Anda di halaman 1dari 29

Bab 3

KONSEP SIG

3.1. UMUM
Penyusunan database untuk dalam kegiatan ini dilakukan
berdasarkan konsep dengan tahapan-tahapan yang saling
berkesinambungan dan bersinergi antar satu tahap dengan lainnya.
Konsep tersebut menjadi landasan yang kuat dalam implementasi
pelaksanaan kegiatan dari awal sampai dengan akhir, baik secara teknis
maupun non teknis di lapangan.
Konsep dan metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan lebih
difokuskan pada masalah mulai dari persiapan awal, penyusunan konsep,
implementasi pelaksanaan, identifikasi dan pengelompokan data sampai
dengan teknis penyajian data base yang sesuai dengan keinginan dan
tingkat kebutuhannya.
Tahap yang pertama dilakukan sesuai dengan konsep yang disusun
adalah persiapan awal, yang intinya merupakan kegiatan persiapan
sebelum melangkah pada kegiatan selanjutnya. Secara garis besar
kegiatan ini mencakup persiapan administrasi, peralatan survey dan
transportasi lapangan, peralatan pengolah data, penyusunan rencana
kerja, termasuk persiapan personil yang akan ditugaskan.
Penyusunan konsep merupakan bagian atau element kerja yang tidak
bisa dipisahkan dalam rangkaian ini. Adanya konsep sangat dibutuhkan
dalam rangka pencapaian hasil yang optimal dan untuk mendapatkan arah
yang jelas atas maksud dan tujuan yang ingin dicapai.Sedangkan
implementasi merupakan penjabaran secara langsung konsep dan metode
pada kegiatan yang sedang berjalan. Implementasi intinya menjabarkan
secara detail bagaimana konsep dan metode yang ada diterapkan dalam

III-1
pelaksanaan pekerjaan, yaitu meliputi penerapan prosedur dan rencana
kerja, akomodasi kebutuhan/keinginan, metode kerja, tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai.
Identifikasi dan pengelompokan data merupakan cara sistematis yang
diinginkan dalam format penyajian data base. Data lebih terstruktur dan
terkelompok, sehingga sangat memudahkan dalam format penyajiaannya
dan gambaran yang lebih jelas mengenai data tersebut dapat lebih mudah
ditampilkan (diekses dengan program komputer). Pengelompokan data
merupakan penggabungan data-data yang diolah dalam suatu tingkatan
yang sama atau sejenis berdasarkan golongan, kondisi dan struktur data
tersebut.
Tahap terakhir dalam Pekerjaan ini adalah proses pengolahan data
yang didapatkan dari lapangan untuk ditampilkan/disajikan secara teknis
sebagai data base yang diinginkan. Proses pengolahan dan penyajian
data dilakukan dengan bantuan program komputer dalam format tabulasi
data, peta dan foto-foto yang dibutuhkan.

3.2. KONSEP DAN METODE DENGAN ALAT GPS


1.1
2.1
3.1
4.1.
A. Konsep Survey Lapangan
Perkembangan teknologi dibidang survey dan pengukuran pada masa
sekarang semakin berkembang pesat.Berbagai produk dan merk
peralatan yang digunakan untuk pengukuran dan pemetaan banyak
dijual dipasaran.Masing-masing merk menawarkan produk dengan
kualitas dan keunggulan fasilitas yang dimilikinya agar menarik minat
para pengguna jasa survey dan pemetaan untuk membeli sekaligus
menggunakannya.
GPS atau yang lebih lengkap dikenal dengan Global Positioning
System merupakan salah satu alat hasil perkembangan teknologi yang

III-2
banyak digunakan untuk kepentingan survey dan pengukuran
topografi pada masa sekarang.Salah satu keunggulan penggunaan
alat ini dalam pengukuran di lapangan adalah mampu menentukan
posisi koordinat baseline dari suatu jaringan.Tingkat akurasi dan
kemudahan yang bisa didapatkan dengan menggunakan alat ini jauh
lebih baik ketimbang penggunaan peralatan optis, terutama untuk
mendapatkan data koordinat suatu obyek.
Pada survey dan pengukuran menggunakan alat GPS, proses
penentuan koordinat titik-titik dan baseline dari suatu jaringan ruas
jalan pada dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan.
2. Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk
menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan.
3. Transformasi koordinat titik-titik tersebut ke bidang datum yang
diperlukan oleh pengguna.
Proses pelaksanaan survey menggunakan GPS secara umum akan
meliputi beberapa tahapan seperti dalam gambar

III-3
B. Metode Pengukuran dengan GPS
Pengukuran menggunakan alat GPS merupakan cara yang cepat dan
mudah untuk mendapatkan data pengukuran koordinat dari suatu
obyek Sistem operasi alat GPS pada prinsipnya adalah pencatatan
data secara digital via satelit untuk ditranspormasikan kedalam bentuk
data konvensional (angka, tabulasi, grafis dan peta) dengan
menggunakan program dan perangkat komputer (sistem
komputerisasi). Data yang mampu dicatat secara digitasi oleh GPS
adalah data yang berhubungan dengan letak geografis dan topografi
suatu titik atau tempat di atas permukaan bumi, dimana titik tersebut
masih berada dalam pantauan dan jangkauan peredaran satelit di
atasnya.
Penggunaan GPS pada pekerjaan ini, memberikan keuntungan ganda
diantaranya adalah:
1. Mempercepat dan mempersingkat waktu yang dibutuhkan,
mengingat jumlah obyek yang disurvey dan dilakukan pengukuran
cukup banyak.
2. Sesuai dengan tingkat kebutuhan dan cocok dengan konsep dan
teori yang diperlukan dalam pengumpulan data-data yang akan
dijadikan database.
3. Tingkat akurasi dan ketelitian lebih baik dibandingkan dengan alat
konvensional yang lazim digunakan dalam pengukuran. Dengan
demikian hasil yang didapatkan mendekati kondisi riil yang
sesungguhnya di lapangan.
4. Mobilisasi dan transportasi alat sangat mudah dilakukan, sehingga
pengoperasian alat dimana saja bisa dengan mudah pula
dilakukan.

III-4
5. Merupakan salah satu peralatan atau bagian perangkat yang
dibutuhkan untuk transpormasi format penyajian data dalam
Sistem Informasi Geografis (GIS).
6. Aplikasi program untuk mentranspormasikan data dari sistem
digitasi menjadi data base yang diinginkan sudah cukup banyak
tersedia.
Dalam operasionalnya GPS akan merekam secara automatis seluruh
titik koordinat yang dilalui dan langsung menterjemahkannya dalam
bentuk gambar titik-titik atau garis linier pada display GPS. Gambar
titik-titik atau garis linier tersebut mengindikasikan bentuk dan posisi
ruas jalan yang dilalui.Rekaman titik-titik koordinat hasil pengukuran
tersebut selanjutnya dilakukan down load pada komputer untuk diolah
lebih lanjut.Guna menunjang kelancaran kerja dan operasional alat,
perlu dibantu dengan peralatan pengukuran manual, seperti rollmeter.
Pada dasarnya lokasi titik GPS dipilih sesuai dengan kebutuhan serta
tujuan penggunaan GPS itu sendiri. Disamping itu secara umum lokasi
untuk titik GPS, sebaiknya memenuhi persyaratan berikut ini:
1. Memiliki ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas
elevasi 15.
2. Jauh dari objek-objek reflektif yang mudah memantulkan sinyal
GPS, guna mencegah dan meminimalisir efek terjadinya
multipath.
3. Jauh dari objek-objek yang dapat menimbulkan interferensi
elektris terhadap penerimaan sinyal GPS.
4. Mudah dicapai (menggunakan kendaraan bermotor).
5. Merupakan lokasi dimana monumen/pilar yang akan didirikan
nantinya, tidak mudah terganggu atau rusak akibat gangguan
manusia, binatang atau akibat gangguan alam sendiri.
6. Merupakan lokasi yang tidak akan dibangun untuk keperluan lain
dalam waktu dekat.
7. Titik-titik harus dapat diikatkan minimal pada satu titik yang telah
diketahui koordinatnya untuk keperluan perhitungan, pendefinisian

III-5
datum serta penjagaan konsistensi dan homogenitas dari datum
dan ketelitian titik-titik dalam jaringan.
Secara umum suatu jaringan (kerangka) titik-titik GPS harus terikat
minimal pada satu titik tetap yang telah diketahui koordinatnya.
Kegiatan tahap perencanaan awal dari survey GPS hendaknya
dilakukan sesuai dengan urutan berikut:
1. Pengeplotan titik-titik tetap yang telah ada pada peta.
2. Pengecekan terhadap pengeplotan titik-titik tetap yang telah ada
pada peta.
3. Pengidentifikasian lokasi untuk titik-titik yang baru.
4. Pengadaan formulir-formulir reconnaissance.
Guna mendapatkan hasil pengukuran yang maksimal, sebelum alat
GPS dioperasikan terlebih dahulu dilakukan pengujian deviasi
(penyimpangan) koordinat, yang mana hasil pengujian ini akan
dipergunakan sebagai nilai koreksi pada pengolahan data selanjutnya.
Pengujian dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan dan
perubahan kondisi cuaca (misalnya pagi, siang, sore, hujan dan
panas).Peralatan pendukung yang perlu dilakukan pengecekan adalah
recever GPS, peralatan pelengkap, komputer dan perangkat lunak
yang digunakan. Prosedur pengamatan (pengukuran) GPS pada
setiap titik dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Pengecekan titik, nomor-nomor yang tertera pada monumen/pilar
diperiksa apakah sama dengan nomer titik yang akan diamati.
Segala perubahan yang mungkin terjadi dilakukan pencatatannya
dan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya multipath, maka
segala macam benda yang bisa mengakibatkan terjadinya hal
tersebut (misalnya kendaraan) harus dijauhkan dari titik yang
dicek.
2. Sebelum pengamatan, disiapkan recever yang akan digunakan
dan kondisi alat siap digunakan. Dilakukan setting parameter
pengamatan yang digunakan seperti moda pengamatan, koordinat
pendekatan, interval perekaman data, bear mask angle, data yang

III-6
digunakan, nomor titik dan zona waktu (waktu mulai dan selesai
pengamatan).
3. Saat pengamatan, pencatatan harga DOP pada layer dan
membandingkannya dengan harga prediksi yang dihitung pada
saat perencanaan survey. Pencatatan dilakukan pula pada nomor
satelit yang teramati serta status baterai yang digunakan.
4. Setelah pengamatan, semua peralatan yang digunakan
dibereskan dan recever ditempatkan kembali dengan baik dan
aman ke dalam box (tempatnya) untuk disimpan.
Secara skematik proses perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan
GPS ditunjukan pada gambar 3.1

Titik 1 Titik 2 Titik 3 ……… Titik k

PENGOLAHAN PENGOLAHAN PENGOLAHAN

Baseline 1 Baseline 2 ………… Baseline n

PERATAAN JARINGAN

KOORDINAT TITIK (DATUM WGS-84)

TRANSPORMASI DATUM & KOORDINAT

KOORDINAT TITIK (DATUM PENGGUNA)

Gambar 3.1 Diagram Alir Perhitungan Titik Kordinat GPS

Seluruh vector baseline tersebut, bersama dengan koordinat dari titik-


titik tetap yang diketahui, selanjutnya diolah dalam suatu proses

III-7
hitungan perataan jaringan (network adjustment) untuk mendapatkan
koordinal akhir dari titik-titik yang diinginkan. Karena koordinat dari
titik-titik yang diperoleh dengan survey GPS ini mengacu pada datum
WGS (Word Geodetic System) 1984, maka apabila koordinat titik-titik
tersebut ingin dinyatakan dalam datum lain, proses selanjutnya yang
diperlukan adalah transpormasi datum dari WGS 1984 ke datum yang
diinginkan.

1.1

2.1

3.1

1.1.

3.2.1 IMPLEMENTASI KONSEP DAN TEORI


Implementasi merupakan wujud dalam penjabaran ide, gagasan,
konsep, teori dan metode ke dalam bentuk aksi kongkrit atau kegiatan
yang diinginkan, dalam hal ini adalah pelaksanaan survey/pengukuran
dan pengumpulan data yang akan dijadikan database. Ide, gagasan,
konsep, teori dan metode adalah bagian element dan kerangka
landasan yang mendasari pemikiran akan kebutuhan penyusunan
data base. Manifestasi (perwujudan) dari gabungan element-element
tersebut dinyatakan dalam bentuk penjabaran rencana dan keinginan
untuk pemenuhan database secara lengkap dan terstruktur mengenai
sistem data dan penyusunan pemetaan pekerjaan ini.
Secara umum metodologi kegiatan ini terdiri dari atas 4 (empat)
bagian, yaitu meliputi:
1. Survey lapangan
2. Desain
3. Konstruksi
4. Implementasi

III-8
Keempat bagian (tahapan) tersebut di atas masing-masing masih
terbagi-bagi lagi dalam beberapa bagian. Secara lebih rinci
penjabarannya dijelaskan sebagai berikut:
1. Survey Lapangan
Kegiatan pada tahap Survey Lapangan adalah pengumpulan data-
data dan informasi yang lengkap mengenai:
a. Sistem dan prosedur, Tim Survey akan menjaring konsep
kerja/sistem dan prosedur pengelolaan data dari sistem
yang berjalan sekarang ini.
b. Data dan informasi, pengumpulan informasi mengenai
proses pengolahan data hasil kegiatan serta
mengklasifikasikan seluruh jenis data dan menyampaikan
konsep mekanisme Flow of Data.
c. Permasalahan, mengumpulkan informasi mengenai
kendala-kendala yang berhubungan dengan rencana
pengembangan sistem.
d. Sarana, mengumpulkan data mengenai sarana utama
maupun penunjang yang telah tersedia guna mendukung
sistem yang terintegrasi.
Selain melaksanakan survey untuk pengumpulan data dan
informasi, juga dilakukakan studi literatur dan peraturan-peraturan
yang terkait dalam Pekerjaan ini. Setelah diperoleh hasil
pengumpulan data-data kemudian dilakukakan diskusi dengan
Pihak Pengguna Jasa untuk pemaparan hasil studi guna
penyesuaian/ konfirmasi dan memperbanyak masukan-masukan
(input).
2. Desain Konseptual
Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Perancangan sistem dan prosedur, berdasarkan hasil
survey dan analisa sistem dan prosedur, dilakukan
pembuatan rancangan dan penyusunan konsep sistem
dan prosedur.

III-9
b. Perancangan konsep, pada tahap ini disusun suatu
konsep sistem yang terintegrasi dan terdiri dari klasifikasi
data, model-model aplikasi.
3. Konstruksi
Berdasarkan hasil rancangan umum sistem komputerisasi yang
telah dibuat, dibangun aplikasi perangkat lunak sistem informasi
dengan tahapan-tahapan “write, debug, test” dengan data dummy
sebagai data uji coba. Pada tahap ini digunakan strategi
pengembangan simultan yang menggunakan proses debugging
pada waktu yang bersamaan. Dengan menggunakan strategi ini,
kesalahan program (error) bisa di-eleminasi.
Aplikasi dibuat per fungsi dan juga tiap fungsi dibagi lagi terhadap
sub-sistem sub-sistem yang sesuai dengan rancangan umum
komputerisasinya. Peranan software pada tahap ini merupakan
alat bantu pemrograman, teknik pemrograman, kejelasan susunan
dan alur kode sangat menentukan terciptanya kode program yang
baik. Sementara kemudahan penyusunan serta konsistensi kode
itu sendiri banyak dipengaruhi oleh kesempurnaan dari desain
yang telah disusun sebelumnya.
Kode disusun untuk kegiatan kerja dari Tim pada saat yang
bersamaan pada sejumlah komponen berbeda dari suatu aplikasi.
Dan efisiensi lebih bergantung pada konsep model sistem yang
dipilih. Contoh untuk model relasi yang menjamin kebebasan
terhadap Data Independence, yang memungkinkan dilakukannya
optimasi tanpa mempengaruhi program.
Sedangkan keberadaan data (Entity) serta hubungan antara data
tertentu memungkinkan diaturnya kelompok data sedemikian rupa
sehingga operasi yang penting dapat berjalan lebih cepat dari
lainnya.
Kode program disusun dari rancangan sistem yang merupakan
proses transformasi dari bentuk skematis ke bentuk deskritif.
Semua kotak fungsional DAD diterjemahkan menjadi modul

III-10
operasional dan aliran data dikonversikan sesuai keberadaan data,
disusun sesuai hirarki prioritas.
Aliran data kemudian diidentifikasikan sesuai keberadaan data,
disusun sesuai hirarki kepentingannya serta dicirikan keluar
masuknya ke bagian dan DAD. Aliran tersebut akan menentukan
jenis-jenis instruksi manipulasi yang akan ditambahkan pada
modul-modul operasional yang akan dibentuk. Setiap modul
selanjutnya diuraikan fungsinya dengan cara menyusun instruksi-
instruksi program yang dapat menghasilkan suatu kegiatan
aplikasi spesifik. Setelah masing-masing modul terkode dengan
baik, dilakukan proses integrasi fungsional, dengan menambahkan
sejumlah instruksi untuk pengolahan sistem. Integrasi ini akan
memperhitungkan bagaimana tampilan akhir aplikasi, penyediaan
sarana bantuan dan menyiapkan sarana interaksi dengan
Pengguna Jasa. Disamping itu terdapat sejumlah instruksi-
instruksi tambahan yang harus dituliskan untuk kepentingan
kompilasi kode tersebut oleh system software.
4. Implementasi Sistem
Tahap implementasi terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Tahap instalasi sistem, adalah uji coba transfer data,
instalasi perangkat lunak dan aplikasi-aplikasi.
b. Pelatihan, tahap setelah instalasi selesai dilaksanakan
dengan baik, maka tahap pelatihan dapat segera
dilakukan. Pelatihan dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Untuk level operator dilakukan pelatihan secara on
the job training.
c. Presentasi akhir dan laporan akhir, presentasi yang
dilakukan pada tahap ini adalah laporan dan penjelasan
dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
melakukan studi dan penelitian sampai dengan
implementasi, yang isinya antara lain menjelaskan hasil-
hasil yang telah dicapai sejak dimulainya survey, hasil

III-11
analisis permasalahan dan kebutuhan, perbaikan-
perbaikan yang terjadi (berdasarkan konsultasi dengan
Pengguna Jasa) serta laporan hasil perancangan sistem
prosedur dan konsep sistem secara global. Penyerahan
aplikasi sistem dan sub-sistem beserta Laporan Akhir
akan diserahkan.
d. Pemeliharaan sistem, setelah semua tahap di atas
dilaksanakan bukan berarti pekerjaan selesai begitu saja,
akan tetapi tetap diadakan evaluasi yang berkelanjutan
terhadap error atau masalah pada saat sistem digunakan.
Adapun evaluasi dan pemeliharaan sistem ini
frekuensinya dapat ditentukan kemudian.

3.3 INVENTARISASI DATA


Inventarisasi data merupakan kegiatan pengumpulan dan pemilahan
terhadap objek yang akan dijadikan sumber data base. Pada saat
pelaksanaan survei di lapangan semua objek yang merupakan sumber
data dikumpulkan dan dicatat dalam formulir yang telah disiapkan
sebelumnya. Kemudian seluruh data yang terkumpul dipilah berdasarkan
jenis dan kelompok yang sama, selanjutnya disusun dalam bentuk daftar
yang telah disesuaikan format dan kebutuhannya.
Pada tahap inventarisasi dilakukan pula rancangan-rancangan
mengenai rumusan mekanisme pengumpulan data, pengelompokan data
dan data apa yang layak ditampilkan sesuai dengan tingkat kebutuhan dan
tujuan dari penyusunan data base ini.
Pada prinsipnya mekanisme sistem informasi data merupakan pola
penyusunan dan pengumpulan semua sumber/objek data yang akan
diolah sedemikian rupa sehingga dapat dikeluarkan dan menghasilkan
data yang representatif, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam prosesnya, sistem informasi data membutuhkan perangkat
lunak (software) dan perangkat keras (hardware) untuk membantu proses
pengolahan dan pengeluran data. Data yang akan ditampilkan memiliki

III-12
kaitan erat dengan proses komputerisasi pada sistem informasi yang
diinginkan.
Pada program penyusunan Inventarisasi dan identifikas pekerjaan ini,
pola mekanisme sistem informasi data mencakup proses mulai dari input
data hingga hasil akhir (output) data. Prosesnya meliputi tahapan-tahapan
yang sistematis dan terstruktur, sehingga output yang dihasilkan menjadi
lebih bernilai dan menarik. Disamping itu program data yang dihasilkan
menjadi lebih terarah pada sasaran, karena terdapat pola sistem yang
menjadi panduan pada saat proses penyusunan data base. Tampilan data
yang dihasilkan disusun dalam 3 (tiga) kelompok format, yaitu :
1. Format Data Tabulasi
Agar data yang ditampilkan lebih sederhana dan mudah
dimengerti oleh Pengguna (user), maka dipilih bentuk dan format
yang cocok untuk penampilan data, yaitu dalam bentuk
tabulasi.Pada bentuk tabulasi menyajikan data dalam format baris
dan kolom yang disusun sedemikian rupa, sehingga data yang
dimuat terlihat lebih sederhana dan mudah di-ekses.Penampilan
data dalam format tabulasi banyak memberikan kemudahan,
karena pengelompokan dan pemberian keterangan-keterangan
bisa dilakukan pada satu lajur baris dan kolom dan space yang
dibutuhkan tidak terlalu banyak, sedangkan informasi data yang
bisa ditampilkan cukup banyak. Pada format tabulasi, informasi
data base yang ditampilkan berupa:
 Nama pemilik
 alamat
 Jenis
 Konstruksi
 Kondisi
 Jarak dari jalan utama

2. Format Peta

III-13
Format tampilan lain untuk objek yang dijadikan sumber data base
adalah peta. Format tampilan peta menyajikan informasi yang jelas
mengenai gambar-gambar yang secara langsung mengilustrasikan
kondisi yang dimaksudkan. Data yang ditampilkan dalam format
peta terikat pada ukuran dan skala perbesaran yang proporsional,
agar data yang ditampilkan mudah terbaca dan dilihat.
Penomoran, penandaan dan penambahan keterangan harus
terlihat dengan jelas, sehingga maksud data yang ditampilkan
dalam format peta dapat lebih dimengerti. Informasi data base
yang dapat ditampilkan dalam format peta, berupa :

 Batas-batas wilayah.
 Jalan
 Tempat lokasi.
Penggambaran peta dilakukan secara komputerisasi, sehingga
ketelitian dan kesalahan-kesalahan yang terjadi segera dengan
mudah dapat diperbaiki kembali.Format tampilan peta mengikuti
kaidah-kaidah yang sudah umum berlaku dan dibuat berwarna
agar lebih manarik dan mudah untuk membedakan antara isi data
dengan maksud yang disampaikan dengan peta tersebut.Dari segi
estetika, format tampilan peta juga harus dibuat menarik dan lebih
bernilai.

3. Format Dokumentasi Visual


Format tampilan data dalam bentuk dokumentasi visual lebih
menyempurnakan dan memperlengkap database yang disusun.
Meskipun data-data yang ditampilkan merupakan gambar-gambar
yang dibuat secara digitalisasi (menggunakan kamera dan
handycam), namun pesan data yang disampaikan dengan format
ini sangat mudah dicerna. Ilustrasi mengenai
lokasi dan kondisi yang dimuat dalam data langsung diterima oleh
pengguna (user) secara jelas. Format tampilan data dalam bentuk

III-14
dokumentasi visual ini berupa foto-foto dan video film dari
objek/sumber data yang ingin ditampilkan. Informasi data base
yang dapat ditampilkan dalam format dokumentasi visual, berupa :
 Ilustrasi kondisi.
 Ilustrasi lokasi.
 Ilustrasi objek data.
Penomoran dan pemberian kode harus dilakukan pada objek data
yang ditampilkan. Ini dimaksudkan agar memudahkan dalam
proses penyusunan dan pencarian data (akses pemanggilan)
dengan sistem komputerisasi. Disamping itu untuk menghidari
terjadinya tumpang tindih dalam proses penyusunan data base.
Masing-masing ruas jalan dibuatkan dokumentasi visualnya,
sehingga ilustrasi yang ingin diperoleh sudah tersedia dan data
base yang disusun lebih lengkap.
Mekanisme Sistem Informasi Data yang dibutuhkan secara
skematik ditunjukan pada Gambar 3.3

III-15
Gambar 3.2 Skematik Sistem Informasi Data

Pada gambar/ skema terlihat unsur perangkat lunak dan perangkat


keras turut memberikan sinergi dalam membentuk sistem yang
komplek dan padu. Antar elemen merupakan komponen yang
kokoh dan saling menunjang dalam penciptaan sistem informasi.
Input data yang diinginkan harus bisa digali sedemikian rupa oleh
perancang, sehingga sistem yang dijadikan sebagai kerangka
dasar menjadi lebih bermakna dan bisa memberikan hasil (output)
yang optimal.
Pola sistem informasi yang demikian diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang maksimal dalam proses penyusunan
dan penggunaan aplikasi program data base. Dengan demikian
maksud dan harapan yang dikehendaki dapat diwujudkan dengan
mudah. Aplikasi program data base (software) memberikan
keleluasaan kepada pengguna (user) untuk meng-update data,
guna menyesuaikan dengan kondisi dan perubahan yang terjadi.

3.4 TABULASI DATA DAN PETA


Data-data yang diperoleh dari hasil survey lapangan selanjutnya
dikumpulkan dan dikelompokan sesuai dengan objek dan sumbernya
untuk diproses menjadi data base yang dibutuhkan. Sebelum diproses
semua data tersebut dilakukan koreksi untuk meneliti kekeliruan-kekeliruan
yang terjadi pada saat pencatatan dalam formulir.Koreksi juga berguna
sebagai pembanding data yang baru dikumpulkan dengan data-data yang
sudah tersedia sebelumnya. Pada prinsipnya sebelum diolah lebih lanjut
seluruh data dilakukan rechek guna mengeleminir hal-hal yang dapat

III-16
menyebabkan kekeliruan. Sebelumnya sudah diuraikan penyajian data
dalam format tabulasi memberikan kemudahan, karena pengelompokan
dan pemberian keterangan-keterangan bisa dilakukan pada satu lajur baris
dan kolom dan space yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, sedangkan
informasi data yang bisa ditampilkan cukup banyak.Penyajian data dalam
format tabulasi menggunakan Microsoft Excel, dimana program ini sudah
umum digunakan dan dirancang khusus untuk pengolahan data dalam
bentuk tabulasi. Data bisa sedemikian rupa diolah dan dilakukan
pengeditan menggunakan program ini, sehingga teknis penyajian yang
diinginkan terlihat lebih dinamis dan kreatif. Seluruh data yang ditampilkan
dalam format tabulasi termuat dalam tabel-tabel pada halaman berikutnya.
Format data yang ditampilkan dalam bentuk peta merupakan
penyajian data berupa gambar-gambar yang terikat pada ukuran dan skala
perbesaran yang proporsional, agar data yang ditampilkan mudah terbaca
dan dilihat. Penggambaran peta dilakukan secara komputerisasi
menggunakan program AutoCad dan gambar-gambar peta yang dihasilkan
bisa dimodifikasi menggunakan program lain yang sederajat (misalnya
program ArcView). Penomoran, penandaan dan penambahan keterangan
dapat dilakukan secara teliti, sehingga data yang ingin ditampilkan dalam
format peta dapat terlihat jelas dan lebih dimengerti oleh pengguna (user).
Dari segi estetika, format tampilan peta menggunakan program ini dapat
dibuat menarik dan lebih memiliki nilai. Seluruh data yang ditampilkan
dalam format peta diperlihatkan pada halaman berikutnya. Data yang
dibuat dalam format peta banyaknya disesuaikan dengan tingkat
keperluan.

3.5 SISTEM DATABASE MENGGUNAKAN SOFTWARE CARRYMAP


Carry Map adalah aplikasi yang digunakan untuk informasi sebuah
data tanpa harus membuka ShapeFile (SHP) dari file tersebut. Dengan
demikian , tidak perlu membuka softwear peta seperti Arcgis untuk melihat
informasi data base yang ada.
Langkah-langkah penggunaannya adalah sebagai berikut:

III-17
1. Setelah download, lakukan installasi CarryMap tersebut.

2. Aktifkan toolbar CarryMap dalam Arcmap.

III-18
3. Buka salah satu project .MXD, pilih layer yang perlu dan buang yang
tidak perlu serta rename menjadi nama-nama layer yang sesuai dengan
tema. Set tampilan dalam zoom extend agar seluruh isi dari peta tersebut
dapat tampil.

4. Run CarryMap dengan mengklik icon CarryMap yang ada di toolbar


tersebut.

III-19
5. CarryMap wizard akan muncul, pilih “Advance” agar seluruh property
dari peta dapat dilakukan perubahan

6. Klik “By current extent” untuk option pemilihan batas yang akan di
convert. Jika kita ingin memilih batas berupa object yang ada dalam suatu
layer juga dapat dilakukan. Karena seluruh isi peta telah ditampilkan
(project zoom dalam zoom extent) maka dipilih “By current extent” agar
seluruhnya dalam terconvert dalam aplikasi .exe.

III-20
7. Klik “Next” dan akan muncul “Map properties” yang dapat diisi sesuai
identitas pembuat.

8. Untuk melakukan proteksi dari hasil yang diperoleh, dapat dilakukan


proteksi pada langkah selanjutnya.

III-21
9. Map skin dan logo yang akan ditampilkan pada saat pertama kali
masuk dapat diatur pada menu berikutnya.

10. Informasi yang dapat muncul serta atribut dalam table setiap spatial
object dapat dipilih pada menu “Custom search”.

III-22
11. Jika ingin menambahkan watermark pada petanya, maka dapat diatur
pada menu berikutnya

12. Berikutnya adalah penentuan nama file serta lokasi dari file tersebut
akan disimpan.

III-23
13. Tipe output file yang akan diperoleh dapat disetting dalam “Output
map type”. Pembuat dapat memilih, apakah akan digunakan untuk
windows desktop 32bit, windows mobile, Apple iOS dan Android atau
ketiganya dengan memilih tiga pilihan tersebut.

14. Proses convert dapat dilakukan dengan menclik tombol “Next”.

III-24
15. Berikut file eksekusi yang dihasilkan

Jika kita juga mencentang “Create Windows Mobile version” pada langkah
sebelumnya, maka akan dihasilkan file bernama “Jumlah Dan Kepadatan
Penduduk Indonesia_ce.exe”

16. Untuk menjalankannya klik pada file eksekusi yang dihasilkan. Berikut
tampilan aplikasinya:

III-25
Berikut adalah fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi peta yang dihasilkan :

 User friendly and seamless interface

 Add/Import/Export pushpins

 Map rotation

 GPS support

 Hyperlinks support in the identify dialog

 Advanced search capabilities

 Go to XY coordinates

 Smart scaling

 Distance measurement

Contoh penggunaan aplikasi carrymap setelah dilakukan


pengconvertan data dari shp ke .exe, adalah sebagai berikut :

III-26
Pilih Icon I (identity toll)

III-27
Aplikasi CarryMap pada perangkat mobile:

Seperti telah dikemukakan pada awal tulisan, bahwa peta kita juga dapat
ditampilkan melalui Windows mobile, Apple iOS dan juga Android devices.
Caranya yaitu dengan menginstall aplikasi CarryMap Observer terlebih
dahulu. Default ketika kita pertamakali masuk ke aplikasi tersebut adalah
akan tampil peta US (United States). Peta tersebut berformat “.cmf”,
sehingga untuk menggantinya dengan peta kita maka tinggal memanggil
file berekstensi “.cmf” yang telah kita hasilkan.

Berikut contoh tampilan pada perangkat mobile yang diambil dari


“CarryMap Help”

III-28
Jika peta kita sudah ber-georeference, maka sesungguhnya peta kita
dapat dijadikan “base map” pada perangkat mobile . Hal yang menarik
yaitu jika perangkat mobile mempunyai fasilitas GPS (Global Positioning
System) sehingga kita dapat mengetahui posisi kita pada peta tersebut. Ini
artinya jika kita ke lapangan dan membawa perangkat mobile yang telah
kita install aplikasi kita, maka kita dapat mengecek kebenarannya
dilapangan serta dapat menambahkan “waypoint” baru, tentunya tingkat
ketelitiannya tergantung pada GPS yang digunakan pada perangkat kita.
“Waypoint” ini dapat kita import kembali ke ArcMap.

III-29

Anda mungkin juga menyukai