untuk memperoleh data yang direferensikan pada
bidang horizontal nyata dan bidang vertikal nyata. Unit sensor ini mampu mengukur
dua frekuensi secara bersamaan.
Mode Pengukuran
Mode tilt angle digunakan untuk memperkirakan struktur konduktif maupun kontak
geologi seperti zona alterasi, patahan, atau dyke konduktif. Dalam mode ini
disarankan untuk memilih pemancar yang letaknya sejajar dengan strike target dengan
toleransi 45 derajat. Dalam konfigurasi tersebut, medan magnet primer yang tegak
lurus terhadap struktur akan menimbulkan fluks yang maksimum sehingga
mendapatkan anomali yang paling jelas.
Mode Resistivity
Mode resistivity digunakan untuk memperkirakan struktur dyke resistif dan
mendelineasi unit geologi dengan pemetaan resistivitas. Dalam mode ini dianjurkan
untuk memilih pemancar yang letaknya tegak lurus dari strike target: medan elektrik
mempunyai variasi amplitude yang lebih tinggi dibanding dengan medan magnetik
dan harus tegak lurus terhadap struktur supaya mendapatkan anomali yang jelas.
VLF
umumnya
digunakan
sebagai
survey
pendahuluan
untuk
Pengukuran VLF sensitif terhadap interferensi lokal seperti keberadaan pipa besi,
power-line, pagar besi, dan benda konduktif lainnya.
Pemancar VLF rentan terhadap mati listrik atau maintenance tidak terjadwal.
Kedalaman Penetrasi
Kedalaman yang dapat dicapai dikontrol oleh sebuah besaran yang dinamakan
electrical skin depth. Skin depth bergantung pada resistivitas batuan utama dan
frekuensi gelombang yang digunakan. Besarnya skin depth dihitung dengan formula:
Dengan:
= Skin Depth
= resistivitas batuan penutup
= frekuensi pemancar (Hz)
/.post-meta
BY ONNY
Conductivity meter adalah alat untuk mengukur nilai konduktivitas listrik
(specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai konduktivitas listrik
sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta konsentrasi padatan (Total
Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di dalamnya. Pengukuran jumlah ion di dalam
suatu cairan menjadi penting untuk beberapa kasus. Salah satu contoh adalah untuk
memonitor kualitas air boiler (baca artikel berikut). Hal ini terkait pengaruh
konsentrasi ion-ion mineral terhadap terjadinya korosi pada pipa boiler (galvanic
corrosion).
Multi meter
Portable Conductivity Meter
(Sumber)
Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya.
Semakin banyak ion mineral yang terlarut, maka akan semakin besar kemampuan
larutan tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan
sebagai prinsip kerja conductivity meter.
Sebuah sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang dirangkaikan
dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut
diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya (biasanya 1 cm). Pada saat
pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan ke dalam sampel larutan dan diberi
tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere meter,
digunakan lebih lanjut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan.
/I = ( l/A ) x
Dan karena nilai ( l/A ) adalah konstan untuk setiap conductivity meter, maka dapat
diganti dengan sebuah konstanta (C):
V
/I = C x
..(3)
Conductivity meter sebenarnya tidak mengukur nilai konduktifitas listrik, tetapi
mengukur konduktivitas listrik spesifik (specific conductivity). Konduktivitas listrik
spesifik adalah nilai konduktivitas listrik untuk tiap satu satuan panjang.
Konduktivitas listrik spesifik ini disimbolkan dengan (Kappa), adalah kebalikan
dari tahanan listrik spesifik ():
=/
Dimana konduktivitas listrik spesifik menggunakan satuan S/m (Siemens per meter).
Dan jika persamaan di atas dimasukkan ke dalam persamaan (3), maka akan kita
dapatkan persamaan umum perhitungan nilai konduktivitas listrik spesifik:
= CxI / V
..(3)
Prinsip kerja conductivity meter menggunakan persamaan (3) di atas. Dimana besar
tegangan listrik (V) ditentukan oleh sistem, besar arus listrik (I) adalah parameter
yang diukur, serta konstanta (C) didapatkan sebelumnya dari proses kalibrasi
conductivity meter dengan menggunakan larutan yang diketahui nilai konduktivitas
spesifiknya.