LAPORAN IV E
Sistem Utilitas
Pembimbing :
Panca Setia Utama, ST., MT., PhD
Koordinator :
Muhammad Iwan Fermi, ST., MT
Kelompok XIV
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Genap Tahun 2020/2021
LAPORAN IV E
SISTEM UTILITAS
KELOMPOK XIV
Catatan :
Laporan i
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium Sulfat
dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.14
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Peranan Air Dalam Industri..................................................................1
1.2.1 Air Pendingin...............................................................................2
1.2.2 Air Umpan Boiler.........................................................................4
1.2.3 Air Domestik................................................................................5
1.2.4 Air Hydrant..................................................................................9
1.3 Pentingnya Listrik dalam Industri.........................................................11
1.4 Pentingnya Pengolahan Limbah dalam Industri...................................13
Laporan i
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium Sulfat
dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.14
DAFTAR GAMBAR
Laporan i
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium Sulfat
dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.14
DAFTAR TABEL
Laporan i
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
BAB I
PENDAHULUA
N
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
struktur reaktor, karena pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan
langsung dengan komponen atau struktur reaktor. Air yang digunakan sebagai
pendingin harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan komponen atau
struktur yang dirumuskan dalam spesifikasi kualitas air pendingin (Lestari, 2006).
Dalam memenuhui spesifikasi dari air pendingin maka dilakukan pengolahan
terhadap air pendingin tersebut dengan berbagai metode dan teknologi peralatan
yang bervariasi.
Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin, karena dapat
diperoleh dengan mudah, serta murah dalam pengaturan dan pengolahan, dan
dapat menyerap panas per satuan massa yang tinggi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada air pendingin, diantaranya kesadahan (hardness) yang dapat
menyebabkan kerak pada alat dan oksigen terlarut yang dapat menyebabkan
korosi.
Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin karena faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar dan tidak
mahal.
b. Dapat ditangani dengan mudah dan aman.
c. Dapat menyerap panas yang relatif besar per unit volume.
d. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya
perubahan temperatur pendingin.
e. Tidak terdekomposisi.
Adapun syarat-syarat air yang digunakan sebagai media pendingin:
a. Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar
yaitu batu, krikil atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut
yang dapat menyebabkan air kotor.
b. Tidak menyebabkan korosi.
c. Tidak menyebabkan fouling, fouling disebabkan oleh kotoran yang terikut
saat air masuk unit pengolahan air, disamping pasir, mikroba dan zat-zat
organik.
Air pendingin yang keluar melalui media-media perpindahan panas (Cooler)
diarea proses akan disirkulasikan dan didinginkan kembali dalam cooling tower.
Penguapan dan kebocoran (blowdown) akan terjadi didalam cooling tower. Oleh
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
karena itu untuk menjaga jumlah air pendingin tetap konstan maka ditambahkan
make up 10% yaitu setara dengan jumlah blowdown pada cooling tower selama
proses. Maka, kebutuhan air pendingin yang diperlukan untuk berjalannya operasi
pabrik Aluminium Sulfat ini sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kebutuhan Air Pendingin
No. Alat Kebutuhan (Kg/jam)
1 Cooler-101 3.518,5059
2 Cooler-102 2.746,1417
3 Reaktor-101 167.530,1708
5 Neutralizer-101 33.566,2633
6 Crystallizer-101 334,4438
Jumlah Kebutuhan 207.695,4258
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
= We + Wd + Wb
= (3495,514+342,6974+1747,7570) kg/jam
= 45.692,9936 kg/jam
Maka kebutuhan air pendingin secara keseluruhan dengan faktor keamanan
(overdesign) 10% menjadi 228464,96 kg/jam.
1.2.2 Air umpan boiler
Air umpan boiler adalah air yang digunakan untuk pembuat steam.
Persyaratan kualitas air umpan boiler dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Hal yang diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah zat-zat
yang dapat menyebabkan korosi. Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan
karena air mengandung larutan asam, gas-gas yang terlarut, seperti: O 2, CO2, H2S
maupun disebabkan karena kontak dengan udara luar. Selain itu perlu
diperhatikan zat-zat yang dapat menyebabkan kesadahan air. Kesadahan pada air
disebabkan oleh ion-ion, seperti: Ca2+, Mg2+, SO42- dan CO32-.
Kebutuhan air untuk steam yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan
jumlah kebutuhan air umpan boiler yaitu pada proses pemanasan. Selama proses
pertukaran panas kondensat akan diumpankan kembali menuju air umpan boiler.
Kebutuhan air umpan boiler dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3 Kebutuhan Air Umpan Boiler
No. Alat Kebutuhan (Kg/jam)
1 Heater-101 86,4992
2 Heater-102 78,0349
3 Evaporator-101 6,0986
Jumlah Kebutuhan 170,6328
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Namun selama proses pertukaran panas akan terjadi kehilangan jumlah air
(blowdown) berkisar 10-20%. Dianggap terjadi kehilangan air sebanyak 20%
(80% kondensat direcycle), sehingga jumlah make up air dibuat sebanyak 20%
untuk memenuhi kebutuhan air yaitu sebesar 150,1569 kg/jam. Maka total
kebutuhan air pemanas berjumlah 187,6961 kg/jam.
1.2.3 Air Domestik
Air domestik digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor
dan perumahan. Standar baku mutu air bersih dari PERMENKES NO.
492/MENKES/SK/IV/2010.
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Kadar
No Jenis Parameter Satuan
Maksimum
4) Khlorida mg/l 250
5) Mangan mg/l 0.4
6) pH mg/l 6.5 – 8.5
7) Seng mg/l 3
8) Sulfat mg/l 250
9) Tembaga mg/l 2
10) Amonia mg/l 1.5
(Sumber : PERMENKES NO. 492/MENKES/SK/IV/2010)
Jumlah kebutuhan air domestik pada pabrik Aluminium Sulfat ini dapat
dihitung berdasarkan jumlah pemakaian air pada perumahan karyawan,
perkantoran, mushola, bengkel, taman, kantin dan laboratorium. Untuk
menghitung jumlah kebutuhan air tersebut maka kita perlu memperkirakan jumlah
karyawan pabrik Aluminium Sulfat yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.5 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat
Jumlah Operator
No Alat Koefisien Jumlah Alat
(orang/sift)
Alat Proses
1 Reaktor 0,5 1 3
2 Neutralizer 0,5 1 3
3 Heater 0,1 1 2
4 Cooler 0,1 2 4
5 Pompa 0 10 0
6 Tangki
0,1 8 0
Penyimpanan
Sub Total 12
Alat Utilitas
1 Cooling Tower 1 1 1
2 Generator Listrik 3 1 3
3 Boiler 1 1 1
4 Water Treatment
2 1 2
Plant
5 Pompa 0 23 0
6 Waste Treatment 2 1 2
Sub Total 9
Total Operator/Shift 21
Terdapat 4 Kelompok Shift
Jumlah Total Operator 84
(Sumber: Ulrich, 1984)
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Jumlah karyawan yang dihitung berdasarkan koefisien alat pada Tabel 1.5
hanya jumlah karyawan bagian operator unit proses dan utilitas saja. Oleh karena
itu perlu diperkirakan jumlah karyawan struktural atau petinggi pabrik untuk
memastikan jumlah karyawan yang akan menggunakan air bersih. Untuk
menentukan karyawan berdasarkan struktur organisasi pabrik maka dipilih
organisasi kerja berdasarkan Sistem Line and Staff. Pada sistem ini, garis
wewenang lebih sederhana, praktis dan tegas. Demikian pula dalam pembagian
tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga
seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Untuk
kelancaran produksi, perlu dibentuk staf ahli yang terdiri dari orang-orang yang
ahli di bidangnya. Bantuan pikiran dan nasehat akan diberikan oleh staf ahli
kepada tingkat pengawas demi tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan
pertimbangan diatas maka ditentukan jumlah karyawan secara keseluruhan sebai
berikut.
Laporan 8
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 9
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam
tanah khusus kebakaran. Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran
menggunakan perhitungan SNI 03-1745-2000 dan NFPA (National Fire
Protection Association) sebagai berikut:
Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400
liter/jam, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit. Dalam
pabrik Aluminium Sulfat ini disediakan air hydrant box sebanyak 500
liter/jam.
Jumlah pasokan air untuk hydrant gedung yang dibutuhkan ditunjukkan
dalam rumus 2.1.
Sehingga kebutuhan air bersih untuk persediaan air hydrant sebesar :
Qtotal = Qpilar + QBox = 3000 + 500 liter/jam
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 1000 𝑚3 995,68 𝐾𝑔
= 3500 × ×
𝑗𝑎𝑚 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑚3
= 3484,88 kg/jam
Secara keseluruhan, total kebutuhan air bersih sebanyak 13,103 kg/jam, dengan
perincian sebagai berikut:
Tabel 1.9 Jumlah Total Kebutuhan Air Bersih PabrikAluminium Sulfat
Penggunaan Jumlah (kg/jam)
Air General Usage 4124,6104
Air Pendingin 45692,9936
Air Proses 78,0274
Steam 37,5392
Total 49.933,1707
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
a = Luas area, m2
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
BAB II
SISTEM UTILITAS
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Selain memenuhi karakteristik air bersih secara kimia dan fisika, air bersih
juga harus memenuhi persyaratan air bersih secara biologi yaitu, tidak
mengandung bakteri-bakteri atau mikroorganisme terutama bakteri patogen.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
hidrolik dalam saluran terbuka atau pipa, atau menghambat proses treatment
(Pankratz,1995). Persyaratan yang paling penting dalam pemilihan sistem
penyaringan untuk teknologi pengolahan air adalah bukaan ukuran screen dan laju
aliran.
Screen terdiri dari 2 bagian yaitu bar screen dan traveling screen. Bar
screen berbentuk seperti palang yang berbaris. Bar screen berfungsi untuk
menyaring padatan besar seperti batang dan ranting. Setelah melalui bar screen,
padatan kecil seperti potongan-potongan sampah yang masih terlewat disaring
kembali pada traveling screen. Penyaringan terakhir sebelum air dialirkan ke bak
pengendapan adalah strainer. Strainer berfungsi untuk menyaring solid yang
tersuspensi yang berdiameter sampai 1/16 inch, dimana solid ini tidak tersaring
pada bar screen dan traveling screen. Adapun contoh skema screen yang akan
digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Laporan 1
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
e. Level sludge harus dijaga minimal/maksimal berkisar 2 meter dari level air
bersih. Sludge dibuang secara berkala minimal per 1 hari. Sludge berfungsi
sebagai penyaring/penahan flok-flok yang baru terbentuk.
Selanjutnya flok-flok akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya
gravitasi, sedangkan air jernih akan melimpah (overflow) yang selanjutnya akan
masuk ke penyaring pasir (sand filter).
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
1. Lapisan atas terdiri dari pasir (sand) yang bertujuan untuk memisahkan
flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang digunakan
setinggi 24 in (60,96 cm)
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium
berpori misalnya antrasit atau marmer. Pada pabrik ini digunakan antrasit
setinggi 12,5 in (31,75 cm).
3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikil/gravel setinggi 7 in (17,78 cm).
Untuk air yang digunakan sebagai umpan boiler diperlukan air yang lunak
dan mendekati murni (kadar silika dan hardness rendah) sehingga diperlukan
proses pengolahan air lanjutan, yaitu cation exchanger, anion exchanger, dan
deaerator. Dari sand filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan
untuk berbagai kebutuhan.
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
khususnya untuk air pendingin. Udara bebas akan digunakan sebagai pendingin
dari air panas yang terbentuk sebagai produk dari proses perpindahan panas.
Proses pendinginan di cooling tower:
a) Cooling water yang telah menyerap panas proses pabrik dialirkan kembali
ke cooling tower untuk didinginkan.
b) Air dialirkan ke bagian atas cooling tower kemudian dijatuhkan ke bawah
dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft (ID)
Fan
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Resin penukar kation ini dapat bersifat asam lemah ataupun asam kuat dan
fungsi penukar kation adalah sebagai berikut:
1) Mengurangi kandungan garam kalsium dan magnesium yang dapat
menimbulkan kesadahan.
2) Mengurangi zat padatan yang terlarut (TDS)
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
b. Penukar anion
Setelah dialirkan melalui kation, langkah selanjutnya air dialirkan dalam
tangki anion yang telah berisi resin yang mempunyai sifat basa kuat (strong
base anion) atau basa lemah (weak base anion). Dan bahan yang biasa dipakai
dalah NaOH. Beberapa fungsi dari penukar ion :
1) Menyerap asam karbonat, asam sulfat, asam klorida dan silikat yang
dihasilkan oleh penukar kation tersebut
2) Mengurangi garam-garam mineral
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion negatif yang terdapat dalam
air dengan ion hidroksida dari resin. Reaksi yang terjadi:
2ROH + SO 2-4 → R SO
2
+2OH-
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
2.1.13 Deaerator
Deaerator adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menghilangkan
oksigen atau gas-gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk kedalam
boiler. Berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan air yang menyuplai air ke
dalam boiler. Oksigen dan gas-gas terlarut lain dalam feed water perlu
dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada pipa logam dan peralatan
logam lainnya dengan membentuk senyawa oksida (karat). Air apabila bereaksi
dengan karbon dioksida terlarut juga akan membentuk senyawa asam karbonat
yang dapat menyebabkan korosi lebih lanjut. Fungsi deaerator disini adalah untuk
mengurangi kadar oksigen, biasanya kadar oksigen dikurangi sampai memiliki
kadar lebih kecil sama dengan 7 ppb (0,0005 cm3/L).
Bahan kimia yang bisa mengurangi kadar oksigen sangat sering
ditambahkan kedalam feed water yang telah dideaerasi untuk mengurangi kadar
oksigen yang tidak dapat dibuang oleh deaerator. Zat pelarut oksigen yang biasa
digunakan adalah Natrium Sulfit (Na2SO3). Hal ini sangat efektif dan cepat
bereaksi dengan sisa-sisa oksigen untuk membentuk Natrium Sulfat (Na2SO4).
Selain Natrium Sulfit zat pelarut oksigen yang juga sering digunakan adalah
Hidrazin (N2H4). Zat pelarut lain yang juga digunakan adalah 1,3 -diaminourea
(juga dikenal sebagai carbohydrazide), diethylhidroxylamine (DEHA), asam
nitrioacetic (NTA), hydroquinon dan juga asam ethylendiaminetetraacetic
(EDTA).
Pada pengolahan air untuk (terutama) boiler tidak boleh mengandung gas
terlarut dan padatan terlarut, terutama yag dapat menimbulkan korosi. Unit
deaerator ini berfungsi menghilangkan gas O2 dan CO2 yang dapat menimbulkan
Laporan 2
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
korosi. Di dalam deaerator diinjeksikan bahan kimia berupa hidrazin (N2H2) yang
berfungsi untuk mengikat oksigen berdasarkan reaksi :
N2H2 + O2 → 2N2 + 2H2O
sehingga dapat mencegah terjadinya korosi pada tube boiler. Air yang keluar dari
deaerator dialirkan dengan pompa sebagai air umpan boiler (boiler feed water).
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah
sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan
steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers
dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
Gambar 2.8 Mekanisme Proses Kerja Fire Tube Boiler (UNEP, 2006)
Sedangkan contoh profil fire tube boiler dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Alat Fire Tube Boiler (US Departement of Energy, 2002)
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
dan tekanan hingga 235 psig (17 atm) [Kern, 1965]. Banyak water tube boiler
yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas.
Untuk water tube boiler yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket. Karakteristik water tube boiler sebagai berikut [UNEP,
2006]:
a. Forced draft, induced draft, dan balanced draft membantu untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran
b. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air
c. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Water Tube Boiler dapat dilihat pada
Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Contoh Alat Water Tube Boiler (Departement of Energy, 2002)
ditambah dengan generator arus bolak-balik (AC) dengan efisiensi 80%. Pada
operasi pabrik sehari-hari digunakan tenaga listrik PLN 60% dan generator AC
40%. Akan tetapi apabila listrik padam maka operasi sepenuhnya akan
dibebankan pada generator AC tiga fase. Hal ini berdasarkan pertimbangan
ekonomi dan faktor keamanan lainnya. Pemilihan generator AC tiga fase oleh
karena tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar, tegangan listrik lebih stabil,
kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit dan motor 3 fasa harganya relatif
murah dan sederhana.
2.4 Unit Pengadaan Udara Tekan
Udara tekan digunakan untuk menerapkan sistem otomatisasi menggunakan
alat pneumatik (Kakap, 2011). Dengan menggunakan udara tekan bertekanan tingi
(± 35 bar) dan ada juga yang udara bertekanan rendah ± 7 bar (Kakap, 2011),
tergantung design dan teknisi.
2.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar
Bahan bakar dapat berupa bahan padat, cair atau gas yang dapat bereaksi
dengan oksigen (udara) secara eksoterm. Panas dari reaksi tersebut dapat langsung
digunakan untuk pemanasan atau diubah menjadi bentuk energi lain, seperti pada
boiler. Dalam Pemilihan bahan bakar perlu dipertimbangkan apakah nilai kalor
bahan bakar cukup untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan dan pertimbangan
persediaan bahan bakar serta nilai ekonomisnya serta kesesuaian dengan alat
pembangkit listrik. Pada pabrik pembuatan Aluminium Sulfat ini digunakan bahan
bakar cair. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair :
a) mudah didapat
b) kesetimbangannya terjamin
c) mudah dalam penyimpanannya
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
BAB III
PENGOLAHAN LIMBAH
3.1 Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik ini antara lain limbah buangan
sanitasi yaitu air buangan toilet atau dapur dari perumahan karyawan dan kawasan
perkantoran maupun toilet dan mushola. Proses pengolahan limbah cair di pabrik
Aluminium Sulfat ini, terdiri dari beberapa tahapan, antara lain :
a. Equalisasi
Kedua jenis limbah cair yang terdiri dari limbah buangan sanitasi dan limbah
yang berasal dari proses produksi dicampur dalam bak stabilisasi selama
beberapa hari. Selama masa pendiaman akan terjadi kenaikan pH dan
timbulnya bau yang menyengat diakibatkan oleh proses biologis oleh
mikroorganisme yang terjadi.
b. Flokulasi
Dari bak stabilisasi, limbah cair yang telah tercampur masuk ke bak flokulasi.
Pada bak ini, ditambahkan alum untuk memisahkan kotoran-kotoran yang
terikut dalam limbah dengan membentuk flok-flok.
c. Sedimentasi
Dari bak flokulasi, cairan limbah dimasukkan ke bak pengendap pertama untuk
memisahkan flok-flok yang telah terbentuk di bak flokulasi dengan cairan
limbah.
d. Biological Treatment
Selanjutnya cairan limbah dari bak pengendap dimasukkan ke bak aerasi. Bak
aerasi merupakan tempat pengolahan limbah secara biologi. Pada bak ini
diterapkan activated sludge (lumpur aktif). Lumpur yang telah aktif yaitu yang
telah mengandung bakteri aerob disemburkan dari dasar bak. Nutrisi untuk
bakteri yang berupa asam fosfat dan urea disuplai ke dalam bak. Asam fosfat
digunakan untuk menyediakan unsur phosphor, sedangkan urea digunakan
untuk menyediakan unsur Nitrogen. Kedua unsur ini dibutuhkan bakteri untuk
kelangsungan hidupnya.
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
e. Sedimentasi II
Dari bak aerasi, cairan limbah dialirkan ke bak pengendap kedua. Activated
sludge diendapkan di dasar bak dan dipisahkan dari cairan limbah. 40% dari
activated sludge di-recycle ke bak aerasi untuk digunakan kembali. Sisanya
dapat dibuang atau digunakan sebagai tanah urug.
f. Penampungan Akhir
Selanjutnya cairan limbah dari bak pengendap kedua dialirkan ke bak
penampungan akhir. Di bak ini cairan limbah yang telah mengalami beberapa
tahap pengolahan limbah diukur baku
Skema pengolahan limbah cair tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Biologic
Penampungan Sedimentasi II
al
Akhir
Treatme
Gambar
Sung
3.1 Skema Pengolahan Limbah Cair Pabrik Aluminium Sulfat
ai
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Bahan Baku
Sumber Daya
Limbah Padat Domestik
Organik Anorganik
Penimbunan Pembuangan
Gambar 3.2 Mekanisme Pengolahan
Pengolaha Padat
Limbah
n (Daur
3.3 Limbah B3
Limbah B3 adalah zat, energi dan atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan atau jumLahnya baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah B3 merupakan sisa suatu usaha
atau kegiatan yang mengandung B3 (PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3). Limbah B3 membutuhkan kontrol ketat dalam proses
penanganan, transportasi, pengolahan dan pembuangan. Sistem pengelolaan
limbah B3 termasuk pengumpulan limbah B3 hingga pengangkutan hingga tempat
pengolahan atau pembuangan akhir. Sumber penghasil limbah B3 dapat berasal
dari
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
atau gas yang dapat menyulut api, senyawa yang sensitif terhadap gesekan
atau dapat menyebabkan kebakaran dengan adanya kelembaban.
b. Reaktif : kemampuan bahan untuk bereaksi dengan dirinya sendiri dan
bahan lain dalam kondisi normal. Hal ini dapat terjadi karena bahan yang
tidak stabil dan kecenderungan untuk bereaksi dengan air, udara, atau
sensitifitas dengan panas sehingga menyebabkan ledakan.
c. Beracun : kemampuan suatu bahan yang dapat menyebabkan potensi
bahaya pada kesehatan manusia maupun lingkungan. Organisme dapat
terpapar dengan cara terhirup, tertelan, atau penyerapan melalui kulit.
Paparan tersebut dapat menyebabkan dampak langsung dan tidak
langsung. Paparan itu dapat dikategorikan sebagai efek karsinogenik,
mutagenik, dan teratogenik, membahayakan sistem reproduksi, pernafasan
dan sistem syaraf.
d. Korosif : kemampuan sebuah bahan untuk menyebabkan korosi pada
logam karena tingkat asam dan alkalinitas. Limbah dengan sifat seperti ini
perlu penanganan khusus serta ditampung dalam wadah seperti drum,
tangki, atau tong.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan limbah B3 (PP Nomor 101 Tahun 2014). Pedoman yang ada untuk
reagen yang digunakan dalam laboratorium harus dikategorikan berdasarkan
karakteristik fisika-kimia. Pedoman tersebut banyak memfokuskan pada
kesesuaian kimia yang mengandung logam berat, asam, garam, senyawa alkali,
larutan, hidrokarbon, dan pestisida (Benavides dkk, 2007). Tujuan pengelolaan
limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan
pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan
fungsinya kembali (Permen LH Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana
Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta Pengawasan Pemulihan
Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah Daerah).
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
a. Pengurangan
Pengurangan adalah kegiatan penghasil limbah B3 untuk mengurangi
jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari limbah B3 sebelum
dihasilkan dari suatu kegiatan atau usaha. Pengurangan dapat dilakukan melalui
substitusi bahan, modifikasi proses atau penggunaan bahan yang ramah
lingkungan (PP 101 Tahun 2014)
b. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan sementara limbah B3
sampai jumlah yang mencukupi untuk diangkut atau diolah. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan efisien ekonomis. Penyimpanan dalam jumlah yang banyak
dapat dikumpulkan di pengumpulan limbah. Limbah cair maupun limbah padat
dapat disimpan, untuk limbah cair dapat dimasukkan ke dalam drum dan disimpan
dalam gudang yang terlindungi dari panas dan hujan. Limbah B3 bentuk
padat/lumpur disimpan dalam bak penimbun yang dasarnya dilapisi dengan
lapisan kedap air Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah B3
yang dihasilkan. Potensi bahaya terbesar berasal dari limbah B3 mudah terbakar.
Karena memang volume terbesar dari limbah B3 yang tersimpan di gudang
penyimpanan sementara limbah B3 merupakan limbah sisa pelarut. Sifat limbah
B3 ini mudah menguap dan mudah terbakar, sehingga diperlukan sirkulasi udara
yang baik di dalam gudang penyimpanan. Limbah B3 dengan karakteristik seperti
ini harus dihindarkan dari cahaya matahari secara langsung dan dipisahkan dari
limbah B3 yang memiliki sifat pengoksidasi. Limbah B3 dengan potensi bahaya
korosif mempunyai persentasi volume terbesar kedua setelah limbah B3 mudah
terbakar. Limbah B3 yang berasal dari senyawa asam sebagai penyumbang
terbesar limbah cair anorganik. Limbah dengan karakteristik korosif ini harus
dipisahkan dari peralatan dengan unsur logam, memerlukan sirkulasi udara yang
baik, dan menggunakan penampungan berupa botol kaca atau jerigen plastik.
Limbah B3 padat yang tidak memiliki pictogram peringatan potensi
bahaya baik limbah organik maupun anorganik mempunyai persentase sekitar
empat persen dari keseluruhan limbah B3 yang ada di gudang penyimpanan
sementara. Rencana pengurangan volume limbah B3 jenisini adalah dengan
melakukan pembakaran di tungku limbah B3 dan abu hasil pembakaran
ditampung kembali dalam wadah hasil
Laporan 3
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
sistem tidak hanya menentukan bahan kimia berbahaya dalam portofolio tetapi
juga dipasang di pintu laboratorium. Yang dicantumkan dalam lembar tersebut
adalah nama laboratorium dan pengguna laboratorium, bahan-bahan kimia yang
ada serta levelnya (hazard pictogram), dan aturan keamanannya (Marendaz dkk,
2013). Menurut Permen LH Nomor 14 Tahun 2013, pelabelan berfungsi untuk
memberikan informasi tentang asal usul limbah B3, identitas limbah B3, serta
kuantitas limbah B3. Label limbah B3 dilekatkan di sebelah atas simbol limbah
B3 wadah dan harus terlihat jelas. Limbah B3 yang disimpan pada wadah wajib
dilekati dengan label limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah yang
ditampung. Karakteristik dominan adalah karakteristik yang terlebih dahulu
ditangani dalam keadaan darurat. Wadah yang telah dibersihkan dari limbah B3
atau akan digunakan kembali untuk mengemas limbah B3 harus diberi label
limbah B3 wadah limbah B3 kosong. Label limbah B3 dilekati dekat tutup wadah
dengan arah panah menunjukkan posisi penutup wadah.
e. Pengolahan
Menurut PP 101 Tahun 2014, pengolahan limbah B3 adalah kegiatan
untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
Kegiatan ini wajib dilakukan oleh setiap orang yang menghasilkan limbah B3.
Bila penghasil limbah B3 tidak mampu melakukan pengolahan sendiri maka
pengolahan limbah B3 diserahkan kepada pengolah limbah B3. Pengolahan
limbah B3 dapat dilakukan dengan cara termal, stabilisasi dan solidifikasi
dan/atau cara lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Pengolahan limbah B3
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan teknologi dan standar
lingkungan hidup atau baku mutu lingkungan hidup. Teknik pengolahan limbah
menurut Trihadiningrum (2016) terdiri dari netralisasi, presipitasi,
stabilisasi/solidifikasi, adsopsi, pertukaran ion dan proses biologis.
a. Netralisasi
Limbah yang bersifat ekstrim asam atau basa harus dinetralkan terlebih
dahulu karena sifat korosif dapat merusak lingkungan. Proses netralisasi ini dapat
dilakukan dengan alternatif sebagai berikut :
1. Mencampurkan limbah asam dan limbah basa dalam bak ekualisasi.
Waktu detensi yang digunakan 8-24 jam untuk stabilisasi
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
2. Penambahan batu kapur atau bubur kapur, bubur dolomit, soda kaustik,
atau soda-ash
b. Presipitasi
Presipitasi dalam pengolahan limbah B3 banyak digunakan untuk
penurunan kadar ion logam berat. Prinsip dari presipitasi ini adalah dengan
penambahan basa untuk mencapai tingkat pH di mana terjadi pengndapan
hidroksida logam secara optimum.
c. Stabilisasi/Solidifikasi
Stabilisasi adalah proses penambahan bahan-bahan aditif tertentu untuk
mengurangi sifat bahaya limbah dengan mengurangi laju migrasi dan
toksisitasnya. Solidifikasi adalah penambahan zat aditif pada limbah dimana 20
berlangsung pula perubahan sifat fisik limbah yang dapat diukur dalam bentuk
kuat tekan, kompresibilitas, dan permeabilitasnya. Teknik stabilisasi dan
solidifikasi sangat umum digunakan dalam pengolahan limbah B3. Teknologi ini
dapat digunakan untuk pengolahan limbah industri, pengolahan limbah sebelum
dibuang ke secure landfil, dan penanganan tanah yang terkontaminasi oleh limbah
dalam jumlah besar.
d. Proses biologis
Dalam pengolahan dengan cara biologis komponen biologis dalam limbah
diuraikan oleh mikroorganisme menjadi molekul yang lebih sederhana, melalui
proses biotransformasi atau mineralisasi. Biotransformasi adalah penguraian
senyawa organik menjadi senyawa organik lain yang lebih sederhana.
Mineralisasi adalah penguraian sempurna molekul organik menjadi massa seluler,
CO2, air dan residu anorganik yang bersifat inert. Limbah yang mengandung zat-
zat berbahaya harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga
kandungannya bisa diminimalisasi sebelum dialirkan ke IPAL. Zat-zat tersebut
dapat mematikan fungsi mikroorganisme (Santi, 2004). Logam-logam tersebut
terakumulasi ke lingkungan dan mengendap di dasar perairan membentuk
senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik karena sifatnya toksik
sehinga tidak dapat diurai oleh organisme (Widowati dkk, 2008).
Tahap-tahap dalam pengolahan limbah B3 secara biologik terdir atas :
ekualisasi dan penampungan, pengaturan pH, pengendapan dengan cara kimiawi,
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT UTILITAS
4.1 Screener
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.2 Pompa-101
Kode Alat P-101
Fungsi Mengalirkan fluida dari screener menuju bak penampung
air sungai
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 32,2 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 49933,17 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 50,149 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 6 in, schedule No. 40
OD 6,625 in
ID 6,065 in
Flow area (At) 28,9 in2
BHP 0,9948 hp
Motor Efisiensi 81%
Power 1,2281 hp
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.4 Pompa-102
Kode Alat P-102
Fungsi Mengalirkan fluida dari bak penampung air sungai
menuju tangki pelarutan Al2(SO4)3
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 32,2 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 49933,17 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 50,15 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 6 in, schedule No. 40
OD 6,625 in
ID 6,065 in
Flow area (At) 28,9 in2
BHP 1,136 hp
Motor Efisiensi 82%
Power 1,385 hp
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.6 Pompa-103
Kode Alat P-103
Fungsi Mengalirkan fluida dari bak penampung air sungai
menuju tangki pelarutan Na2CO3
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 8,3583 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,00839 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,125 in, schedule No. 40
OD 0,405 in
ID 0,269 in
Flow area (At) 0,058 in2
BHP 0,00118 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,00148 hp
Laporan 4
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.8 Pompa-104
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.9 Pompa-105
Kode Alat P-105
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran dari tangki pelarutan
Al2(SO4)3 menuju clarifier
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 32,2 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 49933,17 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 50,149 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 6 in, schedule No. 40
OD 6,625 in
ID 6,066 in
Flow area (At) 28,9 in2
BHP 2,2308 hp
Motor Efisiensi 83%
Power 2,6877 hp
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.10 Clarifier
Kode Alat CL-101
Fungsi Sebagai tempat mencampurkan alum, Na2CO3, air
sungai dan mengendapkan kotoran-kotoran yang
tidak larut seperti lumpur
Tipe Silinder vertikal dengan alas conical
Material Carbon Steel SA-283 Grade C
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 1217,72 kg/m3
Viskositas campuran 0,0009 kg/m.s
Laju Alir Massa 17058,0206 kg/jam
Kapasitas 110,357 m3
Waktu Tinggal 2 jam
DATA PERANCANGAN
ID 4,7785 m
Tekanan Desain 16,2 psi
Tebal Tangki (ts) 0,3125 in
Tebal Tutup Tangki (th) 0,3125 in
Tinggi Shell (Hs) 5,73 m
Tinggi Tangki 6,999 m
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.11 Pompa-106
Kode Alat P-106
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran dari tangki clarifier menuju
sand filter
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 49933,17 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 50,149 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 6 in, schedule No. 40
OD 6,626 in
ID 6,065 in
Flow area (At) 28,9 in2
BHP 1,9415 hp
Motor Efisiensi 85%
Power 2,2841 hp
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.13 Pompa-107
Kode Alat P-107
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran dari tangki sand filter
menuju bak penampung air bersih
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 49933,17 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 50,14 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 6 in, schedule No. 40
OD 6,625 in
ID 6,065 in
Flow area (At) 28,9 in2
BHP 0,9446 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 1,1807 hp
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.14 Pompa-108
Kode Alat P-108
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran dari bak penampung air
bersih menjadi untuk air domestik
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 3909,583 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 3,926 m3/jam
DATA PERACANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 2 in, schedule No. 40
OD 2,38 in
ID 2,067 in
Flow area (At) 3,35 in2
BHP 0,1050 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,1313 hp
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.15 Pompa-109
Kode Alat P-109
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran dari bak penampung air
bersih menjadi untuk air hydrant
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 215,027 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,215 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,5 in, schedule No. 40
OD 0,84 in
ID 0,622 in
Flow area (At) 0,304 in2
BHP 0,0163 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,02039 hp
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.16 Pompa-110
Kode Alat P-110
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran dari bak penampung air
bersih menuju tangki cation exchange
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 115,566 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,116 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,375 in, schedule No. 40
OD 0,675 in
ID 0,493 in
Flow area (At) 0,192 in2
BHP 0,00285 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,00356 hp
Laporan 5
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.18 Pompa-111
Kode Alat P-111
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran tangki penyimpan HCl
menuju tangki cation exchange
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas camouran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 38,3811 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,0385 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,25 in, schedule No. 40
OD 0,54 in
ID 0,364 in
Flow area (At) 0,104 in2
BHP 0,00031 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,000398 hp
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.20 Pompa-112
Kode Alat P-112
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran tangki cation exchange
menuju tangki anion exchange
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 115,5666 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,1160 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,375 in, schedule No. 40
OD 0,675 in
ID 0,493 in
Flow area (At) 0,192 in2
BHP 0,0063 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,00787 hp
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.22 Pompa-113
Kode Alat P-113
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran tangki anion exchange
menuju tangki umpan deaerator
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 7,0302 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,00706 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,125 in, schedule No. 40
OD 0,405 in
ID 0,269 in
Flow area (At) 0,058 in2
BHP 0,000121 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,000151 hp
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.24 Pompa-114
Kode Alat P-114
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran tangki anion exchange
menuju tangki umpan deaerator
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 32,2 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 115,566 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,116 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,375 in, schedule No. 40
OD 0,675 in
ID 0,493 in
Flow area (At) 0,192 in2
BHP 0,00066 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,0082 hp
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.25 Pompa-115
Kode Alat P-115
Fungsi Mengalirkan kondensat menuju tangki umpan deaerator
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 150,156 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,1508 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,375 in, schedule No. 40
OD 0,675 in
ID 0,493 in
Flow area (At) 0,192 in2
BHP 0,0160 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,0201 hp
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.26 Pompa-116
Kode Alat P-116
Fungsi Mengalirkan air dari tangki umpan deaerator untuk air
proses
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 78,027 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,0763 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,375 in, schedule No. 40
OD 0,675 in
ID 0,493 in
Flow area (At) 0,192 in2
BHP 0,00405 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,00507 hp
Laporan 6
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.27 Pompa-117
Kode Alat P-117
Fungsi Mengalirkan keluaran tangki umpan deaerator menuju
deaerator
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 187,6961 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,1885 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,5 in, schedule No. 40
OD 0,84 in
ID 0,622 in
Flow area (At) 0,304 in2
BHP 0,0208 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,026 hp
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.29 Pompa-118
Kode Alat P-118
Fungsi Mengalirkan keluaran deaerator menuju boiler
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 187,6961 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 0,1885 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 0,5 in, schedule No. 40
OD 0,84 in
ID 0,622 in
Flow area (At) 0,304 in2
BHP 0,1034 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 0,1292 hp
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.30 Boiler
Kode Alat B-101
Fungsi Menghasilkan steam yang digunakan untuk
kebutuhan proses
DATA PERANCANGAN
Laju Alir Kondensat 187,6961 kg/jam
Laju Alir Fresh Water 37,5392 kg/jam
Kebutuhan Steam 187,6961 kg/jam
Suhu Masuk 30 oC
Suhu Keluar 150 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Jumlah energi 166.699,783 kkal/jam
Batubara Fuel Oil
NHV 6300 kkal/kg 10096 kkal/L
Kebutuhan Bahan Bakar 26,4602 kg/jam 16,5121 L/jam
Biaya Rp 33.969 per jam Rp 185.959 per jam
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.31 Pompa-119
Kode Alat P-119
Fungsi Mengalirkan air pendingin bekas menuju tangki
penyimpan cooling water
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 182771,9747 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 183,5649 m3/jam
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 10 in, schedule No. 40
OD 10,75 in
ID 10,02 in
Flow area (At) 78,8 in2
BHP 5,3886 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 6,3395 hp
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.33 Pompa-120
Kode Alat P-120
Fungsi Mengalirkan fluida air pendingin menuju tangki
penyimpan cooling water
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 182771,974 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 183,564 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 10 in, schedule No. 40
OD 10,75 in
ID 10,02 in
Flow area (At) 78,8 in2
BHP 17,459 hp
Motor Efisiensi 87%
Power 20,068 hp
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.34 Pompa-121
Kode Alat P-121
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran tangki penyimpan cooling
water menuju unit yang membutuhkan air pendingin
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 30 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 45692,99 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 45,891 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 6 in, schedule No. 40
OD 6,625 in
ID 6,065 in
Flow area (At) 28,9 in2
BHP 4,379 hp
Motor Efisiensi 84%
Power 5,1522 hp
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
4.36 Pompa-122
Kode Alat P-122
Fungsi Mengalirkan fluida keluaran tangki penyimpan cooling
water menuju unit yang membutuhkan air pendingin
Tipe Sentrifugal
KONDISI OPERASI
Tekanan 1 bar
Suhu 32,2 oC
Densitas campuran 995,68 kg/m3
Viskositas campuran 0,8 cp 0,000537 lb/ft.s
Laju Alir Massa 228464,968 kg/jam
Laju Alir Volumetrik 229,456 m3/jam
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe size 12 in, schedule No. 40
OD 12,75 in
ID 12,09 in
Flow area (At) 115 in2
BHP 2,4843 hp
Motor Efisiensi 80%
Power 2,9575 hp
Laporan 7
Pra-Rancangan Pabrik Aluminium
Sulfat dari Bauksit dan Asam Sulfat 2020.1.
DAFTAR PUSTAKA
Brownell, L.E, and Young E.H. 1959. Process Equipment Design, New Dehli: Wiley
Eastern Ltd.
Coulson, J.M. and Richardson, J.F. 1991. Chemical Engineering Design. Vol. 6, 2nd ed,
Pergamon Press, Oxford.
Ditjen Cipta Karya Dinas PU. 2006. Kebutuhan Air dalam Berbagai Sektor.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation. Edisi ketiga. Prentice-
Hall, Inc., New York.
Kern, DQ., 1965, Process Heat Transfer, McGraw-Hill International Book Company,
Japan.
Kurita. 2012. Kurita Handbook of Water Treatment. Kurita Water Industries Ltd
McCabe, W.L., J.C Smith and P. Harriot, 1985, Unit Operation of Chemical Engineering,
5th edition, McGraw-Hill Book Co. Inc., New York
Menkes RI, 2002, Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Peraturan
Pemerintah., Jakarta.
Metcalf dan Eddy. 1991. Wastewater Engineering, Treatment & Reuse. Edisi keempat.
New Dehl: McGraw-Hill Book Company.
Nalco, 2007. The Nalco Water Handbook. Edisi kedua. New York: McGraw-Hill Book
Company.
PERMENKES No. 492/MENKES/SK/IV/2010. Standar Baku Air Bersih.
Perry, Robert H. dan Dow W.Green. 1997. Chemical Engineering Handbook. New
York: McGraw-Hill Book Company.
Peters, M.S dan Timmerhaus, K.D.1997. Plant Design and Economis for Chemical
Engineer. New York: John Wiley and Sons.
Soeswanto. 2000. Persyaratan Kualitas Air Umpan Boiler. Soeswanto Ltd
Ulrich, dan P. Harriot. 1984. Chemical Engineering Handbook.
Wallas, Stanley., 1988, Chemical Process Equipment, Selection and Desain.,
Butterworth-Heinneman, USA.
Laporan 7