Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ANTENA DAN PROPAGASI

ANTENA BOWTIE

DOSEN PEMBIMBING : Citra Devi Murdaningtyas, S.T., MT.

OLEH :
Ahmad Zulfian Pratama Putra (4103161056)

JURUSAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA & BROADCASTING


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2018
BAB 1
DASAR TEORI

A. Antena Bowtie

Antena bowtie adalah salah satu jenis dari antena


dipole biconical karena antena bowtie merupakan bentuk
lempeng dari antena biconical. Antena bowtie ini memiliki
beberapa keunggulan antara lain berbentuk sederhana,
berpita lebar dan mudah untuk dibuat. Untuk mendapatkan
keuntungan keuntungan tersebut, perlu memperhatikan
beberapa parameter antena seperti pola radiasi, voltage
standing wave ratio (VSWR), lebar pita dan |S11|
(Pantulan daya radio 1 yang dikirimkan ke antenna 1).
Frekuensi, gain serta cakupan antena juga merupakan
parameter yang penting untuk antena bowtie. Namun hal
yang paling berpengaruh bagi kinerja antena bowtie adalah
bentuk, ukuran antena dan strukturnya.

B. Cara Kerja Antena Bowtie

Cara kerja antena Bow Tie dalam menangkap sinyal yang ditransmisikan dari
stasiun pemancar adalah sebagai berikut:

 Sinyal yang tersebar yang dipancarkan dari stasiun pemancar yang memiliki
polarisasi omnidirectional ditangkap oleh antena bowtie dengan reflektor yang
kemudian dipantulkan ke driven .
 Dari driven sinyal masuk ke kabel coaxial dan ditransmisikan ke TV.
 Semakin dekat ke pemancar BTS, maka sinyal yang diperoleh oleh antena akan
semakin bagus.
 Penghubung antara reflektor dengan driven dibuat dari bahan yang bersifat
isolator seperti berbahan plastik, kayu, dan sebagainya. Jika menggunakan
bahan yang bersifat konduktor maka bahan tersebut akan menjadi pemancar dan
penerima sinyal seperti antena.
 Besar sudut driven 1 dan driven 2 sebesar 120º, hal ini sudah menjadi ketentuan
perancangan Antena bowtie, berdasarkan teori brown dan Woodward.
 Reflektor berukuran 50 cm x 30 cm sudah menjadi ketentuan, jika ukuran
reflektor diperkecil maka penangkapan sinyal tidak semaksimal penangkapan
sinyal pada ukuran biasanya.

C. Bagian-bagian penyusun antenna Bowtie

 Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah
setengah panjang gelomabang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang dipancarkan
atau diterima.
 Reflector adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul
sinyal dengan panjang fisik lebih panjang dari pada driven.

D. Pola Radiasi
Antena mempunyai karakteristik tersendiri yang disebut Pola Radiasi. Pola
Radiasi antenna bowtie adalah Direksional. karena hanya memiliki satu arah
penerimaan yang kuat sehingga ketika melakukan pengaplikasian ke televisi,
antena perlu diarahkan terlebih dahulu untuk mendapatkan kualitas siaran yang
baik.

Gambar 1. Hasil pengujian pola radiasi azimuth Gambar 2. Hasil pengujian pola radiasi
Antenna bowtie elevasi antenna bowtie

Hal itu setelah dilakukan pengujian pola radiasi antenna bowtie pada bidang
azimuth φ = 0° (θ = 0° sampai dengan 360°) dan pada bidang elevasi φ = 90° (θ = 0°
sampai dengan 360°). Pada pengujian bidang azimuth antena referensi diputar
pada bidang horizontal antena uji sedangkan pengujian bidang elevasi antena
referensi diputar pada bidang vertikal antena uji. Perbandingan pola radiasi
dalam satuan dB pada Gambar 1 dan 2 antara simulasi dengan pengujian memiliki
pola yang sama sehingga dapat diakatakan antena bowtie memiliki pola radiasi
direksional.
E. Metodologi

1. Dasar Perancangan Antena Bowtie


Perancangan antena bowtie ini didasarkan pada persamaan yang dirumuskan
oleh Brown dan Woodward yang dapat dilihat pada Gambar 1. Dengan λ (lamda)
adalah panjang gelombang dan D adalah sisi terpanjang dari elemen antena bowtie.

Gambar 1. Elemen pada bowtie


Rumus di atas sudah sesuai dengan teori Brown dan Woodward dimana panjang
sisi D dari antena bowtie sama dengan panjang gelombangnya jika sudut antenna
tersebut sebesar 120o.

2. Perencanaan Bahan Konduktor


Logam konduktor yang digunakan adalah seng (zinc) karena nilai-nilai
parameter antena yang dihasilkan pada simulasi hasilnya bagus serta harganya yang
murah dan mudah didapatkan. Logam konduktor yang digunakan dalam
perancangan ini adalah dalam bentuk lempengan seng dengan tebal 0,3 mm.

3. Perencanaan Pita Frekuensi Antena


Sebelum merencanakan pita frekuensi suatu antena, harus ditentukan terlebih
dahulu untuk apa antena tersebut akan diimplementasikan. apabila antena bowtie akan
diimplementasikan untuk penerima siaran televise digital UHF. Maka antena
bowtie ini dirancang pada frekuensi resonansi 600 MHz untuk UHF.

4. Perancangan Dimensi Antena


Dimensi antena yang akan dibuat mengacu pada frekuensi tengah yang telah
ditentukan yaitu 600 MHz. Setelah dihitung menggunakan rumus λ = c/f, maka
didapatkan nilai λ sesuai perhitungan di bawah ini.

λ= c/f
λ=

λ= 0,50 meter atau 50 cm

Setelah mengetahui nilai λ, langkah selanjutnya adalah menghitung panjang sisi


yang akan digunakan untuk membuat antena bowtie dengan menggunakan rumus
Brown dan Woodward.

D= λ
D= 0,50 m
S= 50 cm

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa panjang sisi terpanjang


untuk antena bowtie adalah 50 cm dengan besar sudut 120o.

Setelah diketahui ukuran elemen antena bowtie kemudian dibuat satu buah lagi
elemen antena dengan jarak antar sebesar 2 mm. Hasil tersebut didapat dari
analisis parameter sweep di CST 2011. Hasil tersebut adalah hasil terbaik
karena memiliki nilai |S11| terkecil sesuai dengan Gambar 2.
Gambar 2. Hasil parameter sweep jarak antar elemen bowtie

Setelah mendesain antena bowtie, selanjutnya mendesain reflektor dengan


ukuran panjang dan lebarnya sama dengan dimensi dari antena bowtie. Jarak antara
antenna bowtie dengan reflektornya juga terlebih dulu dianalisis dengan parameter
sweep dan didapat hasil terbaik sebesar 12,5 cm seperti pada Gambar 3 karena nilai
|S11| di 125 mm memiliki nilai terkecil.

Gambar 3. Hasil parameter sweep jarak elemen dengan reflector

Berdasarkan perhitungan di atas menggunakan Persamaan 1 dan simulasi yang


telah dilakukan menggunakan perangkat lunak CST Studio Suite 2011 didapatkan
spesifikasi antena bowtie yaitu:
Dari spesifikasi di atas, antena bowtie difabrikasi dan di bawah ini adalah hasil
fabrikasinya.

Gambar 4. Antena bowtie hasil fabrikasi


BAB 2
DAFTAR PUSTAKA

A. Daftar Pustaka

 J. Suryana, A. B. Suksmono, and T. R. Mengko. “Time Domain Characterization of


1-2 GHz Circular-ended Bowtie Antenna Using Normalizad Impulse Response ,”
Makara Seri Teknol., vol. 9, no. 1, pp. 25–30, 2005.
 A. Eldek, A. Z. Elsherbeni, and C. E. Smith, “Wideband microstrip-fed printed bow-
tie antenna for phased-array systems,” Microw. Opt. Technol. Lett., vol. 43, no. 2, pp.
123–126, 2004
 K. Singh, Y. Kumar, and S. Singh, “A modified bow tie antenna with U-shape slot for
Wireless applications,” Int. J. Emerg. Technol. Adv. Eng., vol. 2, no. 10, pp. 158–162,
2012.
 Y. Tawk, K. Y. Kabalan, A. El-Hajj, C. G. Christodoulou, and J. Costantine, “A
simple multiband printed bowtie antenna,” IEEE Antennas Wirel. Propag. Lett., vol.
7, pp. 557–560, 2008.
 K. R. Mahmoud, “De\sign Optimization of a Bow-Tie ntenna for 2,45 GHz RFID
Readers Using a Hybrid BSO-NM Algorithm,” Prog. Electromagn. Res. PIER 100,
pp. 105–117, 2010.
 K. John Daniel, Antennas. New York: McGraw-Hill, International, 1988.
 https://student.unud.ac.id/pebriyenisamosir/news/27242
 https://www.elektroindonesia.com/elektro/el02e.html
 http://www.antenna-theory.com/definitions/sparameters.php

Anda mungkin juga menyukai