Oleh:
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Universitas Pakuan
2021
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kebutuhan untuk melakukan perancangan sistem kontrol telah
meluas dalam berbagai bidang kehidupan. Pada awal ditemukannya teknologi
tersebut, kebutuhan perancangan hanya terkonsentrasi pada sektor industri dan
manufaktur saja. Berkembangnya teknologi instrumen dan komputasi saat ini,
berdampak pada perkembangan teknologi kendali (control) mulai dari sistem kendali
konvensional (PID) sampai sistem kendali yang modern (optimal, robust,fuzzy).
Sistem Fuzzy Logic Controller (FLC) merupakan sebuah teknik baru dalam
dunia kontrol. Secara umum, penerapan fuzzy logic dalam sistem kontrol digunakan
untuk meningkatkan performansi sistem yang dibangun berdasarkan rancangan
sistem kontrol konvensional. Sistem Fuzzy Logic Controller (FLC) tidak dimodelkan
melalui pemodelan matematika, namun mampu menghasilkan performansi sistem
kontrol yang sangat baik. Berbagai sistem fisis dapat dijadikan kajian dalam teknik
kontrol, salah satunya yaitu sistem kontrol pada suspensi mobil.
Sistem suspensi pada mobil merupakan salah satu komponen mekanik penting
dalam keseluruhan perangkat dalam mobil. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan
saat berkendara dan kondisi jalan yang bervariasi. Model seperempat sistem suspensi
kendaraan merupakan bagian dari keseluruhan sistem yang berada dalam suatu
kendaraan.
Sistem mekanik yang bekerja sering kali menimbulkan suatu permasalahan yang
sulit dihindari yaitu getaran yang berlebihan. Getaran ini apabila tidak diantisipasi
maka menyebabkan kegagalan fungsi pada mesin, perasaan tidak nyaman pada
penumpang dan suara yang mengganggu yang timbul dari sistem tersebut. Sistem
suspensi yang ideal dapat meredam osilasi getaran yang ditimbulkan oleh interaksi
mobil dengan jalan. Penelitian tentang desain dan analisis pada sistem suspensi
sangat penting dilakukan. Kinerja dari sistem suspensi sangat besar pengaruhnya
terhadap peformansi dalam menambahkan kemampuan kendaraan tersebut. Analisis
yang didapatkan memberikan informasi tentang karakteristik peformansi sistem
sehingga faktor kenyaman dan keamanan mobil dapat diketahui. Penelitian tentang
sistem peformansi kontrol dari sistem suspensi kendaraan pasif (PVSS), sistem
kendaraan setengah aktif (SAVSS), dan sistem suspensi kendaraan aktif (AVSS)
telah banyak dikembangkan. Salah satunya yaitu Sakman, et al (2005: 649) yang
membahas tentang keunggulan peformansi suspensi aktif non-linier dengan kontrol
fuzzy logic dan membandingkannya dengan hasil suspensi aktif dan setengah aktif.
Kebanyakan sistem suspensi kendaraan terdiri dari dua komponen pararel yaitu
pegas dan viscous damper. Perencanaan sistem suspensi pasif mempunyai kelemahan
utama yakni tidak mampu meningkatkan faktor kenyamanan dan faktor keamanan
kendaraan secara bersamaan serta dihadapkan pada masalah penetapan masalah
pegas dan damper, dimana kedua faktor tersebut saling bertentangan yaitu antara
kenyamanan dan penanganan terhadap kekasaran permukaan jalan (road holding).
Kenyamanan kendaraan yang baik memerlukan pegas yang lunak (soft spring) tetapi
berdampak pada pengendalian kekasaranpermukaan jalan jelek.
Dalam penelitian Ozgur & Ilknur (2012: 2139) mengenai “Modelling and
Control of a Nonlinear Half-Vehicle Suspension System: a Hybrid Fuzzy Logic
Approach” dengan hasil penelitiannya, menyatakan suatu sistem suspensi yang
dikenal dengan sistem suspensi aktif yang mampu memperbaiki kinerja dari sistem
suspensi pasif dengan pendekatan fuzzy logic. Sistem suspensi aktif yang dibangun
mampu memperbaiki faktor kenyamanan dan faktor keamanan kendaraan secara
bersamaan serta meningkatkan karakteristik dinamika kendaraan dengan suplay gaya
kontrol dalam respon terhadap semua pengaruh gangguan dalam gerakan dinamika
kendaraan akibat percepatan, perlambatan, dan kondisi jalan.
B. .RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Respon Waktu pada Sistem Suspensi Kendaran?
C. RUANG LINGKUP
1. Pengantar Sistem Pengendalian
2. Pemodelan Matematis Sistem Pengendalian
3. Analisis Respon Transient dan Steady-State
4. Analisis dan Desain Sistem Kontrol dengan Metode Root-Locus
D. PEMBAHASAN
1. Pengantar Sistem Pengendalian
Teori kendali yang umum digunakan saat ini adalah teori kendali klasik
(disebut juga konvensional teori kontrol), teori kontrol modern, dan teori kontrol
kuat. Kontrol otomatis sangat penting dalam bidang teknik dan sains apa pun
kontrol adalah bagian penting dan integral dari sistem kendaraan ruang angkasa,
sistem robotik, modern sistem manufaktur, dan setiap operasi industri yang
melibatkan pengendalian suhu, tekanan, kelembaban, aliran, dll. Yang paling
diinginkan adalah kebanyakan insinyur dan ilmuwan akrab dengan teori dan
praktik kontrol otomatis.
Pekerjaan penting pertama dalam kontrol otomatis adalah pengatur
sentrifugal James Watt untuk kontrol kecepatan mesin uap di abad kedelapan
belas. Lain pekerjaan penting pada tahap awal pengembangan teori kontrol
adalah karena Pengantar Sistem Kontrol Minorsky, Hazen, dan Nyquist, di
antara banyak lainnya. Pada tahun 1922, Minorsky mengerjakan pengendali
otomatis untuk kemudi kapal dan menunjukkan bagaimana stabilitas dapat
ditentukan dari persamaan diferensial yang menjelaskan sistem. Pada tahun
1932, Nyquist mengembangkan prosedur yang relatif sederhana untuk
menentukan stabilitas loop tertutup sistem berdasarkan respons loop terbuka ke
input sinusoidal kondisi-mapan. Pada tahun 1934, Hazen, yang memperkenalkan
istilah servomekanisme untuk sistem kontrol posisi, membahas desain
servomekanisme relay yang mampu mengikuti perubahan memasukkan.
Variabel Terkendali dan Sinyal Kontrol atau Variabel Dimanipulasi.
Terkendali Variabel adalah kuantitas atau kondisi yang diukur dan dikendalikan.
Sinyal kendali atau variabel yang dimanipulasi adalah kuantitas atau kondisi
yang divariasikan oleh pengontrol tersebut untuk mempengaruhi nilai variabel
yang dikontrol. Biasanya, variabel yang dikontrol adalah keluaran dari sistem.
Kontrol berarti mengukur nilai variabel yang dikontrol sistem dan menerapkan
sinyal kontrol ke sistem untuk mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai
yang diukur dari nilai yang diinginkan.
Gangguan adalah sinyal yang cenderung mempengaruhi nilai secara negatif
dari keluaran suatu sistem. Jika suatu gangguan dihasilkan di dalam sistem, itu
disebut internal, sedangkan gangguan eksternal dihasilkan di luar sistem dan
sebuah masukan. Kontrol umpan balik. Kontrol umpan balik mengacu pada
operasi yang ada gangguan, cenderung mengurangi perbedaan antara keluaran
dari suatu sistem dan beberapa referensi masukan dan melakukannya atas dasar
perbedaan ini. Di sini hanya gangguan tak terduga ditentukan, karena gangguan
yang dapat diprediksi atau diketahui selalu dapat dikompensasikan untuk di
dalam sistem.
2. Pemodelan Matematis Sistem Pengendalian
Dalam teori kontrol, fungsi yang disebut fungsi transfer biasanya digunakan
untuk mengkarakterisasi hubungan input-output dari komponen atau sistem yang
dapat dijelaskan dengan persamaan diferensial, invarian-waktu, dan linear. Kita
mulai dengan mendefinisikan fungsi transfer dan diikuti dengan penurunan
fungsi transfer dari sistem persamaan diferensial. Kemudian kita membahas
fungsi respon impuls.
(n) (n - 1)
a0 y + a1y +.................+ an -1 y + an y
Dimana y adalah keluaran dari sistem dan x adalah masukan. Fungsi transfer
dari sistem ini adalah rasio output yang ditransformasikan Laplace ke input yang
ditransformasikan Laplace ketika semua kondisi awal nol.
disebut fungsi respons-impuls. Fungsi g (t) ini juga disebut fungsi pembobotan
sistem.
Respon Transien dan Respon Keadaan Mapan. Respon waktu dari sistem
kontrol terdiri dari dua bagian: respon transien dan respon kondisi-mapan. Yang
kami maksud dengan respons transien adalah yang beralih dari keadaan awal ke
keadaan akhir. Yang kami maksud dengan respons kondisi-mapan adalah cara
output sistem berperilaku saat t mendekati tak terhingga. Jadi respon sistem c (t)
dapat ditulis sebagai
c (t) = ctr (t) + css (t)
1. Waktu tunda, td
2. Waktu naik, tr
3. Waktu puncak, tp
4. Melampaui maksimum, Mp
5. Waktu penyelesaian, ts
1. Waktu tunda, td: Waktu tunda adalah waktu yang diperlukan agar
respons mencapai setengah nilai akhir untuk pertama kalinya.
2. Rise time, tr: Rise time adalah waktu yang dibutuhkan respon
untuk naik dari 10% menjadi 90%, 5% menjadi 95%, atau 0% menjadi
100% dari nilai akhirnya. Untuk sistem orde-2 yang underdamped, waktu
naik 0% hingga 100% biasanya digunakan. Untuk sistem yang
mengalami overdamp, waktu naik 10% hingga 90% biasanya digunakan.
c (q)
/ s = 180 °, / s + 1 = / s + 2 = 0 °
Jadi
- / s - / s + 1 - / s + 2 = -180 °
dan kondisi sudut terpenuhi. Oleh karena itu, porsi sumbu nyata
negatif antara 0 dan –1 membentuk sebagian dari lokus akar. Jika
titik uji dipilih antara –1 dan –2, maka
/ s = / s + 1 = 180 °, / s + 2 = 0 °
dan
- / s - / s + 1 - / s + 2 = -360 °
E. Kesimpulan
Penerapan fuzzy logic dalam sistem kontrol digunakan untuk meningkatkan
performansi sistem yang dibangun berdasarkan rancangan sistem kontrol
konvensional. Sistem Fuzzy Logic Controller (FLC) tidak dimodelkan melalui
pemodelan matematika, namun mampu menghasilkan performansi sistem
kontrol yang sangat baik. Berbagai sistem fisis dapat dijadikan kajian dalam
teknik kontrol, salah satunya yaitu sistem kontrol pada suspensi mobil.
Peformansi sistem ¼ suspensi aktif mobil pada kondisi loop terbuka, respon
keluaran defleksi kendaraan yang dihasilkan belum sesuai dengan masukan yang
diberikan. Peformansi overshoot, settling time, rise time, dan SSE (Steady State
Error)yang dihasilkan pada keadaan loop terbuka sangat jauh dari desain yang
ditetapkan. Karena sistem belum sesuai, diperlukan sistem kendali untuk
memperbaiki kinerja sistem suspensinya.
Karakteristik dinamis sistem dapat diperoleh dengan mengukur tanggakapan
sistem tersebut terhadap implus. Pembangkitan implus secara praktis dilakukan
dengan membuat pulsa lebar yang sangat sempit dibandingkan dengan konstanta
waktu sistem.