Oleh :
Arizal Achmad Fauzi (15114027)
2. Jelaskan peranan kombinasi linear data fase GPS dalam proses resolusi
ambiguitas fase !
3. Jelaskan keuntungan adanya 3 sinyal GPS nantinya, yaitu L1, L2 dan L5,
baik dalam proses resolusi ambiguitas fase maupun dalam penentuan posisi
dengan GPS !
Jawaban
o One-Way
Data pengamatan One-Way atau yang sering disebut OW adalah data pengamatan dasar
dari suatu pengamatan ke satu satelit pada frekuensi. One way menggunakan prinsip
pengamatan differensial dengan pengamatan umumnya terhadap jarak fase (phaserange)
satelit. Fase dapat dipercepat maupun diperlambat. Fase dipercepat di daerah ionosfer
untuk mereduksi kesalahan ionosfer, sedangkan fase diperlambat untuk mendapatkan data
pengamatan yang lebih banyak. Data pengamatan OW dapat dirumuskan oleh persamaan :
One-Way Pseudorange
One-Way Phase
o Single Difference
Data pengamatan Single-Difference atau yang sering disebut SD adalah hasil
pengurangan dua data OW atau data pengamatan SD adalah selisih antara dua data
pengamatan OW. Jadi dalam hal ini dua data OW ditransformasikan menjadi satu data
pengamatan SD. Berdasarkan pada cara pengurangan dua data pengamatan OW, dikenal
tiga jenis data SD, yaitu: antar pengamat, antar satelit, dan antar epok. Ketiga SD tersebut
akan dijelaskan berikut ini :
Data SD antar pengamatan
Data SD antar satelit
o Double Difference
Data pengamatan Double-Difference atau yang sering disebut DD adalah hasil
pengurangan dua data SD atau selisih dua data pengamatan SD. Jadi dalam hal ini empat
data OW ditransformasikan menjadi satu data pengamatan DD. Berdasarkan pada cara
pengurangan dua data pengamatan SD, dikenal tiga jenis data DD, yaitu pengamat-satelit
DD, satelit-epok DD, dan pengamat-epok DD. Karakterisitik dari ketiga jenis data
pengamatan DD tersebut akan dijelaskan berikut ini :
Data DD pengamat-satelit
Data DD pengamat-epok
Data DD satelit-epok
o Triple Difference
Data pengamatan TD adalah selisih waktu antara dua data pengamatan DD. Dalam hal
ini, delapan data OW ditransformasikan menjadi satu data pengamatan TD. Tidak
tergantung pada cara pengurangan antara dua data pengamatan DD, hanya dikenal satu
jenis data pengamatan TD dapat diilustrasikan.
Data TD pengamat-satelit-epok
2. Peranan kombinasi linear data fase GPS dalam proses resolusi ambiguitas fase
Untuk mendapatkan ketelitian posisi yang lebih tinggi, dapat dilakukan
pengkombinasilinieran dari data pengamatan GPS pada frekuensi yang berbeda (L1 dan L2).
Proses ini umumnya dilakukan terhadap data fase untuk mendapatan ambiguitas fase dari
hasil pengamatan fase sinyal sinyal GPS serta untuk menghilangkan jeda ionosfer.
Kombinasi linear dari data fase pada L1 dan L2 dinyatakan dalam bilangan bulat integer
(n,m) seperti berikut (Wubbena, 1989) :
( ) ( ) ( ) (1)
Ambiguitas fase dari sinyal kombinasi linier Nn,m terkait dengan ambiguitas fase sinyal L1
dan L2, N1 dan N2 dinyatakan sebagai berikut :
(2)
Fungsi dari frekuensi dan panjang gelombang sinyal L1 dan L2 terhadap frekuensi dan
panjang gelombang sinyal kombinasi linier dapat dinyatakan sebagai berikut :
(3)
Dengan = frekuensi sinyal kombinasi linier, f1 dan f2 berturut turut adalah frekuensi L1
dan L2, = panjang gelombang sinyal kombinasi linier, 1 dan 2 berturut turut adalah
panjang gelombang sinyal L1 dan L2.
Berdasarkan persamaan persamaan tersebut, efek refraksi ionosfer orde satu dan hasil
pengaruhnya pada sinyal kombinasi dapat dihitung sebagai berikut :
(4)
(5)
Dengan C adalah parameter yang besarnya bergantung pada konsentrasi elektron yang
dihadapi oleh sinyal dalam perjalanannya dari satelit ke pengamat. Jika persamaan (5)
disubstitusikan ke persamaan (4), maka akan didapat formulasi berikut :
( ) (6)
Hasil sangat bergantung dari besarnya nilai n dan m yang diberikan. Harganya
bisa positif ataupun negatif yang berarti bahwa sinyal kombinasi linier dapat dipercepat
ataupun diperlambat oleh ionosfer.
Berdasarkan persamaan (5) dan (6), besarnya bias ionosfer pada sinyal kombinasi linier
dapat dinyatakan sebagai fungsi dari besar bias ionosfer pada sinual L1 sebagai berikut :
(7)
Dimana isf adalah faktor skala ionosfer yang dapat diformulasikan sebagai :
( ) (8)
Akibat kombinasi linier, level noise dari sinyal berubah. Jika level noise dari data sinyal
L1 dan L2 dikarakterisasi dengan standar deviasi yang sama yaitu (dalam unit panjang
gelombang), maka standar deviasi dari fase sinyal kombinasi linier dalam unit panjang (Ln,m)
dapat diformulasikan sebagai berikut :
( ) (9)
Level noise dari fase sinyal kombinasi linier dapat dinyatakan sebagai fungsi dari level
noise fase sinyal L1 dalam unit panjang, sebagai berikut :
( ) ( ) (10)
(11)
Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi yang terjadi, hanya beberapa saja yang dapat
memenuhi kriteria berikut ini :
- Ambiguitas adalah bilangan bulat (integer)
- Panjang gelombangnya relatif panjang
- Efek dari refraksi ionosfer kecil
- Noise dari pengamatan tetap kecil
1/2
Signal n m VI
cm cm mm
L1 1 0 19 19 0.779 3
L2 0 1 24.4 12.2 1.283 3.9
L, 1 -1 86.2 43.1 -1 19.4
LY 1 1 10.7 5.4 1 2.1
L12 -1 2 34.1 34.1 2.168 12.1
L32 3 -2 13.2 13.2 0.234 7.6
L43 4 -3 11.4 5.7 0.07 9.1
L97 9 -7 5.4 2.7 0.004 9.7
L54 5 -4 10.1 10.1 -0.055 10.3
L65 6 -5 9 4.5 -0.154 11.2
L0 - - 5.4 2.7 0 10
LI - - 10.7 5.4 2 20
3. Keuntungan penggunaan tiga sinyal GPS L1, L2 dan L5
Dengan adanya 3 sinyal GPS, akan didapatkan 3 kemungkinan kombinasi sinyal, yaitu
L1-L2, L2-L5, dan L1-L5, yang masing-masing dari kombinasi tersebut memiliki nilai
kombinasi linier yang berbeda. Ini mencakup perbedaan nilai parameter-parameter yang
merupakan fungsi dari kombinasi linier seperti panjang gelombang, efek ionosfer dan
faktor skala noise. Berarti dalam hal ini kita mendapatkan ukuran lebih untuk menentukan
resolusi ambiguitas fase. Dan seperti yang sudah saya pelajari di matakuliah Hitung
Perataan, bahwa ukuran lebih itu berguna untuk mengontrol hitungan, sekaligus
meningkatkan ketelitian dan tingkat kepercayaan parameter, dalam hal ini resolusi
ambiguitas fase. Dengan kata lain, keuntungan 3 sinyal GPS ini dalam kaitannya dalam
proses resolusi ambiguitas fase adalah mengontrol hitungan, sekaligus meningkatkan
ketelitian dan tingkat kepercayaan resolusi ambiguitas fase.
Apabila kita menentukan koordinat suatu titik dengan GPS dengan memakai data fase,
yang memang lebih teliti dibandingkan data kode, kita wajib mengetahui besarnya nilai
ambiguitas fase, yang terdapat pada suatu proses pengukuran. Untuk menentukan besarnya
nilai ambiguitas fase ini bukan hal yang mudah. Terdapat langkah-langkah yang tepat
untuk menentukan nilai ini. Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, bahwa dengan
memakai 3 sinyal GPS dapat meningkatkan ketelitian resolusi ambiguitas fase. Dengan
meningkatnya ketelitian resolusi ambiguitas fase, maka otomatis ketelitian posisi yang
dihitung oleh GPS akan meningkat.
Adanya kombinasi sinyal GPS, seperti yang dijelaskan sebelumnya, kombinasi ini akan
memberikan ketilitian ambiguitas fase yang lebih baik. Dalam penentuan posisi GPS
menggunakan data fase, ketelitian ambiguitas fase akan sangat mempengaruhi ketelitian
posisi yang akan didapat nantinya. Dengan adanya tambahan sinyal L5, yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1) Bisa meningkatkan kualitas dan spectrum dari aplikasi yang bermanfaat untuk
penjagaan keselamatan hidup (safety-of-life use)
2) Memberikan tingkat ketelitian yang lebih tinggi bagi pemakai ketika digunakan, yaitu :
a. Ketelitian yang sama seperti ketelitian untuk keperluan militer
b. Lebih tangguh dibandingkan kode L1 C/A
c. Lebih tahan terhadap interferensi
d. Empat kali lebih kuat dalam daya (power)
e. Data message yang lebih baik
f. Lebih tahan terhadap pengaruh multipath, karena data kode dimodulasikan pada
banyak frekuensi.