i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Prosedur Riset .................................................................................... 3
Gambar 3. 2 Metode Pencampuran Kering ............................................................. 3
Gambar 4. 1 Hasil Pengujian XRD ......................................................................... 5
Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Slump Flow .............................................................. 6
Gambar 4. 3 Hasil Pengujian V-Funnel .................................................................. 7
Gambar 4. 4 Hasil Pengujian L-box........................................................................ 7
Gambar 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan SCGC ................................................... 8
Gambar 4. 6 Grafik Hubungan Workability dengan Kuat Tekan............................ 8
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Pengujian Beton SCGC.......................................................................... 4
Tabel 3. 2 Indikator Capaian ................................................................................... 4
Tabel 4. 1 Hasil Pengujian XRF ............................................................................. 4
Tabel 4. 2 Hasil Pengujian kerikil ........................................................................... 5
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Pasir ............................................................................. 5
Tabel 4. 4 Standar Pengujian Workability SCGC ................................................... 6
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa kasus pada konstruksi khusus membutuhkan beton mutu tinggi untuk
memenuhi persyaratan desain serta diperlukan tingkat kemudahan pengerjaan yang
tinggi (workability). Beton mutu tinggi pada umumnya memiliki faktor air semen
(fas) yang kecil. Nilai fas yang kecil dapat menurunkan workability beton pada fase
plastis. Fase plastis merupakan fase beton segar sebelum terjadi proses hidrasi
(waktu ikat awal)(Patel dan Shah, 2018). Pada umumnya, penambahan bahan
tambah (admixture) dilakukan untuk meningkatkan workability beton tanpa
menurunkan mutunya. Superplasticizer adalah salah satu admixture yang bekerja
dengan mengikat air dan bereaksi membuat visual beton tampak mengalir (ASTM
C494/C494M-19, 2019).
Self-Compacting Geopolymer Concrete (SCGC) dikembangkan sebagai
material konstruksi alternatif untuk menggantikan penggunaan PC pada beton SCC
(Kumar Verma, Chakradhara Rao dan Kumar, 2022). Penelitian terdahulu SCGC
menggunakan fly ash tipe F menggunakan metode pencampuran basah dan
menghasilkan kuat tekan beton 51,68 Mpa pada kadar superplasticizer 7%. Hasil
pengujian workability mendapatkan nilai slum flow 710 mm, v-funnel 7 detik dan
l-box 0,96 dimana hasil tersebut telah memenuhi standar beton SCC(Rahman dan
Al-Ameri, 2021). Penambahan superplasticizer yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan terjadinya segregasi, bleeding, dan waktu pengerasan beton yang
lambat pada beton SCC (Wang, Kong dan Pan, 2021). Meskipun saat ini banyak
dikembangkan SCGC dengan fly ash tipe F, pengembangan SCGC menggunakan
fly ash tipe C masih belum banyak dilakukan. Fly ash tipe C (high calcium fly ash)
memiliki kandungan CaO >18% (ASTM C494/C494M-19, 2019) yang
menghasilkan workability rendah ((Topark-Ngarm, Chindaprasirt dan Sata, 2015).
Namun kadar CaO yang tinggi pada fly ash tipe C memungkinkan beton geopolimer
memiliki performa kuat tekan lebih baik dibandingkan fly ash tipe F (Tajunnisa
dkk., 2019; Darmawan dkk., 2020; Husin dkk., 2022). Workability rendah
mengakibatkan sulit diimplementasikan sebagai material konstruksi skala besar
(Praveen dan Srinivasan, 2017; Bheel dkk., 2021). Metode pencampuran kering
dikembangkan untuk mengatasi permasalahan setting time yang cepat pada fly ash
tipe C. Metode kering dilakukan dengan mencampurkan fly ash dan alkali aktivator
(padatan) dengan alat ball mill dan bola baja, hal tersebut berfungsi untuk
menghambat reaksi pada beton (Husin dkk., 2020).
Penelitian ini berfokus pada penentuan kadar optimum superplasticizer
berbahan dasar polycarboxilate dengan kadar 3%, 5%, dan 7% pada beton
geopolimer berbasis fly ash tipe C untuk menghasilkan SCGC. Metode
pencampuran kering digunakan untuk meningkatkan performa dan workability.
Pengujian slump flow, L-box, dan V-funnel dilakukan untuk mengetahui tingkat
workability beton SCGC berdasarkan pada standar uji ASTM C23R. Selain itu,
2
pengujian kuat tekan dilakukan untuk mengetahui kuat tekan beton apakah
memenuhi persyaratan beton mutu tinggi berdasarkan standar SNI 6468.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
diselesaikan pada riset ini adalah:
1. Berapakah kadar superplasticizer optimum sehingga diperoleh nilai
workability dan kuat tekan yang terbaik pada Self-Compacting Geopolymer
Concrete (SCGC) mutu tinggi berbasis High-Calcium Fly Ash?
2. Bagaimana workability mempengaruhi kuat tekan pada Self-Compacting
Geopolymer Concrete (SCGC) mutu tinggi?
1.3 Tujuan Riset
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari riset ini adalah:
1. Mengidentifikasi kadar optimum superplasticizer sehingga diperoleh
rancangan Self-Compacting Geopolymer Concrete (SCGC) mutu tinggi
berbasis High-Calcium Fly Ash
2. Menganalisis Hubungan workability dan kuat tekan pada Self-Compacting
Geopolymer Concrete (SCGC) mutu tinggi.
BAB 2. TARGET LUARAN
Target luaran pada Program Kreatifitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-
RE) ini adalah sebagai berikut:
1. Laporan kemajuan yang menjelaskan progres pelaksanaan penelitian beserta
presentase akumulasi capaian kegiatan pasca pendanaan.
2. Laporan akhir yang memuat hasil akhir keseluruhan pelaksanaan penelitian
dan kesesuaiannya dengan tujuan yang sudah ditentukan.
3. Artikel ilmiah yang memaparkan temuan hasil penelitian yang dapat dijadikan
sebagai rujukan penelitian selanjutnya.
4. Publikasi ilmiah sebagai jurnal seminar nasional maupun internasional
bertemakan “Komposisi Self-Compacting Geopolymer Concrete (SCGC)
Mutu Tinggi untuk Implementasi Beton Pracetak”.
5. Pengajuan draft paten atas penggunaan high-calcium fly ash sebagai material
ramah lingkungan.
BAB 3. METODE RISET
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset
Penelitian ini dilakukan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan
di Laboratorium Material dan Struktur Gedung ITS selama 4 bulan.
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan yang diperlukan dalam penelitian mengenai Pengaruh Variasi
Superplasticizer terhadap Workability dan Kuat Tekan Self-Compacting
Geopolymer Concrete Berbasis High-Calcium Fly Ash untuk Elemen Pracetak ini
yang telah berhasil dibeli antara lain: pasir dari lumajang membeli di Pucang,
Kerikil pasuruan dari PT.Calvary Mojokerto, Superplasticizer Sika Visconcrete
3115N dari Distributor Sika Waru, Superplasticizer Consol P100 ESP dari PT.
3
Kimia Konstruksi, NaOH PT. Brataco Tidar, Na2SiO3.5H2O berasal dari China.
Alat yang digunakan yaitu Mixing Machine, V-funnel, L-Box, Slump Flow.
3.3 Variabel Riset
Riset ini bertujuan untuk mengetahui komposisi beton SCGC mutu tinggi sesuai
standart. Maka dari itu diberikan variasi yaitu agregat kasar berupa kerikil 2 cm
dengan NaOH 14M. Variasi yang digunakan yaitu variasi SP merek Sika
Visconcret 3115N dan Consol P100 ESP. Riset ini juga memvariasikan kadar SP
yaitu 0%, 3%, 5%, dan 7%. Penetapan kadar tersebut didasarkan pada penelitian
dari (Patel dan Shah, 2018).
3.4 Tahapan Riset yang Dilakukan
Adapun tahapan riset yang kami lakukan yaitu.
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Persiapan bahan Pembuatan mix Pembuatan dan
dan material design Pengujian SCGC
Gambar 3. 1 Prosedur Riset
3.5 Prosedur Riset
3.5.1 Metode Kering
Metode pencampuran kering dilakukan dengan membuat semen geopolimer
terlebih dahulu, kemudian semen tersebut dicampurkan kedalam campuran beton
dengan agregat dan air (Husin dkk., 2020). Metode pencampuran kering dapat
dilihat pada Gambar 3. 2 Metode Pencampuran Kering.
200
x x
0
0% 3% 5% 7%
Kadar Superplasticizer (%)
Sika Visconcrete Consol P100 ESP
Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Slump Flow
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa komposisi beton tanpa
menggunakan SP tidak dapat mengalir sehingga tidak dapat diukur untuk pada
pengujian slump flow. Peningkatan kadar SP pada SCGC dapat meningkatkan
slump flow secara significan. Peningkatan kadar SP dari 3% menjadi 5% dan 7%
menunjukkan adanya peningkatan workability yang terjadi pada beton yaitu sebesar
445 mm, 570 mm, dan 645 mm. Kompoisisi campuran dengan menggunakan SP
Visconcrete 31115N dengan kadar 5% dan 7% telah memenuhi standar pengujian
slump flow berdasarkan EFNARC yang mensyaratkan 550-850 mm. Sedangkan,
komposisi campuran dengan menggunakan SP Consol P100 ESP tidak memenuhi
standar pengujian beton dengan nilai slump flow untuk dasar 3%, 5%, dan 7%
adalah 330 mm, 380 mm, dan 380 mm.
Uji V-Funnel
Pengujian v-funnel digunakan untuk mengetahui viskositas beton.
ERNARF mensyaratkan untuk pengujian v-funnel sebesar 9-25 detik. Hasil
pengujian v-funnel menunjukkan bahwa penambahan SP Sika-visconcrete 3115N
dengan kadar 5% dan 7% memenuhi standar pengujian v-funnel yaitu 20 detik dan
13 detik. Semakin singkat waktu yang dibutuhkan beton untuk jatuh saat pengujian
v-funnel menunjukkan viskositas rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa beton
memiliki workability yang tinggi. Sedangkan, pengujian dengan penambahan SP
7
Sika-visconcrete 3115N kadar 3% tidak dapat mengalir hingga akhir. Hal tersebut
sejalan dengan penambahan SP Consol P100 ESP pada kadar 3%, 5%, dan 7% tidak
dapat mengalir hingga akhir sehingga pengujian dihentikan. Komposisi campuran
tanpa menggunakan SP tidak dapat mengalir dengan karakter beton yang
mengguMPal sehingga menyulitkan saat pengujian v-funnel. Grafik hasil pengujian
v-funnel dapat dilihat pada Gambar 4. 3.
25 20
V-funnel (detik) 20
15 ERNARC (9-25 detik) 13
10
5 x x x x x x
0
0% 3% 5% 7%
Kadar Superplasticizer (%)
Sika Visconcrete Consol P100 ESP
Gambar 4. 3 Hasil Pengujian V-Funnel
Uji L-Box
Pengujian L-box digunakan untuk mengetahui kemampuan beton melewati
tulangan. EFNARC mensyaratkan rasio perbandingan tinggi beton diukur yaitu 0,8-
1. Hasil pengujian L-bx sejalan dengan hasil pengujian v-funnel dimana, pengujian
dapat diukur pada komposisi dengan penambahan SP Sika-visconcrete 3115N
dengan kadar 5% dan 7% dengan nilai yang didapatkan yaitu 0,66 dan 0,81.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan komposisi penambahan SP Sika-
visconcrete 3115N dengan kadar 7% memenuhi standar EFNARC dengan nilai
0,81.). Grafik hasil pengujian L-box dapat dilihat pada Gambar 4. 4.
1 0,81
ERNARC, 2005 (0.8-1 detik)
0,8 0,66
0,6
rasio
0,4
0,2 x x x x x x
0
0% 3% 5% 7%
Kadar Superplasticizer (%)
Sika Visconcrete Consol P100 ESP
Gambar 4. 4 Hasil Pengujian L-box
Berdasarkan ketiga parameter uji workability yaitu slump flow, v-funnel, dan L-
box dapat diketahui bahwa komposisi beton SCGC yang memenuhi seluruh standar
uji workability beton SCGC adalah penambahan SP Sika-visconcrete 3115N kadar
7%. Hal ini sejalan dengan penelitian (Patel dan Shah, 2018) yang menyatakan
bahwa peningkatan kadar SP akan meningkatkan workability pada beton SCGC.
Meskipun berbahan dasar sama dengan Sika-visconcrete 3115N yaitu modified
polycarboxylate, Consol P100 ESP tidak memenuhi standar beton Self-
CoMPacting Concrete (SCC) bila diterapkan pada beton geopolimer. Hal ini
dikarenakan cara kerja SP Consol P100 ESP bereaksi dengan air mengikat air beton
8
10
0
7 14 28
Umur Uji (Hari)
SIKA 3% SIKA 5% SIKA 7% CONSOL 3% CONSOL 5% CONSOL 7%
600
40,0
400
20,0
200
0 0,0
SP Sika 3% SP Sika 5% SP Sika 7%
Kode Mix
Kuat Tekan (Mpa) Slump Flow (mm)
Gambar 4. 6 Grafik Hubungan Workability dengan Kuat Tekan
Meningkatnya workability pada SCGC berbanding terbalik dengan hasil kuat
tekan beton. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kadar SP dari 5% ke 7%
9
berpengaruh pada mutu beton yaitu untuk 5% sebesar 51,9 Mpa dan 7% sebesar
41,7 Mpa. Gambar 4. 6. Menunjukkan hubungan kuat tekan dengan workability
beton SCGC.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar SP
dapat meningkatkan workability pada beton. Namun, Penambahan SP melebihi
kadar optimumnya dapat menurunkan kaut tekan beton.
BAB 5. POTENSI HASIL
Dari Penelitian yang akan dilakukan, berpotensi menghasilkan:
1. Publikasi Jurnal (Q3): publikasi pada jurnal Archives of Metallurgy and
Materials yang berindeks Q3.
2. Berpotensi HKI : berpotensi untuk mendapatkan HKI untuk dikomersial kan
3. Material Alternatif Beton Normal: beton SCGC memiliki kualitas yang setara
dengan beton normal sehingga dapat menjadi material alternatif beton normal
yang lebih ramah lingkungan dan berpotensi dikomersialkan
4. Peningkatan UKM didaerah dekat PLTU: pengabdian masyarakat dengan
memberikan pelatihan pembuatan beton SCGC sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat sekitar PLTU.
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang berjudul
“Studi Pengaruh Variasi Superplasticizer terhadap Workability dan Kuat
Tekan Self-Compacting Geopolymer Concrete Berbasis High-Calcium Fly Ash
untuk Elemen Pracetak” ini telah berjalan sebesar 96%. Adapun tahapan 4% yang
belum tercapau berupa penyusunan laporan akhir.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C494/C494M-19 (2019) “Standard Specification for Chemical Admixtures
for Concrete,” ASTM International, 04, hal. 1–15.
Bheel, N. dkk. (2021) “Synergic effect of metakaolin and groundnut shell ash on
the behavior of fly ash-based self-compacting geopolymer concrete,”
Construction and Building Materials, 311(October), hal. 125327. Tersedia
pada: https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2021.125327.
Darmawan, M.S. dkk. (2020) “The Compressive Strength of High Calcium Fly Ash
Based Geopolymer Concrete Using Various Additive For Structural
Material In Indonesia”, Putrajaya International Conference On Advanced
Research,” Putrajaya International Conference on Advanced Research (
Pjic2020 ) Published, (February), hal. 229.
Husin, N.A. dkk. (2020) “Performance of high calcium fly ash based geopolymer
concrete in chloride environment,” International Journal of GEOMATE,
19(74), hal. 107–113. Tersedia pada:
https://doi.org/10.21660/2020.74.56966a.
Husin, N.A. dkk. (2022) “THE EFFECT OF ADMIXTURE VARIATIONS ON
WORKABILITY AND COMPRESSIVE STRENGTH OF
GEOPOLYMER CONCRETE FLY ASH BASED WITH HIGH
10
LAMPIRAN
Lampiran 1 Penggunaan Dana
1. Pemasukan
No Keterangan Jumlah (Rp)
1 Pendanaan PKM 2022 KEMENDIKBUD 6.200.000,00
2 Pendanaan ITS* 1.750.000,00
TOTAL PEMASUKAN 7.950.000,00
2. Pengeluaran
No Keterangan Total (Rp)
1 Pembelian kerikil 2 cm @325.000/pick up × 2 650.000,00
2 Pembelian masker KN 95 @30.000/pack × 1 30.000,00
3 Pembelian pasir @450.000/pick up × 2 900.000,00
4 Pembelian Kanebo @18.000/buah × 1 18.000,00
5 Pembelian padatan NaOH @250.000/zak × 3 930.000,00
6 750.000,00
Pembelian padatan Na2SiO3.5H2O @310.000/zak × 3
Pembelian superplasticizer SIKA Visconcrete 3115 N 5
7 624.000,00
Lt @312000/jirigen × 2
8 Pembelian sikat molen @36.000/buah × 2 72.000,00
9 Pembelian corong plastik @2.000/buah × 1 2.000,00
Pembelian sarung Tangan Latex L Ace Hardware
10 175.000,00
@35.000/buah × 5
11 Pembelian sarung tangan kaos @6.000/buah × 5 30.000,00
12 Pembelian minyak tanah @14.000/liter × 4 56.000,00
13 Pembelian kotak P3K @25.000/pack × 1 25.000,00
14 Pembelian sabun cuci tangan @55.000/buah × 2 110.000,00
15 Pembelian handsanitizer @45.000/buah × 2 90.000,00
16 300.000,00
Pembelian masker safety KN 95 @150.000/pack × 1
17 20.000,00
Ongkos Kirim Kelengkapan Paket P3 @20.000 × 1
Pengujian X-Ray Fluorence (XRF) fly ash
18 250.000,00
@250.000/pengujian × 1
19 Pembelian kawat ayak @17.500/lembar × 1 17.500,00
20 Pembelian kunci pas @20.500/buah × 1 20.500,00
21 Pembelian kuas @13.000/buah × 1 13.000,00
Pembelian sarung Tangan Latex L Ace Hardware
22 175.000,00
@35.000/buah × 5
23 Pembelian sarung tangan kaos @6.000/buah × 5 30.000,00
24 Pembelian cutter @10.000/buah × 2 20.000,00
25 Pembelian triplek @13.000/lembar × 5 65.000,00
26 Pembelian masker KN 95 @30.000/pack × 2 60.000,00
27 Pembayaran wifi Onne bulan Juli @382.000 ×1 382.000,00
12
7 06/06/22 Pembelian
superplasticizer
SIKA Visconcrete
3115 N 5 Lt
@312000/jirigen ×
2
15
100
Kerikil Lolos Ayakan (%)
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Lubang Ayakan (mm)
Batas Bawah 10 mm Batas Atas 10 mm
Batas Bawah 20 mm Batas Atas 20 mm
Batas Bawah 40 mm Batas Atas 40 mm
Gradasi Kerikil
100
Lolos Ayakan (%)
80
60
40
20
0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
Lubang Ayakan (mm)
Batas Atas Zona 1 Batas Bawah Zona 1
Batas Atas Zona 2 Batas Bawah Zona 2
Batas Atas Zona 3 Batas Bawah Zona 3
Batas Atas Zona 4 Batas Bawah Zona 4