Anda di halaman 1dari 25

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Pada praktikum kali ini pengolahan data gravity dilakukan dengan memanfaatkan beberapa
software. Antara lain adalah Excel yang digunakan untuk mengolah data gravity, membuat grafik
dan korelasi, kemudian ada pula global mapper untuk mengolah data DEMNAS untuk
mendapatkan hasil regional dan residual. Kemudian, ada oasis montaj yang digunakan untuk
mengolah data UTM X, Y, dan Z yang kemudian akan dihasilkan Terrain Correction serta nilai
CBAnya. Melalui hal tersebut, data kemudian dapat diolah secara gridding maupun kriging dan
kemudian didapatkan hasil peta kontur baik regional maupun residual. Lalu, ada surfer yang
digunakan untuk mengubah UTM X, Y, Z ke bentuk file gridding surfer. Kemudian ada grablox
yang digunakan untuk permodelan 2D dengan hasil akhir peta kontur dan bloxer digunakan untuk
permodelan 3D.

3.2 Langkah Kerja


3.2.1 Pembuatan Kontur CBA
1. Mencari Data Anomali Regional dan Residual, Siapkan data UTM X dan UTM Y.
2. Buka software Global Mapper dan pilih open data.
3. Input peta DEMNAS.

Gambar 3.2 Input peta DEMNAS

4. Proyeksikan data dari Geographic ke UTM zona -49 atau 49s.


5. Pilih export lalu tekan export elevation grid kemudia pilih format surfer grid v7.
6. Export bounds, pilih UTM, input nilai utara, selaran, barat dan timur anomali regional
untuk mendapatkan data regional, kemudian save. Ulangi proses ini pada data residual
7. Simpan data excel dalam format .xls.
8. Buka software Oasis.
9. Pilih project baru, beri nama dan save.
10. Kemudian pilih file, pilih import, pilih excel spreadsheet, kemudian pilih single sheet.

Gambar 3.3 Import Excel

11. Pilih file excel yang ingin input.

Gambar 3.4 Input File Excel

12. Buka Grid dan image, buka kriging, masukkan data dan masukkan nilai grid cells sixe 190.
Gambar 3.5 Griding and Image

13. Buka Maps tool - symbol - Color Legend Bar.

Gambar 3.6 Hasil Kriging

Gambar 3.7 Color Legend Bar


Gambar 3.1 Hasil grid CBA (Complete Bouguer
Anomaly)

3.2.2 Filtering Residual dan Regional


1. Membuat database dalam satu folder
2. Menu Database dan import data melalui excel dan pilih single sheet

Gambar 3.1
3. Memilih file excel dengan format .xls. Kemudian, mencentang kolom-kolom yang
diperlukan untuk diimport
Gambar 3.2
4. Membuat koordinat x,y, dan z berdasarkan data UTM yang ada di excel.

Gambar 3.3
5. Pada koordinat sistem pilih projected (x, y) kemudian memilih zona UTM 49S pada
projected method kemudian tekan ok

Gambar 3.4
6. Grid and Image, kemudian klik gridding dan memilih opsi kriging. Pada channel to grid
pilih CBA, kemudian menuliskan nama file output grid. Pada grid cell size tulis jumlah
data yang dimiliki yaitu 181
Gambar 3.5
7. Peta penampang CBA

Gambar 3.6
8. Kemudian memilih Load menu dan pilih magmap.omn yang berguna untuk memproses
filtering yang berguna untuk memisahkan anomali regional dan anomali residual

Gambar 3.7
Gambar 3.8
9. Pilih interaktif filtering yang berada pada menu magmap, kemudian memilih prepare grid

Gambar 3.9
10. Inpur data hasil kriging dan CBA, kemudian memberi nama untuk output, selanjutnya
klik start . Akan muncul file pre proses dalam bentuk peta.

Gambar 3.10
11. Selanjutnya, pilih forward FFT yang berada di bawah menu prepare grid. Pada FFT dapat
menginputkan data hasil pre proses sebelumnya, kemudian klik ok
Gambar 3.11
12. Pilih radial average spectrum. Kemudian, input data dari hasil FFT maka akan muncul
output berupa spectrum file (.spc)

Gambar 3.12
13. Pilih menu spectrum calculation and display untuk menampilkan hasil spektrum dari
proses sebelumnya. Kemudian pilih menu display spectrum. Kemudian input (.spc)
sebelumnya,

Gambar 3.13
14. Grafik spektrum, yang menunjukkan sumbu x adalah nilai k dan sumbu y adalah ln(P),
dimana k merupakan wavenumber. Zona regional yang dicirikan dengan trane line yang
menukik dan menentukan zona residual yang dicirikan dengan trane line yang agak
melandai serta noise yang dicirikan dengan trane line yang mendatar.
Gambar 3.14
15. Output nilai spectrum berupa file dengan format PKCS #7 Certificates. Selanjutnya buka
file tersebut menggunakan notepad.

Gambar 3.15
16. Salin data yang ditampilkan notepad menuju microsoft excel, lalu pisahkan column-nya.

Gambar 3.16
17. Buat grafik k terhadap ln(p) menggunakan scatter plot, untuk sumbu x adalah k dan
sumbu y adalah ln(p).
Gambar 3.17
18. Setelah muncul grafik, tentukan regional dan residual

Gambar 3.18
19. Selanjutnya munculkan trendline, ambil nilai koefisien x pada persamaan garis regional
dan kali dengan seribu untuk mengubah ke meter, dari hasil perkalian tersebut dibagi
dengan (4*π()) sehingga menghasilkan kedalaman regional.

Gambar 3.19
20. Buka oasis montaj, pilih menu magmap, magmap 1-step filtering. Kemudian, input data
cba awal, lalu pilih output anomali regional dan pilih filter upward continuation.
Gambar 3.20
21. Tekan filter dan pilih upward continuation pada filter 1, masukkan nilai dua kali regional
pada kolom distance to upward continuation, lalu tentukan nama yang mudah pada
kolom control file name, lalu tekan ok. Tambahkan nilai dua kali regional yang diperoleh

Gambar 3.21

Gambar 3.22
22. Pilih menu grid and image, lalu pilih grid math, kemudian tulis G0 = G1 - G2, lalu tekan
ok dan akan memunculkan residual.
Gambar 3.23
23. Anomali residual.

Gambar 3.24

3.2.3 Visualisasi permodelan 2D


1. Selanjutnya pilih fitur load menu, lalu cari gmsys.onm. Kemudian pilih Open.

2. Pilih fitur GM-sys lalu pilih new model lalu pilih form map profile, berguna
untuk membuka map baru untuk membuat sayatan.

3. Selanjutnya buat garis sayatan bebas di grid peta residual yang sudah dibuat
sebelumnya, kemudian dengan klik kiri lalu diakhiri dengan klik kiri dan
langsung klik kanan. Lalu pilih done, kemudian dalam setting new GM-Sys
model a map profile, input gravity grid dengan file GRD residual, input
gravity elevation grid dan topoghraphy grid dengan file kriging CBA sesuai
densitas, kemudian klik finish.

4. Kemudian akan muncul setting earth magnetic field, jika tidak tahu berapa
nilai magnetic tetap suatu daerah yang diinputkan dalam pengolahan maka
input angka 0 lalu klik OK.

5. Selanjutnya adalah permodelan 2D fitur GM-Sys dimana depth merupakan


visualisasi bentuk kontur permukaan di daerah yang kita olah, lalu pilih fitur
split block berfungsi untuk menentukan lapisan serta ketebalan lapisan sesuai
interpertasi pengolah, kemudian setelah itu klik lapisan yang dibuat lalu pilih
examine untuk memilih densitas batuan yang terdapat pada lapisan dan juga
mmilih jenis batuan dominan yang terdapat pada peta formasi geologi.

6. Buat interpertasi lapisan sesuai informasi dari peta formasi geologi sekitar.
Bentuk lapisan sampai error yang ada mendekati error yang ditentukan (disini
error maksimal 5)

3.2.4 Visualisasi permodelan 3D


1. Software Grablox dibuka dan kemudian diubah pengaturan dibawah tombol
update menjadi Preserve.

2. Selanjutnya nilai X dan Y position diisi dengan nilai X dan Y minimum.


Sedangkan Z diisi dengan nilai 0 karena tidak menggunakan topografi.
3. Sedangkan untuk X dan Y size-nya diisi dengan nilai selisih X maupun Y
minimum dan maksimumnya. Sedangkan untuk nilai Z size-nya diisikan
dengan nilai berdasarkan perhitungan kedalaman regional dari data yang
terukur.
4. Untuk nilai X, Y, dan Z divis-nya secara berturut-turut diisi dengan nilai 20,
20, dan 25.
5. Untuk Bg. density diisikan dengan nilai 2,8 sedangkan untuk Parameter
Density diisi dengan nilai densitas dari kerak bumi yaitu sebesar 2,67.
6. Untuk nilai X dan Y stepnya diisi dengan nilai X dan Y spacing-nya yaitu
sebesar 0,18. Perlu diingat untuk setiap penginputan nilai harus dilakukan
Update secara berkala untuk menghindari error.
7. Kemudian untuk bagian Edit > Min/Max value > Ubah menjadi 1,3 hingga
3,0.
8. Selanjutnya dilakukan perubahan pada Base, Density, dan Occured Density
serta tidak lupa untuk mengganti bagian None menjadi All Coefficient.
9. Adapun hasil-hasil dari pemodelan adalah sebagai berikut.
10. Buka Bloxer.
11. Buka data yang telah dihasilkan dari pengolahan terakhir di Grablox.
12. Atur Volumetric viewnya dengan menambahkan centang > Klik Change.
13. Sesuaikan hasil dengan melakukan adjusting pada bagian Horizontal, Vertikal,
dan Vertical Scale. Sehingga, dihasilkan hasil berikut.
Sayatan X

Sayatan Y
Seluruh proses tersebut diulang untuk proses data CBA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Hasil Global Mapper

4.1.2. Hasil Oasis Montaj


4.1.3. Hasil Surfer 16

4.1.4. Hasil Grablox


1.
4.1.5. Hasil Bloxer
Sayatan X

Sayatan Y

4.2 Pembahasan

Analisis spektral adalah teknik untuk menentukan frekuensi sinyal. Ada beberapa alat
analisis spektral di Microsoft Excel, termasuk Fast Fourier Transform (FFT) dan alat analisis
spektral. Ungkapan "regional" dan "residual" digunakan dalam analisis spektral untuk merujuk
pada dua komponen utama spektrum sinyal. Komponen regional berisi informasi tentang
frekuensi umum atau dominan sinyal dan biasanya terletak di bagian spektrum yang curam,
sedangkan komponen residual berisi informasi tentang frekuensi sinyal yang tidak umum atau
dominan dan biasanya terletak di bagian miring dari spektrum. spektrum. Beberapa jenis analisis
spektrum, seperti analisis spektral spasial untuk citra satelit, regional, dan komponen residual,
dapat digunakan untuk menyempurnakan atau mengklarifikasi informasi dalam data. Dalam
analisis spektrum, daerah daerah terdapat pada penampang garis trend yang curam dengan nilai
koefisien y = -5.8927x + 4.4296, R2 = 0.9438, sedangkan daerah residual ditempatkan pada
daerah garis trend yang melandai dengan nilai koefisien y = - 4,1756x + 2,887, R2 = 0,978.

Perhitungan dan deskripsi spektrum Complete Anomaly Bouguer (CBA) dilakukan di


Oasis Montaj. Garis tren yang curam mengungkapkan regional, dan garis tren yang ringan
menunjukkan residu, seperti temuan spektrum di excel. Hasil analisis spektral akan ditampilkan
dalam bentuk tampilan spektrum yang dapat digunakan untuk mempelajari komponen frekuensi
dari data serta menampilkan komponen regional dan residual secara mandiri untuk memperjelas
informasi dalam data. Menampilkan komponen sisa, misalnya, menunjukkan area interferensi
atau derau dalam data, sedangkan menampilkan komponen regional mengidentifikasi tren
geografis atau geologis yang mendasarinya. Nilai koordinat x pada temuan grafik spektrum
mewakili atau mempengaruhi CYC/K_unit, sedangkan nilai koordinat y mewakili atau
mempengaruhi Ln_P, dimana K adalah bilangan gelombang dari analisis FFT. Grafik Estimasi
Kedalaman adalah representasi visual dari hasil FFT. Data yang terkumpul harus diolah lagi di
Microsoft Excel untuk memisahkan komponen regional dan residual. Setelah pemisahan,
dihasilkan nilai kedalaman regional, yang kemudian difilter (kelanjutan ke atas) untuk
menghasilkan gambaran regional dan residual dari CBA.
BAB V
KESIMPULAN

Frekuensi sinyal dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk analisis spektral
spasial untuk data spasial seperti pencitraan satelit. Spektrum sinyal memiliki dua komponen
utama dalam analisis spektral: domain dan komponen residual. Komponen domain berisi
informasi tentang frekuensi dominan atau umum sinyal, sedangkan komponen residual berisi
informasi tentang frekuensi sinyal yang kurang dominan atau tidak biasa. Sinyal Sinyal. Hasil
analisis spektral dapat digunakan untuk memodifikasi atau mengklarifikasi informasi dalam
materi. Perhitungan CBA dan plot spektral dilakukan di Montaj Oasis, di mana hasil spektral
umumnya menunjukkan tren komponen regional yang tinggi dan tren penurunan komponen sisa.
Temuan analisis spektrum dapat ditampilkan sebagai tampilan spektrum, yang dapat digunakan
untuk mempelajari komponen frekuensi data serta menampilkan rentang dan komponen residu
secara mandiri untuk mengklarifikasi informasi. Pengolahan data pada Microsoft Excel dapat
digunakan untuk memisahkan data regional dan lainnya. Nilai kedalaman spasial kemudian dapat
difilter (seperti dijelaskan di atas) untuk mendapatkan citra spasial dan residual dari CBA.

Anda mungkin juga menyukai