Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2021
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Besar 2 yang berjudul “Pengolahan Limbah Industri Perkebunan
Kelapa Sabut Kelapa Menjadi Cocopeat & Cocofiber Yang Bernilai
Ekonomis”. Penulisan Laporan Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas dari Dosen Mata Kuliah Kapita Industri, Bapak Hery Nurmansyah,
ST, MT.
2
3
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTALA...........................................................................................9
2.7 Kelapa......................................................................................................13
4
2.8 Serabut Kelapa........................................................................................14
2.9 Cocopeat..................................................................................................14
2.10 Cocofiber.............................................................................................14
BAB III..................................................................................................................15
3.3.1 Permintaan.......................................................................................17
3.3.2 Penawaran........................................................................................17
4.1.1 Penguraian........................................................................................23
4.1.2 Penjemuran.......................................................................................23
4.1.3 Pengayakan......................................................................................24
5
4.1.4 Pengepresan.....................................................................................24
4.1.5 Packing.............................................................................................25
4.2.1 Penggilingan.....................................................................................26
4.2.2 Penjemuran.......................................................................................26
4.2.3 Pengayakan......................................................................................27
4.2.4 Pengepresan.....................................................................................27
4.2.5 Packing.............................................................................................28
4.3.2 Cocopeat...........................................................................................29
4.3.4 Cocomesh.........................................................................................30
4.3.5 Cocopot............................................................................................30
4.3.6 Cocosheet.........................................................................................31
BAB VI..................................................................................................................35
KESIMPULAN......................................................................................................35
5.1 KESIMPULAN.......................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
6
BAB I
PENDAHULUAN
Akan tetapi berbeda hal nya dengan sabut kelapa yang masih jarang diolah
dan dimanfaatkan dikarenakan minimnya informasi dan pengetahuan tentang
pengolahan limbah sabut kelapa. Sedangkan limbah sabut kelapa ini yang dapat
dihasilkan setiap hari sekitar 1-2 ton dalam waktu satu minggu, karena memang
buah kelapa terdiri dari 45% dari sabut kelapa sehingga sabut kelapa yang
ditimbang akan lebih berat dari batok dan daging kelapa.
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari
suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua
bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna,
terutama bagi masyarakat pesisir. Bagian-bagian buah kelapa diantaranya kulit
luar, sabut kelapa, tempurung, kulit daging buah, daging buah, dan air kelapa.
Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat-serat kasar kelapa.
Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Dilihat sifat fisisnya sabut kelapa
terdiri dari serat kasar dan halus, mutu serat ditentukan oleh warna, mengandung
unsur kayu.
Sabut kelapa dapat diolah menjadi bahan-bahan yang memiliki nilai jual
tinggi seperti cocosheet dan cocopeat.Cocosheet merupakan serat sabut kelapa
yang diolah menjadi lembaran lembaran, dapat digunakan sebagai peredam bunyi.
7
Sedangkan Cocopeat merupakan produk olahan kelapa yang berasal dari proses
pemisahan sabut kelapa. Ketika serat sabut kelapa terpisah, maka akan
menghasilkan serbuk kelapa atau cocopeat. Cocopeat dapat digunakan sebagai
media tanam, pelapis lapangan golf, hardboard, dan bahan bakar.
Dari latar belakang masalah mengenai limbah sabut kelapa di atas maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut :
8
pengolahan sabut kelapa.
c. Secara fisik serat sabut kelapa memiliki kelebihan dari keindahan serat yang
dapat dibentuk dan kekuatan serat yang belum dapat dimanfaatkan dengan
baik.
Sejalan dengan rumusan masalah di atas mengenai sabut kelapa maka tujuan
perancangan ini dibagi menjadi tujuan umum dan khusus diantaranya sebagai
berikut :
9
a. Untuk mengetahui adakah alternatif cara dalam penanganan permasalahan
limbah sabut kelapa.
b. Untuk melakukan serta merealisasikan tindakan yang efektif dan efisien
sehingga dapat mengatasi penumpukan limbah sabut kelapa.
c. Untuk merealisasikan upaya secara optimal yang dapat dilakukan agar
mengatasi penumpukan limbah sabut kelapa.
d. Untuk memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh serat sabut kelapa dalam
eksplorasi material.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTALA
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat
menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia
(Notoatmojo, 2011)
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah panen, limbah
pasca panen dan limbah industri pertanian yang wujudnya padat dikelompokkan
pada limbah padat, contoh : Daun-daun kering, jerami, sabut dan tempurung
kelapa, kulit dan tulang dari ternak potong, bulu ayam, ampas tahu, jeroan ikan
dan lain sebagainya. Limbah-limbah tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk
saja tanpa penanganan tertentu akan menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak
higienis karena menarik serangga (lalat,kecoa) dan tikus yang seringkali
merupakan pembawa berbagai jenis kuman penyakit.
11
2.2.2 Limbah Cair
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada saat
pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang timbul berupa uap air pada
proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh dan proses
pengeringannya. Limbah gas ini supaya tidak menimbulkan bahaya harus
disalurkan lewat cerobong. Pengolahan limbah gas yaitu Ada beberapa metode
yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas. Dasar
pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam
netralisasi dan pembersihan partikel
Salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur
dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali
macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas
memahami pengolahan limbah industri akan diulas di bawah ini:
12
2.3.1.1 Penimbunan Terbuka
Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui
penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis
limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh
organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih
subur. Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka
karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem tanah.
2.3.1.3 Insinerasi
Limbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali
agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan
baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik
atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi kerajinan.
13
2.3.2 Pengolahan Limbah Cair
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia.Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetting.
14
2.6 Limbah Sabut Kelapa
Menurut Andara (2011), limbah merupakan suatu zat atau bahan buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik
(rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikendaki
lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut
Bahtiar (2017), Limbah adalah sisa dari proses produksi yang sudah tidak di
gunakan lagi atau dibuang.
1. Umur pohon kelapa kurang dari 25 tahun : berat buah 1.64 kg; sabut
25.1%; daging 28.1%; air 32.7%; tempurung 14.1%.
2. Umur pohon kelapa 25 - 50 tahun : berat buah 1.11 kg; sabut 30%;
daging 29.4%; air 24.1%; tempurung 15.7%.
3. Umur pohon kelapa lebih dari 50 tahun : berat buah 0.70 kg; sabut 23%,
daging 37.2%; air 22.2%; tempurung 17.5%.
2.7 Kelapa
Salah satu bagian dari buah kelapa yaitu sabut kelapa yang banyak
dimanfaatkan sebagai alat yang dapat membantu atau mempermudah dalam
mengerjakan pekerjaan rumah seperti bahan pembuatan sapu, bahan pembuatan
keset, sebagai pengganti kayu untuk memasak atau bahkan digunakan sebagai
penyaring air serta penggunaan limbah sabut kelapa pada dunia industri yaitu
dengan membuat kerajinan tangan dari limbah sabut kelapa berupa barang-barang
industri rumah tangga seperti dompet, tas, atau berbagai hiasan ataupun bisa
15
diubah menjadi suatu produk baru/Olahan baru menjadi Cocopeat dan Cocofiber
yang pada akhirnya menambah nilai jual serta manfaat dari limbah sabut kelapa
tersebut.
2.9 Cocopeat
Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai media tumbuh
adalah limbah sabut kelapa (cocopeat). Cocopeat merupakan salah satu media
tumbuh yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa, proses
penghancuran sabut dihasilkan serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat
(Irawan dan Hidayah, 2014).
2.10 Cocofiber
16
BAB III
Tabel diatas menunjukan kenaikan produksi butir kelapa yang baik di Indonesia.
Pada tahun 2007 jumlah produksinya 19,625,000 ton, tahun 2008 - 19,500,000
ton, dan tahun 2009 meningkat kembali menjadi 21,565,700 ton. Melihat
produktifitas kelapa di tanah air, pelaku bisnis tak perlu mencemaskan bahan
baku.
17
dikonsumsi oleh masyarakat, input industri makanan dan minuman maupun
kosmetik.
18
19
3.3 Aspek Pemasaran
3.3.1 Permintaan
Serat sabut kelapa atau dalam perdagangan dunia dikenal dengan Coconut
Fiber atau Coconut Coir, merupakan bahan baku untuk berbagai industri, antara
lain industri karpet, dashboard dan jok untuk kendaraan, jok perabot rumah
tangga, matras, spring bed, kemasan serta tali. Karakteristik produk yang bersifat
heat retardant dan biodegradable, serta kecenderungan konsumen produk industri
dalam penggunaan bahan alami mendorong peningkatan permintaan terhadap
serat sabut kelapa.
Negara tujuan ekspor serat sabut kelapa Indonesia adalah Inggris, Jerman,
Belgia, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, Malaysia dan Australia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden pengusaha sabut kelapa,
setiap bulan diperkirakan China membutuhkan sekitar 50.000 ton serat sabut
kelapa per bulan untuk memenuhi kebutuhan industrinya.
3.3.2 Penawaran
20
Statistik jumlah usaha kecil (industri kecil atau industri rumah tangga) dan
produksi serat sabut kelapa yang dihasilkan secara Nasional masih belum tersedia.
21
3.4.2 Manfaat Regional
Setiap 1000 butir sabut kelapa yang diproses akan menghasilkan sekitar 100
– 125 liter butiran gabus. Akan tetapi, hasil samping butiran gabus atau Coco Peat
ini masih mempunyai nilai ekonomi, dalam pengertian dapat dijual apabila
dilakukan proses penyaringan dan pengeringan serta dengan teknologi
pengemasan sehingga memenuhi persyaratan mutu yang dikehendaki konsumen.
Coco Peat dapat digunakan sebagai media tanam antara untuk tanaman jamur.
Gabus sabut kelapa dalam bentuk debu dari proses pemisahan dan sortasi
serat berpotensi terhadap kesehatan tenaga kerja, apabila tenaga kerja tidak
dilengkapi dengan pelindung atau masker. Akan tetapi karena ukuran partikelnya
yang relatif besar, maka debu gabus kelapa ini tidak memberikan dampak yang
negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
22
3.6 Produksi Cocofiber dan Cocopeat
Permintaan coco fiber dunia luar biasa besar, namun saat ini Indonesia baru
mampu penuhi 10% kebutuhan dunia akan serat sabut kelapa (coco fiber) dengan
produksi sekitar 60 ribu ton/thn. Setiap unit pabrik sabut kelapa di Indonesia rata-
rata hanya mampu mengolah 16 ribu butir sabut kelapa per hari atau 4,8 juta butir
sabut kelapa per tahun. Sementara potensi sabut kelapa Indonesia bisa mencapai
15 miliar butir per tahun. Berdasarkan data AISKI, saat ini kita sudah punya 150
unit pabrik pengolahan sabut kelapa yang tersebar di seluruh Indonesia, tapi yang
produktif hanya sekitar 100 unit. Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia
(AISKI) menargetkan pendirian pabrik pengolahan sabut kelapa di Indonesia pada
2013 sebanyak 500 unit.
23
Sehingga dengan melalui proses pengayakan ini diharapkan cocofiber yang
didapatkan bisa lebih bersih dan siap di press.
Mesin Pengurai Sabut kelapa ini adalah alat untuk mengurai sabut kelapa
menjadi serat sabut kelapa atau cocofiber. Proses pemisahan sabut kelapa akan
menghasilkan serat sabut kelapa dan pengikatnya yaitu berupa serat sabut kelapa
atau cocopeat. Kedua produk ini menjadi bahan utama untuk membuat produk-
produk turunan sabut kelapa selanjutnya.
Mesin Press sabut kelapa adalah alat untuk mengepress sabut kelapa hasil
penguraian dan penyaringan sabut kelapa. Tujuannya untuk mempermudah
pengangkutan dan meminimalisasi volume muatan produk sabut. Denga adanya
mesin ini tentu akan mengurangi resiko biaya muatan tinggi akibat besarnya
volume muatan. Jadi biala anda melakukan pengiriman ke luar daerah menjadi
lebih praktis dengan anda mempunyai mesin press sabut kelapa ini.
24
3.7.4 Mesin Penggiling
Mesin Penghancur Sabut kelapa ini adalah alat yang digunakan untuk
menghancurkan sabut kelapa secara utuh, tidak diurai, melainan serat dan
serbuknya bercampur halus. Tujuan pemakaian produk ini adalah untuk membuat
media tanam.
25
4.1 Proses Pengolahan Cocofiber
Packing Pengepressan
4.1.1 Penguraian
Proses ini bertujuan untuk mengubah sabut kelapa menjadi serat kelapa
(cocofiber) Pada proses ini sabut kelapa dari gudang bahan baku dibawa kestasiun
penguraian secara manual. Satu persatu sabut kelapa tersebut dimasukkanke
dalam mesin pengurai. Sabut kelapa tersebut akan terurai menjadi cocofiber dan
cocopeat dengan proporsi sebesar 25% dan 75%.Cocofiber dimasukkan kembali
ke mesin urai, proses ini dilakukan sebanyak tiga kali berturut-turutsehingga
diperoleh cocofiber yang lebih halus uraiannya. Sekali melakukan proses, mesin
menghasilkan 1 ton/hari cocofiber.
4.1.2 Penjemuran
26
panas matahari. Proses penjemuran berlangsung sekitar 3-4 jam setiap harinyadari
pukul 11.00-14.30 WIB. Proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar
airsehingga diperoleh cocofiber yang kering agar cocopeat terpisah dari cocofiber
dan memudahkan cocofiber pada proses pemintalan.Tempat penjemuran mampu
menjemur 500 kg cocofiber dalam sekali penjemuran. Cocofiber yang telah
dijemur dibawa ke stasiun pengayakan dan stasiun pemintalan
4.1.3 Pengayakan
4.1.4 Pengepresan
27
pengepresandilakukan sampai cocofiber padat. Proses ini dilakukan secara
berulang-ulang sehingga diperoleh cocofiber berbentuk bal dengan 42 x 52 x 80
cm dan 50 kg
4.1.5 Packing
Proses ini merupakan tahap akhir dimana proses hasil pengepressan akan
di packing. . Produk yang telah di packing akan langsung dikirim ke pemesan atau
pemesan dating sendiri ke perusahaan tersebut untuk mengambilnya
28
4.2 Proses Pengolahan Cocopeat
Packing Pengepresan
4.2.1 Penggilingan
4.2.2 Penjemuran
Jemur di bawah sinar matahari secara langsung sampai kadar air di bawah
15%, untuk mencapai dibawah 15% biasanya membutuhkan waktu hingga satu
hari penuh. Untuk memastikan kadar air cukup mudah yaitu dengan menggunakan
uji daya kadar air, jika anda membuat cocopeat seberat 5 kg maka setelah di jemur
biasanya mencapai setengah kg
29
4.2.3 Pengayakan
4.2.4 Pengepresan
30
4.2.5 Packing
4.3.1 Cocofiber `
31
4.3.2 Cocopeat
Selimut kelapa atau kulit kelapa memiliki material penting yang berdaya
guna tinggi, yaitu serabut kelapa (cocofiber) dan serbuk serabut (cocopeat) setelah
bagian serabutnya dipisahkan. Cocopeat merupakan sabut kelapa yang diolah
menjadi butiran-butiran gabus, dikenal juga dengan nama Cocopith atau Coir pith.
Cocopeat adalah media tanam yang dibuat dari serabut kelapa. Oleh karena itu,
paling mudah ditemukan di negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia
(Gambar 5). Coco peat dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta
dapat menetralkan keasaman tanah. Karena sifat tersebut, sehingga coco peat
dapat digunakan sebagai media yang baik untuk pertumbuhan tanaman
hortikultura dan media tanaman rumah kaca.
32
dan untuk mengendalikan erosi. Cocopeat brick selain ramah lingkungan juga
telah diuji secara luas sebagai media pertumbuhan tanaman
4.3.4 Cocomesh
Cocomesh adalah jaring yang dibuat dari sabut kelapa. Biasanya dibuat
seperti seukuran net bola volly atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan lahan.
Penggunaan Cocomesh ini terbukti efektif dalam mencegah longsor ataupun
banjir. Cocomesh juga berfungsi sebagai media tumbuh tanaman dan sangat cocok
untuk reklamasi bekas tambang atau pantai. Dengan mematok ujung-ujungnya,
cocomesh dihamparkan dalam lahan bekas galian tambang. pemasangannnya
disesuaikan dengan struktur tanah. Bisa miring, atau datar. Untuk Pemasangan
biasanya dibuat dalam 2 lapisan.
4.3.5 Cocopot
Cocopot adalah sebagai media tumbuh tanaman yang khusus dipakai oleh
Pertambangan untuk reklamasi bekas galian tambang. Cocopot (pot dari sabut
kelapa) ini berfungsi sebagai media tumbuh tanaman yang sangat cocok untuk
tanaman dalam pot, minus unsur hara, bahkan rekomendasi untuk reklamasi bekas
tambang. Sabut kelapa yang dibentuk menjadi pot mempunyai nilai artistik
tersendiri serta ramah lingkungan karena berfungsi sebagai hara ketika habis masa
pakainya. Pot yang dibuat dari sabut kelapa menyerap air sehingga air lebih
33
merata disekeliling tanaman dan memberikan keleluasaan akar tumbuh kesegala
arah oleh sebab itu tanaman dapat menjadi lebih sehat.
4.3.6 Cocosheet
Aplikasi Serat sabut kelapa yang di buat dalam bentuk lembaran atau lebih
dikenal dengan Cocosheet, menurut penelitian Romi Hidayat, mahasiswa S2
Arsitektur ITB, terbukti mampu mereduksi suara dan menyerap bising terutama
pada frekuensi tinggi (2000 hz). Penggunaan cocosheet ini mampu menyaingi
penggunaan glasswool. Keunggulan lain dari cocosheet adalah dia lebih murah.
Cocosheet yang direkomendasikan adalah dengan ketebalan 70 mm. Cocosheet
merupakan bahan yang digunakan untuk pembuatan cocopot.
Berdasarkan data dari Sinar Tani dan PCA Zamboanga Research Center, sabut
kelapa dapat diolah menjadi papan serat (fiber board) dari jenis MDF (Medium
Density Board). Keunggulan Coco Fiber Board antara lain mutu dan kekuatannya
tidak kalah dari MDF komersial, tidak memerlukan bahan perekat kimiawi
sehingga benar-benar ramah lingkungan, daya serap airnya lebih rendah dibanding
MDF komersial dan lebih ekonomis karena dikembangkan dengan teknologi
sederhana. Teknologi pembuatannya sederhana karena pada dasarnya hanya
34
dengan penekanan (pressing) yang dikombinasi dengan pemanasan pada suhu
cukup tinggi. Edwin R.P. Keijsers dari Wagening University and Research Center,
Belanda mengungkapkan dalam “Cocoinfo International” bahwa penggunaan
bahan perekat kimia bisa dihindari karena empulur (pith) sabut kelapa
mengandung banyak sekali lignin yang bila dipanaskan pada suhu tinggi akan
menjadi perekat bagi serat sabut kelapa. Suhu cukup tinggi digunakan untuk
melelehkan perekat lignous pada sabut kelapa dan mendorong proses reaksi
pengikatan dalam bahan. Sedangkan tekanan cukup tinggi diperlukan untuk
memperoleh kepadatan dan kehalusan permukaan papan yang ingin dihasilkan.
Karakteristik papan serat yang dihasilkan sangat dipengaruhi ukuran
partikel/potongan serat.
35
digunakan untuk menumbuhkan tanaman dengan sistem hidroponik.
Karena dapat menjaga air dengan baik, cocopeat akan melindungi akar
tanaman sehingga tidak mudah kering dan selalu terhidrasi dengan baik.
2) Memiliki Pori-Pori
Keberadaan pori-pori pada media tanam sangat penting agar proses
pertukaran udara berjalan dengan baik. Selain itu, pori-pori yang banyak
memungkinkan lebih banyak sinar matahari yang menerpa akar tanaman
dan kemudian masuk dan diserap dengan mudah.
Melihat produktifitas kelapa di tanah air, pelaku bisnis tak perlu
mencemaskan bahan baku Trichoderma molds, yaitu sejenis enzim dari
jamur, berfungsi untuk mengurangi penyakit di dalam tanah yang
menyerang akar tanaman. Dengan begitu, jika digunakan bersamaan
dengan tanah, cocopeat akan membantu menjaga tanah tetap gembur
dan subur. Cocopeat juga kaya akan hormon sehingga sangat ideal untuk
perkembangan akar tanaman.
3) Memiliki Tekstur yang Menyerupai Tanah
Bentuk dan tekstur cocopeat menyerupai tanah. Butirannya yang
berukuran halus membuat tanaman dapat beradaptasi dengan mudah,
karena tidak jauh berbeda dengan jika ditanam di media tanah.
4) Ramah Lingkungan
Cocopeat berasal dari bahan organik yang sangat ramah
lingkungan. Jika sudah tidak digunakan lagi, cocopeat dapat dibuang
dan akan terdegradasi dengan baik secara alami di tanah. Selain itu,
dengan melalui beberapa proses tertentu, cocopeat juga dapat didaur
ulang menjadi media tanam baru.
5) Lebih Tahan Hama
Hama adalah salah satu musuh besar tanaman, terutama tanaman
hias. Hamahama tersebut biasanya tinggal di dalam tanah tempat
tanaman tumbuh. Mengganti media tanah dengan cocopeat mampu
melindungai tanaman dari serangan hama dengan lebih baik. Ternyata,
cocopeat bukan lingkkungan yang baik bagi beberapa jenis hama yang
berasal dari tanah.
36
6) Mudah Digunakan
Karena memilik bentuk dan tekstur yang sangat mirip dengan
tanah, cocopeat sangat cocok digunakan oleh para pemula yang baru
akan mulai belajar menanam tanaman secara hidroponik. Saat pertama
kali menanam, cocopeat sangat mudah digunakan.
7) Memperbaiki Kualitas Bibit Tanaman
Cocopeat sangat baik untuk dipilih oleh para pelaku usaha tanaman
hias, sayur, dan kulturjaringan. Penggunaan cocopeat terbukti mampu
mendongkrak produksi dan kualitas bibit, yaitu bibit menjadi lebih kuat
dan penakarannya lebih lebat.
8) Lebih Menguntungkan
Bagi para pengusaha tanaman, menghasilkan profit atau
keuntungan yang besar adalah salah satu tujuannya. Penggunaan
cocopeat sebagai media tanam akan memberikan keuntungan ganda.
Selain tanaman bisa tumbuh secara maksimal dan sehat, proses
pemeliharaan juga menjadi jauh lebih efisien, karena cocopeat dapat
menghemat pemakaian air dan pupuk
37
BAB VI
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada proses pengolahan limbah sabut kelapa menjadi
cocofiber dan cocopeat, diperoleh beberapa kesimpulan dari sebagai berikut :
38
5. Sabut Kelapa merupakan limbah industri perkebunan yang dapat diolah
menjadi barang baru yang memiliki nilai jual dan fungsi yang bermanfaat.
Pengolahan Sabut Kelapa ini juga salah satu cara untuk mengurangi
jumlah limbah yang di dapat dari Industri Perkebunan.
6. Limbah perkebunan yang berupa Sabut Kelapa dapat dimanfaatkan
menjadi produk yang bernilai jual seperti Cocofiber, Cocopeat, Cocosheet,
Cocopot, Cocofiber Cement Board. Dari Produk Olah Sabut Kelapa dapat
dijual kepada masyarakat sekitar atau untuk kebutuhan ekpor. Mesin yang
digunakan dalam proses pengolahan sabut kelapa menjadi produk olahan
baru Cocofiber dan Cocopeat adalah Mesin Giling, Mesin Pengurai,
Mesin Pengayak, Meisin Press,.
39
DAFTAR PUSTAKA
40