LAPORAN V
Sistem Pengendalian Dan Instrumentasi Proses
Pembimbing :
Muhammad Iwan Fermi, S.T., M.T.
Koordinator :
Hari Rionaldo, ST., MT., C.EIA.
Kelompok 2021-01-25
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Genap Tahun 2022/2023
LAPORAN V
SISTEM PENGEDALIAN DAN INSTRUMENTASI PROSES
Kelompok 2021-01-25
Arum Khomis Rahmatullaily 1807111377
Elna Purwanti 1807124724
Catatan :
Laporan V i
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
DAFTAR ISI
Laporan V ii
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Kimia Carboxymethyl Cellulose...........................................1
Gambar 2.1 Seamless Pipe .....................................................................................5
Gambar 2.2 Butt-Welded Pipe ................................................................................6
Gambar 2.3 Unit Pengukuran ...............................................................................11
Gambar 4.1 Rotary Reactor pada Pembuatan Carboxymethyl Cellulose .............19
Gambar 4.2 Tangki Berpengaduk.........................................................................20
Gambar 4.3 Rotary Drum Dyer ............................................................................23
Laporan V iii
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol Instrumen Menurut Standar ISA S5.1-1984 .............................12
Tabel 2.2 Simbol Instrumentasi dan Standar Identifikasi ANSI/ISA S5.1-1984 ..13
Laporan V iv
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
yang digunakan 35% dan 78%. Suhu optimum umpan masuk diantara 35-40oC dan
umpan keluar reaktor pada suhu 35oC (NIIR Project, 2018). Di dalam rotary
reactor, terjadi tahap alkalisasi dan karboksimetilasi. Tahap alkalisasi yaitu
pereaksian antara selulosa dengan NaOH membentuk alkali selulosa kemudian
dilanjutkan dengan reaksi karboksimetilasi antara alkaliselulosa dengan garam
natrium monokloroasetat. Selain pembentukan karboksimetil selulosa terjadi juga
pembentukan produk samping pembentukan natrium glikolat dari hidrolisis asam
monokloroasetat.
Tahapan reaksi yang terjadi dituliskan sebagai berikut (Thielking &
Schimidt, 2006):
1. Reaksi alkalisasi selulosa
[C6H10O5] + NaOH → [C6H9O5Na] + H2O
2. Reaksi netralisasi asam kloroasetat dan NaOH
[C6H9O5Na] + NaOH → ClCH2COONa+ H2O
3. Reaksi Alkali selulosa dengan garam klorosetat
[C6H9O5Na] + ClCH2COONa → [C8H11O7Na] + NaCl
Secara keseluruhan reaksi utama yang terjadi, sebagai berikut (Ismail et al.,
2010):
[C6H10O5] + ClCH2COOH + 2NaOH → [C8H11O7Na] + NaCl + 2H2O .. (1.1)
Selain reaksi diatas, terjadi reaksi samping pembentukan sodium glikolat
(Ismail et al., 2010):
ClCH2COOH + 2NaOH → C2H3O3Na + NaCl + H2O ............... (1.2)
Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis untuk menjaga kenaikan suhu
dimasukan udara ke dalam reaktor. Udara keluar reaktor akan membawa 1%
produk. Produk yang terbawa udara dipisahkan menggunakan cyclone (NIIR
Project, 2018). Di sisi lain, Produk berupa slurry dikeluarkan dari reaktor dan
dimasukkan ke dalam storage aging dan didiamkan selama 8–10 jam untuk
mematangkan produk (Thielking & Schimidt, 2006). Suhu optimum pematangan
produk 50-55 oC. Produk kemudian dikeringkan dengan rotary dryer hingga 5% air.
Produk kering yang keluar dari pengering dihaluskan dengan menggunakan ball
mill kemudian didinginkan dan keluar pada suhu 30˚C.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
BAB II
SISTEM PERPIPAAN DAN INSTRUMENTASI
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
a. Menentukan jenis material yang sesuai dengan kondisi kerja seperti,
tekanan eksternal/internal, suhu, korosi dll.
b. Standard Code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan
yang akan dirancang. Pemilihan standard code yang benar akan
menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik dari segi biaya,
reliabilitas, safety design, dan stress analisis.
c. Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa. Pemilihan ketebalan pipa
(schedule number) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan
ketersediaan stok di pasaran.
d. Dengan cara bagaimana sistem perpipaan akan dikoneksikan satu sama lain,
jenis sambungan, dan material sambungan seperti apa yang sesuai.
e. Bagaimana planning dan routing dari sistem perpipaan akan dilakukan.
General arrangement, dan routing sebaiknya dilakukan dengan
memperhatikan aspek inherent safety design, konsumsi pipa seminimum
mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi kemampuan, fungsi dan
operasional dari peralatan yang terkoneksi. Sistem perpipaan ini harus
dirancang sedemikan rupa sehingga mampu menahan beban yang terjadi,
baik beban statis dan dinamis yang terjadi (Manurung dan Bustami, 2013).
Kemampuan sistem perpipaan untuk menahan beban yang bekerja
seharusnya tidak menimbulkan kegagalan dan dikenal sebagai fleksibilitas
sistem perpipaan (Santoso dan Hendra, 2010). Desain, kontruksi, operasi,
dan perawatan untuk berbagai jenis sistem perpipaan harus melibatkan
pengetahuan tentang dasar pokok perpipaan, material, memerhatikan desain
khusus dan umum, fabrikasi dan penggunaan, pemeriksaan, pengujian dan
inspeksi yang sudah ditetapkan pada aturan yang sudah dibuat di lingkup
lokal maupun global.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
2.1.1 Pipa
Pipa pada umumnya berguna untuk mengalirkan suatu fluida baik itu cair
maupun gas, dari suatu tempat ketempat yang lain dengan memanfaatkan bantuan
mesin ataupun pompa. Pipa merupakan sarana fluida yang memiliki berbagai
ukuran dan bentuk penampang. Baik bentuk penampang lingkaran maupun kotak.
Material pipa bermacam–macam yaitu baja, plastik, PVC, tembaga, kuningan dan
lain sebagainya (Negara, 2011). Pipa yang umum digunakan pada industri proses
yaitu pipa baja (steel pipe) dan pipa besi (iron pipe). Dari sekian jenis pembuatan
pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
a. Pipa tanpa sambungan (seamless pipe)
Jenis pipa tanpa sambungan (seamless pipe) adalah pembuatan pipa tanpa
sambungan pengelasan. Pipa seamless dapat dibuat dengan proses sebagai
berikut :
1. Casting (pengecoran)
2. Forging (penempaan)
3. Pierching and rolling
4. Mandrel stretch reduction
5. Extraction
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Jenis pipa dengan sambungan (welded pipe) adalah pembuatan pipa dengan
pengelasan sebagai penyambungnya. Pipa jenis ini dibuat dari plate steel,
strip atau plate menjadi pipa atau proses pengelasan plate atau strip
bersamaan. Proses-proses tersebut berdasarkan pengelasannya dapat
dibedakan lagi menjadi:
1. Pipa Electric Fusion Welding (EFW).
2. Pipa Electric Resistance Welding (ERW)
2.1.2 Flange
Flange adalah sebuah mekanisme yang menyambungkan antar elemen atau
equipment perpipaan yaitu antar dua buah pipa, equipment, fitting atau valve, bejana
tekan, dan lainnya dapat dihubungkan bersama-sama. Flange tersedia dalam
berbagai bentuk, tekanan, rating dan ukuran untuk memenuhi persyaratan desain.
Jenis-jenis flange antara lain:
1. Blind flange
Jenis ini tidak memiliki lubang dan digunakan pada akhir pipa atau fitting
dalam suatu instalasi perpipaan.
2. Weld neck flange
Flange ini mempunyai bagian khusus yang mempunyai leher alat
penyambungnya dengan menggunakan butt welding. Flange jenis ini
digunakan untuk tekanan tinggi dan bagian nozzle pada vessel, kompresor
dan pompa. Karakteristik flange ini memiliki ketahanan sambungan
terhadap kejutan dengan getaran pipa akibat laju aliran fluida yang besar
didalam pipa.
3. Slip on flange
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Flange jenis ini mempunyai ketahanan kejutan dan getaran yang rendah.
Flange ini sangat ideal untuk aplikasi tekanan rendah karena kekuatannya
pada tekanan internal sekitar sepertiga dari weld neck flange. Serta
konfigurasinya menimbulkan gangguan aliran didalam pipa. Las-lasan
bagian dalam flange ini cenderung lebih mudah korosi dibanding weld neck
flange.
4. Threaded flange
Flange jenis ini mirip dengan slip-on flange, perbedaannya adalah memiliki
thread internal atau ulir dalam. Pada flange ini biasanya digunakan untuk
tekanan rendah dan tidak digunakan untuk temperatur yang sangat tinggi.
2.1.4 Fitting
Jenis fitting dapat digolongkan secara umum berdasarkan metode
penyambungan yang menyatakan jenis ujung fitting-fitting tersebut. Menurut
Stephanopoulos (1988), metode penyambungan dapat digolongkan menjadi:
1. Bend
Bend adalah elbow yang dibuat dari pipa lurus yang dibengkokkan
sehingga terdapat sedikit penipisan tebal dinding bend pada bagian
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
belokan. Penipisan ini menyebabkan tekanan operasi dan ukuran yang
sama, elbow lebih kuat dari bend.
2. Butt-Welding Reducer
Reducer berfungsi untuk pengecilan dan pembesaran jalur pipa.
3. Butt-Welding Swage
Swage menghubungkan pipa-pipa yang berdiameter berbeda. Swage
digunakan dalam jalur pipa dengan NPS kecil (2” ke bawah). Jenis
sambungan ujung adalah tipe screwed (threaded) dan tipe socket-
welded.
4. Butt-Welding Elbow
Berfungsi untuk merubah aliran fluida dan menambah fleksibilitas suatu
jalur perpipaan. Berdasarkan sudut pembelokannya, elbow terbagi
menjadi tiga yaitu elbow 45°, elbow 90°, dan elbow 180°.
2.2 Instrumentasi
Keberhasilan sistem pengendalian sangat ditentukan dengan adanya data
yang benar dan akurat. Kondisi tersebut dapat diketahui melalui pengukuran
terhadap variabel-variabel proses dengan menggunakan instrumen. Proses kimia
meliputi peralatan proses dan operasi baik secara kimia maupun fisika yang terjadi
di dalam peralatan tersebut. Sensor atau alat ukur sensor merupakan sumber
informasi yang mengidentifikasi hal-hal yang terjadi dalam suatu proses. Sementara
transducer merupakan alat penterjemah yang digunakan untuk mengubah hasil
pengukuran menjadi besaran yang ditransmisikan (McKetta, 1970). Instrumen atau
piranti utama dalam pengendalian proses adalah sensor, transmiter, pengendali,
transduser/konverter (bila diperlukan), dan katup kendali. Pada pengendali
pneumatik, seluruh sinyal pengendalian memakai tekanan udara. Sehingga
instrumen pengendalian hanya terdiri atas tiga macam. Sensor/transmitter,
pengendali, dan katup kendali pneumatik. Berbeda dengan sistem pengendalian
pneumatik, pada pengendali elektronik, sinyal pengendalian memakai arus listrik.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Oleh karena katup kendali biasanya jenis pneumatik, maka diperlukan konverter
atau transduser I/P (arus ke pneumatik). Sehingga instrumen yang diperlukan
adalah: sensor/transmitter, pengendali, transduser I/P, dan katup kendali pneumatic
(Johnson and Curtis. 1988). Instrumentasi pengendalian penumatik dan elektronik
dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
2.2.1. Unit Pengukuran
Unit pengukuran berfungsi mengubah informasi besaran fisik terukur
(variabel proses) menjadi sinyal standar. Unit ini terdiri atas dua bagian besar yaitu
sensor dan transmitter.
a. Sensor (elemen perasa atau pengindera) adalah piranti yang merespon
rangsangan fisik. Sensor berhubungan langsung atau paling dekat
berhubungan dengan variable proses. Disebut dengan detecting element
(elemen pendeteksi) atau elemen primer.
b. Transmiter yaitu piranti yang berfungsi mengubah energi atau informasi
yang datang dari sensor menjadi sinyal standar. Dua macam sinyal standar
yang sering dapat dipakai yaitu sinyal listrik dan pneumatik. Dalam
beberapa hal lebih sederhana dengan memasukkan sensor dalam blok
transmitter. Sehingga dalam arti sempit, transmitter adalah instrumen yang
mengukur besaran fisik dan mengirimkannya dalam bentuk sinyal
pengukuran standar. Bila besaran fisik bertambah besar, maka sinyal
pengukuran juga akan bertambah besar (bersifat direct acting).
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
dalam simbol pada tabel di atas mengikuti standar ANSI/ISA S5.1-1984 seperti
pada Tabel 2.1 dan 2.2.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Tabel 2.2 Simbol Instrumentasi dan Standar Identifikasi ANSI/ISA S5.1-1984
Tipe
Indicatorcontroller
RatioCalculation
RatioController
Elemen
ControlValve
Variabel Proses
Transmitter
Calculation
Controller
Indicator
Recorder
Kode T I IC C FC R V Y FY
Analisis (konsentrasi) A AT AI AIC AC AFC AR AV AY AFY
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
3. Manipulated variable adalah input dari suatu proses yang dapat
dimanipulasi atau diubah–ubah besarnya agar process variable atau
controlled variable besarnya sama dengan set point.
4. Distrubance adalah besaran lain, selain manipulated variable, yang dapat
menyebabkan berubahnya controlled variable. Besaran ini sering disebut
load.
5. Sensing element adalah bagian suatu ujung suatu sistem pengukuran
(measuring system).
6. Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing
element dan mengubah menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh
controller.
7. Measurement variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter. Besaran
ini merupakan cerminan besaranya sinyal sistem pengukuran
8. Set point adalah besar process variable yang dikehendaki. Sebuah
controller akan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan set
point.
9. Error adalah selisih antara set point dikurangi measured variable. Error
bisa negatif dan juga bisa positif. Bila set point lebih besar dari measured
variable maka error akan menjadi positif. Sebaliknya jika set point lebih
kecil dari measured variable maka error menjadi negatif.
10. Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah
pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan measurement
variable, menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan
mengeluarkan sinyal koreksi yang sesuai dengan hasil perhitungan.
11. Control unit adalah bagian dari controller yang menghitung besarnya
koreksi yang diperlukan. Input control unit adalah error dan output-nya
adalah sinyal yang keluar dari controller. Control unit memiliki transfer
function yang tergantung pada jenis controller.
12. Final control element adalah bagian akhir dari instrumentasi sistem
pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement variable
dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable, berdasarkan
perintah controller.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
2.3.2 Pengendalian Umpan Maju
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
umpan balik.
Pengendalian umpan balik bertugas mengantisisapi gangguan tak
terukur serta memastikan nilai variabel proses sesuai yang diharapkan.
Pengendalian umpan maju dipakai untuk mengantisipasi gangguan sebelum
berpengaruh ke variabel proses. Satu-satunya keunggulan pengendalian
umpan maju adalah kestabilan system.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
BAB III
SIMULASI PENGENDALIAN
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
boleh luber ataupun kering, serta masih banyak kendalakendala lain yang
harus diperhatikan.
4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis
Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang
memberi keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan
pada kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba
yang diperoleh menjadi maksimum.
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang
memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia.
Untuk memenuhi persyaratan diatas diperlukan pengawasan (monitoring)
yang terus menerus terhadap operasi pabrik kimia dan intervensi dari luar
(external intervention) untuk mencapai tujuan operasi.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
3.4 Elemen Sistem Pengendalian
Dalam suatu sistem kontrol sekurang kurangnya terdapat lima macam
elemen utama yang membentuk sistem kontrol yaitu :
a. Sensor
Sensor adalah elemen yang pertama kali merasakan adanya variable proses
dan kemudian merubahnya ke dalam bentuk gerakan mekanik atau sinyal
elektrik yang sesuai dengan besarnya varibel yang dideteksinya.
b. Transmitter
Transmitter berfungsi untuk merubah nilai variabel proses yang dirasakan
oleh sensor menjadi bentuk signal standard dan ditransmisikan ke dalam
instrumen lainnya (controller, recorder) yang besarnya tergantung dari jenis
transmitternya. yaitu 4-20 mA atau 1-5 Vdc (untuk transmitter elektrik) atau
3-15 psi untuk transmitter pneumatic (Ritonga, 2009).
c. Controller
Controller adalah elemen pengatur memanfaatkan signal error yang
dihasilkan untuk kemudian digunakan sebagai dasar untuk memberikan
memberikan perintah perbaikan yang akan dilakukan oleh elemen
pengontrol akhir (Ritonga, 2009).
d. Final Control
Elemen kontrol akhir dapat berupa control valve, motor, pompa yang
menerima dan melaksanakan signal instruksi yang diberikan oleh controller
untuk mempertahankan nilai variabel proses pada nilai set point-nya.
Elemen tersebut dapat dihubungkan satu sama lain baik secara hubungan
terbuka (open loop) maupun tertutup (closedloop) (Ritonga, 2009).
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
BAB IV
OPTIMASI PROSES
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
reaktan yang besar, dan geometri reaktor yang sederhana karakteristik rotary
reactor. Jalur perpindahan panas telah dipertimbangkan oleh Sass (1968) untuk
memasukkan: (1) gas menjadi padat; (2) gas ke dinding bagian dalam; (3) dinding
bagian dalam menjadi padat; (4) konduksi secara radial melalui dinding; dan (5)
dinding luar terhadap udara sekitar. Di antaranya, laju perpindahan panas antara
dinding bagian dalam dan padatan paling tidak dipahami. Perkiraan dari
perpindahan panas antara berbagai fase sangat bervariasi dalam upaya untuk
mensimulasikan distribusi suhu dalam rotary reactor. Brimacombe dan Watkinson
(1978) dan Pearce (1973) mengabaikan perpindahan panas antara dinding dan
padatan dengan alasan bahwa suhu dinding dan suhu padatan adalah berdekatan
(Mu & Perlmutter, 1981). Gambar rotary reactor ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Mixer ditunjukkan oleh Gambar
1.1 dibawah ini.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
dinding tangki sampai dengan dasar tangki. Dengan diameter 150 mm dan
kecepatan maksimal 800 rpm (putaran per menit).
4.1.3 Rotary Dryer
4.1.3.1 Drying
Pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan
kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini
kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban yang
rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara membawa uap air
bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban udara pengering dengan udara
sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor yang mempercepat proses
pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang mengalir. Udara yang tidak
mengalir menyebabkan kandungan uap air disekitar bahan yang dikeringkan
semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat. Kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air.
Apabila kelembaban udara tinggi, maka perbedaan tekanan uap di dalam
dan di luar menjadi kecil sehingga menghambat pemindahan uap air dalam bahan
keluar. Kemampuan bahan untuk melepaskan air dari permukaan akan semakin
besar dengan meningkatnya suhu udara pengering yang digunakan. Peningkatan
suhu juga menyebabkan kecilnya jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menguapkan air bahan (Adawyah, 2014).
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi pengeringan, yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering, di antaranya
a. Suhu.
Semakin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat
b. Kecepatan aliran udara.
Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat
c. Kelembaban udara.
Semakin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat.
d. Arah aliran udara.
Semakin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan semakin
cepat kering.
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, diantaranya:
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
a. Ukuran bahan.
Semakin kecil ukuran bahan, pengeringan akan makin cepat
b. Kadar air.
Semakin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat.
4.1.3.2 Rotary Dryer
Pengering ini digunakan untuk mengeringkan zat-zat berbentuk cairan,
misalnya susu atau air buah. Alatnya terdiri dari pipa silinder yang besar, ada yang
hanya satu ada yang dua, bagian dalamnya berfungsi menampung dan
mengalirkan uap panas. Pengeringan dengan drum secara luas digunakan dalam
pengeringan komersial di industri pangan untuk berbagai jenis produk makanan
berpati, makanan bayi, maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi
(heavy pastes), dan dikenal sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi
untuk jenis produk tersebut. Karena terpapar pada suhu tinggi hanya dalam
beberapa detik, drum drying sangat cocok untuk kebanyakan produk yang sensitif
terhadap panas.
Dalam operasional pengeringan, cairan, bubur, atau materi yang dihaluskan
diletakan sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yangdipanaskan
oleh uap. Setelah sekitar tiga perempat dari titik putaran, produk sudah kering dan
dipindahkan dengan pisau statis. Produk kering kemudian ditumbuk menjadi serpih
atau bubuk. Pengeringan drum adalah salah satu metode pengeringan yang paling
hemat energi dan khususnya efektif untuk mengeringkan cairan dengan viskositas
tinggi atau bubur makanan.
Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator. Beberapa variasi dari
jenis drum tunggal adalah dua drum yang berputar dengan umpan masuk dari atas
atau bagian bawah kedua drum tersebut. Terdiri dari gulungan logam panas yang
berputar. Pada bagian luar terjadi penguapan lapisan tipis zat cair atau slurry
untuk dikeringkan. Padatan kering dikeluarkan dari gulungan yang putarannya
lebih diperlambat. Drum dryer memiliki mekanisme kerja yaitu: cairan yang akan
dikeringkan disiramkan pada silinder pengering tersebut dan akan keluar secara
teratur dan selanjutnya menempel pada permukaan luar silinder yang panas
sehingga mengering, dan karena silinder tersebut berputar dan di bagian atas
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
terdapat pisau pengerik (skraper) maka tepung- tepung yang menempel akan
terkerik dan berjatuhan masuk ke dalam penampung.
Pengering Drum diklasifikasikan menjadi 3, yaitu single drum dryer,
double drum dyer, dan twin drum dryer. Double drum dyer memiliki dua drum yang
berputar terhadap satu sama lain pada bagian atas. Gap antara dua drum akan
mengontrol ketebalan lapisan bahan yang diletakan pada permukaan drum. Twin
drum dryer juga memiliki dua drum, tetapi berputar berlawan satu sama lain pada
bagian atas. Diantara tiga jenis drum dryer, single dan double drum dryer paling
sering digunakan untuk buah-buahan dan sayuran. Untuk bahan yang sensitif
terhadap panas, modifikasi dengan vacum drum dryer dapat digunakan untuk
mengurangi suhu/panas pengeringan. Vacum drum dryer pada prinsipnya mirip
dengan drum dryer, hanya drum tertutup dalam ruang kedap udara/vakum (Agung,
2012).
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi. (2005). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ismail, N., Bono, A., Valentinus, A., Nilus, A ., & Chng, L. (2010). Optimization
of Reaction Condition for Preparing Carboxymethylcellulose. Journal of
Applied Science, 10(21), 2530-2536.
Manurung, P., & Bustami, S. (2013). Analisa Tegangan Pipa pada Heavy Fuel Oil
dari Daily Tank Unit 1 dan Unit 2 Menuju Heat Exchanger di PLTU Belawan.
Jurnal e-Dinamis, 5(1).
McKetta, J. J. (1979). Chemical Processing Handbook. America: United State.
NIIR, P. (2018). Modern Technology of Industrial Chemical. Asia Pacific: Business
Press Inc.
Parisher, Roy. A dan Robert A. Rhea. (2002). Pipe Drafting and Design, 2 nd ed.
Woburn: Butterworth-Heinemann.
Posey, J. D., Watterson, T.L., Wilson, A.K., Edgar, K.J., Shelton, M.C., &
Lingerfeld, J. (2007). Zero-order release formulation using a novel cellulose
ester. Cellulose, 14, 73-83.
Santoso, B. & Hendra, P. (2010). Pengaruh Fleksibilitas Nozzle Terhadap Sistem
Perpipaan. Jurnal Perangkat Nuklir, 4(8).
Thielking, H., & Schimidt, M. (2006). Cellulose Ethers. In Ullmann’s Encyclopedia
of Industrial Chemistry (pp. 381-397).
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
LAMPIRAN
A/D
LAH US
101 101
LAL
101 LT LE
101 101 TK-101
Selulosa
FCV
1011
I/P FY FIC FT
1011
D/A 1011
A/D 1011
FE
1011
Reactor
1
(R-101)
30
1
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Silo-02 Kode Alat
Fungsi Tempat penyimpanan asam monokloroasetat TK-102
(MCA) 99%
LI
102
A/D
US
LAH 102
102
LAL
102 LT LE
102 102 TK-102
ClCH2COOH
FCV
1021
FY FIC FT
I/P 1021
D/A 1021
A/D 1021
FE
1021
Mixer-01
2
(M-101)
30
1
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Silo-03 Kode Alat
Fungsi Tempat penyimpanan NaOH 50% TK-103
LI
103
A/D
LAH US
103 103
LAL
103 LT LE
103 103 TK-103
NaOH
FCV
1031
FY FIC FT
I/P 1031
D/A 1031
A/D 1031
FE
1031
Mixer-02
5
(M-102)
30
1
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Mixer-01 Kode Alat
Fungsi Tempat pelarutan asam monokloroasetat (MCA) M-101
dari 99% menjadi 78%
H2O 3
30
1 FFE
1041
FFCV
104 I/P
FFT
A/D 1041
FFE
104 TD
1042
Silo-02
2
(TK-102)
30
1
LE LT A/D LIC D/A LY
1042 1042 1042 1042
LCV
1042
I/P
M-101
Reactor
4
(R-101)
30
P-101 1
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
akan dikirim menuju final control, yaitu pneumatic control melalui transducer.
Pneumatic valve dapat di gerakkan dengan adanya sinyal pneumatic yang diperoleh
dari perubahan sinyal oleh transducer dari sinyal listrik menjadi sinyal pneumatic.
Level atau ketinggian larutan asam monokloroasetat dalam mixer-01 diukur
dengan menggunakan alat sensor atau level element (LE-1042), yaitu transducer
diafragma. Hasil pengukuran dari transducer diafragma akan dikirim menuju level
transmitter (LT-1042) dan mengubah sinyal dari analog menjadi digital untuk
diteruskan ke level indicator controller (LC-1042). LC-1042 sebagai pengukur data
dan mengolahnya yang selanjutnya akan dikirim menuju LY-1042 untuk
mengkalkulasikan data. Lalu, data yang telah dikalkulasikan di LY-1042 akan
dikirim menuju final control, yaitu pneumatic control melalui transducer.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Mixer-02 Kode Alat
Fungsi Tempat pengenceran NaOH dari 50% menjadi 35% M-102
H2O 6
30
1 FFE
1051
FFCV
105 I/P
105 FFT
A/D 1051
FFE
105 TD
1052
Silo-03
5
(TK-103)
30
1
LE LT A/D LIC D/A LY
1052 1052 1052 1052
LCV
1052
I/P
M-102
Reactor
7
(R-101)
30
P-102 1
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Pneumatic valve dapat di gerakkan dengan adanya sinyal pneumatic yang diperoleh
dari perubahan sinyal oleh transducer dari sinyal listrik menjadi sinyal pneumatic.
Level atau ketinggian larutan natrium hidroksida dalam mixer-02 diukur
dengan menggunakan alat sensor atau level element (LE-1052), yaitu transducer
diafragma. Hasil pengukuran dari transducer diafragma akan dikirim menuju level
transmitter (LT-1052) dan mengubah sinyal dari analog menjadi digital untuk
diteruskan ke level indicator controller (LC-1052). LC-1052 sebagai pengukur data
dan mengolahnya yang selanjutnya akan dikirim menuju LY-1052 untuk
mengkalkulasikan data. Lalu, data yang telah dikalkulasikan di LY-1052 akan
dikirim menuju final control, yaitu pneumatic control melalui transducer.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Rotary Reactor Kode Alat
Fungsi Tempat bereaksinya selulosa, asam R-101
monokloroasetat dan NaOH menjadi carboxymethyl
cellulose
TY D/A TIC
1063 1063
A/D
TCV
1063 I/P
TT
1063
8
Udara
B-101 30
1 TE
1063
Mixer-02 7
(M-102) 30
FFE
P-102 1 1062
FFCV I/P
1062
A/D FFT
1062
TC
1063
FY D/A FIC A/D FFT
1062 106 1061
FFCV
1061 FY D/A
1061 FFE
1061
Cyclone-01
10
(CY-101)
4 30
Mixer-01 1
(M-101) 30
P-101 1 A/D Silo-04
9
(TK-104)
FFT 30
106 SE 1
1064
M
FFE
106 ST
SY 1064
1064
Laju alir masuk reaktor dikontrol berdasarkan rasionya, dimana rasio aliran
1, aliran 4 dan aliran 7 adalah 1 : 2 : 3,4. Pada aliran 1, laju alir terlebih dahulu
diukur dengan menggunakan alat sensor atau flow element (FFE-106), yaitu
ultrasonic flowmeter. FFE-106 mengirimkan hasil pengukuran berupa sinyal
menuju flow transmitter (FFT-106) dan mengubah dari sinyal analog menjadi
sinyal digital menuju flow fraction control (FIC-106). Pada aliran 4, laju alir
terlebih dahulu diukur dengan menggunakan alat sensor atau flow element (FFE-
1061), yaitu venturimeter. FFE-1061 mengirimkan hasil pengukuran berupa sinyal
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
menuju flow transmitter (FFT-1061) dan mengubah dari sinyal analog menjadi
sinyal digital menuju flow fraction control (FIC-106). FIC-106 sebagai pengukur
data dan mengolahnya yang selanjutnya akan dikirim menuju FFY-1061 untuk
mengkalkulasikan data. Lalu, data yang telah dikalkulasikan di FFY-1061 akan
dikirim menuju final control, yaitu pneumatic control melalui transducer.
Pneumatic valve dapat di gerakkan dengan adanya sinyal pneumatic yang diperoleh
dari perubahan sinyal oleh transducer dari sinyal listrik menjadi sinyal pneumatic.
Pada aliran 7, laju alir terlebih dahulu diukur dengan menggunakan alat
sensor atau flow element (FFE-1062), yaitu venturimeter. FFE-1062 mengirimkan
hasil pengukuran berupa sinyal menuju flow transmitter (FFT-1062) dan mengubah
dari sinyal analog menjadi sinyal digital menuju flow fraction control (FIC-106).
FIC-106 sebagai pengukur data dan mengolahnya yang selanjutnya akan dikirim
menuju FFY-1062 untuk mengkalkulasikan data. Lalu, data yang telah
dikalkulasikan di FFY-1062 akan dikirim menuju final control, yaitu pneumatic
control melalui transducer. Pneumatic valve dapat di gerakkan dengan adanya
sinyal pneumatic yang diperoleh dari perubahan sinyal oleh transducer dari sinyal
listrik menjadi sinyal pneumatic.
Temperatur pada rotary reactor dilakukan pengendalian agar konstan pada
angka yang telah ditetapkan pada proses, yaitu 105 oC. Temperatur terlebih dahulu
diukur dengan termokopel sebagai alat sensor atau disebut sebagai temperature
element (TE-1063). Kemudian jika terjadi perubahan temperatur dari sensor pada
rotary reactor R-101 maka sinyal diteruskan dengan adanya temperature
transmitter (TT-1063) menuju temperature indicator controller (TIC-1063). TIC-
1063 akan bekerja sebagai pengatur temperatur atau pengukur sinyal dengan cara
mengolah data dari TT-1063, dimana dapat mengatur jumlah material yang harus
ditambahkan atau dikeluarkan dari proses yang sedang bekerja. Selanjutnya, sinyal
akan dikirim menuju TY-1063 yang akan mengkalkulasikan data dari TIC-1063
dan diteruskan ke final control, yaitu pneumatic valve dengan cara melalui
transducer terlebih dahulu untuk dapat mengubah sinyal dari listrik pneumatik.
Putaran pada rotary reactor R-101 juga dilakukan pengendalian agar
memiliki kecepatan putar yang sesuai, agar proses pengeringan produk menjadi
lebih efisien. Kecepatan putaran pada R-101 diukur dengan speed element (SE-
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
1064) yaitu tachometer yang juga cocok digunakan pada alat yang berputar dengan
posisi miring. Sinyal yang diperoleh dari SE-1064 akan dikirim kan ke speed
transmitter (ST-1064) selanjutnya akan dikirim ke speed indicator controller (SIC-
1064). SIC-1064 sebagai alat pengukur dan pengolah data yang selanjutnya akan
dikalkulasikan oleh SY-1064 dan sinyal diteruskan ke final control, yaitu motor
dengan melewati transducer agar mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
pneumatik.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Heater Kode Alat
Fungsi Untuk memanaskan udara pengering yang akan E-102
digunakan pada rotary dryer RD-101
E-101 16
30
1
Water
Steam
Treatment Unit
TCV
107 I/P E-102
TC
TY 107
107
17
Dryer
(RD-101)
30
1
Udara pengering yang akan digunakan pada rotary dryer RD-101 dilakukan
pemanasan di E-102 dengan menggunakan steam. Temperatur udara terlebih
dahulu diukur dengan menggunakan termokopel sebagai alat sensor atau disebut
sebagai temperature element (TE-107). Kemudian, jika terjadi perubahan
temperatur dari sensor pada E-103 maka sinyal dapat diteruskan dengan adanya
temperature transmitter (TT-107) menuju temperature indicator controller (TIC-
107). TIC-107 akan mengolah data dari TT-107, dimana dapat mengatur jumlah
material yang harus ditambahkan atau dikeluarkan dari proses yang sedang bekerja.
Selanjutnya, sinyal akan dikirim menuju TY-107 yang akan mengkalkulasikan data
dari TIC-107 dan diteruskan menuju final control, yaitu pneumatic valve dengan
cara melalui transducer terlebih dahulu untuk dapat mengubah sinyal dari sinyal
listrik menjadi sinyal pneumatik agar dapat menggerakkan valve.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Rotary Dryer Kode Alat
Fungsi Tempat penyimpanan selulosa RD-101
17 E-103
30
1
TCV
108
TT
TC 108
108
TE
108
E-101 18
30
1
Silo-04 RD-101
15
(TK-104)
30
1 Ball Mill
20
M (BM-101)
30
SE 1
1081
SY
1081
ST
1081
D/A
SIC A/D
1081
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
Putaran pada rotary dryer RD-101 juga dilakukan pengendalian agar
memiliki kecepatann putar yang sesuai, agar proses pengeringan produk menjadi
lebih efisien. Kecepatan putaran pada RD-101 diukur dengan speed element (SE-
1081) yaitu tachometer yang juga cocok digunakan pada alat yang berputar dengan
posisi miring. Sinyal yang diperoleh dari SE-1081 akan dikirim kan ke speed
transmitter (ST-1081) selanjutnya akan dikirim ke speed indicator controller (SIC-
1081). SIC-1081 sebagai alat pengukur dan pengolah data yang selanjutnya akan
dikalkulasikan oleh SY-1081 dan sinyal diteruskan ke final control, yaitu motor
dengan melewati transducer agar mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
pneumatik.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.01.25
PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM
Nama Alat Cooler Kode Alat
Fungsi Mendinginkan udara pengering sisa keluaran heat E-103
exchanger E-101
Used Cooling
Water
Dibuang
E-101 18 19
Ke Udara
30 TE 30
1 TC 109 1
E-103 109
TCV TT
109 109
Cooling
Water
Pada cooler (E-103) yang mana di gunakan untuk menurunkun suhu aliran
keluaran heat exchanger E-101. Temperatur terlebih dahulu diukur dengan
menggunakan termokopel sebagai alat sensor atau disebut sebagai temperature
element (TE-109). Kemudian, jika terjadi perubahan temperatur dari sensor maka
sinyal dapat diteruskan dengan adanya temperature transmitter (TT-109) menuju
temperature indicator controller (TIC-109). TIC-109 akan bekerja sebagai
pengatur temperatur atau pengukur sinyal dengan cara mengolah data dari TT-109,
dimana dapat mengatur jumlah cooling water yang harus ditambahkan atau
dikeluarkan dari proses yang sedang bekerja.
Selanjutnya, sinyal akan dikirim menuju TY-109 yang akan mengkalkulasikan data
dari TIC-109 dan diteruskan menuju final control, yaitu pneumatic valve dengan
cara melalui transducer terlebih dahulu untuk dapat mengubah sinyal dari sinyal
listrik menjadi sinyal pneumatic agar dapat menggerakkan valve.
Laporan V
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti