Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada |2017

Siklus rankine organik merupakan siklus termodinamika yang

memanfaatkan sumber kalor bersuhu rendah untuk menghasilkan
kerja.

Prinsip kerja siklus rankine organik sama dengan siklus

rankine uap. Perbedaan keduanya terletak pada sumber
panas dan fluida kerja yang digunakan.

Sumber panas SRO : panas buang dari sistem lain

Sumber panas SRU : pembakaran pada furnace

Fluida SRO : refrigeran (Tcrit, Pcrit, Hvap = rendah)

Fluida SRU : air (Tcrit, Pcrit, Hvap = tinggi)

Komponen utama SRO :

penukar kalor, turbin, generator, pompa, dan kondenser

Komponen utilitas SRO :

fluida penukar panas, cooling tower, unit suplai air pendingin,
tangki penyimpanan refrigeran
 Pada proses 4-5 terjadi proses kompresi fluida kerja (cair)

Pada proses 5-6 terjadi proses pertukaran panas

antara fluida hasil kompresi dengan fluida kerja
Siklus rankine organik bersuhu cukup tinggi hasil ekspansi turbin

Pada proses 6-1 terjadi lagi proses pertukaran

panas antara fluida kerja dengan panas buang
yang bersumber dari sistem lain

Pada proses 1-2 terjadi proses ekspansi fluida

kerja (uap) oleh turbin

Pada proses 2-3 terjadi proses pertukaran panas

sama seperti proses 5-6

Pada proses 3-4 terjadi proses pendinginan uap sisa

proses sebelumnya sehingga berubah seluruhnya
menjadi cair
 Fluida kerja terdiri dari 3 jenis, yaitu dry fluid, wet fluid, dan
isentropic fluid

Dry fluid : kemiringan kurva saturasi uap bernilai positif

Wet fluid : kemiringan kurva saturasi uap bernilai negatif
Fluida Kerja Isentropic fluid : kemiringan kurva saturasi uap bernilai nol

Dry fluid dan isentropic fluid hanya butuh sedikit energi

untuk berubah fase menjadi uap, sehingga lebih baik
digunakan pada siklus rankine organik.

Pemilihan fluida kerja juga harus mempertimbangkan

beberapa hal seperti sifat termodinamikanya, tidak
mudah terbakar, ramah lingkungan, dan lain-lain.

Fluida kerja SRO biasanya refrigeran karena memiliki suhu

kritikal, tekanan kritikal, dan entalpi vaporasi yang lebih
rendah dibanding air

Air harus berada dalam keadaan superheat agar tidak berubah

fase saat proses ekspansi, sedangkan refrigeran hanya perlu
sampai titik saturasi uap saja
 Perancangan Komponen Pendukung Sistem Pembangkit Siklus Rankine
Organik Dengan Air Panas Buang PLTP Sebagai Sumber Panas

1. Sub Suplai Air Pendingin : Ramanda

2. Sub Suplai Panas : Fahmi Fahrurozi
3. Sub Menara Pendingin : Tubagus Dimas
4. Sub Tangki Penyimpan Refrigeran : Rizky Rachmadi
General Review
Keempat skripsi tersebut merupakan perancangan komponen
pendukung ORC yang melanjutkan skripsi Wisnu Angga Sakti,
menggunakan fluida kerja Rf245a.
Data sekunder aliran panas buang (Brine) :

Brine masih mengandung sillica, sehingga

diperlukan HE perantara di luar modul ORC.
Terjadi pertukaran panas antara Brine dengan Downtherm J
Sumber panas berpotensi membangkitkan 14965,46 kW dengan
daya bersih 1152,14 kW. Efisiensi 7,69%
Sub Menara Pendingin
Siklus di Kondensor
Fluida kerja masuk ke kondensorFluida kerja menukar kalor dengan
airPerubahan fase fluida kerja (uap menjadi cair) Fluida kerja
dipompakan masuk ke sistem siklus
Siklus Air
Kondensor mengeluarkan air panas (30 )
Air masuk cooling tower
bertukar panas dengan udara air (20 ) dipompakan kembali ke
kondensor sebagai fluida pendingin.
Prinsip menara pendingin evaporasi, di mana air akan dipercikkan dari atas
menara sedangkan udara akan ditarik masuk ke dalam menara lewat bagian
bawah menara
Untuk menjaga aliran massa air konstan, air yang ikut terbuang ke lingkungan
diimbangi dengan makeup water dengan pasokan 4,24 kg/s.
 Menara pendingin yang digunakan tipe mechanical induced draft cooling
tower,counterflow, field erected
Parameter perancangan menara pendingin :
1. laju aliran massa udara
2. laju volumetrik udara
3. laju aliran massa makeup water
4. nilai range, approach efficiency
5. NTU
konstanta perpindahan panas di menara pendingin berdasarkan
perbedaan nilai entalpi
6. tipe dek fill packing, jumlah dek fill packing, ukuran fill packing
medium utama untuk bertukar kalor
7. ukuran louvers
kisi tempat masuk udara
8. penurunan tekanan udara total
9. diameter kipas, dan daya kipas
 Sub Suplai Air Pendingin
Pada sub ini dilakukan perancangan utilitas pengambilan suplai air
pendingin dari telaga hingga menara pendingin
Perancangan dilakukan untuk menghindari kehilangan ketersediaan
make up water akibat evaporation loss, drift loss, dan blow down
serta menjaga kualitas dari make-up water
Rancangan utilitas

Bak Bak
Bak
Screener Bak Premixer Bak Klarifier penampungan Bak Filtrasi Penampungan
Sedimentasi
Sementara Air Bersih
Kesimpulan:
Mendapatkan besaran mass flow suplai air pendingin (5,08kg/s) yang
memenuhi kebutuhan di menara pendingin (4,24 kg/s)
Telah menggambarkan detail engineering design masing-masing
komponen pada sub unit suplai air pendingin
Mendapatkan tipe pompa yang digunakan untuk mendistribusikan air
(pompa sentrifugal single stage 3500 rpm) serta jenis impellernya

Saran:
Dapat memasukkan analisis ekonomi di dalam perancangan sistem
Dapat memasukkan analisis kimia pada pemeliharaan air
Tangki Refrigeran
Tangki Refrigeran diperlukan untuk menampung fluida kerja ketika
plant sedang dimatikan dan mengalirkannya kembali saat plant
kembali dinyalakan
Sistem meliputi proses pada saat penyimpanan dari sistem ke tangki
penyimpanan dan pada saat suplai dari tangki ke sistem utama
Tipe tangki yang dipilih adalah flat bottomed vertical cylindrical
dengan bahan carbon steel jenis SA-285 Grade C. Adapun fitting yang
dipilih adalah double welded butt join
Kesimpulan:
Mendapatkan dimensi tangki refrigerant dan nozzle yang dibutuhkan
sesuai dengan standar
Mendapatkan waktu pengosongan dan pengisian tangki

Saran:
Menghilangkan sistem fluida penghantar panas agar tidak ada kalor
yang hilang
Melakukan penyaringan air panas sebelum masuk ke pemanasan
pada sistem ORC
Optimasi sistem dengan menambahan recuperator atau turbin
Perancangan menggunakan jenis refrigerant lain
Merancang sistem control pada sistem utama juga sistem pendukung
Sub Unit Suplai Air Panas
Perancangan heat exchanger, pompa air panas buang serta pompa
downtherm J
Heat exchanger yang digunakan adalah plate and gasket heat
exchanger yang memiliki nilai U tinggi serta mendukung perpindahan
panas liquid-liquid

Kesimpulan
Mendapatkan dimensi rancangan heat exchanger yang dibutuhkan
Mendapatkan tipe pompa yang digunakan (pompa sentrifugal single
stage 3500 rpm)
 Sylvain Quoilin (2007)
Bahasan : pemodelan siklus rankine organik dengan memvariasikan sumber panas
dari temperature 150 sampai 200oC, refrigeran dan kecepatan rotasi expander

Ryan Timothy Nester (2011)

Bahasan : pengaruh penambahan rekuperator terhadap peningkatan efisiensi
siklus rankine organik
Fluida kerja : R-123, R-245ca, R-245fa
Sumber panas : solar thermal

Dannya Maharani Putri Utami (2012)

Bahasan : pengaruh variasi refrigeran terhadap efisiensi siklus rankine organik
Fluida kerja : R-12, R-22, dan R-134a
Sumber panas : panas buang PLTP
Rismauliarti (2012)
Bahasan : pengaruh variasi refrigeran terhadap efisiensi siklus rankine organik
Fluida kerja : R-12, R-22, dan R-134a
Sumber panas : panas buang mesin diesel

Rizky Rachmadi (2015)

Bahasan : merancang utilitas siklus rankine organik bagian tangki penyimpan
refrigeran
Fluida kerja : R-245fa
Sumber panas : panas buang PLTP PT. Geodipa Energi Dieng

Wisnu Angga Sakti (2013)

Bahasan : pengaruh penambahan rekuperator terhadap efisiensi siklus rankine
organik
Fluida kerja : R-245fa
Sumber panas : panas buang PLTP PT. Geodipa Energi Dieng
Fahmi Fahrurozi (2015)
Bahasan : merancang utilitas siklus rankine organik sub unit suplai panas
Fluida kerja : R-245fa
Sumber panas : panas buang PLTP PT. Geodipa Energi Dieng

Ramanda(2015)
Bahasan : merancang utilitas siklus rankine organik bagian sub unit suplai air
pendingin
Fluida kerja : R-245fa
Sumber panas : panas buang PLTP PT. Geodipa Energi Dieng

Tubagus (2015)
Bahasan : merancang utilitas siklus rankine organik bagian cooling tower
Fluida kerja : R-245fa
Sumber panas : panas buang PLTP PT. Geodipa Energi Dieng