Anda di halaman 1dari 10

GELOMBANG BERDIRI PADA SALURAN KOAKSIAL

1. Tujuan

1.1. Menentukan kapan distribusi muncul pada saluran.

1.2. Menjabarkan distribusi tegangan sepanjang saluran yang dibebani sebesar


impedansi karakteristiknya.

2. Diagram Rangkaian

3. Alat – alat dan Komponen yang Digunakan :

Jumlah Nama Alat Nomor Alat

1 Generator Fungsi GH.5

- 2.05.01.048.35
2 Saluran Koaksial
- 2.05.01.048.31

1 Set Kabel penghubung dan plug -

2 Kabel Banana - Banana -

1 Kabel BNC – BNC -

1 Multimeter BBC -

1 Dioda Adapter -

1 Resistor 60 ohm -

1
4. Teori Singkat

Percobaan yang berhubungan dengan distribusi tegangan sepanjang saluran,


hubung buka, hubung singkat, atau sepadan (match), telah memperlihatkan
bagaimana distribusi merupakan fungsi dari frekuensi.

Pada frekuensi f = 370 kHz, distribusi λ/4 muncul, pada f = 740 kHz distribusi
λ/2 muncul sepanjang saluran. Oleh karena itu pada f = 1500 kHz, distribusi λ
dapat diharapkan.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan dB meter ”bebas pentanahan”
(earth-free), sehingga hasil yang didapatkan adalah akurat.

Tugas Individu (Ringkasan Gelmobang Berdiri)

Gambar 1. Dua speaker yang dihidupkan dengan sumber yang sama

Pada gambar diatas merupakan contoh dimana dua speaker dengan sumber yang
sama dengan jarak 3 meter. Seorang pendengar berada pada jarak 8 meter dari
titik tengah kedua speaker. Lalu pendengar berjalan 0,35 meter tegak lurus.

Gelombang suara dari speaker pada contoh diatas meninggalkan speaker dalam
arah maju, dan kita menganggap interferensi pada titik dalam ruang di depan
speaker. Misalkan kita mengubah speaker sehingga mereka saling berhadapan dan
kemudian memancarkan suara dari frekuensi dan amplitudo yang sama. Kita
sekarang memiliki keadaan di mana dua gelombang yang identik merambat di
arah yang berlawanan dalam medium yang sama. Gelombang ini tergabung sesuai
dengan prinsip superposisi.

2
Kita dapat menganalisis situasi seperti ini dengan mempertimbangkan fungsi
gelombang untuk dua gelombang sinusoidal transversal memiliki amplitudo,
frekuensi, dan panjang gelombang yang sama tapi merambat di arah yang
berlawanan dalam medium yang sama:

dimana y1 merupakan gelombang merambat ke kanan dan y2 merambat ke kiri.


Menambahkan dua fungsi memberikan fungsi gelombang resultan y :

Ketika menggunakan identitas trigonometri

, maka persamaan diatas menjadi

yang merupakan fungsi gelombang dari gelombang berdiri. Sebuah gelombang


berdiri, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, adalah pola osilasi dengan garis
stasioner yang dihasilkan dari superposisi dari dua gelombang yang identik
merambat dalam arah yang berlawanan.[1]

Gambar 2. Pola osilasi dengan garis stasioner yang dihasilkan dari superposisi
dari dua gelombang yang identik merambat dalam arah yang berlawanan

Sebagai contoh dari tipe kedua, gelombang berdiri pada garis transmisi adalah
gelombang dimana distribusi arus, tegangan, atau kekuatan medan terbentuk oleh

3
superposisi dari dua gelombang dengan frekuensi yang sama merambat dalam
arah yang berlawanan. Efeknya adalah serangkaian simpul (perpindahan nol) dan
anti-simpul (perpindahan maksimum) pada titik tetap sepanjang saluran transmisi.
Gelombang berdiri tersebut dapat dibentuk ketika sebuah gelombang yang dikirim
ke salah satu ujung saluran transmisi dan dipantulkan dari ujung lainnya oleh
ketidakcocokan impedansi, yaitu, diskontinuitas, seperti rangkaian terbuka atau
pendek [2]. Kegagalan garis untuk mentransfer daya pada frekuensi gelombang
berdiri biasanya akan mengakibatkan distorsi atenuasi.

Contoh lain adalah gelombang berdiri di laut terbuka yang dibentuk oleh
gelombang dengan periode gelombang yang sama bergerak dalam arah
berlawanan. Ini mungkin terbentuk di dekat pusat badai, atau dari refleksi
gelombang besar di pantai, dan merupakan sumber microbaroms dan
microseisms.
Dalam prakteknya, kerugian dalam saluran transmisi dan komponen lain berarti
bahwa refleksi sempurna dan gelombang berdiri murni tidak pernah tercapai.
Hasilnya adalah gelombang berdiri parsial, yang merupakan superposisi dari
gelombang berdiri dan gelombang berjalan. Tingkat dimana gelombang
menyerupai gelombang berdiri baik murni atau gelombang berjalan murni adalah
diukur dengan Standing Wave Ratio (SWR).[3]

5. Langkah Kerja

Untuk pembacaan pada masing- masing pengukuran seri (MP1-5 = 0 = l = 100


m), level pada awal saluran (MP1 = 0 m) diberi tegangan U1 = 0 dB, dengan
saluran dihubung singkat. Saat hubung singkat dilepas, level input akan turun
sekita -7 dB pada frekuensi 370 kHz.

Perubahan level tersebut, hasil dari transformasi adalah ditentukan pada semua
frekuensi yang diberikan dan diambil dalam perhitungan ketika membuat gambar
sketsa. Untuk penuruan level yang tajam, range meter harus diubah dari 1 V (dB)
ke 300 mV (-10db).

4
Mencatat nilai-nila pengukuran pada MP 1 sampai MP 5 untuk kondisi – kondisi
berikut :

5.1. Pada f = 370 kHz, saluran hubung singkat, range 1 V.

5.2. Pada f = 370 kHz, saluran hubung buka, range 300 mV.

5.3. Pada f = 740 kHz, saluran hubung singkat, range 1 V.

5.4. Pada f = 740 kHz, saluran hubung buka, range 300 mV.

5.5. Pada f = 1500 kHz, saluran hubung singkat, range 1 V.

5.6. Pada f = 1500 kHz, saluran hubung buka, range 300 mV.

5.7. Pada f = 370 kHz, 740kHz dan 1500 kHz, untuk beban 60 ohm..

5.8. Menggambar ketiga diagram distribusi untuk 4.1 sampai 5.7 untuk
pengukuran pada titik l = 0, l = 25 m, l = 50 m, l = 75 m dan l = 100 m
pada frekuensi 370 kHz, 740 kHz dan 1500 kHz untuk saluran sepadan
(match), hubung singkat dan hubung buka.

6. Hasil Percobaan

6.1. Untuk 5.1dan 5.2.

Range 300 mV = -10 dB Range 1 V = 0 dB


Hubung Singkat Hubung Buka
MP l (m) U (dB) f (kHz) U (dB)
1 0 0 370 -10
2 25 -1 370 -11
3 50 -4.6 370 -7.7
4 75 -10.2 370 -5
5 100 -∞ 370 -4

6.2. Untuk 5.3 dan 5.4.

Range 300 mV = -10 dB Range 1 V = 0 dB


Hubung Singkat Hubung Buka
MP l (m) U (dB) f (kHz) U (dB)
1 0 -10 740 0
2 25 -8 740 -4

5
3 50 -7.5 740 -10
4 75 -15 740 -5
5 100 -∞ 740 -2

6.3. Untuk 5.5 dan 5.6.

Range 1 V = 0 dB Range 300 mV = -10 dB


Hubung Singkat Hubung Buka
MP l (m) U (dB) f (kHz) U (dB)
1 0 0 1500 -10
2 25 -2.8 1500 -12.7
3 50 -7 1500 -12.7
4 75 -3 1500 -∞
5 100 -∞ 1500 -12.7

6.4. Untuk 5.7.

MP l (m) f = 370 f =740 f = 1500 kHz


1 0 0 0 0 dB
2 25 -1 -3 -2 dB
3 50 -2 -3.2 -4.2 dB
4 75 -3.8 -4.5 -6.5 dB
5 100 -5.5 -7 -8 dB

6.5. Untuk 4.8

6
7. Analisa Data

7
Saluran koaksial yang digunakan pada waktu saluran ini mempunyai panjang

100 meter. Bila kita menengok rumus , maka apabila sebuah sinyal

mempunyai panjang gelombang 100 meter, maka sinyal tersebut mempunyai


frekuensi

Maka saluran 100 meter ini akan dilewati satu gelombang penuh pada
frekuensi 3 MHz.

Sesuai dengan teori gelombang berdiri, apabila saluran diterminasi hubung


buka, maka semua sinyal reflected mempunyai fasa yang sama dengan fasa
gelombang incident. Apabila dua buah gelombang atau lebih yang mempunyai
fasa sama dijumlahkan, maka amplitudonyya akan saling menjumlahkan. Jadi,
pada saluran yang diterminasi dengan hubung buka ini, maka gelombang yang
terukur pada titik – titik pengukuran akan mempunyai tegangan yang lebih
tinggi daripada gelombang yang terukur pada titik nol meter saluran (diukur
dari sumber sinyal).

Bila dihubung singkat pada akhir saluran, maka gelombang pantul akan
mempunyai fasa yang terbalik dengan gelombang yang datang. Apabila dua
gelombang mempunyai fasa yang berbeda, maka amplitudo keduanya akan
saling mengurangi. Sehingga tegangan gelombang yang terukur pada titik –
titik pengukuran akan lebih kecil daripada titik nol saluran (diukur dari
sumber sinyal).

8
Bila saluran mempunyai impedansi yang match, maka idealnya tidak ada
gelombang sinyal yang dikembalikan / dipantulkan kembali ke sumber
(diserap sempurna oleh beban) sehingga tidak ada pelemahan atau penguatan.
Pada praktikum ini terdapat pelemahan pada saluran yang match, dikarenakan
ada efek resistansi seri pada saluran. Sebenarnya efek resistansi ini juga ada
pada saluran yang terhubung buka dan short cicuit, namun tidak dapat terbaca
jelas dikarenakan attenuasi dan gain yang lebih besar.

8. Kesimpulan

8.1. Distribusi muncul pada saluran yang mempunyai panjang

saluran yang mempunyai panjang saluran yang sesuai dengan panjang


gelombang tersebut.

8.2. Apabila saluran dibebani oleh sebesar impedansi karakteristiknya, maka


distribusi tegangannya akan melemah berbanding lurus dengan panjang
saluran.

9
9. Referensi

http://www.scribd.com/doc/7625828/salurantransmisi, Hendro Darmono Beng,


MT

[1] Serway, Raymond A. & Jewett, John W. 2004.Physics for Scientists and
Engineers 6th edition. California : Thomson Brooks/Cole
[2] This article incorporates public domain material from the General Services
Administration document “Federal Standard 1037C”
[3] Blackstock, David T. 2000. Fundamentals of Physical Acoustics. Wiley–IEEE,
ISBN 0471319791 , 568 pages. See page 141.

10

Anda mungkin juga menyukai