Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGOLAHAN DATA GEOFISIKA


METODE GRAVITY

oleh:
Achmad Amma Utamawan
175090707111020

Asisten:
Lia Agustin
165090701111003

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
I. TUJUAN
Tujuan dilakukan praktikum ini diharapkan praktikan bisa memahami konsep serta fungsi
dari fitur dari aplikasi yang digunakan saat melakukan prosesing metode gravitasi
II. PERANGKAT LUNAK DAN DATA
a. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam seluruh proses pengolahan data metode gravitasi
adalah:
- Geosoft Oasis Montaj
Perangkat lunak Oasis Montaj digunakan untuk melakukan konversi koordinat dan
pengolahan data anomali gravitasi agar didapatkan Peta Complete Anomaly Bouger (CBA),
peta anomali regional dan peta anomali residual.

Gambar 2.1 Oasis Montaj

- Ms. Excel
Pada pengolahan gravity, perangkat lunak Ms. Excel digunakan untuk menyimpan data dan
menyiapkan data yang diolah kedalam software Oasis Montaj.

Gambar 2.2 Microsoft Excel


- Global Mapper
Global Mapper pada praktikum pengolahan data geofisika metode gravitasi ini berfungsi untuk
melakukan koreksi terrain.

Gambar 2.3 Global mapper


- Notepad
Notepad pada praktikum kali ini digunakan untuk sebagai hasil data yang akan dibaca pada
global mapper ke oasis montaj begitu sebaliknya.

Gambar 2.4 Notepad


b. Data
Pada gambar 2.5 dibawah ini merupakan data dari topex daerah Gunung Arjuno-Welirang
yang berupa data kordinat, elevasi, serta Free air anomaly

Gambar 2.5 Data gravity TOPEX gunung Arjuno – Welirang


Sedangkan gambar 2.6 merupakan data peta SRTM area Jawa Timur yang digunakan pada
saat melakukan proses pencarian koreksi terrain.

Gambar 2.6 Peta SRTM Jawa timur


III. DIAGRAM ALIR
IV. ANALISIS LANGKAH PENGOLAHAN
Data yang digunakan dalam pengolahan ini merupakan data gravitasi Gunung Arjuno –
Welirang yang merupakan data dari topex yang sudah pernah dilakukan pengolahan saat
praktikum Fisika gunung Api. Data topex tersebut sudah terdapat nilai FAA ( Free Air
Anomaly), topografi, Easting, Nothing. Berikut merupakan data excel dari data topex :

Gambar 4.1 Data gravity excel Arjuno – Welirang


Setelah itu maka perlu di pindahkan ke oasis montaj berikut caranya :
Gambar 4.2 Tampilan awal Oasis Montaj
Pilih Create new project

Gambar 4.3 Tampilan saat pembuatan nama file.gpf


Kemudian diberikan nama pada file yang akan dibuat seperti gambar 4.3. setelah itu perlu
dibuat database untuk menampung data gravity dari excel ke database oasis, maka perlu
dibuat database. Berikut langkahnya

Gambar 4.4. Pembuatan data base

New database name merupakan tempat pemberian nama database. Maximum line/grup
merupakan jumlah maximal grup/line. Maximum Channel/field merupakan jumlah maximal
Channel/field. Lalu untuk compresinya yang gunakan compress for speed, namun terdapat
tiga opsi kompresi yang tersedia yaitu:
- No compression. Opsi ini adalah kompresi default dan sesuai untuk database yang
berukuran kurang dari 10 Megabyte.
- Compress for speed. Opsi ni menggunakan teknik kompresi yang sangat cepat yang
dapat mengurangi ukuran database hingga 55% dan meningkatkan kinerja akses data
hingga 23%. Peningkatan kinerja dihasilkan dari kecepatan CPU komputer yang secara
signifikan lebih baik daripada kinerja membaca/menulis data ke disk.
- Compress for size. Opsi ini menggunakan teknik kompresi yang lebih lambat yang dapat
mengurangi ukuran database hingga 80% dengan biaya peningkatan waktu pemrosesan
hingga 20%. Kinerja akan sangat bergantung pada rasio kinerja antara disk dan CPU dan
akan bervariasi tiap komputer. Opsi ini digunakan untuk database yang sangat besar (>
100 Megabyte).
Lalu untuk compresinya yang gunakan compress for speed, dipilih compress for speed
digunakan karena agar lebih ringan. Berikut tampilannya :
Gambar 4.5 Tampilan database
Setelah itu perlu dipindahkan data gravity dari excel ke database oasis, berikut Langkah-
langkahnya :
Gambar 4.6 tampilan data gravity excel
Data excel perlu disimpan dengan excel 2003 agar bisa dibaca oleh software oasis.
Gambar 4.7 Tampilan saat melakukan import
Saat meng-import dilakukan dengan menggunakan fitur database >> Import >>excel
spread sheet >> single sheet. Yang kemudian diperoleh tampilan seperti gambar 4.7, berikut
kelanjutannya :

Gambar 4.8 Tampilan saat melakukan import setelah dipilih file excel yang digunakan
Gambar 4.9 Pemilihan sheet dari excel yang akan digunakan di database oasis
Dari gambar 4.9 dipilih beberapa kolom yang akan ditampilkan antara lain Longitude,
Latitude, FAA, elevasi dan no.
Gambar 4.9 Perubahan satuan kordinat

Gambar 4.10. Penetapan kordinat sistem


Gambar 4.11 Proses di-convertnya kordinat

Gambar 4.12 Penetapan satuan kordinat yang akan digunakan pada kordinat baru
Setelah data masuk ke database maka perlu diganti kordinatnya dikarenakan kordinat belum
dengan satuan UTM agar posisi grid lebih teliti, dikarenakan WGS 84 bisa berubah
dikarenakan pembulatan angka koma. Klik menu Coordinates-New Project Coordinate
System kemudian akan muncul dialog box Enter existing coordinat Channels pada Current
X/Longitude Channel dipilih Longitude, Y/Latitude Channel dipilih Latitude. Pada Process
terdapat dua pilihan yakni All line/ groups dan Selected lines/groups. Saat memilih All line
groups maka semua data akan diproses, sedangkan Selected lines/groups hanya beberapa
data yang dipilih akan diproses. Pada pengolahan kali ini dipilih All lines/groups. Akan
muncul dialog box Coordinate System, pada Coordinates System dipilih Geographic karena
data yang dimasukkan berupa data Longitude dan Latitude. Pada Datum dan Local datum
dipilih WGS 84, disesuaikan dengan daerah penelitian yang digunakan.
Kemudian membuat koordinat dengan system Easting dan Nothing. Pada dialog box Create
New coordinates Channels dengan New X/Longitude Channel dipilih Easting dan
Y/Latitude Channel dipilih Nothing, hal ini dilakukan untuk membuat koordinat system yang
baru. Kemudian akan muncul dialog box Coordinate System dipilih Projected (X,Y) karena
Easting dan Nothing merupakan koordinat proyeksi. Untuk membuat proyeksi X dan Y
dengan Projection methods adalah UTM Zone 49S, disesuaikan dengan daerah penelitian,
sehingga didapatkan nilai Easting dan Nothing yang muncul pada speadsheet.

Gambar 4.13 Penetapan kordinat Channel dan elevasi


Setelah itu ditentukan proyeksi kordinat koordinat x,y, dan z dengan cara klik menu
Coordinate-Set Current X,Y,Z Coordinates, kemudian akan muncul dialog box Set current
X, Y Channels. Pada Current X (Easting) dipilih Easting, Current Y (Nothing) dipilih
Nothing, dan Current Z (Elevation) dipilih Elevasi, hal ini dilakukan menetapkan proyeksi
koordinat x, y, z seperti gambar 4.13.
Setelah itu nilai Easting Nothing dicopy pada notepad dan disimpan dengan format .txt. yang
bisa dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.14 Data Easting Nothing di notepad
Gambar 4.15 Disimpan dengan format .txt
Kegunaan Easting norting dipindahkan ke notepad agar nanti dibaca saat melakukan
pemrosesan koreksi terrain menggunakan global mapper. Software global mapper dibuka
untuk membuat Regional DEM dan Local DEM. Hal yang pertama kali dilakukan adalah
klik Open Data Files>>Peta SRTM 59_14>>Open Generic Text File(s)>>Import data
Easting Nothing (.txt) kemudian akan muncul dialog box Generic ASCII Text File Import
Options dengan Import Type yang dipilih Point Only kemudian klik OK akan muncul dialog
box Select Projection for Easting Nothing dengan memilih proyeksi UTM dan Zone dipilih
49S menyesuaikan dengan wilayah yang digunakan. Mengatur kedalaman unit berupa meter
agar memudahkan untuk melakukan pengolahan lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk
memunculkan titik-titik data pada peta SRTM. Kemudian memastikan proyeksi yang
digunakan dengan cara klik menu Tools-Configure akan muncul dialog box Configuration-
Projection, klik Projection. Proyeksi yang digunakan adalah UTM kemudian klik OK, hal
ini dilakukan hanya untuk memastikan proyeksi yang digunakan.
gambar 4.16 Pembacaan peta SRTM daerah penelitian

Gambar 4.17 Peta SRTM jawa timur UTM 49S


Gambar 4.18 Data Easting Nothing dimasukan pada peta srtm

Gambar 4.19 Pen-settingan agar sesuai dengan peta SRTM


Gambar 4.20 Satuan kordinat disesuaikan
Gambar 4.21 Titik-titik pengukuran daerah penelitian
Setelah itu dilakukan pembuatan data Local DEM dan Regional DEM sebagai data saat
dilakukan prosesing terrain di oasis montaj. dengan cara klik menu File>>Export>>Export
Elevation Grid Format kemudian akan muncul dialog box Select Export Format dipilih
Surfer Grid (Binary v7 Format). Pada dialog box Surfer Grid Export Options klik Export
Bound-Draw Box, langkah ini digunakan untuk membuat regional DEM (inner) dan Local
DEM (outer). Untuk regional DEM membuat kotak yang mengelilingi titik datum terluar
dengan jarak yang dekat, sedangkan untuk Local DEM membuat kotak yang mengelilingi
titik datum terluar dengan jarak yang lebbih besar daripada regional DEM, tetapi tidak boleh
terlalu jauh. Data Local DEM dan regional DEM disimpan dalam format Surfer Grid File
(*.grd). Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.22 Format file output

Gambar 4.23 Tampilan saat akan diexport bagian general


Gambar 4.24 Tampilan saat akan diexport bagian Export Bound
Gambar 4.25 Pengkotakan untuk data Local DEM

Gambar 4.26 Pemberian nama data Inner atau Local DEM


Gambar 4.27 Pengkotakan untuk data outer DEM

Gambar 4.28 Penamaan data outer atau regional DEM


Langkah selanjutnya membuka Kembali software oasis montaj untuk melakukan
pengolahan lebih lanjut. Ditampilkan menu gravity agar dapat dilakukan koreksi terrain dan
koreksi bourger dengan me-load menu tersebut di GX >> Load Menu >> gravity.omn.

Gambar 4.29 Oasis menu gravity.omn


Setelah menu gravity sudah muncul pada oasis montaj, maka dapat melakukan terrain
correction. Koreksi ini dilakukan karena adanya penambahan nilai gravitasi akibat adanya
perbedaan topografi di wilayah penelitian. Koreksi ini berasosiasi dengan adanya bukit
ataupun lembah yang ada di sekitar titik penelitian. Untuk menampilkan nilai koreksi terrain
klik menu Gravity-Terrain Correction-Create Regional Correction Grid, akan muncul
dialog box Regional terrain correction grid untuk Regional DEM grid dan Local DEM
dipilih data Regional DEM dan Local DEM yang dihasilkan dari pengolahan pada software
Global Mapper, output yang diinginkan adalah nilai dari Koreksi Terrain. Menurut literatur
yang ada estimasi densitas pada daerah penelitian adalah 2.67. Pada Survey Type terdapat
beberapa macam yaitu :
- Ground survey, digunakan ketika data yang didapatkan dari akuisisi di darat ataupun
di danau.
- Shipborne survey, digunakan ketika data yang didapatkan dari hasil akuisisi di laut.
- Airborne survey, digunakan ketika data yang didapatkan dari hasil citra satelit.
Pada pengolahan ini digunakan data dari data topex yang merupakan hasil citra satelit yang
artinya dipilih airborne survey. Agar nilai terrain correction muncul pada spread sheet oasis
montaj klik menu gravity – terrain correction. kemudian akan muncul dialog box Terrain
Correction untuk X channet dipilih Easting, Y Channel dipilih Nothing, dan Elevation
Channel dipilih Elevasi, klik OK agar nilai Terrain Correction muncul pada spreadsheet
Oasis Montaj. Berikut gambarnya :

Gambar 4.30 Tahap koreksi terrain

Gambar 4.31 prosesing pembuatan Terrain correction


Gambar 4.32 Langkah pemunculan terrain correction

Gambar 4.33 Data terrain correction pada database


Langkah berikutnya dilakukan koreksi anomaly bourger untuk mendapatkan nilai anomali
bourger lengkap. yang perlu dilakukan ialah cara klik menu Gravity-Free Air, Bouguer Step
by Step..-Bouguer Anomaly. Akan muncul dialog box Gravity Bouguer Anomaly kemudian
nilai FAA dan Terrain dimasukkan agar mendapatkan ouput yakni nilai Bouguer Anomaly
kemudian klik OK. Pada dialog box Gravity bouguer anomaly dipilih Elevasi sebagai
Ground (DEM) elevation Channel, sehingga nilai Anomali Bouguer (BA) dan Anomali
Bouguer Lengkap (C_BA) didapatkan. Berikut gambarnya :

Gambar 4.34 Proses bourger

Gambar 4.35 Pemilihan Channel elevasi


Gambar 4.36 Hasil akhir nilai C_BA dan BA
Setelah itu dibuat peta CBA. Hal yang perlu ditinjau ialah melihat grid cell size dengan cara
fitur direct gridding pada toolbar Grid and Image >> Gridding >> Direct Gridding. Berikut
tampilannya

Gambar 4.37 Tampilan dari direct gridding


Dari tampilan diatas direct gridding digunakan untuk mengkalkulasi grid cell size yang
perhitungannya berasal dari jarak antara titik pengukuran dibagi 4. Setelah itu kita buat nilai
sebaran anomaly CBA dengan fitur minimum curvature gridding dikarenakan menghasilkan
permukaan yang halus dari efek smoothing dan lekukan garis kontur yang paling minimal,
sehingga masih terhitung akurat. langkah yang digunakan seperti direct gridding namun
minimum curvature yang dipilih. Berikut tampilan dari minimum curvature :

Gambar 4.38 tampilan minimum curvature gridding anomaly CBA


Setelah itu OK dan berikut hasilnya :

Gambar 4.39 Nilai sebaran anomaly CBA


Setelah itu dibuat nilai sebaran elevasi berdasarkan warna, berikut hasilnya :
Gambar 4.41 Tampilan minimum curvature gridding elevasi

Gambar 4.41 Nilai elevasi berdasarkan warna


Setelah itu dilakukan pemisahan anomaly regional dan residual dengan menggunakan fitur
magmap pada toolbar GX. Pilih GX >> Load >> magmap, berikut tampilannya :
Gambar 4.42 Peng-loadan menu magmap pada GX
Kemudian melakukan analisis spectrum Fast Fourier Transform (FFT). Analisis spectrum
dilakukan untuk melihat respon anomaly yang berasal dari zona regional, residual, dan noise
sehingga kedalaman dari anomaly gravitasi dapat diestimasi. Metode analisis spectrum
menggunakan transform Fourier berguna untuk mengubah suatu fungsi dalam diskrit
menjadi suatu fungsi dalam bilangan gelombang atau frekuensi. Analisis spekturm
dilakukan dengan membuat lintasan yang dianggap mewakili daerah penelitian. Untuk
menampilkan peta preprocessing FFT, klik menu “MAGMAP” >> “Interactive Filtering”
>> “Prepare Grid”, kemudian akan muncul dialog box “FFT2 grid pre-processing”. Pada
“Name of Input (Original) Grid File” diisi “CBA” dan “Name of Output (Pre-Processed)
Grid File” diberi nama “PREPOCESSING” sehingga akan muncul peta preprocessing untuk
FFT. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.43 tampilan pre-processing FFT
Setelah itu klik menu “MAGMAP” >> “Interactive Filtering” >> “Forward FFT” yang
kemudian muncul dialog box FFT2IN dengan memasukkan peta preprocessing hasilnya
seperti berikut:

Gambar 4.44 Tampilan pada step forward FFT memasukan hasil grid preprosesing
Setelah itu lanjut pada “MAGMAP” >> “Spectrum Calculation and Display” >> “Display
Spectrum”, yang akan memunculkan dialog box “create a spectrum map” spektrum file yang
telah dibuat dimasukan pada “input spectrum file name” setelah itu akan dihasilkan grafik
Analisa spektrum yang digunakan untuk meng analisis trend data, dimana anomaly regional
meloloskan frekuensi rendah sedangkan residual meloloskan frekuensi tinggi. Pada grafik
Analisa spektrum digunakan untuk menentukan perpotongan antara kedua anomaly tersebut
yaitu anomaly regional dan residual. Anomaly regional yang curam sedangkan anomaly
residual yang landai. Berikut gambar dari grafik tersebut :

Gambar 4.45 Grafik Analisa spektrum

Gambar 4.46 Grafik Analisa spektrum yang dibagi regional dan residual
Menganalisa grafik diperlukan untuk mengetahui bagaimana batas anomaly regional dan
residual pada data CBA, yang selanjutnya akan digunakan untuk pem-filter dan
menggunakan filter butterword untuk mendapatkan anomaly regional. karena dapat
memberikan harga respond yang maksimal flat pada frekuensi yang dilewatkan (passband)
dan harga yang nol pada frekuensi yang ditapis. Menggunakan filter Butterworth, dapat
dilakukan tapis lolos tinggi dan tapis lolos rendah. Signal yang diloloskan adalah signal yang
memiliki panjang gelombang lebih kecil dari panjang gelombang cutoff. Filter Butterworth
berfungsi untuk mereduksi anomali-anomali untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas.
Berikut langkahnya menggunakan fitur Interactive FFT pada MAGMAP berikut
tampilannya :

Gambar 4.47 Tampilan interactive FFT


Gambar 4.48 Pemisahan anomaly regional dan residual berdasarkan nilai grafik spectrum
Setelah itu kita buat nilai sebaran anomaly regional dengan cara berikut regional klik
“MAGMAP” >> “Interactive Filtering” >> “Apply Filter”, kemudian akan muncul dialog
box ”FFT2FLT” memasukkan nama output dengan “Regional_Grav_Amma” >> OK.
Berikut merupakan tampilan sebaran anomaly regional :
Gambar 4.49 Tampilan dialog box FFT2FLT

Gambar 4.50 Hasil sebaran anomaly regional


Setelah didapat nilai anomaly regional lalu dipisahkan menggunakan fitur di toolbar yaitu
gridmath dimana secara sederhana anomaly CBA merupakan penjumlahan anomaly
regional dan residual. Langsung saja kita definisikan G0 adalah anomaly residual, a adalah
anomaly CBA dan b adalah anomaly regional, tinggal a – b = G0. Berikut hasilnya :

Gambar 4.51 pemisahan anomaly CBA dengan Regional yang menghasilkan anomaly
Residual
Setelah itu berikut merupakan hasil sebaran anomaly Residual :

Gambar 4.52 hasil sebaran anomaly Residual


Setelah didapat semua komonen sebaran anomaly maka kita buat sebaran anomaly menjadi
sebuah peta yang jelas agar lebih mudah dibaca dan diberikan legenda mengenai nilai warna,
berikut hasilnya :

Gambar 4.53 Peta elevasi berdasarkan warna

Gambar 4.54 Peta anomaly CBA


Gambar 4.55 Peta anomaly Regional

Gambar 4.56 Peta anomaly Residual

Anda mungkin juga menyukai