Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN METODE PEMETAAN KONVENSIONAL (INTEGRASI

PENGINDERAAN JAUH-SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DENGAN METODE


MOBILE-GIS UNTUK ANALISA RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA
SURAKARTA

Mahardi Setyoso Pratomo


mahardis.pratomo@yahoo.co.id

Nur Mohammad Farda


farda@geo.ugm.ac.id

Abstract

Mobile-GIS is one of mapping method which can be integrated with Personal Digital
Assistant and GIS application for real-time data acquisition and assumpted has many
advantages compare to conventional mapping method (Remote Sensing-GIS Integration) and
paper using as one of instrument for data acquisition. Quickbird Imagery is used for this
research to analyze Public Green Open Spaces object. The purpose of this research is (1)
Exploring capabilities of Mobile-GIS for data acquisition (2)Comparing conventional
maping method and Mobile-GIS mapping method, the advantages and disadvantages
(3)Exploring capabilities of Quickbird Imagery as a high spatial resolution data image for
Public Green Open Spaces object acquisition that resulted key of interpretation of those
Green Open Spaces object. The comparison results that both methods have each advantage
and disadvantage for field mapping usage. There’re several aspects that affect the usage of
each methods. Combining each methods can result better outcome for field mapping activity.

Keyword: Mobile-GIS, Conventional Mapping Method, Data Acquisition, Public Green Open
Spaces, Quickbird Imagery

Abstrak

Mobile GIS adalah salah satu metode pemetaan yang terintegrasi dengan Personal
Digital Assistant dan perangkat lunak pengolah data kebumian untuk akusisi data secara real-
time dan diasumsikan memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode
konvensional (integrasi Penginderaan Jauh-SIG) dan menggunakan kertas sebagai salah satu
alat bantu akusisi data. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji kemampuan Mobile GIS
untuk akusisi data (2) Membandingkan penggunaan metode konvensional dengan Mobile-
GIS, keunggulan dan kelemahan (3) Mengkaji kemampuan Citra Quickbird sebagai
citrasatelit berresolusi tinggi untuk akusisi obyek RTH Publik dengan salah stau hasil berupa
kunci intepretasi. Citra Quickbird mampu mendeteksi obyek RTH Publik dengan tingkat
ketelitian 85% namun rendah dalam variasi klasifikasi. Sistem Mobile-GIS mampu
mengakusisi obyek RTH Publik dengan detil namun memiliki tingkat kesulitan dalam
memetakan cakupan area luas. Perbandingan dari kedua metode memiliki kelebihan dan
kekurangan pada masing-masing metode. Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi
penggunaan tiap-tiap metode. Kombinasi kedua metode diasumsikan mampu menghasilkan
hasil maksimal

Kata kunci: Mobile-GIS, metode konvensional, akusisi data, RTH Publik, Citra Quickbird
Pendahuluan Tujuan dari penelitian ini adalah :
Fieldwork merupakan salah satu
1. Mengetahui sejauh mana kemampuan
bagian dari proses kegiatan pemetaan yang
citra Quickbird mampu digunakan untuk
memiliki peranan penting dalam membantu
mengidentifikasi dan mengklasifikasiskan
memahami ilmu sains kebumian maupun
suatu obyek, pada khususnya dalam
lingkungan (Cotingham,2002). Proses
penelitian ini berupa Ruang Terbuka
daripada kegiatan fieldwork tersebut dapat
Hijau
dipengaruhi oleh beberapa aspek metode yang
2. Mengkaji sudah sejauh mana teknologi
digunakan.
mobile GIS berkembang, mampu
Integrasi antara penginderaan jauh dan memetakan, dan menyusun basisdata
sistem informasi geografis sebagai salah satu spasial, analisis dan menggantikan peta
cara untuk memahami berbagai maslaah kertas serta GPS ketika dilakukan survei
kebumian telah banyak dikembangkan hingga lapangan.
saat ini. Penggunaan alat survey analog hasil 3. Membandingkan dan menganalisis
pengolahan spasial seperti peta kertas dan keunggulan dan kelemahan metode
checklist memiliki banyak kelemahan seperti pemetaan secara konvensional dengan
limitasi media dan berpotensi menghasilkan pemetaan dengan menggunakan teknologi
eror dan redundansi data saat dipindahkan Mobile-GIS
menjadi aspek penting yang harus
diperhatikan.
Perkembangan teknologi pemetaan Metode Penelitian
terutama untuk fieldwork ditandai dengan
penggunaan Personal Digital Assistant yang Alat yang digunakan dalam penelitian ini :
diintegrasikan dengan GPS Receiver sebagai 1. Seperangkat komputer yang kompatibel
perangkat digital pemetaan yang dapat dengan perangkat lunak yang digunakan.
diasosiasikan dengan data penginderaan jauh 2. Perangkat lunak yang mendukung
dan peta digital untuk dibawa saat fieldwork, penelitian (Geoexpress 8, Arcpad 7, Arc
sehingga emetaan dapat dilakukan secara real- GIS 9.3).
time. 3. Printer Hp Diskjet D2566 (untuk
mencetak naskah dan peta).
Ruang Terbuka Hijau Publik kota 4. GPS (Global Positioning Sistem).
Surakarta merupakan salah satu obyek yang 5. Personal Digital Assistant
perlu mendapat perhatian khusus karena 6. Smartphone yang terintegrasi dengan
memiliki fungsi signifikan untuk menyokong kamera digital
ekosistem wilayah perkotaan. RTH memiliki 7. Software pengolah kata dan data
bebrapa fungsi antara lain sebagai area (Ms.Word, Ms.Powerpoint, Ms.Exel)
penyimpan air tanah, pengatur iklim mikro, 8. Checklist lapangan.
mendingkan suhu kota, tempat berlindung
beberapa fauna, tempat rekereasi keluara, dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini:
estetika lansekap kota. RTH perlu mendapat 1. Citra Satelit Quickbird Kota Surakarta,
penanganan khusus sebagai salah satu aset Pankromatik 3 saluran spektral (biru,
penting daerah perkotaan hijau, merah,) dengan resolusi spasial 0.6
Perbandingan kedua metode dalam m dan tanggal perekaman 20 Juli 2006.
mengkaji RTH Publik merupakan kajian yang 2. Peta Rencana Detil Tata Ruang dan Tata
menarik karena beruha amenilai dari beberapa Kota Surakarta 2012 sumber BAPPEDA.
aspek kelebihan dan keunggulan untuk tiap- 3. Datum Geodetik Kota Surakarta sumber
tiap metode pada kajian oyek yang Badan Pertanahan Kota Surakarta
membutuhkan perencanaan maupun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penanganan secara real-time. kelebihan dan kekurangan baik metode
konvensional maupun metode Mobile-GIS
dalam memetakan obyek RTH Publik. Obyek Tahap berikutnya adalah Reklasifikasi unutk
yang diakusisi antara lain tipologi, nama menghasilkan hasil final. Pengerjaan
RTH, lokasi, koordinat, dan kondisi RTH. dilakukan dengan menggunakan alat analog
Penulis membagi tahapan kerja menjadi 4 seperti kertas dan GPS.
yaitu: Koreksi Geometri Citra, Penerapan
Metode Konvensional dan Penerapan Metode
Mobile-GI,. Analisa perbandingan.

Koreksi Citra
Koreksi Geometri
Koreksi geometri pada citra dengan
resolusi tinggi diperlukan untuk Gambar 2: Peta kertas dan GPS
mengkondisikan agar obyek pada citra
posisinya sesuai/mendekati pada posisi Penerapan Metode Mobile-GIS
sebenarnya di lapangan. Koreksi geometrik Penggunaan sistem Mobile-GIS
pada dilakukan dengan mengambil GCP mengntegrasikan data citra satelit dan data
sesuai pada datum geodetik yang terdapat di spasial digital dengan perangkat yang dapat
kota Surakarta. dmobilisasi untuk akusisi data secara real-time

Gambar 1: Tabel Datum Geodetik Kota Surakarta


Gambar 3: PDA dan GPS Receiver
Penerapan Metode Konvensional Tahap pelaksanaan metode antara lain
adalah Transfer Data, data yang tersimpan
Metode konvensional yang digunakan pada komputer diintergrasikan dnegan
adalah integrasi Penginderaan Jauh-SIG perangkat bergerak PDA, data raster yang
dengan perlengkapan konvesional seperti perta digunakan Citra Quickbird dikompresi ke
kertas, checklist maupun GPS navigasi sebagai dalam format mrSID agar terbaca oleh PDA,
alat bantu akusisi data. Beberapa tahapan untuk selanjutnya PDA diintegrsikan dengan
antara lain Interpretasi Visual, meliputi GPS Receiver sehingga posisi user secara
geometri, tipologi, luasan RTH. Survey absolut dapat ditampilkan pada data spasial
Lapangan untuk memvalidasi obyek yang digital.
diinterpretasi, dilakukan uji interpretasi
tehadap hasil pemetaan yang dilakukan Tahap berikutnya adalah Mobile Mapping
dengan secara real-time
menggunakan dengan obyek yang
formulasi yang dipetakan meliputi
telah ditentukan geometri, luasan,
seuai rumus tipologi, dan
berikut: geotagging obyek

Gambar 4 Citra non-kompresi – Citra Terkompresi


RTH Publik.
Perhitungan
RMS Eror dilakukan untuk meengetahui
ketelitian dan pegreseran dari posisi yang
ditampilkan baik pada citra satelit dan PDA
dengan rumus:
 RMSE = Root Mean Square
mayoritas terletak pada
Error interpretasi hutan kota dan
taman kota. Hasil
interpretasi dan pengolahan
Zground = Titik koordinat pada SIG akan dicetak ke dalam
kertas dan tabel checklist.
citra
Kesulitan muncul ketika
Zdigitizing = Titik koordinat Gambar 5 Kunci Interpretasi RTH akan melalukan update
pada live digitizing obyek yang diinterpretasi karena limitasi
ukuran kertas sehingga obyek tidak tampak
 Standard Deviasi dengan jelas pada kertas, dan untuk updating

Analisa Perbandingan Metode


Analisa meliputi perbandingan luasan
geomteri yang dihasilkan, analisa dilakukan
dengan mengoverlay hasil kedua bentuk
geometri yang dihasilkan dan dinilai tingkat
kemiripianna. Perangkat yang mendukung
tiap-tiap metode juga dianalisa meliput
perangkat lunak dan perangkat keras yang
digunakan. Metode konvensional dan metode Gambar 6 Koreksi obyek pada peta kertas
Mobile-GIS memiliki keunggulan dan data, media harus dicoret-coret sebelum
kelemahan dinilai dari beberapa aspek. Aspek dipindahkan pada perangkat digital.
tersebut antara lain adalah efisiesnsi waktu, Akusisi Data Metode Mobile-GIS
aspek biaya, aspek SDM, dan aspek Pemetaan dengan metode ini dilakukan
pemrosesan data. dengan tingkat mobilisasi tinggi secara real-
time mencakup akusisi data, manajemen data
Hasil dan Pembahasan spasial, perhitungan, navigasi, dan bahkan
Hasil Koreksi Geometrik decision making. Penggunaan metode ini
Datum Geodetik digunakan sebagai cukup baik karena posisi user dapat
acuan untuk melakukan koreksi disurvei diinformasikan secara absolut. Selain itu data
terlebih dahulu lokasinya. Penulis digital seperti citra satelit maupun peta digital
mengidentifikasi lokasi tugu datum geodetik yang digunakan saat dilapangan dapat
agar ketika menentukan GCP pada citra satelit dijadikan pembanding dalam identifikasi suatu
dapat ditentukan dengan akurat. Terdapat 22 obyek karena obyek pada citra dapat langsung
GCP datum geodetik dan hasil RMS error diamati saat di lapangan. Karena media digital
untuk rektifikasi sebesar 0.1. yang digunakan (PDA) maka tidak ada limitasi
Akusisi Data Metode Konvensional skala, obyek dapat ditampilkan pada skala
Interpretasi visual dan besar maupun kecil
kemampuan sistem informasi dengan tingkat infromasi
geografis merupakan andalan yang tereduksi secara
dari metode ini. Obyek RTH sedikit oleh proses
Publik dapat diinterpretasi kompresi citra. Akusisi
dengan baik karena memiliki data dapat dilakuka
resolusi spasial yang tinggi. secara digitation on
Uji akurasi yang dihasilkan screen maupun on
mencapai 85% untuk tiap-tiap Gambar 7 Akusisi Data pada tracking dan disesuaikan
tipologi RTH Publik yang sistemMobile-GIS dengan obyek yang
diinterpretasi. Kesalahan dipetakan. Penggunaan
malam hari untuk aktivitas akusisi data juga limitasi waktu penggunaan dimana
memungkinkan karena tampilan perangkat teknologi analog tidak bergantung pada hal
yang mendukung penggunaan pada saat tersebut. Harga yang cukup mahal untuk
malam hari. Tedapat limitasi waktu memperoleh peralatan digital juga menjadi
penggunaan karena perangkat bergantung pada pertimbangan dalam penggunaan Mobile-
daya baterai selama 6-7 jam penggunaan saja. GIS sebagai metode dalam akusis data.
Perbandingan Metode Penggunaan secara digital saat fieldwork
 Perhitungan Ketelitian Koordinat menjadikan Mobile-GIS sebagai salah satu
Hasil perhitungan ketelitian koordinat alat yang cukup efisien dalam pengolahan
menunjukkan bahwa RMS eror untuk data spasial secara real-time.
koordinat x dan y sebesar 2,3 dan 1,3  Keunggulan dan Kelemahan Metode
dengan Ketelitian terendah untuk koordinat Konvensional dan Mobile GIS
X sebesar 12 dan tertinggi sebesar 1. Penggunaan kedua metode memiliki tiap-
Sedangkan ketelitian terendah untuk tiap kelebihan dan kekurangan pada
koordinat y sebesar 10 dan terendah 1, masing-masing penerapannya pada obyek
sehingga diasumsikan posisi yang yang dikaji saat lapangan. Metode
ditampilkan bergeser ke arah barat laut dari konvensional yang mengandalkan sistem
posisi sebenarnya di lapangan analog seperti kertas memiliki tahapan proses
 Perbandingan Geometri seperti pra-lapangan, lapangan, dan pasca
Geomteri yang dihasilkan dari interpretasi lapangan dalam pengolahan data dimana
visual dengan teknik digitation on screen tahap pra lapangan sangat
jauh lebih baik jika dibandingkan dari menentukan bagaimana keberlangsungan
sistem Mobile-GIS, hasil tracking tahapan berikutnya. Pada tahap pra
cenderung melenceng keluar dari batas lapangan pemrosesan data spasial
obyek yang dipetakan, meski sistem merupakan salah satu esensi penting
Mobile-GIS mengakomodir fitur tracking, bagaimana obyek tersebut akan dikaji pada
namun tingkat ketelitiann geometri jauh tahap berikutnya. Limitasi metode terletak
lebih baik pada metode konvensional saat fieldwork dengan menggunakan
perangkat analog. Perangkat analog tidak
dapat menyajikan data dengan maksimal
karena keterbatan pada media kertas, data
tidak tersimpan secara digital sehingga perlu
dikonversi menjadi format digital untuk
pengolahan lanjut, proses konversi adalah
proses berulang dimana terdapat potensi eror
atau redundansi data tidak penting. Sitem
analog juga tidak memungkina diseminasi
data secara langsung sehingga untuk
penganan masalah spasial yang bersifat
Gambar 8 Perbandingan geomteri hasil kedua metode respon tanggap akan menjadi sangat
terhambat jika menggunakan metode ini.
Metode Mobile-GIS pada dasarnya memiliki
 Perbandingan Perangkat tahap yang sama dengan metode
Perangkat digital PDA dengan konvensional yaitu tahap pra-lapangan,
Perangkat analog kertas, berdasarkan lapangan dan, pasca lapangan. Namun
asumsi penulis, teknologi digital memang dengan asumsi efisiensi waktu yang elbih
jauh lebih unggul dari teknologi analog, singkat. Tahap pra-lapngan diawali dengan
namun ada beberapa aspek yang teknologi persiapan perlengkapan (integrasi PDA- GPS
digital tidak dapat mengungguli yaitu daya Receiver) dan input data-data digital seperti
penggunaan, teknologi digital amat citra satelit atau peta digital yang akan
bergantung pada baterai sehingga terdapat dibawa saat kegiatan fieldwork.
No Metode Konvensional Metode Mobile GIS
Penilaian Aspek Keunggulan Kekurangan Keunggulan Kekurangan
1 Identifikasi obyek Akusisi obyek luas Limitasi tingkat Akusisi data secara Lambat akusis
lebih cepat klasifikasi obyek real-time obyek i
cakupan denga
besar n
luasan
2 Diseminasi data Data diolah dengan Tidak dapat untu Bisa diseminasi Kualitas data
dengan detil pada diseminasi k secara real-time erpotensi tidak
laboratorium real-time dat secara online valid jika tidak
respon cepta a diolah dengan baik
ata
u
3 Akusisi Data Data diperoleh dari Data yang Data diperoleh dari Kualitas data dari
akusisi data satelit diperoleh bisa citra satelit, Web Map Service
atau institusi terkait bersifat tidak aktual institusi maupun tidak selalu baik
secara online (Web
Map Service)
4 Analisa Data Data dianalisis Pengolahan di Tahap analisa data Pengolahan real-
pada laboratorium laboratorum untuk sebagian dapat time bergantung
dengan seksama analisis dilakukan secara dari kemampuan
memerlukan waktu real-time user yang
yang lama menggunakan
5 Penyajian Data Peta didesain Desain peta Proses layout
(Layouting) sinformatif bergantung pada sesuai pada metode
mungkin pada kemampuan TIDAK ADA konvensional
tahap pasca- kartografer
lapangan
6 Kemampuan Tidak dapat Mampu Ketelitian posisi
navigasi menampilakn menampilkan ditentukan oleh
posisi dengan posisi user dengan perangkat yang
TIDAK ADA
aboslut absolut dan digunakan
dioverlaykan
dengan data digital
7 Kemampuan Data simpan dalam Jika data dioal Data simpan dalam User harus
menyimpan data bentuk dokumen secara digital, data bentuk digital memahami
harus dikonversi bagaimana cara
sehingga memakan sistem operasi
waktu alam dan untuk input data
berpotensi terjadi
kesalahan
8 Waktu pengerjaan Waktu pengerjaan Waktu pengerjaan Waktu pengerjaan Tidak ada
erbagi menjadi cenderung lebih cenderung lebih pembagiaa tahapan
tahap-tahap yang lama karena setiap cepat yang jelas, tahap
jelas (pra-lapangan, tahap harus yang satu juga
lap., pasca- dilakukan pada sebagaian dapat
lapangan) tahapan yang dilakukan pada
ditentukan tahapan yang lain
9 Biaya Biaya yang Kegiatan pemetaan Dapat digunakan Biaya relatif mahal
dikeluarkan relatif yang berbeda, untuk banyak untuk sewa maupun
murah (cetak maka kertas yang kegiatan pemetaan pembelian
kertas, sewa GPS) digunakan juga (ramah lingkungan) perangkat Mobile-
berbeda (tidak GIS
ramah lingkungan)
10 Kemampuan Tidak diperlukan Tidak terdapat User yang memiliki User harus
Sumber Daya skill khusus, user kompetensi kemampuan memahami
Manusia terfokus pada pengembangan Infromatika dan kemampuan
pemahaman ilmu SDM, setiap user disiplin ilmu teknologi informasi
kebumian dapat melakukan kebumian, dan ilmu kebumian
metode tersebut diasumsikan
memiliki nilai lebih
Tabel 1 Perbandingan keunggulan dan kedua metode
Kelemahan metode ini antara lain limitasi Daftar Pustaka
dalam penggunaan saat di lapangan karena
terbatas pada daya baterai sehingga hanya Badan Perencanaan Pembagunan Daerah Kota
dapat digunakan untuk batasan 6-7 jam Surakarta. 2012. Laporan
penggunaan. Kombinasi penggunaan kedua Penyusunan Rencana Detail Tata
metode tersebut diasumsikan dapat Ruang Kota (RDTRK) Kawasan
menghasilkan hasil yang maksimal II.Surakarta: BAPPEDA
Analisa RTH Publik Cottingham,C.,M. Healey, P. Gravestock.
Berdasarkan Rencana Detil Tata Ruang dan 2002. Fieldwork in Geography,
tata kota RTH Publik kota Surakarta telah Earth and Environmental Sciences
memenuhi kuota yang dialokasin yaitu sebesar Higher Education Curriculum: An
20% dan akan terus ditingkatkan. Sebagian Annotated Bibiliography,. United
RTH kota Surakarta telah dimanajemen Kindgom. Geography Discipline
dengan baik, namun masih dijumpai beberapa Network, University of
RTH Publik yang tidak terawat dengan baik. Gloucestershire
Salah satunya adalah RTH Sempadan sungai. Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra
RTH Publik taman sekartaji adalah salah satu Digital.. Fakultas Geografi, UGM
RTH Sempadan sungai dan Taman kota yang : Yogyakarta.
oleh pemerintah telah dirawat sehingga RTH Direktorat Jenderal Penataan Ruang
tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Departemen Pekerjaan Umum.
masyrakat sekitar. Beberapa taman kota 2010. Ruang Terbuka Hijau
seperti taman balekambang,taman kota Sebagai Unsur Utama Tata Ruang
Banjarsari maupun hutan kota stadion Kota 2010. Jakarta. Penerbit
Manahan telah dimanfaatkan dnegan baik oleh Direktorat Jenderal Penataan
warga sekitarnya sebagai tempat rekreasi Ruang Departemen Pekerjaan
maupun beraktifitas. Namun taman kota Umum
seperti taman kerten perlu mendapat El-Gamily, H., Selim, G., Hermas, E.A. 2010.
perawatan khusus karena masih dijumpai Wireless Mobile Field-Based GIS
sampah-sampah yang mengotori lingkungan Science And Technology for
taman. Crisis Management Process: A
Case Study of A Fire Event Cairo,
Kesimpulan Egypt. Jurnal Online . The
1. Citra Quickbird mampu digunakan untuk Egyptian Journal of Remote
mengidentifikasi dan mengklasifikasiskan Sensing and Space Services (2010)
suatu obyek, pada khususnya dalam 13,21-29
penelitian ini berupa Ruang Terbuka Hadi Sabari Yunus. 2005. Struktur Tata Ruang
Hijau Kota. 2005. Yogyakarta. Penerbit
2. Teknologi mobile GIS berkembang, Pustaka Pelajar
mampu memetakan, dan menyusun Kienast, H., Degenhardt, B., Weilenmann, B.,
basisdata spasial, analisis dan Wager, Y., Buchecker, M. 2012.
menggantikan peta kertas serta GPS GIS-assisted Mapping of
ketika dilakukan survei lapangan. Landscape Suitability for Nearby
3. Terdapat keunggulan dan kelemahan Recreation. Jurnal Online .
metode pemetaan secara konvensional www.elsevier.com/locate/landurbp
dengan pemetaan dengan menggunakan lan
teknologi Mobile-GIS sehingga Lillesand T.M. and Kiefer R.W.1997.
kombinasi kedua metode tersebut Penginderaan Jauh dan Interpretasi
diasumsikan dapat memberikan hasil yang Citra. Terjemahan Tim Fakultas
maksimal Geografi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Menteri Dalam Negeri.2007. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan Jakarta.
Menteri Dalam Negeri

Pemerintah Kota Surakarta. 2010. Rencana


Kerja Pemerintah Daerah Kota
Surakarta Tahun 2010. Surakarta.
Riyanto. 2010. Sistem Inormasi Geografis
Berbasis Mobile Tahun 2010.
Yogyakarta. Penerbit Gava Media
Yogyakarta
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Jilid 1.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh. Jilid 2.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tsou, M-H. 2004. Integrated Mobile GIS and
Wireless Internet Map Servers for
Environmental Monitoring and
Management. Jurnal Online.
Cartography and Geographic
Information Science , Vol.31,
No.3. hal 153-165
Wagtendonk, A.J, A.M. Richard . 2007.
Sensible Field
Computing:Evaluating the Use of
Mobile GIS Methods in Scientific
Fieldwork.. Jurnal Online .
Photogrammetric Engineering &
Remote Sensing Vol.73, No 6,
June 2007, pp.651-652.
Amsterdam

Anda mungkin juga menyukai