Sejarah teknologi satelit bermula dari tulisan Arthur C. Clarke (1945) yang
jarak dari sistem transmisi radio terrestrial pada permukaan bumi. Pada
prinsipnya dalam komunikasi melalui satelit sama dengan sistem pada microwave
dari satu lokasi ke lokasi lain di bumi dengan menggunakan frekuensi gelombang
sinyal berjalur lebar yang banyak dijumpai dalam jaringan komunikasi masa kini,
peluncuran sebuah satelit kecil yang diberi nama SPUTNIK 1 oleh negara Rusia.
5
6
5. Disusul oleh TVSAT pada tahun 1987 meluncurkan satelit DBS pertama
komponen, yaitu ruas angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit dan ruas
bumi (ground segment) yang terdiri dari terminal pengguna, stasiun bumi dan
jaringan.
Pada bagian space segment terdiri dari satelit yang merupakan sebuah benda
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik suatu satelit harus didukung oleh
sebuah jaringan lanjutan untuk menuju teminal pengguna, seperti pusat komputer,
televisi maupun sentral telepon. Untuk tercapainya suatu komunikasi maka pada
Ruas Angkasa yaitu meliputi segala hal yang terkait dengan satelit. Sistem
satelit dapat bersifat domestik, regional (daerah) atau global (untuk seluruh
dunia). Jangkauan pelayanan dari suatu sistem satelit domestik adalah terbatas
pada negara yang memiliki sistem tersebut, sistem regional melibatkan dua negara
Satelit termasuk repeater aktif yang berarti bahwa sinyal yang diterima satelit
penguatan di satelit. Ini berarti bahwa satelit harus mempunyai antena pemancar
beserta HPA (High Power Amplifier) dan antena penerima berserta LNA (Low
control yang teliti bagi satelit. Keperluan power supply bagi peralatan tersebut
biasanya diperoleh dari susunan sel solar dengan baterai cadangan untuk
1. Structure subsystem,
-Cristalline Silicon
-propellant tanks
-helium tanks
-thruster
-pengatur tekanan
tetap pointing ke bumi. Untuk satelit Palapa C-1 menggunakan three axis
mencakup TWTA/SSPA
SSPA, LNA, Multiplexer, dll.
frekuensi dan posisi orbit dari berbagai satelit. Tabel 2.1 menunjukkan
frekuensi-frekuensi
frekuensi satelit yang terpakai saat ini dan yang mungkin akan terus
Band Frekuensi
Frekuensi Range
L band 1 to 2 GHz
S band 2 to 4 GHz
C band 4 to 8 GHz
X band 8 to 12 GHz
Ku band 12 to 18 GHz
K band 18 to 26 GHz
Ka band 26 to 40 GHz
V band 40 to 75 GHz
W band 75 to 111 GHz
10
jarak tempuh pulang pergi meyebabkan munculnya delay yang cukup besar,
yaitu berada diantara 250 dan 300 ms. Umumnya 270 ms (540 ms untuk
Salah satu karakteristik dari satelit adalah bahwa satelit merupakan media
broadcast yang tidak memerlukan biaya yang lebih banyak untuk mengirim
pesan ke banyak stasiun bumi secara sekaligus (sesuai dengan coverage yang
RCTI, dll). Namun dalam pandangan keamanan dan privasi satelit sangat
suatu hal yang penting bila faktor keamanan diperlukan, contohnya TV Satelit
Telkomvision.
yang menyeberangi lautan tidak akan tergantung pada jarak tempuh. Sebuah
panggilan yang menyeberangi lautan tidak akan lebih mahal dari sebuah
akan di tempatkan pada ketinggian tertentu dan satelit tersebut akan mengitari
bumi. Posisi satelit yang mengitari bumi disebut orbit. Satelit akan tetap porosnya
Menentukan letak orbit dan kecepatan satelit sangatlah penting dan sangat
mendasar saat akan membangun sebuah satelit karena untuk menentukan daerah
lingkup bumi (earth coverage area) dan rugi waktu keterlambatan (delay time).
Orbit rendah adalah sebuah orbit sekitar Bumi antara atmosfer dan sabuk
radiasi Van Allen, dengan sebuah sudut inklinasi rendah. Batasan ini tidak
circular orbit (ICO) dan jauh di bawah orbit geostasioner. Orbit lebih rendah
dari sini tidak stabil dan akan turun secara cepat karena gesekan atmosfer.
Orbit yang lebih tinggi dari orbit ini merupakan subyek dari kegagalan
elektronik awal karena radiasi yang kuat dan pengumpulan muatan. Orbit
dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih tinggi biasanya disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di termosfer (sekitar 80-
ketinggian orbit. Kekurangan satelit LEO ini adalah daerah lingkup bumi yang
dibumi. Kelebihan satelit LEO adalah memerlukan daya pancar power yang
orbit ini satelit dapat terlihat oleh stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam atau
bumi adalah 2 jam hingga 4 jam. Contoh orbit jenis MEO ini adalah satelit
Orbit Geostationer mengitari bumi 24 jam dan relative diam terhadap bumi
(berputar searah rotasi bumi) karena periode orbit objek tersebut mengelilingi
dengan equator bumi. Karena relative diam terhadap bumi maka daerah
lingkup bumi juga tidak berubah. Jarak ketinggian dari permukaan bumi
kali oleh penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke. Pada tahun 1945 sebagai orbit
yang berguna untuk satelit komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang
disebut sebagai orbit Clarke. Dikenal pula istilah Sabuk Clarke yang
satelit seolah olah diam terhadap satu titik di permukaan Bumi yang berputar.
Akibatnya, sebuah antenna dapat menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap
berhubungan dengan satelit. Satelit mengorbit searah dengan rotasi Bumi pada
tempat yang tetap di atas ekuator, perturbasi orbital dapat menyebabkan satelit
adalah fenomena di mana orbit satelit berubah akibat satu atau lebih pengaruh
eksternal seperti anomali distribusi gravitasi bumi, gangguan gaya tarik dari
bulan, benturan meteor atau benda-benda lain, atau tekanan radiasi matahari.
manuver ini menggunakan roket-roket kecil (thrusters) yang ada pada badan
satelit dan arahnya diatur sesuai dengan arah koreksi. Penyalaan roket-roket
kecil ini akan menkonsumsi bahan bakar yang dibawa satelit dari bumi
sebagai bekal. Apabila bekal ini habis, maka habislah umur operasi satelit -
karena ketika ia menyimpang dari orbitnya, tiada jalan lagi bagi operator dari
berada.
15
c
Se
Space for
Geo-Synchronous
Satellites
Gambar 2.6 Orbit Geostationer
yang baik dilakukan dengan menentukan tipikal BER (Bit Error Rate) di penerima
sebesar E-10-9 agar tidak sering terjadi transmisi ulang antara pemancar dan
suatu antenna pemancar. EIRP adalah daya yang dihasilkan dari perkalian
persamaan :
16
Dimana :
π
GT = η ( ) persamaan (2.2)
λ
Dimana :
f = Frekuensi [Hz]
π 2
GT = η ( ) persamaan (2.3)
λ
Atau
Dimana :
Bila EIRP dari stasiun bumi sudah diketahui, keluaran daya dari
1
M. Richharia, Satellite Communication System, Hal 82
2
Intelsat, Digital Satellite Communication Handbook, Appendix 2-23
17
Dimana :
Dari gambar 2.7 dapat dilihat bahwa suatu kebisingan antena dapat
berkisar antara 10.000 [o K] hingga 2 [o K], jelas ini bukanlah suhu fisik dari
akan menerima kebisingan yang sama seperti sebuah antena yang identik
ruang angkasa yang sama dan attenuasi atmosfer untuk keduanya sama pula.
Suhu fisik antenna tidak berpengaruh pada kebisingan yang diakibatkan oleh
rugi antenna.
persamaan :
Dimana :
Te = Kebisingan ekivalen [ 0K ]
Pn = k x T x B Persamaan (2.6)
Dimana :
sinyal yang diterima akan berbanding lurus dengan penguatan antena. Suatu
angka prestasi yang sering digunakan untuk menunjukkan karakter dari suatu
kemampuan stasiun bumi untuk menerima sinyal dari satelit yang dinyatakan
dalam persamaan : 3
= G - 10 log T Persamaan (2.7a)
= G - 10 log ( + TF 1 +TLNA) Persamaan (2.7b)
Dimana :
= Gain to Noise Temperature Ratio [dB/oK]
T = Temperature derau penerima [oK]; T = + TF 1 +TLNA
C/N merupakan salah satu parameter karakteristik unjuk kerja suatu link
yang ditentukan oleh : 4
= Persamaan (2.8)
3
Tri T Ha, Digital Satellite Communications, Hal 87
4
Intelsat, Digital Satellite Communications Handbook, Appendix 2-13
20
Pr = Daya pembawa penerima = EIRP x Gg x ( ) Persamaan (2.9)
Sehingga :
= Persamaan (2.11)
= EIRP – Lo + G/T - k – B [dB] Persamaan (2.12)
Dimana :
Lo = Redaman ruang angkasa [dB]
= Gain to Noise Temperature Ratio penerima [dB/0 K]
Dimana:
5
Budi Purwanto, Link Budget Calculation & Transponder Management, hal 43
21
Dimana:
6
Budi Purwanto, Link Budget Calculation & Transponder Management, hal 44
7
Ibid, hal 49
22
= EIRP – Lo + – k [dBHz] Persamaan (2.13)
Dimana:
=
+ B [dBHz] Persamaan (2.14)
= + 10 Log k [dB/0K] – B [dBHz]
= - 228.6 [dB/0K] – B [dBHz] Persamaan (2.16)
= W [dBW/m2] + [dB/0K] – G1m2 [dBm2] [dB/0K] Pers. (2.17)
8
Dennis Roody, Komunikasi Elektronika 2, Hal 724
9
Intelsat, Digital Satellite Communications Handbook, Appendix 2.14
10
Ibid, Appendix 2-14
23
SFD merupakan hubungan antara EIRP dan Fluks jenuh yang diterima
pada masukan penerima antena satelit atau dengan kata lain batas fluks jenuh
π 5
φs = Persamaan (2.18)
5 λ
Dimana:
persamaan:12
= φs + G/T – G1m2 - k Persamaan (2.19)
Dimana:
Eb/No adalah Signal to ukuran Noise Ratio (SNR) ternormalisasi, yang juga
dinamakan SNR per bit. Eb/No sangat berguna saat membandingkan kinerja Bit
11
Dennis Roody, Komunikasi Elektronika 2, Hal 722
12
Ibid, Hal 273
24
Error Rate (BER) dari skema modulasi digital yang berbeda tanpa
memperhitungkan bandwidth.
Eb/No adalah sama dengan SNR yang dibagi efisiensi spectral dalam
bps/Hz, dimana bit dalam konteks ini adalah bit data yang ditransmisikan,
6
= - 10 log Tr Persamaan (2.20a)
Dimana:
Dimana:
SE = Spectral Efficiency
13
3 M. Richharia, Satellite Communications System, Hal 114
25
bola (tingkat iluminasi) pada jarak d dari titik transmisi akan memenuhi
7
W= [W/m2] Persamaan (2.21)
π 8
7
W = GT x (
π 8
) [W/m2] Persamaan (2.22)
atau
Dimana:
EIRP = GT x PT
W = Tingkat Iluminasi
d = Jarak [km]
yang terkumpul akan tergantung dari ukuran antena penerima. Daya yang
PR = W x A Persamaan (2.24)
Dimana:
λ
A =( ) GR
π
Sehingga:
14
M. Richharia, Satellite Communications System, Hal 84
15
Ibid, Hal 85
16
Intelsat, Digital Satellite Communication Handbook, Appendix 2-3
26
7 7 λ
PR = [
]x[( ) x GR ] [W] Persamaan (2.25)
π8 π
λ
PR = [GT x PT] x [( )2 x GR ] [W] Persamaan (2.26)
π8
π8
PR = PT + GT + GR – 20 log [ ] Persamaan (2.27)
λ
π8
Suku 20 log [ ] adalah dasar dari redaman ruang bebas (FSL).
λ
Dimana:
dan mempunyai efisiensi 100% maka W akan menjadi tingkat iluminasi per
(2.21) menjadi :
melalui troposfer dan ionosfer. Dalam hal ini sebanding dengan panjang alur
pada medium yang memperlemah, dan pada gilirannya ini tergantung pada
17
Ibid, Appendix 2-3
18
Roger L Freeman, Radio System Design for Telecommunication (1-100GHz), hal 13
27
sudut elevasi dari antena stasiun bumi. Redaman pada atmosfer berubah
Terlihat bahwa ada dua puncak penyerapan, pertama pada frekuensi 22,2
GHz yag diakibatkan oleh molekul-molekul uap air beresonansi vibrasi pada
frekuensi ini dan karena itu menyerap energi dan gelombang, kedua pada 60
redaman yang disebabkan oleh panjang alur yang lebih besar. Pada 4 GHz
misalnya, redaman atmosfer total untuk arah masuk vertikal adalah sedikit
lebih besar dari 0,04 dB sedangkan untuk sudut 5o ini adalah kira-kira 0,1 dB.
Redaman juga akan terjadi dengan adanya hujan, dan akan makin
buruk untuk hujan yang lebat. Dalam suatu rancangan sistem perlu disediakan
suatu margin (batas) fading untuk jatuhnya hujan, yang nilainya tergantung
sebagai berikut :
π
GT = η ( ) Persamaan (2.31)
λ
Dimana :
π 2 π: 2 π
GT = η ( 9 ) =η( ) = η ( )2 D2 f 2
;: 9 9
Atau
π
G = 20 log ( ) + 20 log f + 20 log D + 10 log η persamaan (2.32)
9
29
Dimana :
f = Frekuensi [Hz]
impedansi antena dengan saluran dan oleh rugi-rugi konduksi – dielekrik dari
dibandingkan dengan daya yang diterima oleh antena isotropis pada link yang
Sudut pandang antena ke arah satelit harus dicari lokasi yang sebebas-
bebasnya sehingga arah pancar antenna terhindar dari halangan (obstacle) dan
<=> |θ@θ|
A’ = tan-1 ( ) Persamaan (2.33)
AB> θC
• Lintang utara
• Lintang selatan
Dimana:
Dengan:
19
Tri T. Ha Digital Satellite Communications, hal 43
20
Ibid, Hal 43
31
Dimana:
Merupakan redaman loss akibat gerakan satelit dan hal ini akan
berikut : 21
φ 2 T
PE = 12 x ( ) [dB] dengan φ3 = Persamaan (2.35)
φS U
Dimana :
E
d2=[(Re + H)2 + Re2 – 2 x Re x (Re + H) x sin{E + sin-1 ( cos E)}] (2.36)
E+V
Dimana :
21
Ibid, Hal 45
22
Ibid, Hal 45
33
dikirim stasiun bumi untuk dikirim kembali ke stasiun bumi lainnya setelah
dibawah titik jenuh. Masukkan back-off (IBO) adalah rasio kerapatan fluks
Dimana:
23
Budi Purwanto, Link Budget Calculation & Transponder Management, hal 48
34
berikut:24
Dimana :
2.4.13. Interferensi
satelit, interferensi antara sistem yang lain dapat timbul dari berbagai cara.
a. External Interference
jarak antar satelit, pattern dari antena yang tidak baik, coverage dari satelit
yang memiliki cakupan daerah dan operasi pada frekuensi yang sama. Jarak
24
Ibid, hal 48
35
b. Internal Interference
yang diakibatkan oleh gerakan antena karena adanya angin yang dapat
Pada modem DVB-S2, kualitas link ditentukan dengan nilai Paket Error
Rate (PER). Dimana nilai BER = 10-9 setara dengan nilai PER = 10-7. 25
Gambar 2.12 Hubungan PER dengan Es/No dari data sheet modem Comtech 710
2.5. Modulasi/Demodulasi
sinyal informasi. Pada modem comtech 600 dan comtech 700, terdapat berbagai
macam tipe modulasi yang dapat dipilih. Adapun modulasi yang dapat dipilih
antara lain:
25
Comtech EF Data, MN-CDM710G, Hal 1-18
37
Pada BPSK hanya ada dua kemungkinan fasa yaitu 00 dan 1800 yang
artinya jika ada perubahan informasi dari “1” ke “0” atau “0” ke “1” maka terjadi
Pada QPSK ada empat kemungkinan fasa yaitu phasa 45⁰, 135⁰, 225⁰, dan
315⁰ , dimana empat fasa itu mempresentasikan bit 00, 01, 10, 11.
Merupakan PSK dengan perubahan fasa 0⁰, 45⁰, 90⁰, 135⁰, 180⁰, 225⁰,
270⁰, 315⁰ (8 buah) yang mempresentasikan bit 000, 001, 010, 011, 100, 101,
110, 111. Satu lompatan fasa membawa 3 bit dengan kata lain setiap simbol
melambangkan 3 bit.
Merupakan PSK dengan perubahan fasa 0⁰, 22.50, 45⁰, 67.50, 90⁰, 112.50,
135⁰, 157.50, 180⁰, 202.50, 225⁰, 247.50, 270⁰, 292.50, 315⁰ dan 337.50 (16 buah)
yang mempresentasikan bit 0000, 0001, 0010, 0011, 0100, 0101, 0110, 0111,
fasa. Dalam 16-QAM maka 0011 diteruskan dengan amplitude 6a√2 dan
perlompatan phasa = 450. Deretan 1011 diteruskan dengn amplitude a√5 dan
yang terjadi pada kanal transmisi yang diterimanya dan melakukan koreksi
dimana fungsinya adalah untuk mendeteksi dan mengkoreksi error dengan cara
c d
mengirimkan bit tambahan. Pada FEC ada berbagai macam tingkatan yaitu , , ,
T e
f c
ataupun . Nilai-nilai ini berarti misalnya pada FEC , setiap 3 data bit biner yang
g
Pemilihan ini berdasarkan kebutuhan karena semakin besar nilai FEC yang dipilih
39
maka bandwidth yang digunakan lebih efisien tetapi jumlah bit tambahan semakin
sedikit.
akses point to point. Layanan komunikasi data atau voice menggunakan media
akses satelit dengan teknologi SCPC untuk hubungan point to point dapat
menempatkan masing-masing satu buah sinyal pembawa untuk setiap titik link
dan terus menerus dengan lokasi yang tidak tercakup oleh layanan kabel. Layanan
ini dapat digunakan untuk komunikasi data, suara, gambar, dan video.
• Sistem akses ke jaringan dapat dilakukan oleh pemakai setiap saat. Waktu
itu data dapat ditransmisikan dalam jumlah yang besar secara tepat dan
Pemakaian lebar pita frekuensi pada komunikasi satelit, tergantung dari kecepatan
data dan FEC, sehingga dapat dihitung kecepatan transmisi, lebar pita terduduki,
minimum alokasi lebar pita dan guard band dengan persamaan sebagai berikut :
hih DhiE
a) Symbol rate = Persamaan (2.40)
L
!hih hiE+jkEDlEh8*
b) Tr = Persamaan (2.41a)
!U *
Dimana:
Spectral Efficiency berisi tipe modulasi, code rate, FEC, overhead dan
framing. Berikut tabel nilai spectral efficiency dari modem CDM 710G.
mengetahui besarnya prosentase bandwidth dan prosentase power dari satelit yang
digunakan untuk link komunikasi antara stasiun bumi Bogor dengan stasiun bumi
42
Timika, sehingga akan diperoleh apakah link yang dipakai power limited atau
Jika prosentase power lebih besar dari prosentase bandwidth maka sistem
dikatakan power limited dan sebaliknya bila prosentase bandwidth lebih besar dari
Dimana :