Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK SISTEM OTOMASI

(JOB: PNEUMATIC DAN HIDROLIK.)

Disusun Oleh :

Nama : Iswanto rojali


Nim : 161 19 0 37
Kelas : III TPPM

PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI FAKFAK

2022
Program Studi Teknik Perawatan Dan
Perbaikan Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Fakfak

Lembar Asistensi
Nama : Iswanto Rojali
NIM : 161 19 0 37
Job Shet : Pneumatic dan Hidrolik
Mata Kuliah : Praktik Sisitem Otomasi

No. Hari/Tanggal Uraian Asistensi Paraf


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
mata kuliah “PRAKTIK SISTEM OTOMASI”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Praktik Sistem Otomasi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Dra. Festo
Adre Hardinsi S.ST.,M.T. sebagai dosen mata kuliah Praktik Sistem Otomasi dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan Laporan ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Fakfak, 28 Desember 2021

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Teknik industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan
pemasangan dari sistem terintegrasi yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi,
peralatan dan energi. Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang
spesifik dari ilmu matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan
metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan
mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem. Bidang garapan teknik industri
adalah sistem integrasi yang terdiri dari manusia, material/bahan, informasi, peralatan, dan
energi.

Dalam definisi di atas dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki
minimal empat komponen (sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Ini
berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik berupa pasti
memiliki keempat unsur tersebut. Terintegrasi menunjukkan bahwa interaksi yang
terjadi.Dari keempat unsur tersebut bermuara kepada sebuah perilaku sistem yang lebih
dari hanya penggabungan sederhana keempat unsur tersebut.

Dengan demikian, manusia merupakan komponen yang tidak akan pernah dapat
dihapuskan karena perannya sebagai sebuah sistem terintegrasi yang menjadi manusia
karena semua sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa. Namun, dengan tenaga dan
kemampuan manusia yang terbatas, maka manusia harus memikirkan suatu cara
untuk dapat mempermudah pekerjaannya yang semakin beragam dan bertambah banyak
jumlahnya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan sistem otomasi. Otomasi hanya
dilakukan jika hasilnya lebih cepat, lebih baik secara kuantitas dan/atau kualitas
dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Dalam dunia industri, otomasi
merupakan lanjutan dari mekanisasi, di mana mekanisasi masih membutuhkan operator
manusia selama mesin beroperasi atau membutuhkan bantuan tenaga otot manusia agar
mampu bekerja. Otomasi mengurangi peran manusia dalam hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II TEORI DASAR

2.1 Definisi Otomasi Dan Sistem Otomasi

Ide dasar otomasi adalah sebagai berikut:

 Penggunaan elektrik dan/atau mekanik untuk menjalankan mesin/alat tertentu


 Disertai “otak” yang mengendalikan mesin/alat tersebut

 Agar produktivitas meningkat dan ongkos menurun.

Berdasarkan ide dasar ini, munculah berbagai definisi otomasi dari beberapa
ahli. Grover P.M. mendefinisikan otomasi sebagai kebutuhan teknologi yang terkait
kegiatan mekanik, elektronik yang kompleks berikut dengan dukungan sistem komputer
dalam aktivitas dan pengendalian produksi. Selain itu, Kalpakjian mendefinisikan
otomasi sebagai

kebutuhan proses sebagai konsekuensi rancangan urutan operasi dengan sedikit atau tanpa
bantuan operator, dengan menggunakan peralatan khusus yang melakukan dan
mengendalikan proses manufaktur.

Kemudian pada tahun 2006, M.S Kauffman mendefinisikan sistem otomasi sebagai suatu
perubahan yang direncanakan di dalam suatu fisik atau tugas administratif yang
memanfaatkan suatu proses baru, metoda, atau mesin untuk meningkatkan produktivitas,
mutu, dan menyediakan analisa serta kendali metodologis.

2.2 Jenis-Jenis Otomasi

Sistem otomasi manufaktur meliputi operasi seperti pemrosesan, perakitan,


inspeksi maupun material handling. Otomasi manufaktur terdiri atas tiga jenis berikut.

1.Fixed Automation

(Otomasi Detroit) Merupakan jenis otomasi yang mempunyai konfigurasi


peralatan tetap sesuai dengantahapan proses operasinya maupun perakitannya. Jenis ini
ditandai dengan:

 Modal awal yang besar

 Laju produksi yang tinggi

 Relatif tidak fleksibel dalam mengakomodasi perubahan produk

2. Programmable Automation
Dalam jenis otomasi ini, alat-alat produksi dirancang dengan kemampuan
untuk

mengubah urutan operasi untuk mengakomodasi konfigurasi produk yang


berbedabeda.

Karakteristik jenis otomasi ini adalah sebagai berikut:

 Modal besar untuk peralatan “ general purpos”

 Laju produksi relatif rendah

 Fleksibel untuk perubahan konfigurasi

 Sangat cocok untuk “batch production”

3. Flexible Automation

Flexible automation merupakan pengembangan dari programmable


automation dimana sistem mampu memproduksi berbagai jenis produk tanpa
kehilangan waktu secara virtual untuk perubahan dari sebuah bentuk ke bentuk
lainnya. Karakteristik jenis otomasi ini adalah sebagai berikut:

 Modal besar untuk peralatan

 Produksi kontinyu dari berbagai jenis produk

 Laju produksi sedang

 Fleksibel untuk perubahan variasi rancangan produk

2.3 Elemen Dasar Sistem Otomasi

Sistem otomasi terdiri atas tiga komponen dasar, yaitu


power, instruksi program dan sistem kontrol yang kesemuanya untuk mendukung
proses otomasi.

 Power

Power atau sumber energi digunakan untuk mengoperasikan beberapa proses serta
menggerakkan dan mengendalikan semua komponen sistem otomasi. Sumber energy
dapat berupa energi listrik, baterai, accu, solar, bensin, air, angin, semuanya tergantung
pada tipe sistem otomasi yang digunakan. Sebagai contoh, power untuk
proses manufaktur adalah Electric Discharge Machining (EDM) menggunakan tenaga
listrik untuk melelehkan baja.

 Instruksi program

Tindakan yang dilakukan oleh sebuah proses otomasi didefinisikan oleh instruksi
program. Laporan Praktikum Sistem Otomasi Industri Laboratorium Perancangan dan
Otomasi Sistem Industri

 Sistem kontrol

Elemen kontrol sistem otomasi menjalankan instruksi-instruksi program. Sistem


control menyebabkan sebuah proses mampu menyelesaikan suatu fungsi yang telah
ditetapkan Sebelumnya. Kontrol dalam sistem otomasi terdiri atas :

1) Closed loop control system/feedback control system Sistem ini terdiri atas
elemen dasar sebagai berikut :

merupakan operasi atau fungsi yang dikontrol.

 Parameter input, umumnya mengacu pada nilai output yang diinginkan.

 Proses riabel output, merupakan beberapa variabel proses.

 Sensor feedback, digunakan untuk mengukur variabel output serta membentuk loop
antara input dan output.

 Controller bagian ini membandingkan input dan output dan melakukan


penyesuaian yang diperlukan dalam sebuah proses untuk mengurangi perbedaan
antara input-output.
 Aktuator, merupakan perangkat hardware yang menampilkan output proses
kontrol.

Kelebihan sistem kontrol loop tertutup:

 Ketelitian lebih baik (kualitas produksi lebih baik).

 Sensitivitas

yang lebih rendah dari ratio terhadap variasi-variasi dalam karakteristik sistem.

 Mengurangi efek nonlinieritas dan distorsi/gangguan.

 Memperbesar bandwidth system bandwidth sistem adalah daerah/range frekuensi


dari input dalam mana sistem akan memberikan respons yang memuaskan).

Kekurangan sistem kontrol loop tertutup:

 Konstruksi lebih rumit dan pemeliharaan lebih mahal.

 Kecenderungan kearah osilasi atau ketidakstabilan

2) Open loop control system

Sistem ini beroperasi tanpa pengukuran variabel output (tanpa feedback)


sehingga tidak ada perbandingan antara outputdan parameter input yang diinginkan.
Proses kontrol didasarkan pada keakuratan model dari efek aktuator dalam variable
proses.

Kelebihan sistem kontrol loop terbuka:

 Konstruksi sederhana dan mengurangi pemeliharaan.

 Lebih murah

 Tidak ada persoalan stabilitas

 Cocok apabila output sulit diukur atau secara ekonomis tidak fisibel

Kekurangan system kontrol loop terbuka:


 Gangguan atau perubahan dalam kalibrasi menyebabkan kesalahan dan Output
mungkin berbeda terhadap apa yang diinginkan.

 Untuk mempertahankan kualitas yang dibutuhkan pada output rekalibrasi


(kalibrasi kembali) harus dilakukan dari waktu ke waktu.
BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. kabel

2. mesin otomasi hidrolik

3. compressor

4. kabel rol

5. mesin tomasi pneumatik

3.2 Bahan

1. Katup 3/2

2. Katup 2/2

3. Katup 5/2

4. Katup 4/2

5. Katup 5/3

6. Silinder

7. keran penutup
BAB IV LANGKAH PRAKTIKUM

4.1 Praktik

4.2 Praktik

4.3 Praktik
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai