Anda di halaman 1dari 33

TUGAS PRARANCANGAN PABRIK

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022

Prarancangan Pabrik Carboxymethyl Cellulose dari Bagasse


Dengan Kapasitas 6000 Ton/Tahun

LAPORAN III
Desain Jaringan Penukar Panas

Pembimbing :
Zulfansyah, ST., MT

Koordinator :
Hari Rionaldo, ST., MT., C.EIA.

Kelompok 2021-01-25

Arum Khomis Rahmatullaily 1807111377


Elna Purwanti 1807124724

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Riau
2023
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Genap Tahun 2021/2022
LAPORAN III
DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS

Prarancangan Pabrik Carboxymethyl Cellulose dari Bagasse

Kelompok 2021-01-25
Arum Khomis Rahmatullaily 1807111377
Elna Purwanti 1807124724

Catatan :

Pekanbaru, Maret 2023


Disetujui
Pembimbing

Zulfansyah, S.T., M.T.

i
NIP. 19690222 199703 1 001

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Carboxymetyhl Cellulose sebagai Produk Utama.......................................1
1.2 Proses Continue Wyandotte........................................................................2
BAB II DESKRIPSI PROSES..............................................................................4
2.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku....................................................................4
2.2 Tahap Reaksi Karboksimetilasi...................................................................6
2.3 Tahap Pemisahan.......................................................................................8
BAB III ASUMSI PENDEKATAN DAN JUSTIFIKASI DALAM
PENYUSUNAN DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS.............10
3.1 Asumsi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas...................10
3.2 Justifikasi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas...............10
3.3 Pendekatan dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas.............11
3.3.1 Ekstraksi Data Aliran Panas dan Aliran Dingin.............................11
3.3.2 Pembuatan Kurva Komposit...........................................................12
3.3.3 Target Maximum Energy Recovery (MER)....................................13
3.3.4 Desain Heat Exchanger Network (HEN)........................................13
3.3.5 Stream Splitting..............................................................................14
3.3.6 Minimum of Heat Exchanger (Jumlah Minimum Penukar Panas). 14
3.3.7 Loop Breaking................................................................................14
BAB IV DESAIN HEAT EXCHANGER NETWORK....................................15
4.1 Ekstraksi Data Aliran Panas dan Aliran Dingin.......................................15
4.2 Pembuatan Kurva Komposit dan Target Maximu Energy Recovery
(MER)......................................................................................................15
4.3 Heat Exchanger Network (HEN).............................................................16
4.4 Kebutuhan Utilitas Sebelum dan Setelah Integrasi..................................16
4.4.1 Kebutuhan Utilitas Sebelum Integrasi............................................16
4.4.2 Kebutuhan Utilitas Setelah Integrasi..............................................17

ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN A Perhitungan Kebutuhan Steam dan Cooling Water
LAMPIRAN B Perhitungan Desain Jaringan Penukar Panas

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Block Flow Diagram Tahap Penyiapan Bahan Baku.........................5


Gambar 2.2 Block Flow Diagram Tahap Reaksi Karboksimetilasi.......................7
Gambar 2.3 Block Flow Diagram Tahap Pemisahan dan Pemurnian....................9
Gambar 3.1 Suhu Sumber dan Target untuk Integrasi Panas...............................10
Gambar 3.2 Grafik antara ∆ T min dan cost.............................................................13
Gambar 4.1 Grafik Kurva Komposit....................................................................16
Gambar 4.2 Jaringan Penukar Panas....................................................................18
Gambar 4.3 Jaringan Penukar Panas Setelah Dilakukan Loop Breaking.............19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Aliran dan Aliran Dingin..............................................................10


Tabel 3.1 Utilitas yang Tersedia............................................................................10
Tabel 3.3 Beberapa Nilai ∆ T min di Sektor Industri...............................................11
Tabel 3.4 Data Suhu Awal, Suhu Akhir dan Entalpi Aliran Panas dan Dingin....11
Tabel 3.5 Nilai Laju Alir Kapasitas Panas (C ) Masing-Masing Aliran................12
Tabel 4.1 Data Aliran Panas dan Aliran Dingin....................................................15
Tabel 4.2 Kebutuhan Utilitas Steam Sebelum Integrasi........................................17
Tabel 4.3 Kebutuhan Utilitas Cooling Water Sebelum Integrasi..........................20
Tabel 4.4 Kebutuhan Utilitas Steam Setelah Integrasi..........................................20
Tabel 4.5 Kebutuhan Utilitas Cooling Water Setelah Integrasi............................20

v
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Carboxymetyhl Cellulose sebagai Produk Utama


Carboxymethyl cellulose atau dikenal dengan CMC adalah senyawa
turunan selulosa yang memiliki rumus kimia (C8H11O7Na)n. Struktur
carboxymethyl cellulose merupakan rantai polimer yang terdiri dari molekul
selulosa. Setiap unit hidroglukosa memiliki tiga gugus hidroksil dan beberapa
atom hidrogen dari gugus hidroksil tersebut disubstitusi oleh carboxymethyl.
Struktur kimia carboxymethyl cellulose dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai
berikut :

Gambar 1.1 Struktur Kimia Carboxymethyl Cellulose (Cahyadi, 2005)

Carboxymethyl cellulose memiliki viskositas yang tinggi, tidak beracun,


dan hipoalergenik. Dalam industri kertas, carboxymethyl cellulose digunakan
untuk meningkatkan kehalusan dan kekuatan pada kertas. Dalam industri
kosmetik dan farmasi, digunakan sebagai pengental pada pembuatan krim atau
sebagai matriks pengisi tablet. Carboxymethyl cellulose juga digunakan dalam
industri pangan untuk meningkatkan konsistensi dan stabilitas emulsi (Posey et
al., 2007).

1.2 Proses Continue Wyandotte


Berdasarkan pertimbangan beberapa proses pembuatan carboxymethyl
cellulose, proses yang dipilih adalah proses continue sehingga akan
menguntungkan dari segi ekonomis. Proses continue cocok untuk kapasitas
produksi yang besar, peralatan yang sederhana, dan investasi kecil. Pembuatan
Laporan III 1
Dibuat Diperiksa Disetujui

Elna Purwanti Arum Khomis Rahmatullaily


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
carboxymethyl cellulose menggunakan proses Continue Wyandotte mengacu pada
US Patent 2510355 dan NIIR Project. Selulosa yang telah diperoleh selanjutnya
dimasukan kedalam rotary reactor untuk direaksikan dengan larutan NaOH dan
asam monokloroasetat. Konsentrasi larutan NaOH dan larutan asam kloroasetat
yang digunakan 35% dan 78%. Suhu optimum umpan masuk diantara 35-40 oC
dan umpan keluar reaktor pada suhu 35oC (NIIR Project, 2018). Di dalam rotary
reactor, terjadi tahap alkalisasi dan karboksimetilasi. Tahap alkalisasi yaitu
pereaksian antara selulosa dengan NaOH membentuk alkali selulosa kemudian
dilanjutkan dengan reaksi karboksimetilasi antara alkaliselulosa dengan garam
natrium monokloroasetat. Selain pembentukan karboksimetil selulosa terjadi juga
pembentukan produk samping pembentukan natrium glikolat dari hidrolisis asam
monokloroasetat.
Tahapan reaksi yang terjadi dituliskan sebagai ber ikut (Thielking &
Schimidt, 2006):
1. Reaksi alkalisasi selulosa
[C6H10O5] + NaOH → [C6H9O5Na] + H2O
2. Reaksi netralisasi asam kloroasetat dan NaOH
[C6H9O5Na] + NaOH → ClCH2COONa+ H2O
3. Reaksi Alkali selulosa dengan garam klorosetat
[C6H9O5Na] + ClCH2COONa → [C8H11O7Na] + NaCl
Secara keseluruhan reaksi utama yang terjadi, sebagai berikut (Ismail et
al., 2010):
[C6H10O5] + ClCH2COOH + 2NaOH → [C8H11O7Na] + NaCl + 2H2O.........(2.1)
Selain reaksi diatas, terjadi reaksi samping pembentukan sodium glikolat
(Ismail et al., 2010):
ClCH2COOH + 2NaOH → C2H3O3Na + NaCl + H2O.....................(2.2)
Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis untuk menjaga kenaikan suhu
dimasukan udara ke dalam reaktor. Udara keluar reaktor akan membawa 1%
produk. Produk yang terbawa udara dipisahkan menggunakan cyclone (NIIR
Project, 2018). Di sisi lain, Produk berupa slurry dikeluarkan dari reaktor dan

Laporan III 2
Dibuat Diperiksa Disetujui

Elna Purwanti Arum Khomis Rahmatullaily


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
dimasukkan ke dalam storage aging dan didiamkan selama 8–10 jam untuk
mematangkan produk (Thielking & Schimidt, 2006). Suhu optimum pematangan
produk 50-55 oC. Produk basah setelah didiamkan dalam storage aging kemudian
dikeringkan dengan rotary dryer hingga 5% air. Produk kering yang keluar dari
pengering dihaluskan dengan menggunakan ball mill kemudian didinginkan dan
keluar pada suhu 35˚C. Produk dikemas menggunakan paper sack. Ukuran paper
sack yang digunakan disesuaikan dengan kapasitas produksi.

Laporan III 3
Dibuat Diperiksa Disetujui

Elna Purwanti Arum Khomis Rahmatullaily


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku


Tahap penyiapan bahan baku menggunakan kombinasi steam explosion
dan soda process yang mengacu pada WO 2009/031164A1. Bagasse dihaluskan
dengan menggunakan roll crusher (RC-101) hingga berukuran ± 2 mm. Bagasse
yang telah dihaluskan disaring dengan menggunakan vibrating screen (VS-101).
Bagasse yang tidak berhasil lolos screening dimasukan kembali ke dalam roll
crusher (RC-101).
Bagasse yang berhasil lolos screening dilunakkan dan dikurangi
kandungan hemiselulosanya oleh saturated steam pada suhu 180oC dengan
menggunakan steam explosion tank (V-101) selama 60 menit. Selama proses
berlangsung, tekanan di dalam steam explosion tank (V-101) dijaga konstan pada
tekanan saturated steam. Setelah itu, tekanan di dalam steam explosion tank (V-
101) diturunkan hingga tekanan atmosfer. Keluaran steam explosion tank (V-101)
berupa pretreated bagasse dimasukan ke dalam flash tank (V-102) untuk
memisahkan steam yang masih tersisa.
Pretreated bagasse selanjutnya didelignifikasi dengan menggunakan
NaOH 20% untuk melarutkan kandungan lignin dan hemiselulosa. NaOH 20%
dibuat dengan melarutkan NaOH 50% di dalam mixer (M-101). Proses
delignifikasi dilakukan di dalam Tangki Delignifikasi (DT-101) pada suhu 150oC
dan tekanan 7 bar selama 2 jam. Selanjutnya, selulosa disaring dan dicuci dengan
menggunakan rotary filter (RF-101).
Selulosa diputihkan menggunakan H2O2 30%. Proses pemutihan dilakukan
di dalam tangki bleaching (BT-101) pada suhu 80oC selama 2 jam. Aliran
keluaran tangki bleaching (BT-101) dicuci menggunakan air di dalam rotary filter
(RF-102) untuk memisahkan H2O2 dari selulosa. Selulosa dikeringkan dengan
menggunakan rotary dryer (RD-101) hingga tersisa 5% air. Tahapan penyiapan

Laporan III 4
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
bahan baku dapat dilihat dari block flow diagram yang ditunjukkan oleh Gambar
2.1.

Laporan III 4
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

2.2 Tahap Reaksi Karboksimetilasi


Tahap reaksi karboksimetilasi mengacu pada US Patent 2510355 dan
NIIR Project. Selulosa dimasukkan ke dalam rotary reactor (R-201) untuk
direaksikan dengan NaOH 35% dan CH 2ClCOOH 78%. NaOH 35% dibuat
dengan melarutkan NaOH 50% di dalam mixer (M-202). Sedangkan,
CH2ClCOOH 78% dibuat dengan melarutkan CH2ClCOOH 99% di dalam mixer
(M-201). Selanjutnya, NaOH 35% dan CH2ClCOOH 78% dipompakan ke dalam
rotary reactor (R-201) menggunakan pompa (P-203) dan pompa (P-202).
Di dalam rotary reactor (R-201), terjadi reaksi karboksimetilasi
membentuk carboxymethyl cellulose dan reaksi samping hidrolisis CH2ClCOOH
membentuk natrium glikolat. Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
[C6H10O5] + ClCH2COOH + 2NaOH → [C8H11O7Na] + NaCl + 2H2O
ClCH2COOH + 2NaOH → C2H3O3Na + NaCl + H2O
Reaksi tersebut bersifat eksotermis, sehingga untuk menjaga suhu di dalam
reactor digunakan udara sebagai media penukar panas. Udara diumpankan ke
dalam rotary reactor (R-201) menggunakan blower (B-201). Udara tersebut akan
keluar membawa sebagian produk. Keluaran rotary reactor (R-201) terbagi
menjadi dua aliran. Aliran tersebut adalah aliran udara hangat dan product slurry.
Aliran udara hangat dilanjutkan ke proses pemisahan dan pemurnian. Akan tetapi,
aliran product slurry disempurnakan ikatannya di dalam aging vessel (V-201).
Tahapan reaksi karboksimetilasi dapat dilihat dari block flow diagram yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

Laporan III 6
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
2.3 Tahap Pemisahan
Tahap pemisahan mengacu pada US Patent 2510355 dan NIIR Project.
Produk yang terbawa oleh udara dari rotary reactor (R-201) dipisahkan oleh
cyclone I (CY-301). Produk yang berhasil dipisahkan oleh cyclone I (CY-301)
akan dimasukan ke dalam silo (TK-301). Sedangkan, produk yang tidak berhasil
dipisahkan oleh cyclone I (CY-301) dimasukan ke dalam cyclone II (CY-302)
menggunakan blower (B-301). Kemudian, aliran product slurry, aliran cyclone I
(CY-301), dan aliran cyclone 2 (CY-302) disimpan di dalam silo (TK-301) dan
dikurangi kadar airnya menggunakan rotary dryer (RD-301). Udara diumpankan
ke dalam rotary dryer (RD-301) menggunakan blower (B-302) dan dipanaskan
terlebih dahulu menggunakan Heater (E-301). Produk yang keluar dari rotary
dryer (RD-301) dihaluskan menggunakan ball mill (BM-301) hingga berukuran
200 mesh. Produk kering dari ball mill (BM-301) berupa carboxymethyl cellulose
dengan kemurnian 61%.

Laporan III 8
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

Laporan III 16
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
BAB III
ASUMSI PENDEKATAN DAN JUSTIFIKASI DALAM
PENYUSUNAN DESAIN JARINGAN PENUKAR PANAS

Pada bab ini membahas mengenai asumsi, pendekatan dan justifikasi


dalam penyusunan jaringan penukar panas pabrik Carboxymethyl Cellulose.
3.1. Asumsi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas
Data aliran panas dan aliran dingin berdasarakan proses pembuatan
carboxymethyl cellulose dari baggase disajikan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Data Aliran dan Aliran Dingin
Aliran Alat Ts (oC) Tt (oC) ΔH (kJ/jam)
H1 Cooler (E-103) 150 80 72802227,3
H2 Cooler (E-201) 90 35 195600064,3
H3 Cooler (E-205) 55 35 12758603,43
H4 Cooler (E-302) 60 35 143307361,7
C1 Heater (E-101) 100 150 50944609,15
C2 Heater (E-102) 30 150 2419843,75
C3 Heater (E-104) 30 80 2759180,87
C4 Heater (E-105) 30 80 29681,01
C5 Heater (E-106) 30 80 514984,3
C6 Heater (E-107) 30 80 1443533,68
C7 Heater (E-108) 30 200 9753635,88
C8 Heater (E-202) 30 35 2910,65
C9 Heater (E-203) 30 35 7635,5
C10 Heater (E-204) 35 55 80804041,36
C11 Heater (E-301) 30 150 29484220,8

Berdasarkan data aliran panas dan aliran dingin pada Tabel 3.1, maka
utilitas yang tersedia dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini
Tabel 3.2 Utilitas yang Tersedia
No Alat Tipe
1 Cooling water Cooling
2 High Pressure Steam Heating

3.2. Justifikasi dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas

Laporan III 10
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
Dalam desain jaringan penukar panas pabrik carboxymethyl
cellulose ini ditetapkan ∆ T min sebesar 10oC. Hal ini berdasarkan pada
kasus dalam desain MER

Laporan III 10
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
pada Seider, et al (2009), proses dengan rentang suhu 30-200oC menggunakan
∆ T min = 10oC . Menurut Rokni (2016), Tabel 3.3 di bawah ini menunjukkan
beberapa pedoman asumsi awal untuk ∆ T min beberapa proses industri yang
berbeda.
Tabel 3.3 Beberapa Nilai ∆ T min di Sektor Industri
Sektor Industri Nilai ∆ T min
Low Temperature Process (Proses 3-5 oC
Suhu Rendah)
Chemical 10-20 oC
Petrokimia 10-20 oC
Pengilangan Minyak 20-40 oC

3.3. Pendekatan dalam Penyusunan Desain Jaringan Penukar Panas


Berikut ini adalah pendekatan dalam penyusunan desain jaringan
penukar panas pabrik carboxymethyl cellulose.
3.3.1. Ekstraksi Data Aliran Panas dan Aliran Dingin
Langkah pertama dalam penyusunan desain jaringan penukar panas
adalah ekstraksi data aliran panas dan aliran dingin. Berikut ini data suhu
masuk, suhu keluar serta entalpi dari masing- masing aliran panas dan
aliran dingin dalam desain jaringan penukar panas. Untuk aliran panas
(hot-stream) dinotasikan dengan H i dengan i = 1,2,3,…n. Sedangkan
aliran dingin (cold-stream) dinotasikan dengan C j dengan j = 1,2,3 … n.
Data suhu awal, suhu akhir dan entalpi dari masing-masing aliran dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Data Suhu Awal, Suhu Akhir dan Entalpi dari Aliran Panas dan Dingin
Source Target
Aliran T (oC) T (oC) Entalpi (kJ/jam)
H1 150 80 72802227,30
H2 90 35 195600064,28
H3 55 35 12758603,43
H4 60 35 143307361,74
C1 100 150 50944609,15
C2 30 150 2419843,75
C3 30 80 2759180,87

Laporan III 11
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
C4 30 80 29681,01

Laporan III 11
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
Tabel 3.4 Data Suhu Masuk, Suhu Keluar dan Entalpi dari Aliran Panas dan
Dingin (lanjutan)
Source Target
Aliran T (oC) T (oC) Entalpi (kJ/jam)
C5 30 80 514984,30
C6 30 80 1443533,68
C7 30 200 9753635,88
C8 30 35 2910,65
C9 30 35 7635,50
C10 35 55 80804041,36
C11 30 150 29484220,80

Selanjutnya nilai entalpi masing-masing aliran dikonversi dari kJ/jam


menjadi MW. Laju alir kapasitas panas (C ) masing-masing dihitung dengan
persamaan :
∆H
C= .....................................................(3.1)
∆T
Dimana,
∆ H = Entalpi (MW)
∆ T = Perbedaan suhu (oC)
(Seider, 2009).
Berikut ini nilai laju alir kapasitas panas (C ) masing-masing aliran yang
ditunjukkan oleh Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Nilai Laju Alir Kapasitas Panas (C ) Masing-Masing Aliran
Aliran ΔH (MW) ΔT (oC) C (MW/C)
H1 20,223 70 0,2889
H2 54,333 55 0,9879
H3 3,5441 20 0,1772
H4 39,808 25 1,5923
C1 14,151 50 0,2830
C2 0,6722 120 0,0056
C3 0,7664 50 0,0153
C4 0,0082 50 0,0002
C5 0,1431 50 0,0029
C6 0,401 50 0,0080
C7 2,7093 170 0,0159
Laporan III 12
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

C8 0,0008 5 0,0002
C9 0,0021 5 0,0004

Laporan III 12
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
Tabel 3.5 Nilai Laju Alir Kapasitas Panas (C ) Masing-Masing Aliran (Lanjutan)
Aliran ΔH (MW) ΔT (oC) C (MW/C)
C10 22,446 20 1,1223
C11 8,1901 120 0,0683

3.3.2. Pembuatan Kurva Komposit


Setelah dilakukan ekstraksi data aliran panas dan aliran dingin, selanjutnya
dibuat kurva komposit. Kurva komposit terdiri dari kurva komposit panas dan
kurva komposit dingin. Masing-masing aliran panas dan aliran dingin diurutkan
dari suhu tertinggi ke suhu terendah. Kemudian dihitung ∑C dan ∆ H .
Selanjutnya dibuat kurva komposit dengan data ∆ H dan suhu. Pada kurva
komposit panas diawali pada koordinat (0 MW, 150 oC ) dan berakhir pada
koordinat (17,3339 MW, 90oC), segmen selanjutnya diawali pada koordinat
(17,3339 MW, 90oC) dan diakhiri dengan menambahkan 12,7677 MW menjadi
(32,092 MW, 80oC) dan begitu seterusnya hingga kurva berakhir pada koordinat
(125,87 MW, 35oC). Begitu pula dengan kurva komposit dingin.

3.3.3. Target Maximum Energy Recovery (MER)


Setelah menggambar grafik kurva komposit panas dan dingin, selanjutnya
grafik kurva komposit panas digeser kearah kanan. Jarak terdekat antara kurva
komposit panas dan dingin sebesar 10oC merupakan suhu pinch hot dan pinch
cold. Berdasarkan dua kurva komposit panas dan dingin ini dapat ditentukan
berapa energi yang dapat direcovery, sehingga energi yang tidak dapat direcovery
ini dibebankan pada utilitas tambahan.

3.3.4. Desain Heat Exchanger Network (HEN)


Dalam desain jaringan penukar panas ada beberapa aturan seperti dibawah
ini.
1. Sisi atas pinch dirancang dengan aturan C C ≥ C H .
2. Sisi bawah pinch dirancang dengan aturan C H ≥C C .

Laporan III 13
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

Laporan III 13
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
3.3.5. Stream Splitting
Dalam desain jaringan penukar panas pabrik Carboxymethyl
Cellulose ini terdapat stream splitting. Hal ini karena pada bagian atas
pinch (hot-end) aturan C Cold ≥ C Hot tidak terpenuhi, dimana nilai C Hot aliran
H1 = 0,2889 MW/oC sedangkan C Cold berada dibawah 0,2889 MW/oC (
C Cold C1 = 0,2830 MW/oC, C Cold C2 = 0,0056 MW/oC, C Cold C7 = 0,0159
MW/oC, C Cold C11 = 0,0683 MW/oC). Sehingga dilakukan stream splitting
(pembagian aliran). Pertama beban aliran H1 akan diintegrasikan dengan
aliran cold yang memiliki nilai C paling besar yaitu C 1, kemudian sisanya
akan diintegrasikan dengan aliran cold terbesar kedua yaitu C11. Maka nilai
C Hot H1 akan terbagi menjadi 0,283 MW/oC dan 0,0059 MW/oC.

3.3.6. Minimum of Heat Exchanger (Jumlah Minimum Penukar Panas)


Jumlah aliran hot dan cold pada pabrik Carboxymethyl Cellulose
ini ada 15 aliran, N S = 15. Jumlah utilitas ada 2 jenis yaitu High Pressure
Steam (hps) dan cooling water, N U = 2. Sehingga jumlah minimum
penukar panas pada pabrik Carboxymethyl Cellulose ini N HX , min = 15 + 2 -
1 = 16 penukar panas. Setelah dilakukan desain jaringan penukar panas
didapatkan 20 penukar panas, untuk mengurangi penukar panas hingga
didapatkan N HX =N HX ,min dilakukan loop breaking.

3.3.7. Loop Breaking


Pada desain jaringan pabrik carboxymethyl cellulose, jumlah
penukar panas yang didapat, N HX = 20, sedangkan jumlah minimum
penukar panas N HX , min= 16, sehingga,
N HX - N HX , min = 20 – 16
=4
Maka ada 4 heat loop yang harus diputuskan agar jumlah penukar panas
sama dengan jumlah minimum penukar panas ( N HX =N HX ,min ).

Laporan III 14
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

Laporan III 14
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

Laporan III 17
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
BAB IV
DESAIN HEAT EXCHANGER NETWORK

4.1. Ekstraksi Data Aliran Panas dan Aliran Dingin


Pada desain heat exchanger network (HEN) dimanfaatkan aliran proses
panas untuk mengubah suhu pada proses aliran dingin sehingga energi yang
digunakan lebih efisien. Berdasarkan proses pembuatan carboxymethyl cellulose
dari baggase terdapat 4 aliran panas dan 11 aliran dingin serta dipilih ΔTmin = 10
o
C. Adapun data aliran panas dan aliran dingin disajikan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Data Aliran Panas dan Aliran Dingin
Aliran Ts (oC) Tt (oC) ΔH (kj/h) ΔH (MW) C (MW/ oC)
H1 150 80 72802227,30 20,223 0,2889
H2 90 35 195600064,28 54,333 0,9879
H3 55 35 12758603,43 3,5441 0,1772
H4 60 35 143307361,74 39,808 1,5923
C1 100 150 50944609,15 14,151 0,2830
C2 30 150 2419843,75 0,6722 0,0056
C3 30 80 2759180,87 0,7664 0,0153
C4 30 80 29681,01 0,0082 0,0002
C5 30 80 514984,30 0,1431 0,0029
C6 30 80 1443533,68 0,401 0,0080
C7 30 200 9753635,88 2,7093 0,0159
C8 30 35 2910,65 0,0008 0,0002
C9 30 35 7635,50 0,0021 0,0004
C10 35 55 80804041,36 22,446 1,1223
C11 30 150 29484220,80 8,1901 0,0683

4.2. Target Maximu Energy Recovery (MER)


Berdasarkan data yang telah diekstrak dan ditunjukkan pada Tabel 4.1,
maka dapat dibuat grafik kurva komposit seperti pada Gambar 4.1. Berdasarkan
Gambar 4.1, dengan nilai ΔT = 10oC, diperoleh nilai pinch hot yaitu 110 oC dan
pinch cold 100 oC, nilai Q Hmin sebesar 7,8817 MW serta nilai Q Cmin sebesar 84,261
MW.

Laporan III 15
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25

Laporan III 15
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
4.3. Heat Exchanger Network (HEN)
Setelah didapatkan suhu pinch hot, suhu pinch cold, Q Hmin serta
QCmin selanjutnya dirancangan jaringan penukar panas yang memenuhi
target MER. Jaringan penukar panas dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Jumlah penukar panas, N HX pabrik carboxymethyl cellulose setelah
dilakukan desain jaringan penukar panas adalah 20, sedangkan setelah
dihitung jumlah minimum penukar panas, N HX . min adalah 16. Maka ada 4
heat loop yang harus di break agar jumlah penukar panas aktual sama
dengan jumlah penukar panas minimum ( N HX =N HX .min ). Jaringan penukar
panas setelah dilakukan loop breaking atau jaringan penukar panas final
dapat dilihat pada Gambar 4.3.

4.4. Kebutuhan Utilitas Sebelum dan Setelah Integrasi


4.4.1. Kebutuhan Utilitas Sebelum Integrasi
Kebutuhan utilitas steam dan cooling water sebelum diintegrasikan
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
Tabel 4.2 Kebutuhan Utilitas Steam Sebelum Integrasi
Entalpi Massa Massa
No. Alat
(kJ/jam) (kg/jam) (ton/jam)
1 Heater (E-101) 50944609,1506 24876,512 24,8765
2 Heater (E-102) 2419843,7456 1181,6220 1,1816
3 Heater (E-104) 2759180,8670 1222,5534 1,2225
4 Heater (E-105) 29681,01485 13,1512 0,0131
5 Heater (E-106) 514984,2987 228,1821 0,2281
6 Heater (E-107) 1443533,677 639,6090 0,6396
7 Heater (E-108) 9753635,885 5254,626 5,2546
8 Heater (E-202) 2910,649238 1,2896 0,0012
9 Heater (E-203) 7635,499606 3,3831 0,0033
10 Heater (E-204) 80804041,36 35803,111 35,8031
11 Heater (E-301) 29484220,8 14397,295 14,3972
Total 178164276,9 83621,33 83,6208

Laporan III 17
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Bagasse
dengan Kapasitas 6000 ton/tahun 2021.03.25
Tabel 4.3 Kebutuhan Utilitas Cooling Water Sebelum Integrasi
Entalpi Massa Massa
No. Alat
(kJ/jam) (kg/jam) (ton/jam)
1 Cooler (E-103) 72802227,3 916147,7295 916,1477
2 Cooler (E-201) 195600064,3 2461443,302 2461,4433
3 Cooler (E-205) 12758603,4295 160555,0544 160,5550
4 Cooler (E-302) 143307361,745 1803388,7 1803,3887
Total 424468256,8 5341535 5341,535

4.4.2. Kebutuhan Utilitas Setelah Integrasi


Kebutuhan utilitas steam dan cooling water setelah diintegrasikan dapat
dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4 Kebutuhan Utilitas Steam Setelah Integrasi
Entalpi Massa Massa
No. Alat
(kJ/jam) (kg/jam) (ton/jam)
1 Heater (E-101) 9343336,41 4562,398754 4,5623
2 Heater (E-102) 2419843,75 1181,622025 1,1816
3 Heater (E-104) 9753635,88 5254,625517 5,2546
4 Heater (E-105) 29484220,80 14397,29518 14,3972
Total 51001036,84 25395,94148 25,3959

Tabel 4.5 Kebutuhan Utilitas Cooling Water Setelah Integrasi


Entalpi Massa Massa
No. Alat
(kJ/jam) (kg/jam) (ton/jam)
1 Cooler (E-205) 28441773,69 357913,0386 357,9130386
2 Cooler (E-302) 193611865,29 2436423,683 2436,423683
3 Cooler (E-205) 12755692,78 160518,4266 160,5184266
4 Cooler (E-302) 91157157,23 1147127,303 1147,127303
Total 325966488,99 4101982,451 4101,982451

Setelah diintegrasikan steam dapat dihemat sebanyak 58225,3885 kg/jam


atau 58,2253 ton/jam, sedangkan cooling water dapat dihemat sebanyak
1239552,549 kg/jam atau 1239,5525 ton/jam.

Laporan III 20
Dibuat Diperiksa Disetujui

Arum Khomis Rahmatullaily Elna Purwanti


DAFTAR PUSTAKA

Anjanikumar, V., & Jyotiprasad. (2009). A Process for Fractionating Bagasse to


Produce High Cellulose (WO2009/031164A1).
Bakar, S. H. A., Hamid, M. K. A., Alwi, S. R. W., & Manan, Z. A. (2016).
Selection of minimum temperature difference (δTmin) for heat exchanger
network synthesis based on trade-off plot. Applied Energy, 162, 1259–1271.
https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2015.07.056
Cahyadi. (2005). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Casey, J. P. (1979). Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology (3rd
ed.). New York: John Willey and Sons inc.
Edward, & Gordon, H. (2007). Manufacture of Bagasse Powder
(WO2007/140521A1).
Ismail, N., Bono, A., Valentinus, A., Nilus, A ., & Chng, L. (2010). Optimization
of Reaction Condition for Preparing Carboxymethylcellulose. Journal of
Applied Science, 10(21), 2530-2536.
Kamal, N. (2010). Pengaruh Bahan Aditif CMC (Carboxymethyl Cellulose)
terhadap Beberapa Parameter pada Larutan Sukrosa. Jurnal Teknologi.
17(1):79.
NIIR, P. (2018). Modern Technology of Industrial Chemical. Asia Pacific:
Business Press Inc.
Posey, J.D., Watterson, T.L., Wilson, A.K., Edgar, K.J., Shelton, M.C., &
Lingerfeld, J. (2007). Zero-order release formulation using a novel cellulose
ester. Cellulose, 14, 73-83.

Purba, M. P. B. (2018). Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Selulosa dari


Selulosa Batang Pisang Raja dengan Variasi Natrium Monokloroasetat.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Seider, Warren D., Lewin, Daniel R., & Seader, J.D. (2009). Product and Process
Design Principles Synthesis, Analysisi and Evaluation. 4 th Edition. John
Wiley & Sons.
Smith, R. (2005). Chemical Process Design and Integration. In John Wiley &

21
Sons,

21
Ltd.
Thielking, H., & Schimidt, M. (2006). Cellulose Ethers. In Ullmann’s
Encyclopedia of Industrial Chemistry (pp. 381-397).
Van Daam, J. E. G. (2002). Coir Processing Technologies: Improvement of
Drying, Softening, Bleaching and Dyeing Coir Fibre/Yarn and Printing Coir
Floor Coverings. FAO and CFC : Netherlands
Waldek, W. (1979). Manufacture of Carboxymetyhlcellulose (US2510355)
Yoro, K. O., Sekoai, P. T., Isafiade, A. J., & Daramola, M. O. (2019). A review
on heat and mass integration techniques for energy and material
minimization during CO2 capture. International Journal of Energy and
Environmental Engineering, 10(3), 367–387.

22

Anda mungkin juga menyukai