Anda di halaman 1dari 49

TUGAS PERANCANGAN PABRIK

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022

Prarancangan Pabrik Carboxymethyl cellulose Dari Cellulose


Dengan Proses Continue Wyandotte

LAPORAN I
Pendahuluan dan Deskripsi Proses

Pembimbing :
Dr. Padil, ST., MT.

Koordinator :
Muhammad Iwan Fermi, ST., MT.

Kelompok XXV

Arum Khomis Rahmatullaily 1807111377


Elna Purwanti 1807124724

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Riau
2021
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Genap Tahun 2021/2022
LAPORAN I
PENDAHULUAN DAN SELEKSI PROSES

Prarancangan Pabrik Carboxymethyl cellulose dari Cellulose

Kelompok XXV
Arum Khomis Rahmatullaily 1807111377
Elna Purwanti 1807124724

Catatan :

Pekanbaru,
Disetujui
Pembimbing

Dr. Padil, S.T., M.T.

Laporan I i
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
NIP. 19730616 199903 1 002
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................2
1.4 Analisis Pasar...................................................................................2
1.5 Analisa Ekonomi atau Gross Profit Margin (GPM)........................4
BAB I I DESKRIPSI PROSES....................................................................6
2.1 Proses Sintesis Carboxymethyl cellulose.........................................6
2.1.1 Proses Continue Wyandotte......................................................6
2.1.2 Proses Batch Jerman.................................................................7
2.2 Deskripsi Proses Terpilih.................................................................8
2.2.1 Proses Continue Wyandotte......................................................8
BAB III DASAR PERANCANGAN.........................................................10
3.1 Kapasitas Pabrik yang Dirancang..................................................10
3.1.1 Ketersediaan Bahan Baku.......................................................10
3.1.2 Kapasitas Komersial...............................................................10
3.1.3 Perkiraan Kebutuhan Carboxymethyl cellulose......................10
3.2 Spesifikasi Bahan Baku.................................................................12
3.3 Spesifikasi Produk.........................................................................14
3.3.1 Spesifikasi Produk Utama......................................................14
3.3.2 Spesifikasi Produk Samping...................................................15
3.4 Lokasi Pabrik.................................................................................16
3.4.1 Sumber Bahan Baku...............................................................16
3.4.2 Sarana Transportasi................................................................17
3.4.3 Karakteristik Lahan................................................................17
3.4.4 Tenaga Kerja...........................................................................19

Laporan I ii
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
3.4.5 Pangsa Pasar...........................................................................19
3.4.6 Utilitas....................................................................................19
3.5 Aspek Keselamatan dan Keamanan Pabrik...................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................27
LAMPIRAN A SIFAT FISIKA, KIMIA, TERMODINAMIKA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN GROSS PROFIT MARGIN

Laporan I iii
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permintaan dan Penawaran Carboxymethyl cellulose di Indonesia.........7


Tabel 1.2 Daftar Harga Bahan Baku........................................................................5
Tabel 1.3 Daftar Harga Penjualan Produk................................................................5
Tabel 2.1 Perbandingan Proses Sintesis Carboxymethyl cellulose.........................11
Tabel 3.1 Pabrik Carboxymethyl cellulose..............................................................15
Tabel 3.2 Data Ekspor-Impor Carboxymethyl cellulose.........................................16
Tabel 3.3 Risiko Bencana Kota Cirebon.................................................................24

Laporan I iv
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Flowsheet Proses Continue Wyandotte...............................................9


Gambar 2.2 Flowsheet sederhana Proses Jerman Batch........................................10
Gambar 3.1 Grafik Kebutuhan Carboxymethyl cellulose setiap tahun..................15

Laporan I v
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran industri menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, khususnya industri kimia. Kebutuhan akan bahan kimia juga terus
meningkat, hal ini menyebabkan perlu didirikannya pabrik-pabrik baru. Selain
diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan, pendirian pabrik tersebut juga
dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu bahan yang berperan penting dan dibutuhkan oleh industri di Indonesia
adalah carboxymethyl cellulose.
Carboxymethyl cellulose adalah senyawa turunan dari selulosa yang umum
digunakan dalam berbagai industri seperti industri detergen, cat, keramik, tekstil,
kertas dan makanan. Pada industri pangan carboxymetyl cellulose digunakan
sebagai stabilizer, thickener, adhesive, dan emulsifier (Nurlaila, 2021)
Carboxymethyl cellulose pertama kali dikembangkan di Jerman saat perang dunia
I sebagai pengganti gelatin. Kemudian diproduksi dalam skala besar saat perang
dunia II dan menjadi salah satu produk yang diperdagangkan.
Saat ini hanya ada dua pabrik yang memenuhi kebutuhan carboxymethyl
cellulose di Indonesia, yaitu pabrik PT. Inti Cellulose Utama Indonesia yang
mulai beroperasi sejak tahun 1986. Pabrik ini berlokasi di Kabupaten Serang,
Jawa Barat, dengan kapasitas produksi rata- rata 300 ton/tahun. Pabrik kedua
adalah pabrik PT. Risjad Brasali Chemindo yang mulai beroperasi sejak tahun
1994. Berlokasi di Cilegon, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi rata - rata
4000 ton/tahun. Kapasitas produksi ini belum mencukupi kebutuhan
carboxymethyl cellulose di dalam negeri. Sehingga memungkinkan untuk
didirikannya pabrik carboxymethyl cellulose di Indonesia untuk mencukupi
kebutuhan di dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan uraian tersebut maka pendirian pabrik carboxymethyl cellulose
dari baggase di Indonesia memiliki potensi untuk berkembang.

Laporan I 1
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
1.2 Tujuan
Adapun tujuan perancangan pabrik carboxymethyl cellulose dari cellulose
adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan ilmu teknik kimia khususnya dalam bidang perancangan,
proses serta operasi teknik kimia.
2. Menciptakan lapangan kerja baru, dan menambah penghasilan negara
melalui ekspor carboxymethyl cellulose .
3. Memproduksi carboxymethyl cellulose untuk menuhi kebutuhan di
Indonesia.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup perancangan pabrik carboxymethyl cellulose dari cellulose
meliputi latar belakang pendirian pabrik, analisa pasar dan ekonomi, seleksi
proses, deskripsi proses produksi, serta dasar perancangan.

1.4 Analisis Pasar


Ukuran pasar carboxymethyl cellulose global bernilai $1.566,9 juta pada
tahun 2020 dan diproyeksikan mencapai $2.439,4 juta pada tahun 2030. Pasar
carboxymethyl cellulose diperkirakan tumbuh sebesar 4,0% dari tahun 2021
hingga 2030. Permintaan produk makanan siap saji yang meningkat akan
menciptakan peluang bagi pasar carboxymethyl cellulose di tahun-tahun
mendatang, Pasar carboxymethyl cellulose tersegmentasi berdasarkan tingkat
kemurnian, aplikasi, dan wilayah (Chouhan et al., 2021).
Berdasarkan kemurnian, carboxymethyl cellulose terbagi atas purified
(>95%), semipurified (85-95%), unpurified (55-85%). Carboxymethyl cellulose
purified diperkirakan menyumbang 130.000 ton, carboxymethyl cellulose
unpurified berjumlah 100.000 ton, dan total penjualan tahunan di seluruh dunia
berjumlah sekitar 230.000 ton. Pengelompokan secara akurat sulit dilakukan
karena carboxymethyl cellulose yang purified dan unpurified dapat digunakan
bersamaan (Thielking & Schimidt, 2006).
Berdasarkan aplikasi, pasar carboxymethyl cellulose diklasifikasikan
untuk makanan & minuman, cat & tekstil, kosmetik & perawatan tubuh, pelapis

Laporan I 2
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
kertas, perminyakan, farmasi, dan perawatan rumah tangga. Pada tahun 2020,
makanan & minuman menjadi segmen terbesar di pasar carboxymethyl cellulose
(Chouhan et al., 2021). Hal ini karena meningkatnya permintaan carboxymethyl
cellulose sebagai pengganti lemak pada produk makanan. Selain itu, faktor utama
pendorong pasar adalah meningkatnya permintaan bahan tambahan makanan
seperti bahan pengental, penstabil, dan bahan pengubah viskositas.
Berdasarkan wilayah, ukuran pasar di Asia-Pasifik mencapai $0.69 juta
pada tahun 2020 dan diperkirakan akan berkembang karena meningkatnya
permintaan akan produk makanan. Kehadiran cadangan minyak yang besar akan
berkontribusi pada pertumbuhan pasar carboxymethyl cellulose sebagai
pengemulsi di Amerika Utara. Permintaan yang tinggi dari sektor kertas & pulp
dapat memacu peluang pasar di Eropa. Amerika Latin diperkirakan akan
memegang pangsa pasar carboxymethyl cellulose yang signifikan karena
meningkatnya permintaan dari negara-negara berkembang seperti Brasil,
Kolombia, dan Argentina (Fortune Business Insights, 2021).
Dari dalam negeri, permintaan dan penawaran carboxymethyl cellulose
masih dibutuhkan setiap tahun. Hal ini ditandai dengan laporan Badan Pusat
Statistik (BPS) tentang ekspor dan impor dari carboxymethyl cellulose .
Permintaan carboxymethyl cellulose dapat ditentukan dari jumlah ekspor-impor
carboxymethyl cellulose di Indonesia. Penawaran carboxymethyl cellulose dapat
ditentukan dari kapasitas produksi carboxymethyl cellulose dari pabrik yang
sudah ada. Berikut disajikan data permintaan dan penawaran carboxymethyl
cellulose dari tahun 2016—2020.

Tabel 2.1 Permintaan dan Penawaran Carboxymethyl cellulose di Indonesia

Permintaan Penawaran Peluang


Tahun
(ton/tahun) (ton/tahun) (ton/tahun)
2016 5003.38 4300 703.38
2017 5840.62 4300 1540.62
2018 5880.48 4300 1580.48
2019 5525.77 4300 1225.77

Laporan I 3
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

2020 5737.57 4300 1437.57

Rata-Rata 5597.56 4300 1297.56

Berdasarkan Tabel 1.3, permintaan selulosa setiap tahun cenderung stabil


setiap tahun. Akan tetapi, penawaran selulosa saat ini masih belum mampu
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Peluang pasar carboxymethyl cellulose di
Indonesia rata rara sekitar 1297.56 ton/tahun. Kelebihan produksi dapat diekspor
untuk memenuhi kebutuhan global. Dengan demikian, pendirian pabrik selulosa
cukup menjanjikan berdasarkan analisis pasar.

1.5 Analisa Ekonomi atau Gross Profit Margin (GPM)


Gross profit margin (GPM) adalah perkiraan secara global mengenai
keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan produk samping
dikurangi dengan biaya bahan baku tanpa melihat biaya peralatan, biaya operasi,
dan biaya perawatan. Berikut ini disajikan harga bahan baku untuk mengetahui
nilai GPM.

Tabel 1.2 Daftar Harga Bahan Baku

Harga
Bahan Baku Massa (kg) Biaya (Rp)
(Rp/kg)
Cellulose 0,8366 16.161,2 13.520,65
ClCH2COOH 0,4930 21.992,55 10.843,09
NaOH 50% 0,6983 4.142,66 2.893,01
Total 27.256,75
(Sumber: Alibaba.com)

Tabel 1.3 Daftar Harga Penjualan Produk

Massa Harga Pendapatan


Nama Bahan
(kg) (Rp/kg) (Rp)
Carboxymethyl
1 58.531,66 58.531,66
cellulose
(Sumber: Alibaba.com)

Laporan I 4
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Berdasarkan data perhitungan, gross profit margin dari pabrik
carboxymethyl cellulose dari cellulose yaitu 53,432% atau Rp.31.274,90/kg
produk.

Laporan I 5
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

BAB I I
DESKRIPSI PROSES

2.1 Proses Sintesis Carboxymethyl Cellulose


Adapun proses sintesis carboxymethyl cellulose, yaitu:
2.1.1 Proses Continue Wyandotte
Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah selulosa yang telah
ditepungkan. Reaksi alkalinasi dan karboksilasi dilakukan pada reaktor yang
berputar dengan 3 zona. Reaksi alkalisasi dilakukan pada zona 1 dengan cara
menyemprotkan NaOH untuk membentuk alkali selulosa. Reaksi karboksilasi
dilakukan pada zona 2 dengan cara menyemprotkan asam monokloroasetat
sehingga terbentuk Carboxymethyl cellulose. Reaksi karboksilasi disempurnakan
di zona 3. Waktu tinggal tiap zona di reaktor berkisar 1 jam tiap zona, sehingga
total waktu tinggal di reaktor selama 3-5 jam. Pencampuran disebabkan oleh efek
tumbling selama bahan berjalan di reaktor. Setelah keluar dari reaktor, produk
diperam untuk menstabilkan ikatan (Waldek, 1947). Produk yang diperoleh
dihaluskan dan dikeringkan. Konversi pada proses continue Wyandotte sekitar
80% (Thielking & Schimidt, 2006). Pengotor pada produk adalah NaCl, Na-
Glikolat, dan sisa reaktan.

Gambar 2.1 Flowsheet Proses Continue Wyandotte (NIIR Project, 2018).

Laporan I 6
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
2.1.2 Proses Batch Jerman
Proses ini merupakan proses pembuatan Carboxymethyl cellulose
komersial pertama kali yang diterapkan di Jerman pada tahun 1918. Proses ini
dikembangkan oleh Kalle and Co yang terletak di kota Wiesbaden-Biebrich.
Dalam proses batch, langkah-langkah utama adalah reaksi antara bleached sulfit
pulp dan NaOH untuk membentuk alkali selulosa, kemudian alkaliselulosa
dihaluskan dan direaksikan dengan natrium monokloroasetat kering untuk
membentuk carboxymethyl cellulose dan natrium klorida. NaOH yang berlebih
dinetralkan dengan natrium bikarbonat. Proses reaksi menghasilkan konversi 60-
70% selulosa (NIIR Board of Consultants & Engineer, 2018).

Gambar 2.2 Flowsheet Proses Batch Jerman (NIIR Project, 2018)

Berdasarkan macam-macam proses sintesis carboxymethyl cellulose yang


diketahui dapat dibandingkan parameter-parameter proses produksi yang
dijelaskan pada Tabel 2.1.

Laporan I 7
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Tabel 2.1 Perbandingan Proses Sintesis carboxymethyl cellulose
Parameter Batch Jerman Continue Wyandotte
Bahan Baku Selulosa Selulosa
Bahan Baku Penunjang NaOH, NaOH,
ClCH2COOH, ClCH2COOH,
NaHCO3
Konversi 60-70% 80%
Kapasitas produksi Kecil Besar
Peralatan Peralatan berat dan Peralatan sederhana,
rumit,investasi besar Investasi kecil

Dari dua proses yang telah dijelaskan di atas, pemilihan proses yang
digunakan dalam pembuatan Carboxymethyl cellulose ini adalah proses continue
Wyandotte dengan alasan sebagai berikut:
1. konversi yang besar, konversi yang besar membutuhkan bahan baku yang
lebih sedikit ntuk menghasilkan produk, sehingga akan menguntungkan
dari segi ekonomis.
2. Proses Wyandotte dijalankan secara continue, proses continue umumnya
lebih cepat, Selain itu, proses continue cocok untuk kapasitas produksi
yang besar, peralatan sederhana, dan Investasi kecil.
3. Proses Wyandotte tidak menggunakan NaHCO3 sebagai bahan penunjang,
sehingga dapat menghemat biaya operasi.

2.2 Deskripsi Proses Terpilih


Adapun uraian dari proses terpilih, yaitu:
2.2.1 Proses Continue Wyandotte
Pembuatan carboxymethyl cellulose menggunakan proses Wyandotte
mengacu pada US Patent 2510355 dan NIIR Project. Selulosa yang telah
diperoleh selanjutnya dimasukan kedalam rotary reactor untuk direaksikan
dengan larutan NaOH dan asam monokloroasetat. Konsentrasi larutan NaOH dan
larutan asam monokloroasetat yang digunakan 35% dan 78%. Temperature
optimum umpan masuk diantara 35-40oC dan umpan keluar reaktor pada suhu

Laporan I 8
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
35oC (NIIR Project, 2018). Di dalam rotary reactor, terjadi tahap alkalisasi dan
karboksimetilasi. Tahap alkalisasi yaitu pereaksian antara selulosa dengan NaOH
membentuk alkali selulosa kemudian dilanjutkan dengan reaksi karboksimetilasi
antara alkaliselulosa dengan garam natrium monokloroasetat. Selain pembentukan
karboksimetil selulosa terjadi juga pembentukan produk samping pembentukan
natrium glikolat dari hidrolisis asam monokloroasetat. Tahapan reaksi yang terjadi
dituliskan sebagai berikut (Thielking & Schimidt, 2006):
1. Reaksi netralisasi asam monokloro asetat dan NaOH
ClCH2COOH + NaOH → ClCH2COONa+ H2O
2. Reaksi Alkilasi selulosa
C6H10O5 + NaOH →C6H9O5Na + H2O
3. Reaksi Alkali selulosa dengan garam monokloro asetat
C6H9O5Na + ClCH2COONa → C8H11O7Na + NaCl
Secara keseluruhan reaksi utama yang terjadi, sebagai berikut (Ismail et al., 2010):
C6H10O5 + ClCH2COOH + 2NaOH → C8H11O7Na + NaCl + 2H2O
Selain reaksi diatas, terjadi reaksi samping pembentukan sodium glikolat
(Ismail et al., 2010):
ClCH2COOH + 2NaOH → OHCH2COONa + NaCl +H2O
Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis untuk menjaga kenaikan suhu
dimasukan udara ke dalam reaktor. Udara keluar reaktor akan membawa 1%
produk. Produk yang terbawa udara dipisahkan menggunakan cyclone (NIIR
Project, 2018). Di sisi lain, Produk berupa slurry dikeluarkan dari reaktor dan
dimasukkan ke dalam storage aging dan didiamkan selama 8 – 10 jam untuk
mematangkan produk (Thielking & Schimidt, 2006). Temperatur optimum
pematangan produk 50-55 oC. Produk basah setelah didiamkan dalam storage
aging kemudian dikeringkan dengan rotary dryer atau flash dryer hingga 5% air.
Produk kering yang keluar dari pengering dihaluskan dengan menggunakan ball
mill kemudian didinginkan dan keluar pada temperatur 35˚C.

Laporan I 9
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
BAB III
DASAR PERANCANGAN

3.1 Kapasitas Pabrik yang Dirancang


Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kapasitas pabrik
carboxymethyl cellulose, yaitu:
3.1.1 Ketersediaan bahan baku
Bahan baku utama dalam pembuatan carboxymethyl cellulose adalah
selulosa, asam monokloroasetat dan NaOH. Ketiga bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi carboxymethyl cellulose ini didapatkan dari industri dalam
negeri. Selulosa diperoleh dari PT. Indo Bharat Rayon Purwakarta, Jawa Barat.
Asam monokloroasetat diperoleh dari PT. Jatonas Food & Chemical di Bogor,
Jawa Barat dan NaOH diperoleh dari PT. Sulfindo Adiusaha di Serang, Banten.

3.1.2 Kapasitas Komersial


Pabrik-pabrik carboxymethyl cellulose yang telah beroperasi yaitu:
Tabel 3.1 Pabrik Carboxymethyl cellulose di Indonesia
Perusahaan Kapasitas (Ton/Tahun)
PT. Inti Cellulose Utama Indonesia 300
PT. Risjad Brasali Chemindo 4000

3.1.3 Perkiraan Kebutuhan Carboxymethyl cellulose


Berikut disajikan data ekspor impor carboxymethyl cellulose dari tahun
2016—2020.

Tabel 3.2 Data Ekspor Impor Carboxymethyl cellulose


Eksport Impor Kebutuhan
Tahun
(ton/tahun) (ton/tahun) (ton/tahun)
2016 0.21 5003.17 5002.96
2017 0.15 5840.47 5840.32
2018 0.17 5880.31 5880.14
2019 0.12 5525.65 5525.53

Laporan I 10
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
2020 0.16 5737.41 5737.25
Rata-Rata 0.16 5597.40 5597.24
(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021)

Estimasi kebutuhan carboxymethyl cellulose diperkirakan dengan regresi


linear yang disajikan oleh gambar 3.1 berikut.

Kebutuhan carboxymethyl cellulose setiap tahun


carboxymethyl cellulose

6000

5800
f(x) = 115.379 x − 227237.582
R² = 0.257474558000115
5600

5400

5200

5000

4800

4600

4400
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun

Gambar 3.1 Grafik Kebutuhan Carboxymethyl cellulose Setiap Tahun

Estimasi impor carboxymethyl cellulose pada tahun 2027 berdasarkan


hasil regresi linear data impor carboxymethyl cellulose, yaitu:

Y =115.38 x−227238

Y =115.38 (2027)−227238

Y =6637.26 ton/tahun

Kebutuhan carboxymethyl cellulose pada tahun 2027 diperkiraaan dengan


regresi linear yaitu 6637.26 ton/tahun. Berdasarkan hasil perkiraan tersebut,
kapasitas pabrik direncanakan sebesar 6000 ton/tahun. Pabrik diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kelebihan produksi akan diekspor untuk
memenuhi kebutuhan global.

Laporan I 11
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
3.2 Spesifikasi Bahan Baku
1. Selulosa (C6H10O5)
a. Sifat Fisika
- Warna : putih
- Tidak beracun
- Memiliki kuat tarik dan tekan yang tinggi
- Dapat terdegradasi oleh hidrolisa, oksidasi, fotokimia maupun
secara mekanis sehingga berat molekulnya menurun.
- Tidak larut dalam air maupun pelarut organik
- Dalam keadaan kering, selulosa bersifat higroskopis, keras dan
rapuh. Bila selulosa cukup banyak mengandung air maka akan
bersifat lunak. Jadi fungsi air disini sebagai pelunak.
- Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik jika
dibandingkan dengan bentuk amorfnya.
(Fengel dan Wenger, 1995)
b. Sifat Kimia
Sifat kimia selulosa adalah tahan terhadap alkali kuat (17.5% berat)
tetapi dengan mudah terhidrolisis oleh asam menjadi gula yang larut
air dan selulosa relatif tahan terhadap agen pengoksida dengan
ketahanan panas serat selulosa adalah mencapai temperatur 211 -
280°C tergantung pada jenis seratnya
(Suryanto, 2015)

2. Asam Monokloroasetat (ClCH2COOH)


Asam monokloroasetat atau juga disebut asam kloroasetat, dan
garam natriumnya adalah yang paling banyak penting secara industri dan
ekonomi dari produk klorinasi asam asetat. Berikut ini adalah sifat fisika
dan kimia dari asam monokloroasetat
a. Sifat Fisika
- Densitas : 1,3703
- Wujud : padatan
- Warna : tidak berwarna

Laporan I 12
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
- Panas laten pembentukan, ∆ H f : 19,38 kJ/mol
- Indeks refraksi : 1,4297
- Tegangan permukaan : 35,17 mN/m pada 100oC
- Viskositas : 1,32 mPa s pada 100oC
- Kelarutan dalam air : 1,52 x 10-3 pada 25oC
- Kapasitas panas, Cp : solid, 15-45oC 144,02 J mol-1 K-1
liquid,70oC 180,45 J mol-1 K-1
liquid,130oC 187,11 J mol-1K1
- Flash point : 126oC
- Kelarutan dalam air : 604 g/100 g H2O pada 30oC
(Koenig et al., 2014)
b. Sifat Kimia
Reaktivitas tinggi gugus asam karboksilat dan kemudahan
substitusi atom α -Cl secara langsung. Sehingga, asam kloroasetat
adalah senyawa organik intermediate sintetik yang umum, baik sebagai
asam itu sendiri atau sebagai turunan asam (misalnya, garam, ester,
anhidrida, asil klorida, amida, hidrazida, dll.). Beberapa reaksi penting
yang digunakan untuk industri aplikasi adalah sebagai berikut.
Reaksi dengan basa anorganik, oksida, dan karbonat atau dengan
basa organik memberikan garam; beberapa garam membentuk aduk
dengan asam kloroasetat. Sodium kloroasetat adalah produk komersial
yang penting. Ester asam kloroasetat diperoleh melalui reaksi dengan
alkohol atau olefin; metil kloroasetat, etil kloroasetat, dan tert-butil
kloroasetat. juga penting secara industri. Kloroasetil klorida diproduksi
dari asam melalui reaksi dengan POCl3, PCl3, PCl5, tionil klorida
(SOCl2), fosgen (COCl2), dan lain - lain.
(Koenig et al., 2014)

3. Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium Hidroksida atau NaOH atau terkadang disebut soda api
merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia
membuatnya ideal untuk digunakan dalam berbagai aplikasi yang berbeda.
Berikut ini adalah sifat fisika dan kimia dari NaOH.

Laporan I 13
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
a. Sifat Fisika
- Massa molar : 39,9971 g/mol
- Wujud : padat
- Warna : putih
- Densitas : 2,1 g/cm3
- Titik lebur : 318oC (591 K)
- Titik didih : 1390oC (1663 K)
- Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20oC)
- Kebasaan (pKb) : -2,43
- Kapasitas panas : -101,96 kal/mol.K pada 25oC
(Laksono, 2013 dalam Sunarti, 2016)

b. Sifat Kimia
Sifat kimia dari NaOH adalah sebagai berikut :
- Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan
lembab
- Mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter
- NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
(Perry, 1999 dalam Priatma & Widiyannita, 2013)

3.3 Spesifikasi Produk


3.3.1 Spesifikasi Produk Utama
1. Carboxymethyl cellulose (C8H11O7Na)
Berikut ini adalah sifat fisika dan kimia dari carboxymethyl cellulose.
a. Sifat Fisika
- Berbentuk serbuk
- Berwarna putih
- Tidak berbau dan tidak berasa
- Densitas : 1,59 gr/ml
- Titik lebur : 199oC
- DS : 0,38 - 1,4
- Bersifat hidrofilik

Laporan I 14
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
(Purba, 2018)
b. Sifat Kimia
- larut dalam air, tidak larut dalam gliserol dan propilen glikol
- Sedikit larut dalam metanol, etanol, asam asetat dan fenol
- Bersifat sangat koloid
- pH 6,5-8,0 dan stabil pada pH 2,0-10
(Purba, 2018)
3.3.2 Spesifikasi Produk Samping
1. Natrium Klorida (NaCl)
Berikut ini adalah sifat fisika dan kimia dari NaCl.
Sifat fisika dan kimia
a. Sifat Fisika
- Massa molar : 58,44 gr/mol
- Densitas : 2,16 g/cm3
- Bentuk kristal : kubik
- Warna : tidak berwarna
- Refraksi indeks : 1,5442
- Titik lebur : 801oC (1074 K)
- Titik didih : 1465oC (1738 K)
- Kekerasan : 2,5 Mohs’
- Kapasitas panas : 0,853 J/g oC
- Panas peleburan : 517,1 J/g
- Panas pelarutan : 3,757 kJ/mol (1 kg H2O, 25oC)
- Kelarutan dalam air : 35,9 g/100 ml (pada 25oC)
(Othmer, 1969 dalam Martina & Witono, 2014)
b. Sifat Kimia
- Sedikit larut dalam alkohol
- Tidak larut dalam HCl
- Tidak korosif terhadap semua logam dan kaca
- Korosif terhadap carbon steel, cast iron dan sedikit korosif terhadap
stainless steel 302 dan 304
- Tidak mudah terbakar

Laporan I 15
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
(Perry, 2008 dalam Nuzulia & Wulan, 2011)
2. Natrium Glikolat (OHCH2COONa)
Berikut ini adalah sifat fisika dari Natrium glikolat.
- Massa molar : 98,033
- Wujud : bubuk
- Warna : putih ke putih pucat
- Densitas : 1,416 g/cm3
- Titik didih : 265,6oC pada 760 mmHg
- Titik leleh : 78-80oC
- Flash point : 128,7oC
- Tekanan uap : 0,00125 mmHg pada 25oC
- Kelarutan dalam air : soluble

3.4 Lokasi Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu langkah yang sangat penting
dalam pra-rancangan pabrik, sebab pemilihan lokasi tentunya akan menentukan
keberlangsungan dan kemajuan pabrik. Hal ini dikarenakan lokasi pabrik
berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi produk. Pemilihan lokasi
pabrik yang baik seharusnya akan memberikan biaya produksi dan distribusi yang
seminimal mungkin. Selain itu, dalam pemilihan lokasi pabrik juga harus
mempertimbangkan hal lain seperti tidak merugikan masyarakat sekitar dan faktor
lingkungan dimana keberadaan pabrik tidak akan memberikan dampak negatif
atau pencemaran terhadap ekosistem lingkungan. Pabrik Carboxymethyl cellulose
direncanakan akan didirikan di daerah Babakan, Cirebon, Jawa Barat. Dalam
pemilihan lokasi pabrik ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu sebagai
berikut:
3.4.1 Sumber Bahan Baku
Salah satu hal yang penting dalam keberlangsungan sebuah pabrik adalah
bahan baku. Bahan baku menjadi kebutuhan utama suatu pabrik untuk dapat
beroperasi. Sehingga ketersediaan bahan baku sangat penting untuk diperhatikan.
Dalam pemilihan lokasi pabrik, diutamakan lokasi pabrik berada dekat dengan
sumber bahan baku. Hal ini dapat menghemat biaya transportasi dan

Laporan I 16
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
penyimpanan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat Carboxymethyl
cellulose adalah selulosa yang diperoleh dari PT. Indo Bharat Rayon. PT. Indo
Bharat Rayon sendiri biasanya beroperasi dengan kapasitas produksi sebesar
230.000 Ton/Tahun.

3.4.2 Sarana Transportasi


Faktor transportasi menjadi salah satu pertimbangan penting dalam
pemilihan lokasi pabrik. Lokasi pabrik seharusnya dekat dengan sarana
transportasi baik transportasi darat ataupun transportasi laut. Lokasi pabrik yang
kami rancang berada dekat dengan Pelabuhan Cirebon, membutuhkan waktu
kurang lebih 45 menit untuk menuju Pelabuhan Cirebon, sehingga akan lebih
mudah dalam proses distribusi dan akan menghemat biaya dan waktu transportasi.

3.4.3 Karakteristik Lahan


Secara geografis, Cirebon merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa
Barat yang terletak dibagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu
gerbang Propinsi Jawa Tengah. Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke
Tenggara. Cirebon dapat ditempuh melalui jalan darat sejauh 130 km dari arah
Kota Bandung dan 258 km dari arah Kota Jakarta. Hal ini membuat Cirebon
menjadi lokasi yang strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara
Jawa Barat dan Jawa Tengah. Oleh karena itu akan menjadi keuntungan untuk
mendirikan pabrik di kota Cirebon.
Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua
bagian, pertama daerah dataran rendah umumnya terletak disepanjang pantai utara
Pulau Jawa, yaitu Kecamatan Gegesik, Kaliwedi, Kapetakan, Arjawinangun,
Panguragan, Klangenan, Cirebon Utara, Cirebon Barat, Weru, Astanajapura,
Pangenan, Karangsembung, Waled, Ciledug, Losari, Babakan, Gebang,
Palimanan, Plumbon, Depok dan Kecamatan Pabedilan. Sedangkan sebagian lagi
termasuk pada daerah dataran tinggi. Cirebon sendiri terletak pada 108º40’ –
108o48’ Bujur Timur dan 6º30’ – 7o00’ Lintang Selatan. Kota Cirebon mempunyai
iklim tropis dengan suhu udara minimum rata-rata 22,3oC dan maksimum rata-rata
33,0oC serta curah hujan sekitar 1351 mm3/tahun dengan hari hujan 86 hari.

Laporan I 17
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Secara topografi, sebagian besar wilayah kota Cirebon merupakan dataran rendah
dengan ketinggian bervariasi 0-200 mdpl dan sebagian kecil merupakan wilayah
perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Faktor iklim dan curah hujan di
Kabupaten Cirebon diipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar
terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama daerah bagian utara, timur, dan
barat, sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan. Ketinggian
daerah Cirebon termasuk cukup tinggi dan cukup memungkinkan tercegah
terjadinya bencana yang serius.
Letak kota Cirebon yang dekat dengan pantai menjadi salah satu
penyebab terjadinya banjir dan bencana lain seperti angin puting beliung. Namun,
dapat dicegah dengan letak lokasi pabrik yang tidak terlalu dekat dengan pantai.
Selain itu, Kota Cirebon berada dalam sesar aktif Baribis denga potensi gempa 6-
7 SR. Dengan demikian, konstruksi pabrik juga berperan penting dalam keamanan
dan keselamatan sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Menurut data Indeks
Risiko Bencana BNPB, Kota Cirebon merupakan kota yang rentan mengalami
banjir, kebakaran, cuaca ekstrem, kekeringan dan gempa bumi. Tingginya risiko
bencana yang disebutkan ditegaskan dalam Indeks Risiko Bencana 2018 dengan
jumlah kejadian lebih dari 10 kali sepanjang tahun. Banjir kerap terjadi di musim
hujan. Banjir biasanya menggenangi rumah warga selama lima jam dengan
ketinggian air mencapai 1,5 meter, lalu kemudian surut. Menurut prediksi BMKG,
anomali cuaca ekstrem akan meningkat bila musim hujan semakin pendek namun
intensitasnya tinggi yang memungkinkan musim kemarau lebih panjang. Bencana
banjir dan kekeringan akan tetap mengancam Cirebon pada tahun 2020.
Tabel 3.3 Risiko Bencana Kota Cirebon
No. Kategori Bencana Tingkat Nilai Jumlah Kejadian
Risiko Tahun 2018
1 Banjir Tinggi 27,2 13
2 Kebakaran Tinggi 27,2 11
3 Cuaca ekstrem (angi Tinggi 16,5 15
topan)
No. Kategori Bencana Risiko Nilai Jumlah Kejadian
Tahun 2018
4 Tanah longsor Menegah 9,1 8
5 Kekeringan Tinggi 18,1 62

Laporan I 18
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
6 Gunung Meletus Menengah 5,8 Tidak ada
7 Gempa bumi Tinggi 17,5 Tidak ada
(Sumber : Laporan Kajian Perkotaan Cirebon, 2020)
Berdasarkan tabel risiko bencana yang terjadi di Cirebon, pada tahun
2018, bencana yang paling banyak terjadi adalah kekeringan dan cuaca ekstrem
(angin topan), sehingga lokasi pabrik diletakkan dekat dengan sungai dan pantai
agar tetap dapat digunakan sebagai sistem utilitas, namun tidak terlalu dekat.

3.4.4 Tenaga Kerja


Dari tahun ke tahun, tenaga kerja didaerah ini semakin meningkat. Dengan
didirikannya pabrik carboxymethyl cellulose ini dipastikan dapat mengurangi
tingkat pengangguran baik dari penduduk sekitar maupun penduduk luar daerah
pabrik.

3.4.5 Pangsa Pasar


Carboxymethyl cellulose merupakan senyawa turunan dari selulosa yang
mempunyai peranan penting pada berbagai industri. Pada industri makanan
digunakan sebagai stabilizer, thickener, adhesive, dan emulsifier. Selain pada
industri makanan, juga dibutuhkan pada industri farmasi, kosmetik, kertas,
perekat, keramik, deterjen, tekstil, dan oil refinery. Cirebon termasuk daerah yang
strategis untuk pemasaran produk carboxymethyl cellulose ini karena dekat
dengan kawasan industri di Jawa Barat dan sekitarnya. Dengan dekatnya daerah
pemasaran yang potensial ini, biaya distribusi produksi dan biaya investasi dalam
pembangunan storage dapat ditekan.

3.4.6 Utilitas
Wilayah Cirebon dibatasi oleh :
1. Sebelah Utara    : Sungai Kedung Pane
2. Sebelah Barat    : Sungai Banjir Kanal
3. Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga
4. Sebelah Timur    : Laut Jawa
Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan.
Sungai – sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain

Laporan I 19
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga. Lokasi pabrik
yang dekat dengan pantai dan sungai merupakan salah satu keuntungan, karena
menjadi sumber air yang dibutuhkan untuk sistem utilitas. Hal ini tentunya akan
lebih mempermudah proses karena utilitas merupakan salah satu hal yang penting
dalam berlangsungnya proses yang terjadi dalam suatu pabrik. Gambaran lokasi
pabrik ditunjukkan oleh Gambar 3.2.

Lokasi Pabrik

Gambar 3.2 Gambaran Lokasi Pabrik Carboxymethyl cellulose

3.5 Aspek Keselamatan dan Keamanan Pabrik


Keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan
asap/gas beracun harus benar-benar diperhatikan didalam penentuan tata letak
pabrik. Untuk itu harus dilakukan penempatan alat-alat pengaman seperti hidran,
penampung air yang cukup dan penahan ledakan. Tangki penyimpan bahan
ataupun produk berbahaya harus diletakkan di areal yang khusus serta perlu
diberkan jarak antara bangunan guna memudahkan pemberian pertolongan dan
karyawan untuk menyelamatkan diri bila tejadi musibah.
Pabrik karboksimetil selulosa ini dirancang sedemikian rupa agar tidak
berbahaya bagi lingkungan. Bahan yang digunakan adalah bahan yang tidak
mengandung senyawa berbahaya dan beracun, sehingga produk utama dan produk
samping yang dihasilkan juga tidak berbahaya . Adapun data keselamatan dan

Laporan I 20
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
keamanan dari bahan-bahan yang digunakan dan bahan yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
1. NaOH
a. Identifikasi
Bentuk produk : campuran
Nama produk : Sodium Hydroxide
Kegunaan : untuk penggunaan laboratorium dan
manufaktur saja
b. Identifikasi Bahaya
Korosi/iritasi kulit menyebabkan kulit terbakar parah dan
kerusakan mata.
c. Tindakan Pertolongan Pertama
Jika terhirup pindahkan korban ke tempat berudara segar dan
istirahatkan dalam posisi yang nyaman untuk bernafas. Jika kontak
dengan kulit lepas segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilas
kulit dengan air/mandi. Jika kontak mata, bilas dengan hati-hati
dengan air selama beberapa menit. Jika tertelan, jangan dimuntahkan.
Segera hubungi dokter. Bilas mulut.
d. Tindakan Pemadaman Kebakaran
Media pemadam yang cocok adalah karbon dioksida, bubuk
kering, semprotan air, busa, pasir. Jangan gunakan aliran air yang
deras.
e. Penanganan dan Penyimpanan
Mungkin korosif terhadap logam. Jangan sampai mengenai mata,
kulit, atau pakaian. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Menggunakan peralatan tahan korosi.
Berikan ventilasi yang baik untuk mencegah pembentukan uap.
Jangan menghirup kabut, semprotan, uap. Jaga wadah penyimpanan
tetap tertutup saat tidak digunakan. Simpan dalam wadah aslinya.
Simpan di tempat yang sejuk dan berventilasi baik. Produk yang tidak
cocok adalah sam kuat, logam. Suhu penyimpanan adalah 5 - 30 °C.
Jauhkan dari asam kuat. logam. bubuk logam. Aturan khusus pada

Laporan I 21
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
pengemasan adalah tahan korosi. Jangan simpan di kemasan logam
yang mudah berkarat.
f. Kestabilan dan Kereaktifan
- Bereaksi dengan logam
- Stabil dalam kondisi normal
- Bereaksi kuat dengan oksidator kuat dan asam
- Kondisi yang harus dihindari adalah bahan yang tidak kompatibel,
cahaya matahari langsung, suhu yang sangat tinggi atau rendah
- Bahan yang tidak kompatibel adalah logam, asam kuat, oksidator
kuat.
g. Infornasi Toksikologi
Korosi/iritasi kulit menyebabkan luka bakar kulit yang parah dan
kerusakan mata, pH: 14

2. Asam Monokloroasetat
a. Identifikasi
Nama Produk : Asam Monokloroasetat
Rumus Kimia : CICH2CO2H
Berat molekul : 94.50 gram/mol
Penggunaan : untuk penggunaan industri dan profesiona
b. Identifikasi bahaya
- Beracun jika tertelan
- Beracun jika diserap kulit
- Toksisitas akut jika terhirup
- Menyebabkan kerusakan mata serius
c. Tindakan Pertolongan Pertama
Konsultasikan dengan dokter, keluar dari area berbahaya. Jika
terhirup, pindahkan orang ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan
pernafasan buatan. Jika kontak kulit, lepaskan pakaian dan sepatu
yang terkontaminasi segera. Cuci dengan sabun dan air, bawa korban
segera ke rumah sakit. Jika kontak mata, bilas secara menyeluruh
dengan banyak air setidaknya selama 15 menit dan konsultasikan

Laporan I 22
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
dengan dokter. Lanjutkan membilas mata selama transportasi ke
rumah sakit. Jika tertelan, jangan menginduksi muntah. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan
diri. Bilas mulut dengan air.
d. Tindakan Pemadam Kebakaran
- Media pemadam, gunakan semprotan air, busa tahan alkohol,
bahan kimia kering atau karbon dioksida
- Bahaya khusus yang timbul dari bahan atau campuran
- Produk penguraian berbahaya yang terbentuk dalam kondisi
kebakaran yaitu karbon oksida dan gas hidrogen klorida.
- Tindakan perlindungan khusus untuk petugas pemadam kebakaran
yaitu kenakan alat bantu pernapasan mandiri untuk pemadam
kebakaran jika perlu.
e. Tindakan Pelepasan Kecelakaan
- Tindakan pencegahan pribadi, peralatan pelindung dan prosedur
darurat : kenakan pelindung pernapasan. Hindari pembentukan
debu. Hindari menghirup uap, kabut, atau gas. Memastikan
ventilasi yang memadai. Evakuasi personel ke area yang aman.
Hindari menghirup debu.
- Tindakan pencegahan lingkungan : Cegah kebocoran atau
tumpahan lebih lanjut. Jangan biarkan produk masuk ke saluran
pembuangan.
- Metode pembersihan : mengatur pembuangan, simpan dalam
wadah tertutup yang sesuai untuk pembuangan.
f. Penanganan Dan Penyimpanan
- Hindari kontak dengan kulit dan mata.
- Hindari pembentukan debu dan aerosol.
- Sediakan ventilasi di tempat-tempat di mana debu terbentuk.
- Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk semua inkompatibilitas
- Simpan dalam wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan
berventilasi baik.

Laporan I 23
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
3. NaCl
a. Identifikasi
Bentuk produk : Substansi
Nama bahan : Natrium Klorida
Nomer CAS. : 7647-14-5
Penggunaannya hanya untuk penggunaan laboratorium dan
manufaktur. Penggunaan yang disarankan adalah bahan kimia
laboratorium. Pembatasan penggunaan tidak untuk makanan, obat-
obatan atau penggunaan rumah tangga.
b. Informasi Kandungan
Tipe substansi adalah mono-konstituen
c. Tindakan Pertolongan Pertama
Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup adalah pindahkan
korban ke tempat berudara segar dan istirahatkan dalam posisi yang
nyaman untuk bernafas. Biarkan korban menghirup udara segar.
Tindakan pertolongan pertama setelah kontak dengan kulit adalah cuci
dengan lembut dengan banyak sabun dan air. Lepaskan pakaian yang
terkena dan cuci semua yang terbuka daerah kulit dengan sabun lembut
dan air, diikuti dengan bilas air hangat. Tindakan pertolongan pertama
setelah kontak mata adalah bilas dengan hati-hati dengan air selama
beberapa menit.
d. Tindakan Pemadaman Kebakaran
Media pemadam yang cocok adalah busa tahan alkohol, karbon
dioksida, bubuk kering, semprotan air, busa, pasir. Jangan gunakan
aliran air yang deras.
Bahaya kebakaran : Tidak mudah terbakar.
Reaktivitas : Tidak ada.
Petunjuk pemadaman kebakaran adalah gunakan semprotan air atau
kabut untuk mendinginkan wadah yang terbuka. Perlindungan selama
pemadaman kebakaran adalah jangan memasuki area kebakaran tanpa
peralatan pelindung yang memadai, termasuk pelindung pernapasan.
e. Penanganan dan Penyimpanan

Laporan I 24
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Tindakan pencegahan untuk penanganan yang aman adalah cuci
tangan dan area terbuka lainnya dengan sabun lembut dan air.
Sediakan ventilasi yang baik di area proses untuk mencegah
pembentukan dari uap. Kondisi penyimpanan aman adalah jaga wadah
tetap tertutup saat tidak digunakan. Produk yang tidak cocok adalah
oksidator kuat, asam kuat, logam. Bahan yang tidak cocok adalah
sumber penyulutan. Cahaya matahari langsung.
f. Kestabilan dan Kereaktifan
Kondisi yang harus dihindari adalah cahaya matahari langsung.
Suhu yang sangat tinggi atau rendah. Bahan yang tidak kompatibel
adalah asam kuat, logam, oksidator kuat. Produk penguraian yang
berbahaya adalah hidrogen klorida.
g. Infornasi Toksikologi
Kemungkinan rute paparan adalah tertelan, Inhalasi, Kontak kulit
dan mata.

4. Natrium Glikolat
a. Identifikasi
Nama Produk : Natrium glikolat
Nomor CAS : 2836-32-0
Sinonim : Natrium hidroksiasetat
Penggunaan yang direkomendasikan adalah bahan kimia laboratorium.
b. Tindakan Pertolongan Pertama
Jika kontak mata, segera bilas dengan banyak air, juga di bawah
kelopak mata, setidaknya selama 15 menit. Jika kontak kulit segera
cuci bersih dengan banyak air selama minimal 15 menit. Jika terhirup
maka pindahkan ke udara segar. Jika tertelan maka bersihkan mulut
dengan air dan minum banyak air.
c. Tindakan Pemadam Kebakaran
Media pemadam yang cocok adalah semprotan air, karbon dioksida
(CO2), bahan kimia kering, busa tahan alkohol. Jauhkan produk dan

Laporan I 25
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
wadah kosong dari panas dan sumber api. Produk pembakaran
berbahaya adalah karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2).
d. Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan dengan memakai alat pelindung diri/pelindung wajah.
Pastikan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan kulit, mata
atau pakaian. Hindari konsumsi dan inhalasi. Hindari pembentukan
debu. Penyimpanan dengan menyimpan di tempat yang kering, sejuk
dan berventilasi baik. Jaga wadah tertutup rapat. Bahan yang tidak
kompatibel, oksidator kuat, basis yang kuat.
e. Kestabilan dan Kereaktifan
- Stabil dalam kondisi normal
- Bahan tidak cocok adalah oksidator kuat, basa kuat
- Produk dekomposisi berbahaya karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2)

Laporan I 26
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

DAFTAR PUSTAKA

Cardona, C. A., Quintero, J. A., & Paz, I. C. (2010). Production of bioethanol


from sugarcane cellulose: Status and perspectives. Bioresource Technology,
101(13), 4754–4766. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2009.10.097
Houtman, C. (2018). Chapter 3: Lessons Learned from 150 Years of Pulping
Wood. In Lignin Valorization: Emerging Approaches (Vols. 2018-Janua,
Issue 19, pp. 62–73). https://doi.org/10.1039/9781788010351-00062
Ismail, N., Bono, A., Valentinus, A., Nilus, A., & Chng, L. (2010). Optimization
of Reaction Condition for Preparing Carboxymethylcellulose. Journal of
Applied Science, 10(21), 2530–2536.
https://doi.org/10.3923/jas.2010.2530.2536
Ismayana. (2012). Faktor Rasio C/N Awal Dan Laju Aerasi Pada Proses Co-
Composting Cellulose Dan Blotong. Jurnal Teknologi Industri Pertanian,
22(3), 173–179.
Koenig, G., Lohmar, E., Rupprich, N., Lison, M., & Gnass, A. (2014).
Chloroacetic Acids. In Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry (pp.
473–476). https://doi.org/10.1002/14356007.a06
Konovalenko, K., Beznosyk, Y., & Bugaieva, L. (2021). Study of the kinetics of
carboxymethyl cellulose synthesis in a screw reactor. Technology Audit and
Production Reserves, 6(3(62)), 15–20. https://doi.org/10.15587/2706-
5448.2021.244777
Leite, M. M. (2015). Method and System for High Alpha Dissolving Pulp
Production.
Liu, Z., Wang, H., & Hui, L. (2018). Pulping and Papermaking of Non-Wood
Fibers. In Pulp and Paper Processing (pp. 3–32).
https://doi.org/10.5772/intechopen.79017
Martina, A., & Witono, J. R. (2014). Pemurnian Garam dengan Metode
Hidroekstraksi Batch.
NURLAILA, R. (2021). Pemanfaatan Jerami Padi (Oryza Sativa L.) Sebagai
Bahan Baku Dalam Pembuatan CMC (Carboximetil Cellulose). Jurnal
Rekayasa Proses, 15(2), 194. https://doi.org/10.22146/jrekpros.69569

Laporan I 27
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Nurliza. (2020). Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu (Saccharum officinarum)
sebagai Bioadsorben Penyerap Logam Besi (II) pada Air Sumur dI Desa
Baet Kabupaten Aceh Besar. Universitas islam Negeri Ar-Raniry.
Nuzulia, L. W., & Wulan, W. (2011). Prarancangan Pabrik Amonium Klorida
dari Amonium Sulfat dan Sodium Klorida Kapasitas 35.000 ton/tahun.
Universitas Sebelas Maret.
Patt, R., Kordsachia, O., Süttinger, R., Ohtani, Y., Hoesch, J. F., Ehrler, P.,
Eichinger, R., Holik, H., Hamm, U., Rohmann, M. E., Mummenhoff, P.,
Petermann, E., Miller, R. F., Frank, D., Wilken, R., Baumgarten, H. L., &
Rentrop, G.-H. (2000). Paper and Pulp. Ullmann’s Encyclopedia of
Industrial Chemistry. https://doi.org/10.1002/14356007.a18_545
Pippo, W. A., Luengo, C. A., Alberteris, L. A. M., Garzone, P., & Cornacchia, G.
(2011). Energy recovery from sugarcane-trash in the light of 2nd generation
biofuels. Part 1: Current situation and environmental aspects. Waste and
Biomass Valorization, 2(1), 1–16. https://doi.org/10.1007/s12649-010-9048-
0
Priatma, R. P. N., & Widiyannita, A. M. (2013). Prarancangan Pabrik Sodium
Karboksimetil Selulosa Kapasitas 8.000 ton/tahun.
Puligundla, P., Oh, S. E., & Mok, C. (2016). Microwave-assisted pretreatment
technologies for the conversion of lignocellulosic biomass to sugars and
ethanol: A review. Carbon Letters, 17(1), 1–10.
https://doi.org/10.5714/CL.2016.17.1.001
Purba, M. P. B. (2018). Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Selulosa dari
Selulosa Batang Pisang Raja dengan Variasi Natrium Monokloroasetat.
Universitas Sumatera Utara.
Sabiha-Hanim, S., & Siti-Norsafurah, A. M. (2012). Physical properties of
hemicellulose films from sugarcane cellulose. Procedia Engineering, 42,
1390–1395. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2012.07.532
Salmi, T., Valtakari, D., Paatero, E., Holmbom, B., & Sjöholm, R. (1994). Kinetic
Study of the Carboxymethylation of Cellulose. Industrial and Engineering
Chemistry Research, 33(6), 1454–1459. https://doi.org/10.1021/ie00030a004
Sunarti. (2016). Variasi Konsentrasi Alkali dalam Produksi Asam Oksalat dari

Laporan I 28
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Limbah Kertas dengan Peleburan Alkali. Universitas Islam Negeri Alauddin.
Thielking, H., & Schimidt, M. (2006). Cellulose Ethers. In Ullmann’s
Encyclopedia of Industrial Chemistry (pp. 381–397).
https://doi.org/10.1002/14356007.a05
Waldek, W. (1947). United States Patent Office. In US2510355.
https://doi.org/10.1145/178951.178972
Xiquan, L., Tingzhu, Q., & Shaoqui, Q. (1990). Kinetics of the
carboxymethylation of cellulose in the isopropyl alcohol system. Acta
Polymerica, 41(4), 220–222. https://doi.org/10.1002/actp.1990.010410406

Laporan I 29
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

LAMPIRAN A
SIFAT FISIKA, KIMIA DAN TERMODINAMIKA

A.1 Sifat Fisika dan Kimia


1. Selulosa
a. Sifat Fisika
- Warna : putih
- Tidak beracun
- Memiliki kuat tarik dan tekan yang tinggi
- Dapat terdegradasi oleh hidrolisa, oksidasi, fotokimia maupun secara
mekanis sehingga berat molekulnya menurun.
- Tidak larut dalam air maupun pelarut organik
- Dalam keadaan kering, selulosa bersifat higroskopis, keras dan rapuh. Bila
selulosa cukup banyak mengandung air maka akan bersifat lunak. Jadi
fungsi air disini sebagai pelunak.
- Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik jika dibandingkan
dengan bentuk amorfnya.
(Fengel dan Wenger, 1995)
b. Sifat Kimia
Sifat kimia selulosa adalah tahan terhadap alkali kuat (17.5% berat) tetapi
dengan mudah terhidrolisis oleh asam menjadi gula yang larut air dan selulosa
relatif tahan terhadap agen pengoksida dengan ketahanan panas serat selulosa
adalah mencapai temperatur 211 - 280°C tergantung pada jenis seratnya
(Suryanto, 2015).

2. NaOH
a. Sifat Fisika
- Massa molar : 39,9971 g/mol
- Wujud : padat
- Warna : putih
- Densitas : 2,1 g/cm3
- Titik lebur : 318oC (591 K)

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
- Titik didih : 1390oC (1663 K)
- Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20oC)
- Kebasaan (pKb) : -2,43
- Kapasitas panas : -101,96 kal/mol.K pada 25oC
(Laksono, 2013 dalam Sunarti, 2016)
b. Sifat Kimia
Sifat kimia dari NaOH adalah sebagai berikut :
- Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab
- Mudah larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter
- NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
(Perry, 1999 dalam Priatma & Widiyannita, 2013)

3. Asam Monokloroasetat
a. Sifat Fisika
- Densitas : 1,3703
- Wujud : padatan
- Warna : tidak berwarna
- Panas laten pembentukan, ∆ H f : 19,38 kJ/mol
- Indeks refraksi : 1,4297
- Tegangan permukaan : 35,17 mN/m pada 100oC
- Viskositas : 1,32 mPa s pada 100oC
- Kelarutan dalam air : 1,52 x 10-3 pada 25oC
- Kapasitas panas, Cp : solid, 15-45oC 144,02 J mol-1
K-1
liquid,70oC 180,45 J mol-1 K-1
liquid,130oC 187,11 J mol-1K1
- Flash point : 126oC
- Kelarutan dalam air : 604 g/100 g H2O pada 30oC
(Koenig et al., 2014)
b. Sifat Kimia
Reaksi dengan basa anorganik, oksida, dan karbonat atau dengan basa
organik memberikan garam; beberapa garam membentuk aduk dengan asam

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
kloroasetat. Sodium kloroasetat adalah produk komersial yang penting. Ester
asam kloroasetat diperoleh melalui reaksi dengan alkohol atau olefin; metil
kloroasetat, etil kloroasetat, dan tert-butil kloroasetat. juga penting secara industri.
Kloroasetil klorida diproduksi dari asam melalui reaksi dengan POCl3, PCl3, PCl5,
tionil klorida (SOCl2), fosgen (COCl2), dan lain - lain.
(Koenig et al., 2014)

4. NaCl
a. Sifat Fisika
- Massa molar : 58,44 gr/mol
- Densitas : 2,16 g/cm3
- Bentuk kristal : kubik
- Warna : tidak berwarna
- Refraksi indeks : 1,5442
- Titik lebur : 801oC (1074 K)
- Titik didih : 1465oC (1738 K)
- Kekerasan : 2,5 Mohs’
- Kapasitas panas : 0,853 J/g oC
- Panas peleburan : 517,1 J/g
- Panas pelarutan : 3,757 kJ/mol (1 kg H2O, 25oC)
- Kelarutan dalam air : 35,9 g/100 ml (pada 25oC)
(Othmer, 1969 dalam Martina & Witono, 2014)
b. Sifat Kimia
- Sedikit larut dalam alkohol
- Tidak larut dalam HCl
- Tidak korosif terhadap semua logam dan kaca
- Korosif terhadap carbon steel, cast iron dan sedikit korosif terhadap
stainless steel 302 dan 304
- Tidak mudah terbakar
(Perry, 2008 dalam Nuzulia & Wulan, 2011)

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
5. Natrium Glikolat
- Massa molar : 98,033
- Wujud : bubuk
- Warna : putih ke putih pucat
- Densitas : 1,416 g/cm3
- Titik didih : 265,6oC pada 760 mmHg
- Titik leleh : 78-80oC
- Flash point : 128,7oC
- Tekanan uap : 0,00125 mmHg pada 25oC
- Kelarutan dalam air : soluble

A.2 Sifat Termodinamika


a. Data Kapasitas Panas (Cp)
Data beberapa kapasitas panas senyawa (Yaws et al., 1999)
Cp= A+ BT + C T 2 ( solid )
Cp= A+ BT + C T 2 + D T 3( liquid)
2 3 4
Cp= A+ BT + C T + D T + E T (Gas)

Tabel B.1 Data Kapasitas Panas (Cp) Gas


Senyawa A B C D E
H2O 33,933 -0,00842 2,99E-05 -1,7825E-08 3,6934E-12
O2 29,526 -0,0088999 3,808,E-05 -3,2629E-08 8,8607E-12
N2 29,342 -0,0035395 1,008,E-05 -4,3116E-09 2,5935E-13

Tabel B.2 Data Kapasitas Panas (Cp) Liquid


Senyawa A B C D
H2O 92,053 -0,03995 -0,00021 5,35E-07

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Tabel B.3 Data Kapasitas Panas (Cp) Solid
Senyawa A B C
NaOH 51,234 0,013088 2,34E-05
ClCH2COOH -55,75 0,59859 -
NaCl 41,293 0,033607 -1,4E-05

b. Perhitungan Cp dengan menggunakan metode estimasi


Perhitungan kapasitas panas diestimasi dengan menggunakan hokum kopp
(Perry, 1999):
Cp=Σ n E Δ E
Keterangan:
nE = Jumlah kemunculan unsur
ΔE = Konstribusi unsur E

Tabel B.4 Konstribusi unsur untuk estimasi kapasitas panas


Unsur ΔE ¿
C 10,89
H 7,56
O 13,42
Na 26,19
Cl 24,69
(Sumber: Perry, 1999)

1) Selulosa
Rumus molekul = C6H10O5
C=6 x 10,89=65,34
H=10 x 7,56=75,6O=5 x 13,42=67,1
Total = 208,04
Maka Cp selulosa yaitu 208,04 kJ/kmoloK

2. Carboxymethyl cellulose

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
Rumus molekul = C6H7O5H2CH2COONa
C=8 x 10,89=87,12
H=11 x 7,56=83,16O=7 x 13,42=93,94
Na=1 x 26,19=26,19
Total = 290,41
Maka Cp Carboxymethyl cellulose yaitu 290,41 kJ/kmoloK

6. Natrium Glikolat
Rumus molekul = C2H3O3Na
C=2 x 10,89=21,78
H=3 x 7,56=22,68O=3 x 13,42=40,26
Na=1 x 26,19=26,19
Total = 110,91
Maka Cp Natrium Glikolat yaitu 110,91 kJ/kmoloK

b. Perhitungan Panas Reaksi (ΔHR)


Panas reaksi ditentukan dari selisih panas pembentukan (ΔHf) produk
terhadap reaktan. Panas pembentukan (ΔHf) didapat dari data yang tersedia dan
perhitungan menggunakan metode joback (Perry, 1999):
Δ H f =68,9+ Σ N i Δ Hi
Keterangan:
Ni = Jumlah gugus fungsi
ΔHi = Kontribusi gugus fungsi

Tabel B.3 Konstribusi gugus fungsi untuk estimasi kapasitas panas


kJ
Gugus Fungsi ΔHi ( )
kmol

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
-CH2 -20,64
-C- 79,72
-C= 83,99
-OH- -208,04
-O- -138,16
=O -247,61
kJ
Gugus Fungsi ΔHi ( )
kmol
-COO- -337,92
-COOH -426,72
-Na -257,17
-Cl -71,55
(Sumber: Perry, 1999)

1. Selulosa
Rumus molekul = (C6H10O5)

−C−¿ 6 x 79,72=478,32
−C H 2−¿ 6 x (−26,80)=−160,8−OH =6 x (−208,04)=−1248,24
−O−¿5 x (−138,16)=−690,8
Total = 68.9 + -1621,52 = -1552,62 kj/kmol
Maka Δ H f selulosa yaitu -1552,62 kj/kmol

2. Asam monokloroasetat
Rumus molekul = C2H3ClO2

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
−C H 2−¿1 x−26,80=−¿26,80−C=¿ 1 x 83,99=¿83,99
−OH =1 x−138,16=−¿138,16
¿ O=1 x−241,61=−¿241,61
−Cl=1 x−71,55=−¿ 71,55
Total = 68.9 + -394,13= -325,23 kj/kmol
Maka Δ H f asam monokloroasetat yaitu -325,23 kj/kmol

3. Carboxymethyl cellulose
Rumus molekul = [C6H7O5H2CH2COONa]n

n = derajat polimerisasi = 1000


−C−¿ 6 x 79,72=478,32
−C H 2−¿7 x (−26,80)=−187,6−OH =5 x (−208,04)=−1040,2
−O−¿6 x (−138,16)=−690,8
−COO−¿1 x (−337,92)=−337,92
−Na=1 x (−257,17)=−257,17
Total = 68.9 + -2035,37 = -1966,47 kj/kmol
Maka Δ H f Carboxymethyl cellulose yaitu -1966,47 kj/kmol
Tabel B.4 Panas Pembentukan senyawa anorganik
kJ
Senyawa ΔHf ( )
kmol
H2O -285,83
NaCl -411,153
NaOH -425,609
Natrium Glikolat -309,54

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
(Sumber: Van ness et al., 2005)

C6H7O5H3 + ClCH2COOH + 2NaOH → C6H705H2CH2COONa + NaCl + 2H2O


Δ H R= Δ H f CMC + Δ H fNaCl + 2 Δ H f H O =( Δ H f selulosa + Δ H f ClCH 2COOH +2 Δ H f NaOH )
2

Δ H R=−1966,47+ (−411,153 )+2 (−285,83 ) =−1552,62+ (−325,23 ) +2 (−425,609 ) ¿


Δ H R=−3018114,1+2797899,1=−218,555 kj/kmol
Karena, nilai ΔHR negatif maka reaksi bersifat melepaskan panas atau
eksotermis.

A.3 Sifat Kinetika Reaksi


Sifat kinetika reaksi merupakan acuan dalam memodelkan reaktor kimia.
Dalam pembuatan carboxymethyl cellulose, reaksi yang terjadi merupakan proses
kompleks yang memiliki banyak tahapan. Jika diasumsikan bahwa reaktivitas
selulosa, hidroksida, air, dan produk yang terbentuk selama reaksi tetap atau
mendekati konstan, maka penggunaan model kuasi-homogen cukup dapat
diterima (Konovalenko et al., 2021). Xiquan et al (1990) melaporkan bahwa
bahwa proses karboksimetilisasi adalah reaksi orde satu semu terhadap asam
monokloroasetat. Namun. Salmi et al. (1994) melaporkan bahwa laju reaksi
tergantung pada konsentrasi ion monokloroasetat dan gugus hidroksil selulosa.
Sehingga persamaan laju reaksi pembentukan carboxymethyl cellulose yaitu
(Salmi et al., 1994):
−d C HA
r HA= =−k C0 C HA
dt

Keterangan:
CHA = Konsentrasi asam monokloroasetat
C0 = Konsentrasi Selulosa
k = Konstanta Laju reaksi
Persamaan Arrhenius digunakan untuk menentukan konstanta laju kinetika
reaksi:
k = A exp (-Ea/RT)

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25

[ ]
ac
−E 1 1
k = ko exp ( − )
R T T ref
Keterangan :
A = Konstanta Arhenius
ko = konstanta laju kinetik preksponensial,
Eac = energi aktivasi,
R = konstanta gas universal
T = suhu reaksi
Tref = suhu referensi

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN GROSS PROFIT MARGIN

Gross profit margin (GPM) adalah kemampuan manajemen untuk


meminimalisasi harga pokok penjualan dalam penjualan yang dilakukan
perusahaan. Dalam hal ini, Gross profit margin dihitung dengan cara menghitung
selisih harga produk yang dihasilkan dengan harga bahan baku yang digunakan.
Persamaan reaksi utama yang terjadi sebagai berikut
C6H7O5H3 + ClCH2COOH + 2NaOH → C6H7O5H2CH2COONa + NaCl + 2H2O

Diketahui :
BM selulosa = 162 g/mol
BM carboxymethyl cellulose = 242 g/mol
BM asam monokloro asetat = 94.497 g/mol
BM NaOH = 40 g/mol
Konversi asam monokloroasetat = 80%

Hubungan Relasi:
1. Rasio mol awal selulosa terhadap asam monokloroasetat yaitu 1 : 1,2 dari
stoikiometri. Asam monokloroasetat dilebihkan agar selulosa dapat
bereaksi seoptimal mungkin.
2. Rasio mol asam monokloroasetat dengan NaOH tidak boleh lebih dari 1 :
2 untuk membatasi terjadinya reaksi samping pembentukan natrium glikolat,
Dipilih rasio 1:1,7 karena dibawah rasion 1:1,7 NaOH tidak cukup untuk
bereaksi.

1. Perhitungan stoikiometri
Basis perhitungan untuk menghasilkan 1 kg CMC
 Mol CMC terbentuk:
Basis perhitungan 1 kg
= =0,004132 kmol
BM CMC 242 kg/kmol

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
 Mol NaCl terbentuk:
Mol CMC terbentuk =0,004132 kmol
 Mol H2O terbentuk:
2 x Mol CMC terbentuk =2 x 0,004132 kmol=0,008264 kmol
 Mol selulosa bereaksi:
1 x Mol CMC terbentuk =1 x 0,004132kmol=0,004132 kmol
 Mol ClCH2COOH bereaksi :
Mol CMC terbentuk =¿ 0,004132=0,004132kmol
 Mol NaOH bereaksi:
2 x Mol CMC terbentuk =2 x 0,004132 kmol=0,008264 kmol
 Mol ClCH2COOH awal:
MolClC H 2 COOH bereaksi 0,004132 kmol
= =0,005165 kmol
Konversi 0.8
 Mol selulosa awal:
MolCl CH 2 COOH awal 0,005165
= kmol=0,005164 kmol
1,2 1,2
 Mol NaOH awal =
Mol ClC H 2 COOH awal x 1,7=0,005165 kmol x 1,7
¿ 0,008729 kmol
 Mol selulosa sisa:
Mol selulosa awal−Mol selulosa bereaksi =¿0,001032 kmol
 Mol ClCH2COOH sisa:
Mol ClCH 2 COOH awal−Mol ClCH 2COOH bereaksi=¿0,001033 kmol
 Mol NaOH sisa:
Mol NaOH awal−Mol NaOH bereaksi=¿ 0.000465 kmol

Tabel D.1 Tabel Perhitungan Stoikiometri


Senyawa Koefisien Awal Reaksi Sisa
reaksi (kmol) (kmol) (kmol)
Selulosa 1 0,005164 0,004132 0,001032
ClCH2COOH 1 0,005165 0,004132 0,001033
NaOH 2 0,008729 0,008264 0,000465

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
carboxymethyl
1 - 0,004132 0,004132
cellulose
NaCl 1 - 0,004132 0,004132
H2O 2 - 0,008264 0,008264

2. Perhitungan kebutuhan bahan baku untuk reaksi


Adapun kebutuhan bahan baku yang digunakan, yaitu:
 Cellulose
Massa Selulosa=Mol selulosa awal x BM Polimer selulosa
kg
Massa Selulosa=0,005164 kmol x 162 =0,836612 kg
kmol
 Asam Monokoloroasetat
Konsentrasi ClCH2COOH yang digunakan untuk reaksi sekitar 78%, maka
kebutuhan ClCH2COOH untuk reaksi, yaitu:
Mol ClCH 2COOH awal x BM ClCH 2 COOH
MassaClCH 2COOH 78 %=
Konsetrasi ClCH 2COOH
kg
0,005165kmol x 94,497
kmol
MassaClCH 2COOH 78 %= =0,625775 kg
0,78
ClCH2COOH 78% dibuat dengan melarutkan ClCH2COOH 99%, maka kebutuhan
ClCH2COOH 99%, yaitu:
78
MassaClCH 2COOH 99 %= 0,625775 kg=0.493035 kg
99

 NaOH
Konsentrasi NaOH yang digunakan untuk reaksi sebesar 35%, maka
kebutuhan NaOH untuk reaksi, yaitu:
Mol NaOH awal x BM NaOH
Massa NaOH 35% ¿
Konsetrasi NaOH
kg
0,008729 kmol x 40
kmol
Massa NaOH 35 %= =0,997639 kg
0,35
NaOH 35% dibuat dengan mengencerkan NaOH 50%, maka kebutuhan NaOH
50% yaitu:

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti
Pra-rancangan Pabrik Karboksimetil Selulosa dari Selulosa
dengan Proses Continue Wyandotte 2021.01.25
35
Massa NaOH 50 % reaksi = 0,997639 kg=0.698347 kg
50
Dengan demikian, untuk menghasilkan 1 kg carboxymethyl cellulose dati
cellulose dibutuhkan biaya bahan baku sebagai berikut:
Tabel D.2 Tabel Kebutuhan bahan baku
Harga
Bahan Baku Massa (kg) Biaya (Rp)
(Rp/kg)
Cellulose 0,8366 16.161,2 13.520,65
ClCH2COOH 0,4930 21.992,55 10.843,09
NaOH 50% 0,6983 4.142,66 2.893,01
Total 27.256,75

Harga carboxymethyl cellulose untuk 1 kg yaitu Rp. 58.531,66, Maka gross profit
margin yaitu:
Pendapatan−Total biaya bahanbaku
GPM= x 100 %
pendapatan
58.531,66−27.256,7555
GPM= x 100 %=53,432 %
58.531,66
Jadi, gross profit margin dari pabrik ini sebesar 53,432% atau Rp.31.274,90/kg
produk.

Laporan I
Dibuat Diperiksa Disetujui
Arum Khomis Rahmatullaily
Elna Purwanti

Anda mungkin juga menyukai