Metode magnetik merupakan salahsatu metode geofisika tertua yang mempelajari karakteristik
medan magnet bumi. Sejak lebih dari tiga abad yang lalu telah diketahui bahwa bumi merupakan
magnet yang besar. Bentuk bumi sendiri tidak benar-benar bulat dan material penyusunnyapun
tidak homogen, hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lintasan garis gaya magnet.
Penyimpangan inilah yang disebut anomali geomagnet. Metode magnetik mendasari survei geofisika
dalam pencarian jebakan mineral dan struktur bawah permukaan bumi secara signifikan.
Magnetometer
Alat yang digunakan dalam metode magnetik disebut dengan magnetometer. GSM 19T adalah
peralatan standar proton magnetometer / gradiometer yang dirancang supaya bisa di bawa-bawa
dengan mudah atau di gunakan sebagai base station sebagai alat pengamatan metode geofisika
yang berhubungan dengan medan magnet bumi, dan dapat juga di aplikasikan untuk pengamatan
geoteknik, eksplorasi arkeologi, pengamatan medan magnet, penelitian gunungapi, dll.
Data dilapangan meliputi posisi titik pengamatan, serta nilai medan magnet total bumi dengan
satuan nano tesla (nT) dari hasil pengukuran alat Magnetometer di lapangan dan di Base Station.
Base station berfungsi sebagai pengamatan medan magnet disatu tempat secara berkesinambungan
dengan cara menempatkan alat magnetometer di suatu tempat yang relatif rendah dari gangguan
dan tidak berpindah-pindah dengan setingan pembacaan waktu tertentu. Di bawah ini merupakan
contoh kurva dari pembacaan di Base station:
Gambar 2. Kurva dari pembacaan di Base station
Selain data base, yang utama adalah data lapangan yang didapat dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat magnetometer di titik tertentu pada area yang diinginkan, suapaya dapat
diketahui penyebaran nilai anomali magnetnya di daerah tersebut, seperti contoh gambar di bawah
ini:
Gambar 3. Field Acquisition