Setelah itu membuat project baru untuk mendefinisikan project yang akan
dilakukan. Pembuatan project meliputi nama project, server, dan lokasi yang digunakan
untuk menyimpan data-data yang dibuat. Setelah semua dibuat langkah selanjutnya adalah
membuat line.
Langkah selanjutnya dibagi 3 tahap :
1. Persiapan Data
2. Pre-Processing
3. Main Processing
A. Persiapan Data
Persiapan data merupakan langkah awal sebelum data seismik dapat diolah lebih
lanjut oleh Echos. Data mentah yang didapatkan berupa data SEGY dan data
geometri.
Persiapan data ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu Pembuatan Geometri Data,
Perubahan Data SEGY menjadi Data PDS, Penempelan RAW Data Dengan
Geometri berikut adalah penjelasannya :
a. Mode Station
Data yang digunakan pada mode station berupa data dengan extensi “.RPS”.
Data ini berisikan informasi mengenai kondisi receiver.
Gambar 4. Jendela Spreadsheet untuk Mode Sation
b. Mode Shot
Data yang digunakan pada mode shot berupa data dengan extensi “.SPS”.
Data ini berisikan informasi mengenai kondisi pada shot atau source point.
c. Mode Relation
Data yang digunakan pada mode relation berupa data dengan extensi
“.XPS”. Data ini berisikan informasi mengenai hubungan antara kondisi
pada shot dengan kondisi receiver.
Gambar 6. Jendela Spreadsheet untuk Mode Relation
d. Mode Pattern
Data yang digunakan pada mode pattern berupa data relation hasil
pengisian data dari mode relation dengan ekstensi .txt dan dari data shot
hasil pengisian data dari mode shot dengan ekstensi .txt. Mode pattern
berfungsi untuk mengidentifikasikan data yang mirip penjalaran
gelombangnya kedalam suatu pattern tertentu.
Setelah geometri dibuat dalam Spreadsheet dan raw data sudah dalam format
PDS maka langkah selanjutnya adalah menempelkan raw data dengan geometri
pada Spreadsheet. Pekerjaan ini dilakukan pada softwart Echos dan membuat
Job Flow seperti berikut.
Gambar 9. Flow kerja penempelan Raw data dengan spreadsheet
Modul DSIN digunakan untuk membaca masukkan dari file. Modul GEOMLD
digunakan untuk membuat header geometri untuk setiap trace data seismik.
Modul DSOUT digunakan untuk menghasilkan data keluaran dari proses diatas.
B. Pre-Processing
Pre processing merupakan tahapan awal untuk mendapatkan tingkat rasio S/N yang
tinggi dengan meredam noise dan menguatkan sinyal dari data yang didapatkan dari
lapangan. Berikut adalah alur kerja pre processing :
Gambar 11. Alur kerja Pre processing
TFCLEAN digunakan untuk untuk meredam noise yang koheren dalam domain
waktu-frekuensi tanpa mempengaruhi trace seismic di sekitarnya.
MUTE dilakukan mematikan trace pada wilayah yang diperkirakan noise sehingga
menghasilkan wilayah yang bebas noise.
SORT digunakan untuk mengurutkan data seismik. Urutan data pada tahap ini
mengubah data shot gather yang berupa FFID menjadi CDP gather.
Alur kerja dalam pre-processing dilakukan sesuai dengan keadaan data yang
dimiliki.
C. Main Processing
Main processing merupakan tahapan lanjutan dari pre-processing dan akan lebih
memperjelas data seismik 2D yang akan diolah dalam kenampakan penampang
seismik. Sehingga dapat meningkatkan rasio S/N. Tahapan ini meliputi Koreksi
Statik, Analisa Kecepatan, Stacking, dan NMO (Normal Move Out). Berikut adalah
penjabaran prosesnya.
A. Analisa Kecepatan
C. NMO
Koreksi normal move out digunakan untuk menghilangkan efek jarak offset
yang berbeda-beda dari tiap receiver. Karena semakin jauh jarak offset
suatu receiver maka semakin besar waktu yang diperlukan gelombang
untuk merambat dari shot point untuk sampai ke receiver, sehingga efek
yang ditimbulkan dari peristiwa ini adalah reflektor yang terekam seolah-
olah berbentuk hiperbolik.
D. Stacking
Kontak : Rahmandanirizki@gmail.com