3. Migration
Migrasi Seismik bertujuan untuk memindahkan reflektor miring ke posisi yang sebenarnya pada
penampang seismik atau menghilangkan efek dari penjalaran gelombang. Efek migrasi pada
antiklin, penyempitan pada penyebaran lat-eral, dip yang semakin curam, closure yang terjadi
berkurang atau tetap. Sedangkan efek migrasi pada sinklin, menjadi semakin luas, ti-tik terbawah
menjadi datar / flat, closure yang terjadi membesar atau tetap.
Terdapat beberapa macam metode migrasi dalam pengolahan data seismik yaitu: Kirchoff
migration, Finite Difference migration, Frequency wavenumber migration, dan Frequency space
migrationTerdapat 2 jenis migrasi yaitu:
Time Migration
Proses migrasi yang menghasilkan penampang migrasi dalam kawasan waktu. Migrasi ini
umumnya dapat berlaku selama variasi kecepatan secara lateral kecil hingga sedang.
Depth Migration
Proses migrasi yang menghasilkan penampang migrasi dalam kawasan kedalaman. Migrasi
ini umumnya dapat berlaku selama variasi kecepatan secara lateral besar (medium).
Adapun Yang membedakan time migration dan depth migration bukan karena masalah domain
waktu atau domain kedalaman tetapi model kecepatan yang digunakan. Time migration memiliki
variasi kecepatan yang smooth dan depth migration memiliki kecepatan yang kompleks.
Prinsip dasar migrasi secara geometris seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Prinsip Migrasi
Cara kerja dari migrasi tersebut melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Menghubungkan garis CD ke permukaan menuju titik O.
2. Dari titik D, tarik garis vertikal ke permukaan, dan beri nama titik B.
3. Dengan titik O sebagai pusat, buat lingkaran dengan jari-jari O.
4. Tarik garis horizontal dari titik D hingga memotong lingkaran. Beri nama titik E untuk
perpotongan kedua garis ini.
5. Tarik garis dari titik E ke pusat titik O untuk mendapatkan sudut migrasi α.
6. Titik D‟ adalah titik migrasi dari D, didapatkan dengan cara membuat ED=ED‟. Sudut
EDD‟, yaitu Ɛ=α/2.
Parameter Stacking
4.2 Pada disk data input -> select dataset pilih ’06.NMO_Corr’ data ini merupakan data
output pada tahap normal moveout. Trace read option -> pilih sort, select primary trace
header -> pilih CDP bin number. Kemudian pada CDP/Ensemble Stack, apply final
datum statics after stack > No.
Aperture merupakan proses integral dari kurva difraksi, jadi seberapa lebar kurva difraksiyang
dijumlahkan itu tergantung dari radius Fresnel, kecepatannya, dll. Jadi kurva aperture ini bisa di
hitung dengan zona Fresnel. Jika terlalu besar, konsekuensinya akan menjumlahkan data-data
yang bukan dari di titik target (random/acak-acakan) sedangkan jika terlalu kecil masih cukup
aman dibanding terlalu lebar tetapi tidak menjumlah dari seluruh data target. Semakin dalam
target maka aperture semakin lebar. Untuk menentukan besar aperture ini dengan trial and error
dari rentang data kita, kemudian dipilih gambar yang lebih focus.
Noted :
Cara untuk mengetahui hasil migrasi kita sudah benar atau belum
Melihat dari karakter data seismic, kualitas data ini terdiri dari kemenerusan lapisan, ketidak
menerusan lapisan, resolusi atau kandungan frekuensi data, dll. Hal ini dapat dilihat dari
karakteristik geologi area target (ada sesar atau tidak, formasi apa, dll). Atau dengan kata lain
melihat data konstrain.