Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Survei GNSS Minggu-4

“Analisis Bias dan Kesalahan Data GNSS”


Nama : Arga Ibnu Kurniawan
NIM : (19/439641/TK/48371)
Kelas B
1. Perekaman data koordinat Borobudur
Titik BM5 BM6 BM7

Quality
Check

Tabel 1 Distribusi Kesalahan Satelit GNSS Titik BM Borobudur


Titik Rata-rata Pergerakan Rata-rata Pergerakan IOD Slips IOD Slips or MP Kesalahan Paling Kesalahan Paling
MP1 MP2 Slips Sering Jarang
BM5 1.307995 m 1.181383 m 13 25 (no A/S; L1 C/A L2 (lite) missing data
P2), (no A/S; L1 C/A) epoch(s)

BM6 1.404302 m 1.346073 m 70 102 (MP1 and MP2 or Multipath MP2 slip
MP15 and MP51 slips), only

Ionospheric phase slips


BM7 0.466551 m 0.516713 m 1 3 (no A/S; L1 C/A L2 Receiver clock slip
P2), (MP1 and MP2 or
MP15 and MP51 slips)

Tabel 2 Distribusi Kesalahan Multipath dan Ionosfer Satelit GNSS Titik BM Borobudur

Hasil Quality Check pada BM 5 , ditunjukkan bahwa satelit nomor 20 memiliki jumlah kesalahan terbanyak yaitu 15 kesalahan
dengan kode : c (5), 2 (3), I (6), M (1). Dari seluruh satelit pada plot data tersebut, kesalahan yang paling banyak muncul adalah
I (6) yaitu kesalahan karena ionosphereric phase slip.

Hasil Quality Check pada BM 6 , ditunjukkan bahwa satelit nomor 12 memiliki jumlah kesalahan terbanyak yaitu 23 kesalahan
dengan kode : 1(2), 2(3), I(6), c(8), M(4). Dari seluruh satelit pada plot data tersebut, kesalahan yang paling banyak muncul
adalah c (8) yaitu kesalahan karena tidak ada sinyal (no A/S; L1 C/A).

Hasil Quality Check pada BM 7 , ditunjukkan bahwa satelit nomor 32 memiliki jumlah kesalahan terbanyak yaitu 24 kesalahan
dengan kode : c(9), 1(6), I(1), M(2), -(5). Dari seluruh satelit pada plot data tersebut, kesalahan yang paling banyak muncul adalah
c (9) yaitu kesalahan karena tidak ada sinyal (no A/S; L1 C/A).
2. Stasiun CORS Parangtritis, Gamping (JOGS)

Day 13 14 15 16 17
of
Year
Quali
ty
Chec
k

Tabel 3 Distribusi Kesalahan Satelit GNSS Stasiun CORS Parangtritis


DOY Moving Average Moving Average IOD IOD Slips or Kesalahan Paling Sering Satelit Paling
MP1 (m) MP2 (m) Slips MP Slips Banyak
Kesalahan
13 0.748665 0.495583 218 287 (no A/S; L1 C/A L2 P2) 6
ionospheric phase slips
14 0.728858 0.516517 191 248 (no A/S; L1 C/A L2 P2) 6
ionospheric phase slips
15 0.762025 0.579396 202 270 (no A/S; L1 C/A L2 P2) 6
ionospheric phase slips
16 0.827754 0.619979 208 260 (no A/S; L1 C/A L2 P2) 6
ionospheric phase slips
17 0.787410 0.745988 197 247 (no A/S; L1 C/A L2 P2) 6
ionospheric phase slips
Tabel 4 Distribusi Kesalahan Multipath dan Ionosfer Satelit GNSS Stasiun CORS Parangtritis
Nilai MP1 dan MP2 merupakan multipath yang merupakan kombinasi linear antara pengamatan pseudorange dan carrier phase, yang menunjukkan multipath
pseudorange L1 untuk pengamatan kode C/A atau P, dan multipath pseudorange L2 untuk pengamatan kode P. Sementara itu, IOD slips, IOD or MP slips adalah
efek dari kondisi atmosfer terutama pada lapisan ionosfer yang mempengaruhi kecepatan sinyal GPS dari satelit ke receiver.
Kesalahan pada MP1, MP2, IOD dan IOD Slips or MP Slips dipengaruhi oleh nilai DOP, tetapi untuk kesalahan IOD sendiri lebih dipengaruhi oleh kondisi dari
atmosfer pada lapisan ionosfer, dimana pada lapisan ini radiasi ultraviolet dari matahari mengionisasi molekul-molekul gas yang kemudian menghasilkan elektron
bebas yang mempengaruhi transfer sinyal dari satelit ke receiver dan juga sebaliknya. Sedangkan untuk kesalahan MP1 dan MP2 lebih dipengaruhi oleh nilai
DOP, apabila nilai DOP yang diperoleh makin kecil maka akurasi dari posisi makin tinggi.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada pada perekaman koordinat BM Borobudur memiliki nilai MP1 dan MP2 yang kurang baik dikarenakan
nilai DOP yang tinggi, dan number of satellites yang sedikit saat dilakukan perekaman data. Faktor lainnya juga dipengaruhi dengan lama perekaman koordinat
GNSS yang menghasilkan rerata nilai yang kurang baik. Sebaliknya dengan Stasiun CORS Parangtritis yang memiliki nilai MP1 dan MP2 yang baik dikarenakan
nilai DOP yang kecil, dan number of satellites yang cukup banyak saat itu serta lama perekaman koordinat GNSS yang dilakukan 24 jam menghasilkan nilai
rerata yang baik.
Berdasarkan data yang dihasilkan MP1, nilai maximum berada pada DOY 216 sebesar 0,827754 mdan nilai minimum berada pada DOY 214 sebesar 0,728858
m. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa range atau selisih nilai maksimum dan minimum dalam time series tersebut tidak terlalu besar yaitu hanya sebesar
0.098896 m. Hasil plotting pada grafik dapat dilihat bahwa nilai moving average MP1 cukup stabil.
Berdasarkan data yang dihasilkan MP2, nilai maksimal berada pada DOY 217 sebesar 0,745988 m dan nilai minimum berada pada DOY 213 sebesar 0,495583
m.
Dari hasil quality check nilai moving average MP 1 dan MP 2 dari 5 hari pengamatan menghasilkan nilai lebih dari 0.5 m sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilainya tidak cukup balk yaitu dengan moving average sebesar 0,681607 m. Suatu data dapat dikualifikasikan baik apabila nilai IOD slips dan IOD or
MP slips < 100. Dari 5 hasil data QC, dilihat bahwa kelima DOY sama-sama memiliki nilai IOD slips dan IOD or MP slips > 100, dimana dapat dikatakan bahwa
data tersebut dikualifikasikan tidak cukup baik.
Tetapi untuk hasil grafiknya cukup stabil
Lokasi Borobudur CORS Parangtritis
MP1
dan MP1 dan MP2
MP2 MP1 dan MP2 Parangtritis
Borobudur 0.9
1.6 0.8
1.4 0.7
1.2 0.6
1 0.5
0.8 0.4
0.6 0.3
0.4 0.2
0.2 0.1
0 0
BM5 BM6 BM7 213 14 15 16 17
DOY DOY

MP1 (m) MP2 (m) MP1 (m) MP2 (m)

IOD
dan IOD dan IOD/MP Slips IOD dan IOD/MP Slips
IOD/M Borobudur Parangtritis
P 120 350
Slips 100 300
80 250
200
60
150
40
100
20 50
0 0
BM5 BM6 BM7 13 14 15 16 17
DOY DOY

IOD IOD/MP IOD IOD/MP

Tabel 1.3 Perbandingan Grafik MP1, MP2, IOD dan IOD Slips or MP Slips

Anda mungkin juga menyukai