OSEANOGRAFI FISIS
“Pengolahan Data Satelit Altimetri Menggunakan Software BRAT”
Minggu ke-10
Disusun Oleh :
Arga Ibnu Kurniawan
19/439641/TK/48371
Kelas A
B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pengolahan data Satelit Altimetri menggunakan software
Basic Radar Altimetry Toolbox (BRAT).
D. Dasar Teori
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975, ketika diluncurkannya sistem satelit
Geos-3. Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah
jangka panjang yaitu: mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es
kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Dalam konteks geodesi,
objektif terakhir dari misi satelit altimetri tersebut adalah yang menjadi perhatian. Dengan
kemampuannya untuk mengamati topografi dan dinamika dari permukaan laut secara kontinyu,
maka satelit altimetri tidak hanya bermanfaat untuk pemantauan perubahan MSL global, tetapi
juga akan bermanfaat untuk beberapa aplikasi geodetik dan oseanografi seperti yang diberikan
[SRSRA, 2001; Seeber, 1993]:
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, aplikasi satelit altimetri dalam bidang geodesi dan
bidang terkait lainnya antara lain penentuan topografi permukaan laut (SST), penentuan
topografi lapisan es, penentuan karakteristik dan pola arus, pasut, dan gelombang, penentuan
penentuan kecepatan angin di atas permukaan laut, penentuan geoid di wilayah lautan,
penentuan batas laut dengan lapisan es, serta unifikasi datum tinggi di wilayah kepulauan.
Yang dimaksud dengan SST (Sea Surface Topography) adalah deviasi muka laut dari
permukaan geoid, yaitu perbedaan dalam tinggi ellipsoid antara permukaan laut dengan
permukaan geoid. SST sendiri dapat dibagi atas dua komponen, yaitu komponen statik dan
dinamik. Komponen statik terutama disebabkan oleh arus laut, efek meteorologis, serta
inhomogenitas pada distribusi salinitas dan temperatur air laut. Sedangkan komponen dinamik
terutama disebabkan oleh fenomena gelombang, pasang surut, dan variasi tekanan udara.
Pada pengamatan dengan satelit altimetri yang teramati pada saat pengukuran adalah SST
sesaat, sedangkan yang ingin diketahui umumnya adalah SST statik. Untuk memperolehnya
maka dilakukan pengamatan dalam fungsi waktu kemudian dilakukan perata-rataan. Satelit
altimetri juga dapat dimanfaatkan untuk mempelajari variasi SST terhadap waktu dalam skala
spasial regional, mempelajari variasi dari MSL (Mean Sea Level) terhadap waktu, menentukan
variasi spasial dari anomali gaya berat (gravity anomaly), mengestimasi kecepatan dan pola arus
laut, mengestimasi tinggi gelombang signifikan dan juga kecepatan angin.
E. Langkah Kerja
Gambar 1.1
Gambar 1.2
2. Mengunduh software BRAT dengan versi yang cocok dengan device yang digunakan pada
website http://www.altimetry.info/toolbox/install_yes/ kemudian melakukan instalasi
program
Gambar 1.3
3. Membuka software BRAT lalu membuat workspace baru dengan klik Workspace New
Memberi nama dan memilih direktori penyimpanan Create
4. Membuat dataset baru dengan klik ikon New Dataset Memberi nama dataset baru
OK
Gambar 1.4
5. Memanggil data yang akan diolah di dalam software BRAT dengan klik ikon Add Files
Gambar 1.5
6. Membuat filter spasial dan temporal dengan klik tab Filters pada Workspace Elements
Create filter Memberi nama Filter OK
Gambar 1.6
7. Melakukan filter spasial dengan cara klik fitur Selection Tool memilih luasan area
Gambar 1.8
8. Melakukan filter temporal dengan memilih Use Dates Mengisikan Start dan Stop jangka
waktu yang diinginkan
Gambar 1.9
9. Jika ingin menyajikan data SSH, SWH, SLA, atau lainnya dapat dilakukan dengan membuka
menu Operations klik Quick Pilih dataset dan filter pilih field data yang ingin
disajikan klik Map atau Plot tergantung pada bentuk sajian data yang diinginkan
Gambar 1.10
F. Hasil dan Pembahasan
Pada tugas kali ini, operasi yang digunakan dalam pengolahan data satelit altimetry adalah
SSH (Sea Surface Height). Setelah dilakukan operasi, didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil analisis BRAT diketahui bahwa nilai SSH perairan Indonesia berkisar pada
-40 hingga 60. Nilai SSH didapat dengan pengurangan nilai H (posisi satelit terhadap refrensi
ellipsoid), dengan nilai S range (jarak satelit ke permukaan laut sesaat). Sehingga dapat kita
ketahui bahwa pada grafik(2D & 3D) dan peta, warna biru yang semakin gelap menunjukkan
nilai SSH yang semakin kecil dan warna merah yang semakin terang menunjukkan nilai SSH
yang semakin tinggi.
A. Kesimpulan
Pengolahan data satelit altimetri Jason-2 dapat dilakukan menggunakan software Basic
Radar Altimetry Toolbox (BRAT). Data yang dibutuhkan untuk pengolahan dapat diunduh
melalui website AVISO+ maupun dari situs-situs altimetry lainnya. Setelah dilakukan
pengolahan, didapatkan nilai SSH (Sea Surface Height) pada wilayah Indonesia yang disajikan
dalam grafik 2D, grafik 3D. dan peta.
Daftar Pustaka