Anda di halaman 1dari 104

BAB I

Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian

permukaan bumi. Peta juga diartikan suatu gambaran sebagian besar atau
kecil permukaan bumi. Peta dalam hal ini digunakan di berbagai keperluan,
misalnya untuk keperluan pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Peta yang
disimpan terus menerus sampai sekian lama, lama kelamaan akan menjadi
rusak dan menyebabkan peta tidak sesuai lagi dengan keadaan aslinya.
Sehingga, peta tidak dapat lagi difungsikan sebagaimana fungsi awal
pembuatannya.
Didalam ruang lingkup pekerjaan geodesi, segmen yang harus
dilakukan setelah melakukan pengukuran dan pengambilan data adalah
pembuatan peta. Peta merupakan sebuah produk dari hasil pekerjaan
geodesi. Jenis, isi dan informasi dari peta tersebut bermacam-macam sesuai
dengan kebutuhan dan kesesuaian dengan project yang dikerjakan.
Laporan ini menjelaskan bagaimana proses pengolahan data hasil dari
pengukuran yang kemudian dikumpulkan dan diolah dengan softwaresoftware yang sesuai dengan fungsinya, antara lain dengan menggunakan
Microsoft Excel dan Auto CAD Land Development. Dengan sedemikian
rupa dan mengikuti syarat-syarat pembuatannya segment ini menghasilkan
sebuah peta yang nantinya akan digunakan.
Dan Laporan ini juga akan menjelaskan bagaimana saat pengukuran di
lapangan menggunakan metode poligon tertutup, dan situasi dengan
menggunakan alat Total Station saat pengukuran. Setelah usai pengukuran
lalu di proses data sesuai dengan sketsa di lapangan lalu di proses di CAD
Land Development.

1.2

Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini dilakukan adalah :


1. Bagaimana memperkenalkan alat dan cara pengoperasian alat
pengukuran (Total Station),

yang digunakan untuk melakukan

pengukuran di lapangan.
2. Mengetahui dan memahami cara kerja Total Station dan cara
penginputan data dari alat ke komputer.
3. Bagaimana melakukan proses pembuatan peta digital dan digitasi
peta.
Tujuan dari Praktikum ini dilakukan adalah :
1. Mahasiswa mampu memperkenalkan alat dan cara pengoperasian
alat pengukuran (Total Station), yang digunakan untuk melakukan
pengukuran di lapangan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara kerja Total
Station dan cara penginputan data dari alat ke komputer.
3. mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan peta digital dan
digitasi peta.
1.3

Volume Pekerjaan dan Batasan Masalah


1. Melakukan pengukuran Poligon dengan menggunakan alat Total
Station dan Waterpass.
2. Proses penginputan dan perhitungan data dari pengukuran yang
dilakukan.
3. Membuat peta digital dan digitasi peta (Automatisasi Peta)
menggunakan software AutoCad Land Desktop.
4. Proses melayout peta digital dan digitasi peta (Automatisasi Peta).

1.4

Studi Literatur
Literatur sebagai bahan dasar acuan yang dapat digunakan untuk

kesempurnaan dalam mendukung kegiatan praktikum. Literatur yang


digunakan adalah buku buku, maupun searching internet yang mengarah

pada Program Studi Teknik Geodesi yang berhubungan dengan Kartografi


Digital.
1.5

Diagram Langkah Kerja Praktikum

a) Langkah Kerja Penggunaan Alat

Gambar 1.1 Diagram


Pengukuran
b) Langkah Kerja Pengukuran

BAB II
Dasar Teori

2.1 Pengenalan Alat


Sebuah alat dalam pengukuran sangat memiliki fungsi yang vital,
karna sebagai media yang dapat membuat penggunanya memperoleh data
yang diinginkan. Dari alat yang sederhana seperti waterpass yang dapat
mengethui beda tinggi suatu permukaan dan mulai berkembang banyak dari
alat sederhana seperti waterpass menjadi theodolite yang dapat mengukur
horizontal dan vertikal, hingga terciptalah alat total station. Dan dalam
Laporan ini akan dijelaskan tentang pengenalan alat total station.
2.1.1 Total Station
Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut
horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip
memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk
kemudian di-download dan diolah secara computerize.
Tujuan penggunaan TS, antara lain :
1. Upaya mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah
kesalahan pembacaan dan kesalahan pencatatan data
2. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer
3. Mempercepat proses\
4. Memberikan kemudahan (ringkas)
Adapun kendala atau kekurangannya antara lain :
1. Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan
2. Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada
3. Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa

2.1.2 Tata Cara Kerja


a) Centring Alat TS
-

Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik


atau pengukur

Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif

Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui
centering optik sampai benang centering mendekati titik patok

Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan


kembali 2 kaki statif yang diangkat tadi

Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif

Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar
3 sekrup A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai
gelembung udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran

Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat


berada di atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup
pengunci theodolit dan gerakkan theodolit secara perlahan sambil
melihat pada centering optik sampai benang centering optik benarbenar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan
kembali sekrup pengunci theodolit.

b) Cara mendownload data dari Total Station


topcon Link merupakan program pemindahan data dari media
komputer ke instrumen survei merek TopCon (unggah/upload) atau
sebaliknya (unduh/download) perhitungan perataan sederhana,
manajemen data dan konversi antar format data.

Gambar 2.1

Lengkapi informasi-informasi sebagai berikut :


Tab General
a. Nama total station (name)
b. Fortal (fort)
Apabila kabel unduh yang digunakan tipe serial to USB, pengaturan
fortal di lakukan secara manual dengan melihat perangkat keras USB
yang dikenali oleh komputer atau dibagian Device Manager pada
properti komputer.

Gambar 2.2

c. Model
Khusus untuk Total Station TopCon tipe GPT-3100N Series,
model yang digunakan adalah GPT-3000.
Tab Advanced
a.
b.
c.
d.

Baudrate
Parity
Data bits
Stop bits

: 9600
: none
:8
:1
7

e. Protocol

: ONE-WAY

Gambar 2.3
-

Klik OK
Doble klik icon total station yang telah di buat

Gambar 2.4
Klik file.txtklik tanda panah ( )
Pada layar akan tampil dialog box Download File from Total
Station. Tentukan tempat penyimpanan data pada perangkat

keras komputer.
Sebelum menekan tombol start pada kotak dialog Download
File from Total Station, lakukan persiapan pada total station
sebagai berikut :

a. Tekan tombol MENU pada total station

Gambar 2.5
b. Tekan tombol fungsi F3 untuk memasuki tampilan memory
manager (MGR)

Gambar 2.6
c. Memori manager memiliki 3 lembar, transfer data terdapat pada
lembar ke tiga dengan menekan tombol fungsi F4 sebanyak dua
kali.

Gambar 2.7
d. Transfer data dapat dilakukan dengan menekan tombol fungsi F1.
Pada lembar DATA TRANSFER terdapat dua format data, yaitu
GTS dan SSS. untuk kemudahan membaca dan memindah data,
gunakan format data SSS.

e. Selanjutnya

dilakukan

Gambar 2.8
pengaturan

parameter

komunikasi

(COMM.PARAMETERS) yang terdiri dari baud rate, carh/parity,


dan stop bits sebagai berikut :
- Baud Rate
: 9600
- Char./parity
: 8/NONE
- Stop Bits
:1
9

Setiap nilai yang dimasukan di akhiri dengan tombol F4


(ENTER)
f. Kembali ke lembar DATA TRANSFER dilakukan dengan menekan
tombol ESC satu kali. Pemindahan data dari total station ke
komputer dilakukan dengan menekan tombol F1
(SENDDATA). Pilihan data yang dipindahkan terdiri dari data
pengukuran (MEAS DATA) dan koordinat hasil perhitungan pada
unit total station (COORD. DATA). Proses pemindahan data dapat
dimulai dari komputer sebagai media penerima data, selanjutnya
pengiriman data dari total station dapat dimulai.

Gambar 2.9
Klik start (setelah kabel serial terhubung dari total station ke
komputer) pada layar komputer. Perangkat komputer harus
dipersiapkan terlebih dahulu untuk menerima data transfer
disebabkan oleh protocol yang menggunakan sistem one-way.

Gambar 2.10
Pada folder yang disiapkan untuk menyimpan data pada
perangkat keras komputer, terdapat file1.txt yang dapat di
berikan nama baru yang sesuai kebutuhan, misalnya Data.txt .

10

Gambar 2.11
Sebagai catatan, proses upload data koordinat dari komputer ke
total station dapat menggunakan cara yang sama dengan
mempersiapkan total station terlebih dahulu untuk menerima
data. Format data koordinat yang akan di upload agar diuba h
dalam bentuk format data SSS (TOPCON GTS-7).

2.2 Kerangka Kontrol Geodesi


2.2.1 Kerangka Kontrol Horizontal
Kerangka Kontrol Horizontal adalah sejumlah titik yang diketahui
koordinatnya dalam satu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat yang
dimaksudkan adalah sistem koordinat kartesian bidang datar. Metodemetode yang digunakan untuk menentukan posisi horisontal ini
dikelompokkan ke dalam metode penentuan titik tunggal (satu titik) dan
metode penentuan banyak titik.
Metode yang termasuk penentuan koordinat titik tunggal antara lain :
a. metode polar
b. metode perpotongan ke muka
c. metode perpotongan ke belakang
Sedangkan yang termasuk penentuan koordinat titik banyak antara
lain :
a. metode poligon
b. metode triangulasi
c. metode trilaterasi
2.2.1.1 Pengertian Poligon
Poligon adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titiktitik yang terletak di permukaan bumi. Garis-garis lurus membentuk
sudut-sudut pada titik-titik perpotongannya. Dengan menggunakan
poligon dapat ditentukan secara sekaligus koordinat beberapa titik yang
letaknya berurutan dan memanjang.

11

Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui
koordinat dan sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat
titik yang lain diperlukan sudut mendatar dan jarak mendatar, maka
pada pengukuran di lapangan data yang diambil adalah data sudut
mendatar dan jarak mendatar di samping itu diperlukan juga penentuan
sudut jurusan dan satu titik yang telah diketahui koordinatnya.
Cara menentukan tempat titik-titik dengan menggunakan suatu titik nol
pada garis harus digunakan pada pengukuran daerah-daerah yang
kecil.Poligon Terbuka.
a. Tidak Terikat

Gambar 2.12 Poligon terbuka terikat sempurna

b. Terikat :
terikat ke satu titik koordinat akhir atau satu jurusan akhir

12

Gambar 2.13

c. Terikat Sempurna : terikat di dua koordinat akhir atau satu


koordinat akhir dan satu azimuth akhir
d. Poligon Tertutup : Titik awal dan titik akhir koordinat berhimpit
(satu titik)

Gambar 2.13

2.2.1.2 Pengukuran Poligon


A. Pengukuran Jarak Mendatar
Pengukuran Jarak Mendatar pada poligon dapat ditentukan dengan
cara : mekanis (dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti
pada pengukuran sipat datar). pada bagian ini dijelaskan metode
pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur. Pengukuran jarak
dengan menggunakan pita ukur harus memperhatikanpermukaan
tanah yang akan diukur.
1. Pengukuran jarak pada tanah mendatar.
Caranya :

13

a. Skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas pusat


anda titik A,
b. Pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar
lurus, tidak melengkung,
c. Himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B,
maka bacaan skala inilah yang merupakan jarak antara titik A
dan titik B.
2. Pengukuran jarak pada tanah miring.
caranya :
a. Jika permukaan tanahnya relatif miring, maka pengukuran
jarak dibagi dalam beberapa selang (pada gambar di atas bagi
dua selang)
b. Skala nol diimpitkan di atas titik A (biasa dengan
menggunakan bantuan unting-unting), tarik agar pita dalam
keadaan datar sampai berimpit dengan titik 1, maka diperoleh
d1
c. Dengan cara yang sama, jarak diukur dari titik 1 sampai titik
B, hingga didapat d2
maka : dAB = d1 + d2

B. Pengukuran sudut mendatar


Sudut adalah selisih antara dua arah yang berlainan. Yang dimaksud
dengan arah atau jurusan adalah besarnya bacaan lingkaran

14

horisontal alat ukur sudut pada waktu teropong diarahkan ke jurusan


tertentu
Caranya :
1. Alat dirikan di titik P alalu diatur sesuai ketentuan
2. Target dipasang di titik A dan di tiik B
3. Alat dalam kedudukan biasa diarahkan ke target di titik A
(arah pertama)
4. Atur tabung okuler dengamemutar sekrup yang ad pada okuler
sehingga dapat melihat garis-garis diafragma (benang silang)
denga jelas
5. Atur sekrup penjelas bayangan sehingga dapat melihat bayangan
target di tiik A dengan terang dan jelas
6. Tepatkan benang silang diafragma pada target dengan memutar
sekrup penggerak halus horisontal dan vertikal, baca dan catat
skala lingkaran horisontalnya. Ulangi pembacaan tersebut
minimal 3 kali, kemudian hitung rata-rata harga hasil bacaannya,
catat sebagai L1 (B)
7. Teropong diputar searah jarum jam dan diarahkan ke target di
titik B, dengancara yang sama seperti di atas, catat sebagai L2
(B)
8. Teropong dibalikkan dalam kedudukan luar biasa an diputar
seearah jarum jam, dengan kedudukan tetap mengarah ke titikk
B. dnegan cara yang sama seperti di atas, baca skala
lingkarannya dan catat sebagai L2 (LB)

15

9. Putarlah teropong searah jarum jam ke titik A (tetap dalam


kedudukan luar biasa), dengan menggunakan cara yang sam
seperti di atas, bacalah skala lingkran horisontalnya dan catat
sebagai L1 (LB)
10. Urutan pengukuran sudut seperti yang dijelaskan di atas adalah
pengukuran sudut 1 seri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.1 di bawah ini.
-

Tabel 2.1 pengukuran sudut 1 seri

Alat

Arah

Kedudukan
Teropong

Bacaan sudut

Biasa

L1 (B)

Biasa

L2 (B)

Luar biasa

L2 (LB)

Luar biasa

L1 (LB)

11. Arah kanan bacaan sudut di atas adalah titik B dan arah kirinya
titik A, maka besar sudutnya :
= bacaan arah B bacaan arah A
12. Karena pembacaan sudut dilakukan 1 seri maka hasil
pengukuran sudut adalah rata-rata dari pembacaan biasa dan
luar biasa.

= [L2(B) - L1(B)] + [L2(LB) L1(LB)]


2

16

13. Jika bacaan sudut arah kanan lebih kecil dari bacaan sudut arah
kiri, maka untuk menentukan besarnya sudut bacaan arah kanan
terlebih dulu ditambah 360.
2.2.1.3 Pedoman Pelaksanaan Metode Poligon
Survai untuk penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan
bumi, dapat dilakukan secara terestris maupun ekstra-terestris. Pada
survai dengan metode terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan
dengan melakukan pengamatan terhadap target atau objek yang terletak
di permukaan bumi. Dalam hal ini, metode-metode penentuan posisi
terestris yang umum digunakan saat ini adalah metode poligon, metode
pengikatan ke muka (intersection), metode pengikatan ke belakang
(resection),

atau

kombinasi

antara

metode-metode

tersebut.

Karakteristik umum dari metode-metode ini diberikan secara skematis


pada Gambar 7.1. Perlu juga dicatat di sini bahwa ada beberapa lagi
metode penentuan posisi terestris, seperti triangulasi, trilaterasi,dan
triangulaterasi. Tapi metode-metode ini sudah tidak banyak lagi
digunakan, terutama setelah adanya metode penentuan posisi yang
berbasiskan satelit.

17

Gambar. 2.13 Beberapa metode penentuan posisi secara terestris


Dalam pengadaan jaring titik kontrol horizontal, metode pengukuran
poligon digunakan saat ini dalam pengadaan jaring titik kontrol orde-4
dimana spasi antar titiknya adalah sekitar 100 m. Penggunaan metode
poligon dalam hal ini adalah karena fleksibilitas metode ini untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan dalam skala sangat lokal ,
dimana keberadaan pepohonan dan perumahan yang rapat biasanya
akan mengganggu pemakaian metode pengamatan survei GPS.
Berikut ini karakteristik metode pengukuran poligon akan dijelaskan
secara singkat.
A. Karakteristik Metode Poligon
Metode poligon adalah metode penentuan posisi dua dimensi
secara terestris dari rangkaian titik-titik yang membentuk poligon
(lihat Gambar 7.2). Pada metode ini koordinat titik, (x,y) atau
(E,N), ditentukan berdasarkan pengamatatan sudut-sudut horizontal
di titik-titik poligon, serta jarak horizontal antar titik-titik yang
berdampingan.

Gambar 2.14 Contoh geometri suatu poligon


Pada metode poligon ini, pengukuran sudut umumnya dilakukan
dengan alat ukur theodolit, dan pengukuran jarak umumnya
dilakukan dengan pita ukur ataupun alat ukur EDM (Electronic
18

Distance Measurement). Sedangkan titik-titik ikat yang digunakan,


contohnya pada Gambar VII.2 adalah A,B,C dan D, adalah titiktitik yang telah diketahui koordinatnya.
Dari Gambar 7.2 di atas terlihat bahwa kualitas dari koordinat titiktitik poligon yang diperoleh akan tergantung pada kualitas dari titik
kontrol (ikat) yang digunakan, kualitas data ukuran jarak dan sudut
serta geometri dari poligon itu sendiri.
B. Penentuan Koordinat Titik-titik Poligon

Gambar Prinsip dasar penentuan koordinat


Pada metode poligon, penentuan koordinat horizontal titik
didasarkan pada rumus dasar berikut (lihat Gambar sebagai
referensi) :
Xj = Xi + dij.sin Aij

(1)

Yj = Yi + dij.cos Aij

(2)

dimana : dij = jarak antara titik i dan j, dan Aij = sudut jurusan sisi ij.
Perlu dicatat di sini bahwa sudut jurusan awal pada jaring poligon
dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu :
1. secara langsung dari pengamatan matahari, atau
2. dihitung dari koordinat dua titik awal yang diketahui.
Jika dihitung dari koordinat dua titik, maka seandainya kedua
titik ikat tersebut adalah A dan B (seperti kasus Gambar ),
maka sudut jurusan sisi AB dapat dihitung dari rumus umum
berikut :
AAB = arctan (X/Y)
dimana:

(3)

X = XB XA (4)
Y = YB XA (5)
19

Perlu dicatat di sini bahwa untuk suatu sisi, sudut jurusan dari
titik-titik ujungnya akan berbeda sebesar 1800. Sebagai contoh
untuk Gambar 7.2, maka :
A BA = AAB - 180

(6)

Sedangkan sudut jurusan dari sisi-sisi lainnya dalam poligon


dapat dihitung dari sudut jurusan sisi awal serta sudut-sudut
ukuran berdasarkan rumus umum berikut (lihat Gambar
sebagai referensi) :
Ajk = Aij + (j 180)

(7)

Gambar . 2.15 Hubungan antara dua sudut jurusan


1. Penentuan koordinat titik-titik dalam suatu jaring poligon
dapat dilakukan dengan beberapa metode perhitungan,
yaitu : Hitung perataan kuadrat terkecil metode parameter,
2. Hitung perataan kuadrat terkecil metode bersyarat, dan
3. Metode Bowditch.
Pada hitung perataan kuadrat terkecil metode parameter,
maka persamaan pengamatan dasar yang digunakan adalah
:
Jarak : dij = (Xij2 + Yij2) 1/2

(7)

Sudut : _j = arctan (_Xjk/_Yjk) - arctan (_Xij/_Yij)

(8)

dimana:
Xij

= Xj Xi . . Xjk

= Xk Xj (9)

Yij

= Yj Yi . . Yjk

= Yk Yj (10)

Sedangkan untuk hitung perataan kuadrat terkecil metode


bersyarat, tiga persamaan syarat yang digunakan adalah :

20

Syarat absis : Xakhir Xawal = (dij.sin Aij) (11)


Syarat ordinat :Yakhir Yawal =

(dij.cos Aij) (12)

Syarat sudut : Aakhir Aawal = (i) n.180 . (13)


Metode Bowditch sendiri, yang banyak digunakan dalam
pengolahan data poligon, pada dasarnya bisa dilihat
sebagai bentuk yang lebih sederhana dari hitung perataan
kuadrat terkecil metode bersyarat.
C. Kontrol Kualitas Pengukuran Poligon
Salah satu mekanisme pengontrolan kualitas dari pengukuran
poligon yang umum digunakan adalah dengan menilai kesalahankesalahan penutup absis, ordinat, dan sudut yang diperoleh. Dalam
hal ini kesalahan-kesalahan penutup tersebut dihitung berdasarkan
rumus-rumus (1) s/d (13) sebelumnya, sebagai berikut :
f X = (dij.sin Aij) - (Xakhir Xawal) ,

(14)

f Y = (dij.cos Aij) - (Yakhir Yawal) ,

(15)

fB = (ni) n.180 - (Aakhir Aawal) ,

(16)

dimana fX , fY dan f masing-masing adalah kesalahan-kesalahan


penutup absis, ordinat dan sudut. Dari kesalahan penutup absis dan
ordinat, kadangkala didefinisikan juga kesalahan penutup jarak (fd)
yang dapat dihitung dari persamaan berikut :
f d = (fX2 + fY2) 1/2 ,
Untuk

pengadaan

(17)
jaring

kontrol

horizontal

orde-4,

yang

berbasiskan pada pengukuran poligon, maka persyaratan yang


harus dipenuhi oleh pengukuran adalah :
f d /(d) < 1/6000,
f < 10n,

(18)
(19)

dimana (d) adalah jumlah jarak ukuran dan n adalah jumlah titik
poligon.

21

2.2.1.4 Langkah Perhitungan Poligon Tebuka Terikat Sempurna dan


Situasi nya dengan menggunakan Alat Total Station
1) Mencari Azimuth () dari 4 Koordinat Referensi yang
diketahui BM12, P2, BM8, dan BM1.
Diketahui
: BM12 (x): 231320.347 (y): 965439.660
P2
(x): 231350.790 (y): 9635458.294
BM8 (x): 2313416.2562 (y): 9635351.922
BM1 (x): 231358.5299 (y): 9635300.437
Jawab : Cara mendapatkan Azimuth Awal ()
: Tan-1 ( xP2-xBM12 ) (yP2-yBM12)
Tan-1 (30.4442) (18.635) = () 58 31 44
Cara mendapatkan Azimuth Akhir ()
Tan-1 ( xBM8-xBM1 ) (yBM8-yBM1)
= () 228 16 15
2) Mendapatkan Koreksi Sudut Poligon Terbuka dengan
Toleransi sudut 10

a. Diketahui : = 2329 43 58
: n atau jumlah titik = 12
() 58 31 44 (awal)
() 228 16 15 (akhir)
Jawab
: fb = ( Azimuth Akhir Awal ) + n . 180
(228 16 15 -58 31 44 ) - 2329 43 58 + 12 . 180
= 0 0 25.2 (corr angle)
Catatan : Toleransi sudut harus memasuki pesyratan.
Hasil Pengkuran (fb) 10n
Jadi 10n = 0 0 34 masuk toleransi pengkuran sudut
karna hasil Hasil Pengkuran (fb) 10n
b. Setelah itu perataan nilai hasil Toleransi koreksi sudut
1. Pertama, siapakan () 58 31 44 (awal) dan () 228 16 15
(akhir) serta hasi 0 0 25.2 (corr angle).
2. Kedua, untuk mendapatkan Azimuth selanjutnya sampai ke
titik 12 harus sama hasil perhitungan nya dengan Azimuth
terakhir yang sudah didapati.
3. Maka, (() 58 31 44 + sudut Horizontal + 0 0 25.2 - 180
) dan seterusnya sampai perhitungan nilai Azimuth
selanjutnya dan hasilnya akan sama di titik terakhir sesuai
dengan Azimuth terakhir yang sudah dikutahui.
3) Cara menghitung X, X, f(x) dan f(y)

22

a. Pertama, rumusnya d.Sin() untuk X dan d.Cos() untuk Y.


Lalu jumblahkan lah semua hasil hitungan X menjadi X
dan begitu juga dengan Y menjadi Y.
b. Kedua, untuk mendapatkan nilai f(x) dan f(y) adalah degan
rumus
Fs = (x Akhir Awal )- d.Sin() dan selanjutnya f(x) = d
xFs
Fs = (y Akhir Awal )- d.Cos() dan selanjutnya f(y) = d

d
d
d
d

xFs
4) Mendapatkan koordinat tiap titik
a. Langkah pertama, siapkan koordinat P2 (x,y)
b. Koordinat P2 (x,y), koordinat x dijumblah dengan masing hasil
nilai X dan f(x)
Begitu juga dengan koordinat y dijumblah dengan masing hasil
nilai Y dan f(y) dst.

Gambar 2.15 data perhitungan poligon


5) Menghitung Situasi setelah semua data perhitungan Poligon
Terbuka selesai dan masuk toleransi.

23

Gambar 2.16 data perhitungan situasi


a. Siapkan koordinat P2 (x,y) alat berdiri, dan Azimuth
b. Dan sudut referensi horizontal yang diambil adalah bacaan
backside dari P2
c. Untuk mendapatkan sudut horizontal sebenarnya (situasi)
maka bacaan sudut horizontal situasi di alat bediri kurangkan
lah ke bacaan backside dst. Catatan : jika hasilnya (-) maka +
360 , jika hasilnya 360 maka -360
d. Untuk mendapatkan Azimuth() selanjutnya adalah dengan
cara.
contoh : 58 31 44 + 1 6 28.8 - 180 = -120 21 46.8 +
360 = 239 38 12
Catatan : jika hasilnya (-) maka + 360 , jika hasilnya 360
maka -360
e. Setelah dapat semua Azimuth() situasi di P2 sampai ke BM8
maka hitunglah d.Sin() untuk X dan d.Cos() untuk Y
Setelah dapat koordinat setiap alat berdiri maka untuk
mendapakan koordinat selanjutnya dengan cara. Contoh : P2
(x): 231350.790 (y): 9635458.294
P2 (x): 231350.790 + X = 231322.842
P2 (y): 9635458.294 + Y = 9635441.921 , dst
2.2.2 Kerangka Kontrol Vertikal
Di dalam ukur tanah selain pengukuran sudut horisontal (mendatar),
sesungguhnya juga dalam waktu/posisi persamaan pada station point
tempat alat ukur sudut (Theodolit) diletakkan, dilakukan pada pengukuran
sudut vertikal.
Tujuan dan Fungsi :
Tujuan pengukuran sudut vertikal adalah untuk menentukan :

24

a. Besarnya sudut tegak yang terbentuk antara dua titik terhadap arah
mendatar atau arah vertikal.
b. Jarak mendatar antara 2 (dua) titik, yang biasa dinamakan jarak
optis
c. Jarak tegak antara 2 (dua) titik, yang biasa dinamakan beda tinggi
(h)
d. Fungsi dari pengukuran sudut vertikal ialah untuk menentukan nilai
ketinggian (elevasi) suatu titik terhadap titik yang lain
Ada 2 (dua ) Sistem Dasar Pengukuran Sudut Vertikal:
1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran
vertikal yang disebut sudut miring (helling) (h).
Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar, bacaan sudut
vertikal = 0.
2. Sudut yang terbentuk dihitung terhadap arah vertikal (tegak) pada
skala lingkaran vertikal disebut sudut zenit (Z).
Artinya: Bila teropong dalam keadaan mendatar bacaan sudut
vertikal = 90.
Dasar penentuan besarnya sudut vertikal pada 2 sistem tersebut disebabkan
karena perbedaan jenis/konstruksi theodolit yang umumnya perbedaan
konstruksi pada skala lingkaran vertical
Untuk jenis theodolit yang menggunakan helling sebagai sudut vertikal h:
Besarnya sudut miring dengan batasan 90 < h < 90
h > 0 bila target lebih tinggi dapada teropong theodolit
h < 0 bila lebih rendah dari pada teropong theodolit

25

Gambar 2.16
Keterangan :
A, B

: Nama titik/patok

Dm

: Jarak Miring

: Jarak Datar

: Jarak Vertikal/Beda Tinggi

: Sudut Miring

: Sudut Zenit

Ti

: Tinggi Alat

: Jarak Vertikal/Garis Mendatar Terhadap Bacaan Tengah Benang

Dari kondisi diatas maka dapat ditentukan jarak mendatar (D) secara optis
dan beda tinggi antara titik A dan titik B.
Persamaan yang diperoleh dalam hal ini adalah sebagai berikut :
Jarak Miring:

26

Dm = (Ba- Bb) x 100. sin Z

Jarak miring dengan sudut Zenit

Dm = (Ba Bb) x 100. cos h

Jarak miring dengan sudut helling

JarakDatar
Dm= Dm x sinZ

Jarak datar dengan sudut

Dm=Dm x sinh

Zenit Jarak datar dengan sudut helling

Dengan demikian persamaan menjadi :


Dm = (Ba Bb) x 100. sin2 Z
Dm = (Ba Bb) x 100. cos2 h
Sedangkan untuk menentukan jarak vertikal (beda tinggi) antara titik A dan
titik B dapat digunakan sebagai berikut :
h = (P + Ti) Bt
P = D x Ctg Z = D x 1 / tan Z

2.3 Penggambaran
Penggambaran adalah proses pembuatan atau menvisualisasikan sebuah
objek yang berukuran besar menjadi lebih kecil dan sederhana.
Memudahkan manusia untuk mengetahui tata letak ataupun kondisi objek
yang gambarkan. Bisa berupa tulisan gambar diselembar kertas ataupun
berbentuk digital.
2.3.1 Pengertian Peta
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi
yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu
dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Sudahkah Anda memahami
27

pengertian

dari

peta

tersebut?

Mudah

bukan?

Beberapa

ahli

mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada hakikatnya


semua mempunyai inti dan maksud yang sama. Berikut beberapa
pengertian peta dari para ahli.
a) Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada
umumnya

digambarkan

pada

suatu

bidang

datar

dan

diperkecil/diskalakan.
b) Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu,
digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
c) Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi
yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari
atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai
penjelas.
d) Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data
kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para
perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan
pembangunan.
Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang
berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak
antarkota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan,
jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar
pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan
ketampakan buatan manusia (budaya). Dewasa ini sudah dikenal
adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran
permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer.
Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari gambaran
tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD,

28

maupun media penyimpanan lainnya, serta dapat ditampilkan


kembali pada layar monitor komputer. Biasanya peta digital ini
dibuat

dengan

menggunakan

software

GIS

(Geography

Information system). Ilmu yang mempelajari tentang peta dan


pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam
bidang peta dan pemetaan disebut kartografi.
2.3.2 Macam macam Peta atau Jenis jenis Peta
a

Berdasarkan Sumber Datanya


Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi dua
jenis yaitu:
1 Peta Induk (Basic Map)
Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei
langsung di lapangan. Peta induk dapat digunakan sebagai
dasar pembuatan dari peta topografi dan menjadi dasar dari
2

pembuatan peta-peta lainnya.


Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada
acuan peta yang sudah ada sehingga tidak memerlukan survei
langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa digunakan

sebagai peda dasar.


Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
Berdasarkan isi data yang disajikan, Peta dapat kita bagi menjadi
dua macam yaitu peta umum dan peta tematik.
1 Peta Umum
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua
topografi di permukaan bumi seperti unsur alam (sungai,
danau), unsur buatan manusia (jembatan, jalan dll) maupun
bentuk permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum dapat
a

kita bedakan menjadi tiga macam yakni :


Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta yang
permukaan

bumi

lengkap

dengan

menggambarkan

reliefnya.

Adapun

penggambaran relief permukaan bumi ke dalam bentuk peta


digambarkan dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah

29

garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang


mempunyai

ketinggian

yang

sama.

Agar

lebih

jelas

perhatikanlah gambar di bawah ini.

Gambar 2.17
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis
kontur, diantaranya: Semakin rapat jarak antar garis kontur
menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin curam. Bila
ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini
menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat depresi atau
lembah.
b

Peta Peta chorografi


Merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara
umum. Biasanya peta jenis ini menggunakan skala sedang dan
hanya menggambarkan sebagian dari permukaan bumi. Contoh

peta jenis ini adalah atlas.


Peta Dunia
Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan
bumi secara luas dengan menggunakan skala kecil.

30

Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi
dengan tema-tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta
kepadatan penduduk, peta tempat-tempat wisata dll.

Gambar 2.18 Peta Tematik


e

Berdasarkan skala yang digunakan, dapat dibagi jenis-jenis


peta menjadi beberapa jenis antara lain:
1 Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 :
100 1 : 5000. Peta kadaster ini sangat rinci sehingga
banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk
2

perencanaan jaringan jalan, jaringan air dll.


Peta Skala Besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 :
250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan

suatu wilayah.
Peta Skala Sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 :
500.000.
Peta Skala Kecil

31

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 :


5

1.000.000.
Peta Geografi/Peta Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
Semakin kecil skalanya, maka cakupan wilayahnya akan
semakin luas. Nah dalam pembuatan peta, pengetahuan
tentang skala sangat penting dan tentunya disesuaikan
dengan seberapa besar wilayah yang akan dibuat dan
seberapa besar kertas yang akan kita pakai untuk
menggambarkan wilayahnya.

2.3.3 Pembuatan Peta Digital


a) Proses Pembuatan Peta Situasi

32

b) Proses Pembuatan Peta Digitasi

2.3.4

Dasar Teori AutoCad LDD


`Autocad Land Development adalah sebuah program aplikasi
(software) yang digunakan untuk menggambar dan memodifikasi gambar
seperti gambar arsitektur, mesin, sipil, elektro dan lain-lain.Autocad
Land Development salah satu dari beberapa program CAD (Computer
Aided Design) yang sangat populer, produk dari sebuah perusahaan
Autodesk Corporation.Perangkat ini menawarkan kemudahan dalam

33

menggambar dengan menggunakan komputer yang dapat memudahkan


para pekerja dalam bidang desain ataupun yang memiliki profesi sebagai
drafter.Fasilitas yang dimiliki Autocad Land Development untuk
menggambar 2D dan 3D sangat lengkap.
Gambar 2.18 Icon Autocad land Development
Dalam penggunaan Autocad land Development ini sama halnya
dengan autocad, tetapi dalam autodesk lebih banyak terdapat menu
toolbars

dibanding

dengan

autocad.

Format

data

asli

AutocadDevelopment 2000iadalah DWG dan yang lebih tidak populer


format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF.
Akhir-akhir ini Autocad Land Development sudah mendukung DWF
sebuah format yang diterbitkan dan dipromosikan oleh Autodesk untuk
mempublikasikan dan Cad. Perintah-perintah Autocad land Development
dapat diakses setidaknya melalui tiga cara yaitu:
1. Melalui baris menu utama
2. Melalui ikon yang tersedia pada toolbar yang ada atau
3. Secara konvensional dapat diketikkan langsung
Pada baris Perintah (command Line) hanya perintah-perintah yang
sering

digunakan

yang

ditampilkan

pada

baris

menu

atau

toolbar.Mengetikan perintah langsung pada baris perintah bisa jadi


lebih cepat dibandingkan mencari-cari di mana perintah itu
ditarnpilkan pada menu atau toolbar.untuk memudahkan pengetikkan
perintah, Autocad Land Developmentmenyediakan singkatan perintah
(command aliases). Sebagai contoh untuk mengalses perintah zoom
kita dapat mengetikkan secara lengkap zoom lalu Enter atau cukup
ketikkan

lalu Enter.

Autocad Land Development tidak case

sensitif,sehingga kita dapat mengetikkan dalam huruf capital, huruf


kecil, atau huruf campuran. Beberapasingkatan perintah yang sering
digunakan adalah:
Title Bar

Menu
Bar

Standar Toolbar

34

Floating Toolbar

Command
Prompt

Gambar 2.19 Contoh awal layar diAutocad Land Development


Deskrpsi pada gambar :
Menu Bar
1.
File
2.
Edit
3.
View
4.
Map
5.
Points
6.
Line/curves
Floating Toolbar
1.
Line
2.
Construction Line
3.
Polyline
4.
Rectangle
Standar Toolbar
1. QNew
2. Open
3. Save
4. Plot
5. Plot Properties
6. Publish
7. 3DDWF
8. Cut
9. Copy
10. Paste

8. Alignments
9. Parcels
10. Labels
11. Inquiry
13. Utilities
14. Help
5. Multiline Text
6. Erase
7. Offset
8. Copy

11. Match Properties


21. Make Objects
12. Block Editor
Layer Current
13. Pan Realtime
22. Layer Previous
14. Zoom Realtime
23. Colour Control
15. Zoom Window
24. Linetype Control
16. Zoom Previous
25. Lineweight
17. Text Style
Control
18. Dimension Style
19. Table Style
20. Layer Properties Manager

35

36

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1

Pengukuran Digital

3.1.1 Diagram Alir Pengukuran

Gambar.3.1 Diagram Alir Pengukuran

37

3.1.2 Langkah Kerja Untuk Pengukuran Poligon dengan Menggunakan


Total Station untuk Mendapatkan KKH
Jenis Job

: PengukuranPoligon Terbuka Terikat Sempurna

No. Job

: 01 / KARTOGRAFI IV / 2015

Tanggal

: 20 Maret 2015

Lokasi

: Kampus Politeknik Negeri Banjarmasin

TujuanKerja

1. Terampil dalam menggunakan alat Total Station hingga siap


dioperasikan
2. Agar mampu mengukur dan menghitung KKH untuk jalur
Poligon.
A. Alat dan Bahan
NO

Alat

Jumlah

Total Station

Statif

Prisma

Roll Meter 50 meter

Meteransaku 5 meter

Papan data

Tabel data

Kalkulator

Pakupayung

10

Palu

11

Paying

12

Pole Prisma

Tabel.3.2 Tabel Alat dan Bahan

38

Langkah Keja
1. Membuat Sketsa Lapangan untuk Jalur Poligon

Gambar 3.3 seketsa poligon


2. Menyiapkan alat yang akan di gunakan dalam pengukuran
3. Membuat sket dan menentukan titik yang akan di lakukan
4.
5.
a.
b.

pengukuran seperti titik alat berdiri maupun titik rambu berdiri


Mengukur jarak dari titik rambu ke titik alat dengan pita ukur
Mendirikan dan menyentring alat :
Mendirikan statif pada titik
Meletakkan / memasang alat pada statif

Gambar 3.4 mendirikan alat di atas titik


c. Menyentring nivo tabung dengan mengatur seckrup ABC
sampai nivo tabung tepat ditengah

39

1. Perhatikan gelembung yang berada pada nivo tabung


2. Agar gelembung nivo dapat berada di tengah syaratnya ialah
dengan memutar seckrup ABC, misal :
3. Pada gambar terlihat gelembung nivo berada pada sisi kiri dari
seckrup ABC, gambar menunjukan sisi kiri lebih tinggi
daripada sisi kanan, langkah yang tepat agar gelembung
berpindah ke tengah ialah dengan memutar seckrup ( pada
seckrup sebelah kiri, seckrup di putar ke arah kanan, dan justru
sebaliknya seckrup kanan di putar ke arah kiri) seperti ilustrasi
gambar dimana bulatan sebagai Seckrup ABC.

gemebung di sisi kiri berpindah ke tengah


4. Pada langkah kedua putar alat sebesar 90 ke arah kiri

alat di putar sebesar 90 ke arah kiri

40

5. Pada langkah ke tiga, setelah alat di putar sebesar 90, terlihat

pada nivo gelembung berada di ujung sebelah kiri, pada tahap


ini agar gelembung berada di tengah kita hanya perlu memutar
seckrup yang berada di sebelah kiri saja.

gemebung di sisi kiri berpindah ke tengah

6. Sentring nivo tabung

telah selesai di lakukan ketika

gelembung nivo berada di tengah.


d. Langkah Sentring nivo kotak
1. Perhatikan gelembung yang berada pada nivo kotak
2. Agar gelembung nivo dapat berada di tengah syaratnya ialah
dengan menurun naikan statif, misal :
Pada gambar terlihat gelembung berada pada kaki statif di
sebelah kiri, langkah yang tepat ialah menurunkan kaki statif
pada sisi kiri. Seperti ilustrasi pada gambar di bawah dimana
segitiga sebagai kaki statif.

gemebung di sisi kiri berpindah ke sisi kanan

Pada tahap kedua gelembung telah berpindah ke sisi kanan nivo


kotak, maka langkah yang selanjutnya ialah menurunkan kaki statif

41

pada sisi kanan.

gemebung di sisi kanan berpindah ke sisi atas

Di tahapan ketiga gelembung telah berpindah kesisi atas nivo


kotak, maka langkah yang selanjutnya ialah menurunkan kaki statif
di bagian atas hingga akhirnya gelembung berpindah ke tengah
nivo kotak. Yeeeeee

gemebung
di sisiselesai
atas berpindah
ke tengah
3. Sentring nivo
kotak telah
di lakukan
ketika gelembung nivo

berada di tengah.

e.

42

Gambar 3.5 nivo tabung mengetahui bahwa alat


keadaan datar

Gambar 3.6 sekrup untuk mengatur posisi nivo tabung


agar ditengah
f. Menyentring nivo kotak dengan menurun naikan statif
sampai nivo kotak tepat ditengahnya

Gambar 3.7 mengetahui bahwa alat keadaan datar

Gambar 3.8 tripot untuk mengatur nivo kotak agar


ditengah
g. Alat siap di operasikan

43

6. Mendirikan alat di atas P2 Sebagai titik awal, dan backside


ke titik BM 12 dan forside di titik Pa
7. Di titik BM 12 dan Pa , dirikanstatifdanprisma,kemudian
sentring
8. Masukkan koordinat titik P2 dan BM 12 sebagai pengikat
9. Bidikalatkeprisma
BM
12
untuk
backside
danforsideketitikPa, catat jarak dan sudutnya Balik alat
untuk menembak lagi ketitik Pa untuk mendapatkan sudut
luar biasa.
10. Putar alat ke arah kanan atau kiri untuk membidik ke BM
12 , (ingat saat membidik mencari sudut luar biasa jika
kalian memutar kearah kanan maka seterusnya akan putar
ke kanan dan juga sebaliknya)
11. Setelah itu di lakukan langkah kerja nomor 5,6,7,8 di titik
selanjutnya
12. Pengukuran selesai
13. Download data
14. Data masukan ke Autocad
3.1.3 Langkah Kerja Untuk Metode Poligon dengan Menggunakan
Waterpass untuk Mendapatkan KKV
Jenis Job

: Pengukuran sifat datar diatas titik

No. Job

: 02 / KARTOGRAFI / GEO II / 2015

Tanggal

: 26 Februari 2015

Lokasi

: Kampus Politeknik Negeri Banjarmasin

TujuanKerja :
1. Terampil dalam menggnakan alat Pesawat Penyipat Datar
(PPD) hingga siap dioperasikan
2.

Agar mampu mengukur dan menghitung KKV untuk


jalur Poligon.

A. Alat dan Bahan

44

NO

Alat

Jumlah

Waterpass

Statif

Rambu

Roll Meter 50 meter

Meteran saku 5 meter

Papan data

Tabel data

Kalkulator

Pakupayung

10

Palu

11

Payung

Tabel.3.3 Tabel Alat dan Bahan

B. Langkah Kerja
1. Membuat Sketsa Lapangan untuk jalur poligon

Gambar 3.9 seketsa poligon waterpass


2. Menyiapkan alat yang akan di gunakan dalam pengukuran
3. Membuat sket dan menentukan titik yang akan di lakukan
pengukuran seperti titik alat berdiri maupun titik rambu
berdiri
4. Mengukur jarak dari titik rambu ke titik alat dengan pita
ukur
5. Mendirikandanmenyentringalat :
a. Mendirikan statif pada titik
b. Meletakkan / memasang alat pada statif
c. Menyentring nivo dengan mengatur seckrup ABC

45

d. Alat siap di operasikan


6. Mendirikan rambu di atas BM 4 Sebagai titik backside dan
di titik p4 yang telah di tentukan titiknya sebagai titik
fordside
7. Melakukan pengukuran dengan membidik dan menembak
backside (BM4).
8. Baca Benang Tengah (BT), Benang Atas (BA), dan Benang
Bawah (BB). Catat pada tabel data.
9. Putar alat dan bidik ke titik P1 untuk melakukan ford side
10. Baca Benang Tengah (BT), BenangAtas (BA), dan Benang
Bawah (BB). Catat pada tabel data.
11. Setelah itu di lakukan sentring ulang seperti di atas, sebagai
pengukuran Pulang
12. Tembak titik P1 sebagai untuk melakukan Back side
13. Baca BT (Benang Tengah), BA ( Benang Atas), dan
BB(Benang Bawah). Catat pada tabel data
14. Putar alat dan bidik ke BM 4 untuk melakukan ford side
15. Baca BT (Benang Tengah), BA ( Benang Atas), dan BB
( Benang Bawah ). Catat pada tabel data
16. Setelah selesai pindah alat ke titik di antara P1 ( Back
Side ) dan BM 12 (ford side)
17. Lakukan cara di atas sampai akhir titik yang akan kembali
menutup ke BM 4
3.1.4 Pengukuran Situasi
Jenis Job

: PengukuranSituasi

No. Job

: 02 / KARTOGRAFI / GEO II / 2015

Tanggal

: 26 Februari 2015

Lokasi

: KampusPoliteknikNegeri Banjarmasin

TujuanKerja :
1. Menampilkan berbagai benda di daerah pengukuran
2.
Menjelaskan keterangan pada daerah pengukuran
A. Alat dan Bahan

46

NO

Alat

Jumblah

Total Station

Statif

Prisma

Tribah

Stik Pol prisma

Payung

B. Langkah Kerja
1. Setelah pengukuran polygon selesai di lakukan maka akan
di lakukan pengukuran situasi.

Gambar 3.10 seketsa pengukuran situasi


2. Dirikan alat TS pada titik BM atau titik yang sudah
memiliki koordinat pada pengukuran polygon sebelumnya.
3. Sentring alat dengan cara :
a. Mendirikan statif pada titik
b. Meletakkan / memasang alat pada statif
c. Menyentring nivo tabung dengan mengatur seckrup
ABC
d. Menyentring nivo kotak dengan menurun naikan statif
e. Alat siap di operasikan
4. Masukan koordinat pada titik alat berdiri tersebut.
5. Lakukan langkah fordsite dan backsite seperti pengukuran
polygon
47

6. Masukan koordinat pada titik FS dan BS tersebut


7. Setelah alat siap di operasikan lakukan pengukuran situasi
8. Prisma yang sudah di pasang pada stik, berdiri pada titik
yang ingin di situasikan
9. Tembak/bidik prisma pada stik dengan alat TS.
10. Lakukan pengukuran sampai pada titik terakhir
pengukuran dengan langkah seperti pada no 4, 5, 6, 7, 8, 9.
11. Pengukuran selesai
12. Download data dari alat
13. Masukan data ke Excel dan ubah ke format Prn

Gambar 3.11 data exel

Gambar 3.12 data prn


14. Masukan ke autocad
15. Lakukan penggambaran
3.1.5 Download Data
1. Pemindahan data dari total station ke computer dilakukan dengan
menekan tombol F1 (SENDDATA). Pilihan data yang dipindahkan

48

terdiri dari data pengukuran (MEAS DATA) dan koordinat hasil


perhitungan pada

unit total station (COORD DATA). Proses

pemindahan data dapat dimulai dari computer sebagai media


penerima data, selanjutnyapengiriman data dari total station dapat
dimulai.

Gambar 3.10 Pemindahan data dari TS keKomputer


2. Klik start

(setelah kabel serial terhubung dari total station ke

komputer) pada layar komputer. Perangkat computer harus


dipersiapkan terlebih dahulu untuk menerima data transfer
disebabkan oleh protocol yang menggunakan sistem one-way.

Gambar 3.9 Download file from Total Station


3. Pada folder yang disiapkan untuk menyimpan data pada perangkat
keras komputer, terdapat file1.txt yang dapat di berikan nama baru
yang sesuai kebutuhan, misalnya Data.txt .

Gambar 3.11 Nama baru pada folder


49

4. Sebagai catatan, proses upload data koordinat dari computer ke total


station dapat menggunakan cara yang sama dengan mempersiapkan
total station terlebih dahulu untuk menerima data. Format data
koordinat yang akan di upload agar diubah dalam bentuk format data
SSS (TOPCON GTS-7).
3.1.6 Susunan Data
Data hasil dari Total Station disusun kedalam Microsoft Excel

Gambar 3.11 susunan data dari total station ke exel

50

Gambar 3.12 save as ke prn


3.1.7 Pembuatan Peta Digital
3.1.7.1

Created Project
1. Jalankan atau Klik AutoCad nya dengan Klik icon di bawah ini

2. Klik New file pada menu bar atau Ctrl+N untuk membuat lembar
kerja baru
3. Setelah keluar tampilan New Drawing: Project Based isi kolom
Name pada Drawing Name sesuai dengan keinginan. Kemudian
pilih Create Project untuk melanjutkan pembuatan lembar kerja.

51

Gambar 3.13 Create Project

4. Setelah memilih tab Create Project akan muncul dialog Project


Details seperti gambar dibawah ini. Pilih Default (Meters) pada
kotak dialog Prototype, dilanjutkan dengan mengisi Name pada
Project Information sesuai dengan Drawing Name yang telah
Anda buat sebelumnya. Setelah selesai tekan Enter atau OK.

Gambar 3.14 projects details

52

5. Akan keluar kotak dialog Create Point Database, klik kotak Use
Point Names. Dan OK.
6. Akan muncul kotak dialog Load Settings selanjutnya. Pilih Next
untuk membuat pengaturan baru. Pada Kotak dialog Units Ubah
Linear Units = Meters, Angle Units = Degrees, Angle Display
Style = North Azimuths dan pada Display Precision ubah Linear,
Elevation, Coordinate dan Angular pada angka 3. Setelah selesai
pilih Next.

Gambar 3.15 kotak dialog Load Settings


7. Kotak dialog Scale atur Drawing Scale, Horizontal = 1:1000,
Vertical = 1:100 kemudian pilih Next.

53

Gambar 3.16 Kotak dialog Scale


8. Selanjutnya pada kotak dialog Zone Pilih Categories contohnya =
Lat longs .dan pada Available Coordinate Systems contohnya =
UTM-WGS 84 Lattitude-Longitude degress,. Pilih Next.

Gambar 3.17 kotak dialog zone


9. Orientation langsung pilih Next.

Gambar 3.18 orientation

54

10. Text Style, Pada Style Set Name = mili.stp, Style In This Set =
2MM,klikNext.

Gambar 3.19 text style


11. Setelah selesai, akan muncul kotak dialog Finish, Klik OK.

Gambar 3.20 finish


3.1.7.2

Setting Point
Cara mengatur bentuk tampilan data point dalam screen yang meliputi
jenis dan ukuran text, bentuk symbol point, color dan urutan penomoran
point. Langkah kerja sebagai berikut :
1. Melalui menu Point, pilih Point setting

55

Gambar 3.21 Menu Point Point Setting


2. Maka akan muncul kotak dialog Point Setting

Gambar 3.22 Pengaturan Point Setting


3. Klik pada menu Create

56

Gambar 3.23 Pengaturan Create

Pada Numbering berikan centang pada box aktif insert to

drawing as created dan sequenetial numbering


Pada Elevation pilih Automatic agar elevasi terisi sesuai

default elevation
Pada Description pilih Automatic agar elevasi terisi sesuai
default elevation

4. Klik pada menu Insert

Gambar 3.24 Pengaturan Insert


Pada Insertion Elevation pilih Actual Elevation untuk

menyesuaikan elevasi
5. Klik pada menu Update

57

Pada AutoCAD MOVE Comand berikan tanda centang aktif


pada Allow Point To Be MOVED in Drawing dan Update Point

DatabaseAfter Move Command


Pada Point Checking berikan tanda centang pada Description
During Check point

Gambar 3.25 Pengaturan Update


6. Klik pada menu Coords
Pada Coordinate Display pilih X-Y
Berikan tanda centang aktif pada Echo Coordinate on The
Command Line untuk menampilkan koordinat pada command
line.

Gambar 3.26 Pengaturan Coords


7. Klik pada menu Description Keys
Pada Description Key Search Order pilih Ascending

58

Pada matching options berikan tanda centang pada Macth on


Description Parameters ($1, $2, etc) dan Perform Extented
Default Search for Description Key in DEFAULT.MDB

Gambar 3.27 Pengaturan Description Keys


8. Klik pada menu Marker
Pada Specify the Size and Shape of the Point Marker Symbol
pilih Use Custom Marker

Pada Custom Marker Size pilih

Pada Superimposed pilih


Pada Custom marker Size pilih Size In Absolute Units untuk
ukuran symbol point gunakan 0.8

Gambar 3.28 Pengaturan Marker


Keterangan custom marker style :
Jenis
Data

Mark
Style

Superimposed

Text

59

Poligon

Description
Elevation
Elevation

Description
Elevation
Gambar 3.29 custom marker style

Situasi
BM

9. Klik pada menu Text


Pada Color and Visibility berikan tanda centang pada Number,
Elevation, dan Description untuk menampilkan nomor pada

gambar.
Dan pilih Show Full Description untuk menampilakan deskripsi

secara keseluruhan
Pada Size and Style pilih Standart
Pilih Size In Absolute Units dan masukkan ukuran 0.8 Units.
Berikan tanda centang aktif pada Automatic Leader.

Gambar 3.30 Pengaturan Text


10. Klik pada menu Preferences
Gunakan nilai parameter yang ada.

60

Gambar 3.31 Pengaturan Preferences


Klik OK untuk mengakhiri Point Setting
3.1.7.3

Import Point
Sebelum masuk pada import/export data, data harus disesuikan dengan
susunan file. Langkah melakukan yaitu :
1. Pada menu Point

pilih Import/eksport Point

kemudian klik

Format Manager

Gambar 3.32 Menu Points format Manager


2. Maka akan muncul kotak dialog Format Manager

61

Gambar 3.33 Kotak dialog format manager


3. Klik Add, maka akan muncul kotak dialog Format Manager-select
Format Type

Gambar 3.33 Kotak dialog Format manager select format type


4. Pada kotak dialog Format manager-Select Format Type pilih User
Point File kemudian OK
5. Maka akan muncul kotak dialog Point File Format untuk mengatur
point Poligon
Klik 1 : isikan nama Format Name dengan nama Poligon
Klik 2 : isikan Default Ext. Dengan extension file *.prn
Klik 3 : centang piihan Columanted
Klik 5 : gantikan menu unused dengan Easting, kemudian OK
Klik 6 : gantikan menu unused dengan Northing, kemudian OK
Klik 7 : gantikan menu unused dengan Elevation, kemudian OK
Klik 8 : gantikan menu unused dengan Raw Desc, kemudian
OK
Cara mengganti menu Unused :

62

Gambar 3.34 pengaturan perubahan Unused menjadi Easting

Klik 1

Klik 2
Klik 8
Klik 3

Klik 4,
5, 6 , 7

Gambar 3.34 Pengaturan pada kotak dialog point file format


6. Klik 8 untuk Load , maka akan muncul kotak dialog direktori
menyimpan file *prn untuk data polygon

63

Hasil load
file *.prn

Gambar 3.35 Hasil load file *prn. Kedalam kotak dialog Point File
Format
7. Klik Parse untuk mengcopy ke Form Manager

Hasil Parse ke
form manager

Gambar 3.36 Hasil Parse ke Form manager pada kotak dialog point file
format
8. Kemudian klik OK untuk mengakhiri proses Point File Format.
Maka akan muncul kotak dialog Format manager

64

Hasil Parse ke
form manager

Gambar 3.38 Nama Format file yang siap di


import
9. Kemudian klik Close untuk berakhirnya proses Format Manager.
Lakukan cara tersebut untuk membuat format manager pada data
situasi.
10. Sebelum melakukan Import Point buatlah layer baru pada icon
untuk polygon

Gambar 3.39 Pembuatan Layer baru


11. Melalui menu Point pilih Import/Export Points kemudian pilih
Import Point

Gambar 3.40 Menu Point Import Point

65

12. Maka akan muncul kotak dialog Format Manager-Import Point


Data Poligon

Cari Format manager


yang sudah di bikin

Gambar 3.41 kotak dialog Format manager Import Point


- Pada Add Point to Point Grup berikan tanda centang aktif
- Klik
untuk membuat point grup Poligon

Gambar 3.42 kotak dialog format Manager create group


- klik Advanced kemudian berikan centang seperti gambar berikut

Gambar 3.43 Hasil pengaturan pada kotak dialog Format manager


import point
Untuk Data Situasi lakukan seperti cara data Poligon
13. Klik Ok , maka akan muncul kotak dialog COGO Database Import
Options

66

Gambar 3.44 kotak dialog COGO Database Import Options


14. Klik OK, kemudian tekan Z (Zoom) kemudian enter dan E (Extens)
kemudian enter. Maka akan muncul plot data :
Plot data Poligon

Gambar 3.45 hasil plot data poligon

Plot data Situasi

67

Gambar 3.46 Hasil plot data situasi


3.2

Otomatisasi Peta

3.2.1 Diagram Alir Otomatisasi

68

Gambar. 3.47 Diagram Alir Otomatisasi Peta


3.2.2 Langkah Kerja Otomatisasi Peta (Digitasi)
Jenis Job

: Digitasi Peta Menggunakan Autocad LDD

69

No. Job

: 03 / KARTOGRAFI / GEO IV / 2015

Tanggal

: 26 Maret 2015 26 Mei 2015

Tujuan Kerja

1.

Terampil

dalam

penggambaran

menggunakan

AutoCad LDD 2009


2.

Agar mampu mengolah data dari Hardcopy menjadi


SoftCopy

3.

Pada praktikum ini akan mencoba untuk membuat


digitasi peta hardcopy menjadi softcopy. program yang biasa
digunakan untuk melakukan hal ini adalah program AutoCAD Land
Deskop 2009 yang dikeluarkan oleh autodesk. Program ini banyak
digunakan karena kemudahan dalam pengoprasian tanpa harus
mengetik banyak perintah-perintah seperti program lain yang
sejenis.;

3.2.2.1 Insert Gambar Peta


1. Sebelum di jalankan Aplikasi CAD Development terlebih dahulu cek
gambar .Jpg, rotate lah jika gambar itu terbalik agar saat pendigitan
lebih mudah. Setelah gambar Peta tidak Terbalik, Jalankan Aplikasi
CAD Development 2009.
2. Buatlah New Create Project seperti pembahasan sebelumnya.
3. Masukan gambar peta yang akan di digitasi ke AutoCad, dengan
cara. Klik Insert pada menu bar- lalu Klik Raster Image Reference.
(dan memanggil Gambar tersebut satu persatu).

70

Gambar 3.46 insert peta yang akan di digitasi ke AutoCad


4. Kemudian buka Folder tempat penyimpanan hasil scan peta,
kemudian pilih sebuah gambar dengan mengklik Open.

Gambar 3.48 open scan peta


5. Setealah itu akan muncul kotak dialog image hilangkan tanda
centang pada Specify on Screen scale dan Rotation, isikan (1) pada
Scale dan (0) pada rotation, kemudian klik Ok.
6. Klik kiri pada bidang gambar AutoCAD, tekan enter.
Pada command line akan tampil pertanyaan
Specify insertion point < 0,0 > : Klik kiri pada bidang gambar
AutoCAD
Specify scale factor < 1 >: Tekan (enter)
7. Kadang

image

yang

ditampilkan

ukurannya

kecil,

agar

kenampakannya besar, klik ikon (zoom realtime), letakkan kursor

71

pada bidang gambar, klik kanan lalu pilih zoom extend. Klik kanan
lagi, pilih exit.
8. Bila peta di scan dengan scanner yang besar maka image bisa di scan
hanya satu kali, tapi bila Scanner yang digunakan ukurannya kecil,
maka peta di scan beberapa kali. Lakukan pemanggilan image satu
per satu sampai semua image pada satu peta tampil semua pada
bidang gambar AutoCAD dengan cara yang sama seperti di atas.
3.2.2.2 Koreksi Arah Utara
Pada saat menscan sangat mungkin terjadinya kemiringan pada saat
meletakkan peta pada scanner, arah utara image yang tidak tegak lurus
dengan arah utara AutoCAD, bisa juga pada saat scanner ada kertas yang
terlipat dan mempuat menjadi miring.

Hal ini bisa diatasi dengan

meratakan image tersebut pada bidang gambar AutoCAD dengan


menggunakan perintah rotasi. Jika gambar tidak mepunyai masalah tidak
perlu di gunakan perintah rotasi.
1. Cari pada peta tersebut bagian gambar yang seharusnya datar, seperti
garis lintang atau garis

tepi peta

Gambar 3.49 bagian gambar yang seharusnya datar


2. Buat garis yang datar dengan perintah polyline, aktifkan ORTHO ON
agar garis yang terbentuk datar, mulai dari bagian ujung kiri garis
lintang atau garis tepi pada peta tersebut sampai ujung kanan. Jika
peta tersebut sudah datar maka garis yang dibuat akan berimpit

72

dengan garis yang ada di peta. Kalau tidak berimpit maka peta
tersebut belum datar.

Garis
Utara

Garis
Referensi

Gambar 3.50 garis utara & garis referensi


3.2.2.3 Penggabungan Gambar
Langkah selanjutnya adalah menyatukan gambar-gambar tadi
menjadi peta yang utuh. Dengan cara sebagai berikut :
1. Cari Titik, garis, tulisan, yang sama yang terdapat pada kedua buah
Gambar (Overlap) kemudian gunakan perintah Move.
-

Command: MOVE
Select objects: (Klik 1)
Select objects: (Klik 2) (Daerah overlapping)
Specify base point or [Displacement] <Displacement>: Specify
second point or <use first point as displacement>: (Klik 3)

73

Gambar 3.51 Overlap foto

Gambar 3.52 Hasil overlap


2. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai semua image tersusun menjadi satu
seperti pada peta aslinya.

Gambar 3.53 Hasil overlap keseluruhan


3.2.2.4 Membuat Layer

74

Sebelum melakukan digitasi buatlah terlebih dahulu layer-layer


mengikuti Unsur yang ada pada peta, seperti sungai, jalan, Kontur dan
lain-lain. Pada kotak dialog layer ada beberapa pilihan yaitu :
a. Name : nama layer
b. On

: untuk mengaktifkan atau menonaktifkan semua layer

c. Freeze : untuk mengaktifkan atau menonaktifkan layer yang tidak


dipakai, layer yang tampil pada kotak pilihan tidak dapat
di freeze
d. Lock : untuk mengunci layer, layer yang terkunci ini tidak dapat
dilakukan pengeditan
e. Color : memilih warna
f. Linetype : memilih jenis garis
1. Klik toolbar layer, akan muncul jendela dialog seperti gambar
dibawah ini Pilih new, ganti nama layer untuk membuat layer yang
kita inginkan sesuai dengan unsur petanya, misalnya jalan,
sungai,batas kecamatan dan lain lain.

Gambar 3.54 Membuat layer


2. Setelah click New , Beri nama pada layer baru

75

Gambar 3.55 New layer


3. Hasil membuat layer

Gambar 3.56 Hasil membuat layer


4. Mendigitasi peta
Setelah membuat layer langkah berikutnya adalah mendigitasi peta
yang ada pada bidang gambar AutoCAD dengan mengikuti semua
bentuk gambar yang ada pada peta tersebut sesuai dengan nama
layernya dengan menggunakan command polyline.
a) PadatampilanlayarAutocad buat Polyline dengan menggunakan
layer yang baru dibuat untukmengikuti bentuk gambar yang
terlihat pada image.
b) Dimulai dari memilih layer yang akan diaktifkan (misal jika ingin
mendigitasi Garis kontur maka aktifkan Layer Kontur)
c) Kemudian ketik PL pada baris command atau dengan mengklik
simbol
pada toolbar.
d) Lalu klik pada ujung garis kemudian ikuti garis tersebut sampai
pada ujungnya kemudian tekan escape. tetapi jika ujung garis
awalnya sama dengan ujung akhirnya, maka aktifkanlah object
snap untuk mempertemukan kedua ujung garis tersebut.
76

Gambar 3.57 Mendigitasi peta


e) Ulangi langkah di atas sampai semua unsur peta selesai didigit

3.2.2.5 Edit Teks dan Polyline


Setelah semua digitasi selesai maka langkah selanjutnya adalah
perbaikan atau editting. Editing hanya dilakukan pada obyek yang bertipe
garis dan poligon. Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam proses
digitasi adalah garis yang tidak berhubungan satu sama lainnya, garis yang
melebihi atau terlalu panjang, serta poligon tidak tertutup. Langkah editing
1. Klik pada comment di Autocad DT untuk memberi nama sesuai
keterangan gambar di peta.

77

Gambar 3.58 membuat nama keterangan pada peta


2. Lalu di Move Teks Tersebut dan sesuaikan dengan letak Tulisan, bisa
juga di rotate
3. Klik Layer Properties Manager untuk membedakan Garis-Garis
Polyline

Gambar 3.59 Langkah Kerja Membuat Garis yang akan digunakan

78

3.2.2.6 Penskalaan Peta


1. Buat garis dengan perintah Line antara dua buah Grid, hidupkan Ortho
agar garis yang dibuat benar-benar lurus, kemudian tekan escape.

2. Buat lagi garis dengan panjang 200 dengan menggunakan perintah

Gambar 3.60 line 200 untuk per grid


3. Dengan perintah Scale untuk menyesuaikan skala peta dengan skala
pada model di gambar.
- Command sc -> enter

Select objects: Specify opposite corner: 1--- found (blok semua


objek kecuali Garis 200m)

Select objects: Specify opposite corner: 1 found, 1 removed, 1--total


Select objects: (enter)
Specify base point: (klik 1,)
Specify scale factor or [Reference]: r
Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second point: (klik
3,). Specify new length: (klik 4,).
Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second point: (klik
3,). Specify new length: (klik 4,).

79

Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second point: (klik
3,). Specify new length: (klik 4,).
o Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second
point: (klik 3,). Specify new length: (klik 4,).

Gambar 3.61 Specify reference length

Gambar 3.62 200

80

Gambar 3.63
Specify reference length <1>: (klik 2,). Specify second point: (klik
3,). Specify new length: (klik 4,).

Klik 4
Jarak antar grid setelah peta diskalakan.
Klik 3

3.2.2.7 Transformasi Koordinat


1. Klik di comment PL

Gambar 3.64 Langkah Kerja Transformasi Koordinat


2. Ketik di sembarang pada Model Otocad

81

3. Padaperintah specify next point or [Arc /Halfwidht /Length /Undo


/Width]: (masukkan koordinat BM 0).
Diketahui koordinat referensi BM 0 : 407308,9721825

Gambar 3.65 Gambar Keterangan Pada Autocad


4. Blok semua peta yang sudah didigit.
5. Ketik m (Move) Command: Move Specify base point : (klik pada titik
BM 0)
6. Lalu pindah gambar ke koordinat yang telah dibuat polygon
sebelumnya.
3.2.2.8 Membuat Layout Peta
1. Langkah pertama klik kanan pada layout 1, dan pilih page setup
manager

Gambar 3.66 tampilan pertama layout


2. Selanjutnya Pilih lah Modify untuk mengsetting format kertas untuk
melakukan plotting

82

Gambar 3.66 modify untuk melakukan plotting


3. Setelah itu atur plot style table dari none menjadi acad.ctb , pilih
jenis printer sesuai printer yang digunakan contoh (DWF6 ePlot.pc3).
Dan ubah ukuran kertas menjadi ISO A1 Landscape (841 MM X 595
MM). Atur Skala menjadi 1:1000 dan 1:1 mm , 1 unit. Lalu Klik Ok

Gambar 3.67 plot style untuk mengatur kertas di printer

4. Pada tool bar klik view -> Viewports -> 1 viewport dan buat sebuah
viewport sesuai keinginan , tapi harus dingat jangan melebihi garis

83

putus putus pada gambar karna garis putus putus tersebut adalah
batas area yang akan diprint.

Gambar 3.68 tampilan viewport


5. Atur UCS dengan mengetik UCS -> n -> klik ujung layout gambar

Gambar 3.69 pengaturan UCS


6. Setelah pembuatan UCS, klik tepi garis dari viewport dan tekan ctrl +
1 , akan muncul bar yang isinya berisi ukuran suatu objek,posisi,skala
dll. Dan tanda lingkaran oranye tempat untuk mengatur skala gambar
diviewport.

84

Gambar 3.70 properties


Mengatur Skala:
Ukuran Kertas A4
Diketahui :Skala Gambar = 1:10.000(k) n = 1000 Custom Scale =
n/k = 1000/5000 = 0,2

3.2.2.9 Membuat Koordinat Tepi


1. Pada command ketik perintah line, klik 1 kemudian klik 2

2. Ketik command trim untuk menghapus bagian line yang tidak dipakai
seperti gambar di bawah

85

3. Kemudian buat sebuah koordinat dengan menggunakan Command


DT, Kemudian move ke ujung garis.

4. Jika ukuran Text dirasa terlalu besar, ubahlah terlebih dahulu dengan
cara mengetik Ctrl+1 untuk membuka kotak dialog propeties lalu ubah
Height ke angka yang lebih kecil.
5. Ketik perintah copy kemudian klik koordinat lalu (enter) kemudian
(klik 1) pada midpoint Grid lalu (klik 2) pada midpoint Grid.
6.

Langk
ah

selanjutnya adalah mengedit koordinat agar sesuai dengan koordinat


aslinya dengan cara ketik ED, kemudian ubah sesuai kordinat aslinya.

Catatan:
Untuk kordinat X dan Y selanjutnya tinggal di tambah atau di kurang jarak
antara Grid tersebut .

86

Contoh :

X1

Jarak antara Grid = X2

Y1 Jarak antara Grid = Y2


Untuk koordinat X kelipatan ke kanan maka di tambah jarakantara Grid,
untuk X kelipatan ke kiri maka di kurang jarak antara Grid, untuk koordinat Y
untuk kelipatan ke atas maka ditambah jarak antar Grid ,untukY kelipatan ke
bawah maka di kurang jarak antara Grid.

Hasil Gambar Setelah diberi koordinat tepi.

Gambar 3.71 hasil gambar koordinat tepi


87

3.2.2.10 Membuat Legenda


1. Buat Kotak-kotak persegi menggunakan command Rectangle
2. Berikan keterangan atau isi kotak menggunakan Command Double
Text dengan cara ketik DT lalu (enter). Ikuti Perintah Command di
bawah:
Command

: dt (enter)

Current text style: "2mm" Text height

: 1.500 (enter)

Specify start point of text or [Justify/Style] : (klik sembarang)


Specify rotation angle of text <0d0'0">

: 0 (enter)

Enter text

: PETA SITTUASI

(enter) (esc)
3. Untuk Mengubah ukuran text klik Ctrl+1 setelah memilih object.
Ubah angka pada Height menjadi lebih besar atau lebih kecil.

4. Format keterangan Tepi Petadari Atas ke Bawah :


- Kotak Pertama Adalah Arah Utara dan Judul Peta
- Kotak Kedua Adalah Tanggal Pembuatan Peta dan Lokasi
- Kotak Ketiga Adalah Referensi Koordinat dan Elevasi referensi
- Kotak Kelima Adalah Legenda
- Kotak Keenam Adalah Skala
- Kotak Kedelapan Adalah Persetujuan dan Nama Kelompok
- Kotak Kesembilan Adalah Skala Nama Lembaga
88

1
2
3
4
5
6
7

3.2.2.11 Cara Print Out


1. Ketik CTRL + P dan pilih berapa lembar gambar yang akan diprint.

89

Gambar 3.71 plot ngeprint


2. Klik OK dan gambar akan mulai diprint oleh printer anda.
3. Selesai
3.2.2.12 Print Screen Digitasi

Gambar 3.72 Gambar A1

90

Gambar 3.73 Gambar A3

Gambar 3.74 Gambar A4


Skala batang :
1. Untuk ukuran gambar A1

2. Untuk ukuran gambar A3

91

3. Untuk ukuran gambar A4

BAB IV
Perhitungan Data
4.1 Perhitungan Poligon
4.1.1 Mencari Sudut antara dua titik
Rumus : Bacaan Muka Bacaan Belakang = Sudut Dalam
( Sudut Biasa + Sudut Luar Biasa ) : 2 = Rata rata
Diketahui : Sudut Horizontal BS BM 12 = 145053
Sudut Horizontal FS PA = 2095216
Sudut Luar Biasa BM 12 = 1945026
Sudut Luar Biasa PA = 295221
Jawab :
Sudut Dalam = 145053 - 2095216 = 195123
Sudut Luar Biasa = 1945026 - 295221 = 195155
*Catatan Jika Hasilnya ( - ) maka ditambah ( +360 ), jika hasilnya > 360
maka (-360)
(195123+ 195155) : 2 = 195139
4.1.2 Mencari Azimuth Awal dan Akhir dari 4 koordinat Refrensi yang
diketahui
Rumus : Tan-1 ( Xalat berdiri Xbs ) (Yalat berdiri Ybs)
Diketahui : BM12 (x): 231320.347 (y): 965439.660
P2
(x): 231350.790 (y): 9635458.294
BM8 (x): 231416.2562 (y): 9635351.922
BM1 (x): 231358.5299 (y): 9635300.437
*) didapat dari kelompok 2
92

Jawab : Cara mendapatkan Azimuth Awal ()


: Tan-1 ( xP2-xBM12 ) (yP2-yBM12)
: Tan-1(231350.790-231320.347) (9635458.294-965439.660)
Tan-1 (30.4442) (18.635) =
= Tan-1 (1.633710759)
= () 58 31 44
Cara mendapatkan Azimuth Akhir ()
= Tan-1 ( xBM1-xBM8 ) (yBM1-yBM8)
= Tan-1 (231358.5299 -231416.2562) (9635300.4379635351.922)
= Tan-1(-57.7263)(-51.485)
= Tan-1 (1.1212256)
= 48 16 15 + 180
= () 228 16 15
4.1.3 Mencari Azimuth Berikut
Rumus :

(Azimuth Awal + sudut Horizontal + 0 0 25.2

Diketahui :

Azimuth Awal : (5831 44 )

- 180 )

P2 : Sudut Horizontal : (195 1 33.16 )


Jawab : (() 5831 44 +195 1 33.16 + 0 0 2.52 - 180 )
= 733320
*)catatan jika lebih dari 360 maka di kurang 360
**) catatan jika hasilnya minus maka di tambah 180
4.1.4 Absis X dan f(x)
Rumus :

X = d.Sin()

Fsx = (Xakhir Xawal) .d.Sin()


f(x) =

d
d

xFsx

1. Mencari X
Diketahui :
d = 38,179
P2 = (7333 20 )
Perhitungan :
X = 38,179 x Sin (7333 20 )

93

= 32.56300284
2. Mencari f(x)
Diketahui :
d = 27.889
d = 552.404
FsX = 0.003
Perhitungan :
27.889
552.404

F(x) =

x 0.003

= 0.00019926
4.1.5 Ordinat Y dan f(y)
Rumus:Y = d.Cos()
Fsy = (Yakhir Yawal) .d.Sin()
f(y) =

d
d

xFsy

1. Mencari Y
Diketahui :
d = 27.889
P2 = (7333 20 )
Perhitungan :
Y = 27.889x Cos (7333 20 )
= 7.89503578
2. Mencari f(y)
Diketahui :
d = 27.889
d = 552.404
FsY = 0.07
Perhitungan :
F(y) =

27.889
552.404

x 0.003

94

= 0.00047568
4.1.6 Koreksi Sudut dan Toleransi Sudut
Diketahui : = 2329 43 58
n atau jumlah titik = 12
() 58 31 44 (awal)
() 228 16 15 (akhir)
Jawab : fb = ( Azimuth Akhir Awal ) + n . 180
(228 16 15 -58 31 44 ) - 2329 43 58 + 12 . 180
= 0 0 25.2 (corr angle)
Catatan : Toleransi sudut harus memasuki pesyratan.
Hasil Pengkuran (fb) 10n
Jadi 10n = 0 0 34 masuk toleransi pengkuran sudut karna hasil
Hasil Pengkuran (fb) 10n
Setelah itu perataan nilai hasil Toleransi koreksi sudut
4. Pertama, siapakan () 58 31 44 (awal) dan () 228 16 15
(akhir) serta hasil 0 0 25.2 (corr angle).
5. Kedua, untuk mendapatkan Azimuth selanjutnya sampai ke
titik 12 harus sama hasil perhitungan nya dengan Azimuth
terakhir yang sudah didapati.
6. Maka, (() 58 31 44 + sudut Horizontal + 0 0 25.2 - 180 )
dan seterusnya sampai perhitungan nilai Azimuth selanjutnya
dan hasilnya akan sama di titik terakhir sesuai dengan Azimuth
terakhir yang sudah dikutahui.
4.1.7 Koreksi Jarak dan Toleransi Jarak
Rumus :
Cd= f X 2+ f Y 2
K=

Cd
d
1. Mencari Koreksi Jarak
Diketahui :
fX2 = 38.179

95

fY2 = -139.232
Perhitungan :
Cd= 0.0032+ 0.0072
2. Mencari Toleransi Jarak
Diketahui :
Cd = 0.00761577
d = 552.404

Perhitungan :

552.404
0.00761577

= 72534.22832

Catatan : Toleransi jarak harus memasuki pesyratan.


Hasil Pengkuran < 1/10000
4.1.8 Hasil Perhitugan Poligon
4.2 Perhitungan Beda Tinggi dan Elevasi
4.2.1 Beda Tinggi
Rumus : Beda Tinggi = B M

Diketahui :
Pergi :

Benang Tengah Belakang : 1.302


Benang Tengah Muka

Pulang :

: 1.388

Benang Tengah Belakang : 1.423

96

Benang Tengah Belakang : 1.332


Jawab

: Beda Tinggi H = 1.302 1.388


= - 0.086 ( pergi )
Beda Tinggi H = 1.423 1.332
= + 0.091 ( pulang )
H (rata-rata)

= ( - 0.086 + 0.091 ) 2
= 0.0025

4.2.2 Elevasi
Rumus : Elevasi = H + Elevasi Refrensi
Diketahui : H : + 0.0025
Elevasi Refrensi : 2.112
Jawab

: Elevasi = 0.0025 2.112


= 2.1145

4.2.3 Koreksi
Diketahui : dh = 0.005
Jumlah Titik = 7
Jawab : Koreksi Pertitik = 0.005 7 = 0.035
+ 0.035 = - 0.035
Catatan : Apabila hasil pembagian minus (-) maka nilai koreksi menjadi
(+)
Apabila pembagian rumus koreksi hasilnya ganjil maka harus
digenapkan
4.2.4 Toleransi
Rumus : 10

d (km)

Diketahui : Jumlah Jarak (d) = 446.4 m = 0.446 km


Jawab : 10 0.446 = 0.6678323143 mm (nilai toleransi diterima)

97

4.2.5 Pengukuran Situasi


-

Beda Tinggi
Rumus :
H = ( dd x 1/tan vertikal) + (Tinggi Instrumen Tinggi Prisma )
Diketahui :
TI = 1.579 meter
TP = 1.700 meter
dd = 32.391 meter
V = 89 30 35
Hitung :
H = ( 32,391 x 1/tan . 89,510 ) + ( 1.579 1.700 ) = 0,156 m

Elevasi (z)
Rumus :
Z = Elevasi Awal + H
Hitung :
Z = 2.114 + 0,156 = 2,270

Azimuth Situasi
Rumus : Situasi = Sudut Horizontal BS + Sudut Situasi 180
Diketahui :
P2 : 145053
BM12 : 583144
DTG1 : 155721
DTG2 : 401418
Caranya
P2 = (155721 - 145053) = 1628 -> DTG 1
P2 = (401418- 145053) = 252325 -> DTG 2
Mendapatkan Azimuth Situasi
DTG 1 = 583144 + 1628 - 180 = 2393812
DTG 2 = 583144 + 252325 - 180 = 263559
Catatan : Jika hasilnya (-) maka di tambah (+360)
Jika Hasilnya > 360 maka di kurang (- 360)

98

4.2.6 Print Screen Hasil Perhitungan

4.2.7 Print Screen Hasil Pengambaran Peta Digital

Gambar Peta Digital Ukuran A4 Skala 1 : 1500

99

Gambar Peta Digital Ukuran A3 Skala 1 : 1200

Gambar Peta Digital Ukuran A1 Skala 1 : 600


Nomor
Gambar
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3

Ukuran Kertas
A4 ( 249 mm X 210
mm )
A3 ( 420 mm X 297
mm )
A1 ( 841 mm X 594
mm )

Skala
1 : 1500

Jarak Grid
(dalam peta)
3,3 cm

1 : 1200

4,1 cm

1 : 600

8,3 m

100

101

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pembuatan Peta Digital Dengan Menggunakan AutoCAD Land
Dekstop dari Data Pengukuran Dilapangan
Standar Operasional Pengerjaan Pembuatan Peta Digital Dengan
Menggunakan AutoCAD Land Dekstop, yaitu :
1. Mempersiapkan titik Referensi atau Bm yang suadah diketahui
2. Membuat Jalur Poligon Tertutup dan Terbuka Terikat Sempurna
3. Menggunakan alat Waterpass untuk mendapatkan elevasi di jalur
Poligon sebagai referensi yang akan digunakan untuk situasinya.
4. Menggunakan Alat Total Station untuk Mencari poligon serta situasi.
5. Menggunakan 4 referensi koordinat untuk mendapatkan sudut
Azimuth awal dan akhir.
6. Menggunakan Toleransi pengkuran data di lapangan agar pengukuran
benar.
7. Disusun di Microsoft Excel, berupa data nomor database, titik absis
(X), titik ordinat (Y), titik tinggi (Z) dan nama point. Kemudian
simpan dalam bentuk Formated Text (*prn).
8. Pembuatan project di AutoCAD Land Development
a.
b.
c.
d.
e.

Create Project
Setting Point
Import/Eksport Point
Create Surface
Create Conture

9. Pengeditan peta
a. Lebeling Conture
b. Membuat Grid
c. Membuat Skala Bar
102

10. Layout
a. Membuat Koordinat Tepi
b. Legenda
11. Plotting peta/ Print Out.
5.1.2 Pembuatan Peta Dari Proses Otomatisasi
Standar Operasional Pengerjaan Pembuatan Peta dari Proses Digitasi,
yaitu :
1.

Pengumpulan Data Peta Situasi (Image) yang sudah


di scan

2.

Pemrosesan Peta
a.
b.
c.
d.

3.

Insert Gambar ke AutoCAD


Koreksi Arah Utara Peta Terhadap Arah Utara AutoCAD
Join Peta
Digitasi Peta
Pengeditan Peta

a.
b.
c.
d.
4.

Edit Peta
Penskalaan Peta
Transformasi Koordinat
Membuat Grid Peta Sesuai Skala
Layout

a. Membuat Koordinat Tepi / pembuatan UCS


b. Membuat Legenda
5.

Plotting peta/ Print Out

5.1.3 Saran
1. Waktu dalam mengerjakan laporan harus benar benar terkoordinir
dan efisien, untuk menggurangi waktu yang terbuang sia sia dan
mengejar target waktu telah yang di tentukan.
2. Seharusnya dalam pembuatan peta unsur yang paling penting dan
utama yang harus diperhatikan adalah skala peta. Karena tanpa
skala, peta tidak akan terlihat bagus.

103

3. Dalam pembuatan peta hendaknya data yang dipakai untuk


penginputan keAutocad sesuai dengan data-data dilapangan.
4. Seharusnya waktu asistensi harus sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan dan di siplin datang waktu konsultasi laporan.
5. Dalam kelompok yang sangat di perhatikan adalah kekompakan
kelompok.

104

Anda mungkin juga menyukai