PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya semua benda yang ada di sekitar dapat
bergetar, contohnya yaitu senar gitar ketika dipetik akan bergetar. Getaran yang merambat
akan menghasilkan gelombang. Apabila seutas tali dengn tegangan tertentu digunakan secara
terus-menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus
dengan arah rambat gelombang, gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua
ujung terikat, gelombang pada tali akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang
stasioner yang tampak berupa simpul dan perut. Prinsip gelombang stasioner tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menentukan cepat rambat gelombang pada tali. Selain memanfaatkan
prinsip gelombang stasioner, dapat juga menggunakan persamaan cepat rambat gelombang
pada tali.
DASAR TEORI
Gelombang mekanik adalah suatu gangguan yang berjalan melalui beberapa material atau
zat (medium) untuk gelombang itu. Ketika gelombang itu berjalan melalui medium tersebut,
partikel-partikel yang membentuk medium mengalami berbagai macam perpindahan
(pergeseran). Menurut konsep fisika, cerminan gelombang merupakan rambatan usikan,
sedangkan mediumnya tetap. Jadi, gelombang merupakan rambatan pemindahan energi tanpa
diikuti pemindahan massa medium. Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat
yang lain (dalam Halliday dan Resnick, 1987). Semua bentuk gelombang (misal gelombang pada
tali, gelombang cahaya, gelombang bunyi), secara umum memenuhi hubungan matematis sebagai
berikut:
v f ……………………………………………………….(1)
keterangan:
f = frekuensi (Hz)
Percobaan Melde menyelidiki cepat rambat gelombang transversal pada kawat atau
dawai.
Gambar 1. Rangkaian Percobaan Melde
Ketika dua gelombang yang sama merambat pada sederetan partikel (sepanjang dawai),
akan menghasilkan gejala yang disebut gelombang stasioner. Bentuk gelombang ini mungkin
dihasilkan dari gelombang longitudinal atau gelombang transversal. Ketika sebuah dawai yang
ringan, salah satu ujungnya dicantolkan pada sebuah vibrator (Gambar 1) dan ujung lainnya
diberi beban dan dilewatkan pada sebuah katrol, maka gelombang merambat menuju ke katrol
dan kemudian dipantulkan. Jika tegangan dan panjang dawai diatur sedemikian rupa, maka kedua
gelombang yang dihasilkan tadi (yang berlawanan arah), dilapiskan pada setiap lintasan pada
dawai memberikan bergantian daerah tanpa getaran N dan daerah dengan getaran maksimum A.
Lokasi N dan A masing-masing disebut Nodes (simpul) dan antinodes (perut), segment di antara
dua simpul disebut satu loop. Jika salah satu berubah, misalnya tegangan dari getaran dawai, akan
menyebabkan perubahan jumlah loop itu, yang kan menghasilkan perubahan panjang gelombang.
Kita harus mengingat kemungkinan panjang gelombang dipengaruhi oleh perubahan ukuran atau
massa dawai, atau oleh perubahan panjang dawai. Juga beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain: frekuensi dan kecepatan gelombang yang mungkin mempunyai
hubungan pada panjang gelombang. Karena itu panjang gelombang dari gelombang yang terdiri
pada kawat penggetar mungkin merupakan fungsi dari tegangan, massa kawat, frekuensi sumber
dan kecepatan gelombang. Bila salah satu ujung tali diikat pada suatu tumpuan yang tetap dan
ujung lainnya digetarkan secara terus-menerus, maka pada tali akan terjadi interferensi antar
gelombang datang dengan gelombang pantul, yang akhirnya menghasilkan gelombang berdiri
(standing wave). Pada titik pantul simpangannya sama dengan nol, karena gelombang yang
terpantul berbalik fase 180o , dan titik-titik simpul berikutnya terpisah setiap ½ λ, karena
gelombang merambat dalam medium yang sama maka baik gelombang datang maupun
gelombang pantul atau gelombang berdiri pada tali (dawai) merambat dengan kecepatan sebesar:
T v ………………………………………………………(2)
Keterangan:
T f , maka T f 1 ……………………………..…...(3)
L 2 ………………………………………………………..(4)
Keterangan:
L = panjang dawai.
Karakteristik dari gelombang berdiri adalah energi gelombang bergetar melalui suatu titik,
tetapi tidak ada perambatan energi (dalam Suardana, 2007).
BAB III
METODE PERCOBAAN
a. Manipulasi Tegangan
1. Merangkai alat seperti gambar 1.
2. Mengatur frekuensi menjadi 60 Hz pada Power Amplifier.
3. Mengukur panjang bagian dari tali yang akan bergetar dan catat panjang.
4. Memasukkan massa secukupnya di gantungan untuk membuat tali bergetar dalam
mode utama. Sesuaikan massa sampai node sangat gelap dan “bersih” (tidak bergetar).
5. Mengubah massa yang digantung sampai tali bergetar di setiap harmonic yang lebih
tinggi (untuk 2 sampai 7 segmen) dan mencatat massa ini.
b. Manipulasi Frekuensi
1. Memasukkan massa pada gantungan massa dan mencatat tegangan
2. Memvariasikan frekuensi pada Power Amplifier sampai tali bergetar dalam satu
segmen (frekuensi dasar).
3. Memvariasi frekuensi beberapa kali dan mencatat data.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
Tabel B
m = 0,025 gr
l =1m
T = 0,25 N
f (Hz) n λ (m)
10 1 2
20 2 1
30 3 0,67
40 4 0,50
50 5 0,40
60 6 0,30
70 7 0,28
80 8 0,25
90 9 0,22
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memanipulasi frekuensi sebanyak 9 kali
dengan besar frekuensi 10 Hz ; 20 Hz ; 30 Hz ; 40 Hz ; 50 Hz ; 60 Hz ; 70 Hz ; 80 Hz ; 90 Hz.
Dari manipulasi frekuensi tersebut dapat dilihat banyaknya segmen yang muncul dengan
mengkontrol massa sebesar 0,025 kg. Pada percobaan ini dapat dilihat bahwa frekuensi
berbanding lurus dengan banyaknya segmen itu berarti semakin besar frekuensi yang akan
digunakan maka semakin besar pula banyaknya segmen yang dihasilkan. Dari banyaknya
segmen yang telah diperoleh, dapat dicari nilai panjang gelombang dengan rumus λ = 2L/n.
Dan dari hasil yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan
panjang gelombang, itu berarti semakin besar frekuensi yang digunakan maka semakin kecil
panjang gelombang yang dihasilkan. Percobaan kedua ini sudah sesuai dengan teori. Hal ini
dapat terlihat jelas dengan grafik 2 dan grafik 3 di bawah ini.
Hubungan Frekuensi dengan Banyak Segmen
2.5
1.5
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1.5
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
5.1 Kesimpulan
Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
1. Massa berbanding terbalik dengan banyak segmen. Itu berarti bahwa semakin berat
massa yang digunakan, maka banyak segmen yang dihasilkan akan semakin kecil.
2. Frekuensi berbanding lurus dengan banyak segmen. Itu berarti bahwa semakin besar
frekuensi yang digunakan, maka banyak segmen yang dihasilkan akan semakin besar
pula.
3. Frekuensi berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Itu berarti bahwa semakin
besar frekuensi yang digunakan, maka panjang gelombang yang dihasilkan akan
semakin kecil.
5.2 Saran
- Gunakan massa yang tidak terlalu berat agar banyak segmen dapat terlihat jelas
- Gunakan frekuensi yang di control tidak terlalu besar agar alatnya tidak bergerak sampai
berpindah tempat
DAFTAR PUSTAKA
Tim Praktikum Eksperimen. 2020. Panduan Gelombang dan Optik. Surabaya: UNESA.
Giancoli. 1999. Fisika Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Halliday, David and Resnick. Fisika Jilid II Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.