Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM
ELEKTROMAGNETIKA TELEKOMUNIKASI
MODUL KE-1
[POLARISASI GELOMBANG]

ANGGOTA KELOMPOK:
1. AMALIA NUR AZIZAH / 1101190012
2. NABILATUZ ZUHRIYAH / 1101190013
3. MUHAMMAD ULHAQ / 1101190014
4. RICKY YOHANES SIJABAT / 1101190015

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNOLOGI ELEKTRO DAN INDUSTRI CERDAS
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM SURABAYA
2021
I.DASAR TEORI

Polarisasi adalah tindakan atau proses yang mempengaruhi radiasi dan terutama cahaya
sehingga getaran gelombang mengambil bentuk yang pasti.Polarisasi merupakan sifat gelombang
yang dapat berosilasi dengan lebih dari satu orientasi. Gelombang elektromagnetik terdiri dari
komponen gelombang elektrik dan gelombang magnetik yang saling tegak lurus dalam arah
perambatan gelombangnya.

Sebagai penangkap gelombang elektromagnetik, digunakan Probe medan-E yang pada dasarnya
merupakan sebuah antena dipole dan sebuah detektor dioda. Antena dipole berfungsi sebagai
penyedia tegangan RF (URF) yang besarnya sebanding dengan kuat medan elektrik yang akan
dicari. Yang ditangkap oleh probe medan-E adalah gelombang medan elektrik (E) sehingga
didapat informasi berupa daya terima probe medan-E dan juga dapat diamati SWRnya
(penjelasan SWR dihalaman berikutnya). Untuk menghilangkan pengaruh frekuensi yang sangat
besar akibat adanya pengaruh kapasitansi dari antena dipole serta rangkaian lainnya, maka
antena dipole harus di damp dengan bahan resistif yang sesuai. Kuat medan elektrik dari sebuah
medan elektromagnetik (medan gelombang mikro) dapat ditentukan dengan cara meletakkan
probe medan-E pada posisi yang berbeda terhadap antena horn.
Besarnya level tegangan UREC sebanding dengan amplitudo kuat medan elektrik E di mana
probe medan-E ditempatkan. Jika kuat medan tersebut cukup kecil maka UREC akan sebanding
dengan kuadrat dari amplitudo kuat medan elektriknya.

Medan gelombang uniform yang berjalan dari arah–z mempunyai persamaan (lihat Gambar. 1 ) :

Keterangan :
Polarisasi Medan Radiasi
Medan gelombang mikro merupakan medan elektromagnetik yang terdiri atas medan elektrik E
dan medan magnetik H yang secara umum berubah terhadap posisi dan waktu.

Polarisasi adalah arah orientasi gelombang elektro-magnetik (horisontal atau vertikal) yang
relatif terhadap bidang referensi.

Macam-macam polarisasi:
1. Polarisasi Linier
Polarisasi dimana terdapat perbedaan fasa antara dua gelombang dengan amplitude bisa sama
atau berbeda.

 Contoh gelombang polarisasi vertical : Pemancar FM


 Contoh gelombang polarisasi horizontal : Pemancar TV

2. Polarisasi sirkular
Polarisasi dimana terdapat perbedaan fasa antara dua gelombang dengan amplitude yang sama

Contoh Gelombang Polarisasi Sirkular : Pada sistem komunikasi seluler misalnya pada
pemancaran gelombang radio.
3. Polarisasi Eliptic
Polarisasi dimana terdapat perbedaan fasa antara kedua gelombang dengan amplitude yang
berbeda.
POLARIZATION LOSS FACTOR (PLF)
Jika Polarisasi yang diterima oleh probe medan-E tidak sama dengan polarisasi gelombang
datang, ketidaksamaan ini disebut ketidaksesuaian polarisasi (polarization mismatch). Perbedaan
polarisasi tersebut membentuk beda sudut sebesar φ, sehingga daya terima probe medan-E akan
mengalami penurunan yang dinyatakan dengan PLF.

Jika gelombang datang memiliki polarisasi yang sesuai dengan polarisasi probe medan-e maka
PLF akan sama dengan 1 sehingga didapat daya maksimum. Lalu kapan didapat daya minimum
? (lakukan percobaan).
Pengertian S-parameter
S-Parameter (Parameter hamburan/scattering) adalah metode yang sering dipakai untuk
menggambarkan karakteristik sebuah rangkaian sebagai sebuah kotak hitam. Parameter eksternal
dari kotak hitam tersebut dapat diprediksi tanpa mengetahui komponen apa saja yang terdapat di
rangkaian dalamnya. Kotak hitam tersebut dapat terdiri dari apa saja seperti rangkaian resistor,
sebuah rangkaian jalur transmisi ataupun terdiri dari rangkaian terintegrasi. Sebuah kotak hitam
atau jaringan dapat terdiri dari sejumlah koneksi I/O (port).

Gambar diatas menunjukkan sebuah jaringan sederhana dengan hanya dua port, dimana masing-
masing port merupakan sepasang jalur terminal. S-parameter diperoleh dengan mengirimkan
sebuah sinyal frekuensi ke jaringan atau kotak hitam dan mendeteksi gelombang apa saja yang
terdeteksi dari masing-masing keluaran port. Daya, tegangan dan arus digambarkan dalam
bentuk gelombang yang berjalan pada kedua arah. Pada gelombang yang terjadi pada port 1,
sebagian dari sinyal direfleksikan kembali melalui port yang sama dan sebagian lagi keluar
melalui port yang lainnya. S-parameter digambarkan sebagai S11, S21, dan seterusnya. S11
menggambarkan sinyal refleksi pada port 1 hasil dari sinyal yang terjadi pada port 1. Penyebaran
(scattering) parameter S11 adalah rasio dari kedua gelombang b1/a1.
II.TUGAS PENDAHULUAN
III.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buka file cst “AntenaPatch_CoPolar.cst”
2. Cek frekuensi simulasi
a. Pilih menu Simulation  Frequency

b. Isikan min=1GHz dan max=2GHz

3. Atur jarak antar antena menjadi 50mm.


a. Cek jarak antar antenna

b. Pilih Menu Modeling  Pick Points  Pick Circle Center

c. Arahkan kursor ke feeding point antena-1, kemudian double klik.

d. Lakukan hal yang sama (langkah b dan c) pada feeding point antena-2.
e. Lihat jarak antara antena (disisi kiri bawah)
f. Jika ingin merubah jarak (merubah jadi 100, 150, 200, 300mm), pilih “component2” dan
“port2” pada Navigation Tree secara bersamaan.

g. Kemudian pilih menu Modeling  Transform

h. Pilih “Translate” dan isikan jarak pergeseran antenanya di kolom “Z:”


i. Isikan pergeseran jarak yang diinginkan, misal ke 100mm, berarti yang diisikan di kolom “Z:”
adalah 50, karena saat ini antenanya sudah berjarak 50mm. Jadi 50+50=100mm.
j. Kemudian klik OK.
k. Untuk jarak yang lain, bisa melakukan hal yang sama seperti langkah ke i.
l. Setelah melakukan pergeseran, jangan lupa cek ulang jaraknya dengan langkah b samapi e.
4. Jalankan simulasi.
a. Tekan “Time Domain Solver” di menu “Home”.

b. Set “Accuracy” menjadi -60 dB, kemudian klik “Start”

c. Tunggu proses simulasi sampai selesai.


5. Setelah proses selesai, lihat hasil simulasi S11 dan S21 di “Navigation Tree” (tampilan layar
sisi kiri)  1D results  S-Parameters.
6. Pilih salah satu S11 atau S21, kemudian lihat tampilan grafik disisi kanan layar.
7. Tampilkan “axis marker” untuk frekuensi 1.57 GHz
a. Pilih menu 1D Plot  Axis Marker.

b. Geser marker ke frekuensi 1.57 GHz (atau yang paling mendekati).


8. Capture hasilnya (S11 dan S21) dan catat nilai dB nya di Tabel.

9. Lakukan langkah 3 sampai 8 dengan jarak d=100, 150, 200, 300mm. Capture konfigurasi
antenanya untuk setiap jarak tersebut.

10. Lakukan langkah 1 sampai 9 untuk file:


a. AntenaPatch_CoPolar.cst
b. AntenaPatch _45DegPolar.cst
c. AntenaPatch _CrossPolar.cst
d. AntenaPatch _180DegPolar.cst
IV.HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS Tabel 1
Posisi: Co-polar
Jarak (d) 50 100 150 200 300
[mm]
S11 [dB] -18,287 -20,295 -24,193 -23,398 -24,815
S21 [dB] -4,593 -7,957 -11,262 -13,450 -16,865
Posisi: Cross-polar
Jarak (d) 50 100 150 200 300
[mm]

S11 [dB] -13,342 -16,532 -16,055 -20,016 -19,181


S21 [dB] -60,433 -65,397 -68,578 -70,385 -74,077
Posisi: 45⁰-polar
Jarak (d) 50 100 150 200 300
[mm]

S11 [dB] -8,151 -11,072 -12,636 -12,212 -12,438


S21 [dB] -7,358 -11,744 -14,570 -17,050 -20,396
Posisi: 180⁰-polar
Jarak (d) 50 100 150 200 300
[mm]
S11 [dB] -14,255 -23,299 -18,020 -22,441 -21,914
S21 [dB] -4,603 -7,852 -11,355 -13,462 -16,895
Pertanyaan Analisa:
1. Antena tersebut mempunyai polarisasi jenis? Berikan alasannya!
 Untuk co-polar dan 180deg polar memiliki grafik sinyal yang sama dimana
keduanya memiliki jenis polarisasi elips, dikarenakan arah dari kedua tidak sama
dan memiliki fasa dan amplitude yang bisa sama atau berbeda
 Untuk cross polar memiliki jenis polarisasi linier dikarena grafik menunjukkan
arah yang sama dan memiliki perbedaan fasa antar dua gelombang dengan
amplitude yang sama.

 Untuk 45deg polar sendiri memiliki jenis polarisasi melingkar dikarenakan


arahnya yang tidak beraturan dan terlihat seperti melingkar, dan menurut saya
memiliki fasa yang berbeda dan amplitude yang sama
2. Apakah pengaruh perubahan jarak antar antena?

 Iya, sangat berpengaruh sekali kepada nilai db yang dicari, dapat dilihat pada
gambar berikut :
 Jarak menggunakan 50

 Jarak menggunakan 100


Tugas:
1. Hitung semua S21 dan S11 dalam bentuk linier dan buat ulang tabelnya dalam
skala linier (bukan dB).

Linear Co-polar

Jarak (d)
50 100 150 200 300
[mm]

S11 0,0148 0.00934 0.00380 0.0038 0.00329


S21 0.347 0.1601 0.0747 0.0747 0.0205
Linear Cross-polar
Jarak (d)
50 100 150 200 300
[mm]
S11 0.0463 0.0222 0.0247 0.00996 0.01207
0.00000039
S21 0.000000905 0.00000029 0.000000138 0.000000092

Linear 45⁰-polar
Jarak (d)
50 100 150 200 300
[mm]
S11 0.1530 0.07812 0.0544 0.06008 0.01207
S21 0.1837 0.06692 0.03491 0.01971 0.009127
Linear 180⁰-polar
Jarak (d)
50 100 150 200 300
[mm]
S11 0.0375 0.00467 0.0157 0.00569 0.006435
S21 0.34649 0.1639 0.07318 0.04505 0.02043
Perhitungan :
a) Co-Polar

 50mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −18,287 =
S11 = 10 10 0,0148
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −4,593 =
S21 = 10 10 0.347
10 10

 100mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −20,295 =
S11 = 10 10 0.00934
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −7,957 =
S21 = 10 10 0.1601
10 10

 150mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −24,191 =
S11 = 10 10 0.00380
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −11,262 =
S21 = 10 10 0.0747
10 10

 200mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −24,193 =
S11 = 10 10 0.0038
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −11,267 =
S21 = 10 10 0.0747
10 10

 300mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −24,815 =
S11 = 10 10 0.00329
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −16,865 =
S21 = 10 10 0.0205
10 10
b) Cross-Polar
 50mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −13,342 =
S11 = 10 10 0.0463
10 10
(𝑆𝑆) =
S21 = 10 𝑆21 10 −60,433 = 0.000000905
10 10

 100mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −16,532 =
S11 = 10 10 0.0222
10 10
(𝑆𝑆) =
S21 = 10 𝑆21 10 −65,293 = 0.00000029
10 10

 150mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −16,055 =
S11 = 10 10 0.0247
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −68.578 =
S21 = 10 10 0.000000138
10 10

 200mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −20,016 =
S11 = 10 10 0.00996
10 10
(𝑆𝑆) =
S21 = 10 𝑆21 10 −70,358 = 0.000000092
10 10

 300mm
(𝑆𝑆) =
S11 = 10 𝑆11 10 −19,181 = 0.01207
10 10

𝑆21 (𝑆𝑆) = −74,077 =


S21 = 10 10 0.000000039
10 10
c) 45⁰-polar
 50mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −8.151 =
S11 = 10 10 0.1530
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −7.358 =
S21 = 10 10 0.1837
10 10

 100mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −11,072 =
S11 = 10 10 0.07812
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −11,744 =
S21 = 10 10 0.06692
10 10

 150mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −12,636 =
S11 = 10 10 0.0544
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −14,570 =
S21 = 10 10 0.03491
10 10

 200mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −12,212 =
S11 = 10 10 0.06008
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −17,050 =
S21 = 10 10 0.01971
10 10

 300mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −12,438 =
S11 = 10 10 0.01207
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −20,396 =
S21 = 10 10 0.009127
10 10
d) 180⁰-polar
 50mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −14,255 =
S11 = 10 10 0.0375
10 10
(𝑆𝑆) =
S21 = 10 𝑆21 10 −4,603 = 0.34649
10 10

 100mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −23,299 =
S11 = 10 10 0.00467
10 10
(𝑆𝑆) =
S21 = 10 𝑆21 10 −7,852 = 0.1639
10 10

 150mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −18,020 =
S11 = 10 10 0.0157
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −11,355 =
S21 = 10 10 0.07318
10 10

 200mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −22,44 =
S11 = 10 10 0.00569
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −13,462 =
S21 = 10 10 0.04505
10 10

 300mm
𝑆11 (𝑆𝑆) = −21,914 =
S11 = 10 10 0.006435
10 10
𝑆21 (𝑆𝑆) = −16.896 =
S21 = 10 10 0.02043
10 10
Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kesimpulannya yaitu setiap perubahan jarak
yang dilakukan akan mempengaruhi nilai dari db yang dicari, dan setiap berubahnya derajat atau
posisi dari setiap komponen akan mempengaruhi keluaran grafik yang dihasilkan dalam hal in
akan menghasilkan berbagai jenis polarisasi yang dimana hal ini disebabkan perbedaan fasa dan
amplitude yang bervariasi
Lampiran
Co-polar
50mm
100mm

150mm
200mm

300mm
Cross Polar
50mm
100mm

150mm
200mm

300mm
45derajat polar
50mm

100mm
150mm

200mm
300mm
180 derajat polar
50mm

100mm
150mm

200mm
300mm

Anda mungkin juga menyukai