Dibuat untuk memenuhi syarat mengikuti mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Disusun Oleh :
Ahmad Fauzan
0609 3020 0794
KATA PENGANTAR
Terima kasih atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-Nya
lah laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Pemakalah telah menjalani kerja praktek di PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang yang di tempatkan pada Badan Pemeliharaan Mekanikal Area PUSRI
3 (Tiga) bagian Urea pada tanggal 25 Juli hingga 26 Agustus.
Dalam laporan magang ini sangat tak pantas apabila pemakalah tidak
berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam kelancaran
kerja praktek ini, berikut pihak-pihak yang telah berjasa dalam kelancaran kerja
praktek ini :
1. Kepala Jurusan beserta staff jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Sriwijaya,
2. Bapak pimpinan PT. PUSRI Palembang,
3. KABAG area PUSRI 3 Bapak Ahmad Yani,
4. Kepala Seksi bagian Urea PUSRI 3 Bapak Patrisius Tumino beserta
jajaran, dan
5. Semua teman-teman yang telah membantu menyelesaikan masalahmasalah yang dialami oleh pemakalah.
Dalam laporan kerja praktek ini pemakalah menyadari bahwa banyak
sekali terjadi kekurangan keurangan di sana-sini, pemakalah mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.
Demikianlah laporan kerja praktek ini pemakalah buat, semoga laporan
ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Amiin
28 November 2011,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.1.1
3.1.2
3.2
3.2.1
3.3
3.3.1
3.3.2
Alignment ................................................................................... 42
3.3.3
3.3.4
3.3.5
3.3.5.1
3.3.5.1.1
3.3.5.1.2
3.3.5.1.4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Diagram Alir Kerja Praktek ......................................................... 3
Gambar 2.1 Gedung Direksi PT Pupuk Sriwijaya Palembang ........................ 5
Gambar 2.2 Kantor pusat dan Lokasi Tata Letak PT. Pusri Palembang .......... 6
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT PUSRI Palembang .................................. 16
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Dep. Pemeliharaan Mekanikal ..................... 16
Gambar 2.5 Pupuk Urea Kemasan 50 kg ......................................................... 18
Gambar 2.6 Pupuk Organik Kemasan 50 kg .................................................... 19
Gambar 2.7 Diagram Blok Proses Pembuatan Ammoniak .............................. 26
Gambar 3.1 Dial Indicator ................................................................................ 37
Gambar 3.2 Skema Kerja Pompa UGA 302 A/B ............................................. 40
Gambar 3.3 Pompa Sentrifugal 302 A/B ......................................................... 41
Gambar 3.4 (a). Parallel Offset, (b). Angular, (c). Combination ..................... 43
Gambar 3.5 Jenis-Jenis Soft Foot ..................................................................... 44
Gambar 3.6 Ilustrasi Soft Foot ......................................................................... 45
Gambar 3.7 Short Foot ..................................................................................... 46
Gambar 3.8 Angled Foot .................................................................................. 47
Gambar 3.9 Angled Foot .................................................................................. 47
Gambar 3.10 Cara Memperbaiki Soft Foot ........................................................ 48
Gambar 3.11 Metode Rim & Face ..................................................................... 49
Gambar 3.12 Cara Pemasangan Dial Indicator ................................................. 50
Gambar 3.13 (a) Reverse (b) Rim & Face .......................................................... 51
Gambar 3.14 Laser Alignment ........................................................................... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Data Pabrik Urea Pada PT PUSRI Palembang [Humas PUSRI] .. 20
Tabel 2.2 Realisasi Produksi PT PUSRI (dalam ton) [Humas PUSRI] ........ 22
Tabel 3.1 Toleransi Alignment Untuk Kopling Yang Berukuran Pendek ..... 38
Tabel 3.2 Toleransi Alignment Untuk Kopling Yang Berukuran Panjang .... 38
Tabel 3.3 Toleransi Alignment Dengan Acuan Putaran Yang Dibutuhkan .. 39
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
Perumusan Masalah
Batasan Masalah
Dalam sebuah laporan tentu perlu adanya pembatasan masalah agar tak
menyimpang dari perumusan masalah yaitu proses alignment poros pada pompa
sentrifugal UGA 302 A/B menggunakan Dial Indicator yang biasa dilakukan
pada PT PUSRI Palembang.
1.4
1.5
10
Mulai
Studi Literatur
Tinjauan
Lapangan
Identifikasi Masalah
Pengambilan
Data
Pembuatan Laporan
Kesimpulan
Selesai
11
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi
pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
: TINJAUAN UMUM
Berisi tentang sejarah perusahaan lokasi kerja praktek.
: PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tinjauan pustaka dan pembahasan tentang
tata cara peng-align-an.
: PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.
12
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1
Sejarah Perusahaan
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan anak perusahaan dari PT.
Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang menjalankan usaha di bidang produksi dan
pemasaran pupuk terutama pupuk urea. Rencana pendirian pabrik pupuk urea
tercantum dalam repelita 1956-1960 dan pelaksanaannya diserahkan pada biro
perencanaan Negara tahun 1957. Perusahaan yang dikenal dengan sebutan PT.
PUSRI ini juga merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Pembangunannya diawali dengan didirikannya Perusahaan Pupuk pada tanggal 24
Desember
1959.
Sriwidjaja
diambil
sebagai
nama
perusahaan
untuk
13
Gambar 2.2 Kantor pusat dan Lokasi Tata Letak PT. Pusri Palembang
Sumber : Nopriansyah. Laporan Kerja Praktek PT. Pupuk Sriwijaya Palembang
Misalignment
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya
PUSRI, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali
yang dikenal dengan Pabrik PUSRI I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai
berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton
amonia per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, maka
selama periode 1972-1977, perusahaan telah membangun sejumlah pabrik PUSRI
II, PUSRI III, dan Pusri IV. Pabrik PUSRI II memiliki kapasitas terpasang
380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992 Pabrik PUSRI II dilakukan proyek
optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun. PUSRI III yang dibangun pada
1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Sedangkan
pabrik urea PUSRI IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang
sebesar 570.000 ton per tahun. Upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas
produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk urea PUSRI IB
berkapasitas 570.000 ton per tahun menggantikan pabrik PUSRI I yang dihentikan
operasinya karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang menurun.
14
Mulai tahun 1979, PT. PUSRI Palembang diberi tugas oleh Pemerintah
untuk melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi yang meliputi
urea, TSP, ZA, dan pupuk import KCL kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan
Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional
dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di
seluruh wilayah Indonesia. Agar usaha pendistribusian berjalan lancar, PT.
PUSRI Palembang membangun 26 Kantor Pemasaran Wilayah (KPW), 6 unit
pengantongan pupuk, 82 gudang penyediaan pupuk di seluruh tanah air, dan 600
gerbong kereta api yang beroperasi di pulau jawa serta 7 kapal pengangkutan
pupuk.
PT Pupuk Sriwidjaja ditunjuk oleh pemerintah menjadi perusahaan induk
(holding
company) PT.
Pupuk
Sriwidjaja
(Persero),
berdasarkan
PP
15
2.2
2.2.1
Visi Perusahaan
Adapun visi PT. PUSRI Palembang ialah :
"Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di
Misi Perusahaan
Adapun misi PT. PUSRI Palembang ialah :
"Memproduksi, memasarkan pupuk dan produk agrobisnis dengan
2.3
Lokasi Pabrik
Letak geografis provinsi Sumatera Selatan yang memiliki sumber daya
alam berupa gas alam sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea menjadi salah
satu faktor penting mengapa PT. PUSRI Palembang didirikan di provinsi ini.
Hasil studi kelayakan oleh konsultan Gas and Bell Association dari Amerika
Serikat pada tahun 1959 merekomendasikan pembangunan pabrik pupuk urea di
kota Palembang tepatnya di tepi sungai Musi di daerah Sungai Selayur sekitar 7
kilometer dari pusat Palembang.
Keadaan air sungai Musi yang tidak pernah surut sepanjang tahun
16
merupakan salah satu faktor penunjang utama bahan baku pembuat steam dan
keperluan utilitas serta transportasi hasil produksi. Pabrik pupuk ini juga
berdekatan lokasinya dengan operasi
bumi Pertamina dan PT. Stanvac, sehingga bahan baku mudah diperoleh,
distribusi hasil produksi mudah diangkut dengan adanya pelabuhan dan sarana
lain yang menunjang pengangkutan. Pabrik PT. PUSRI Palembang dibangun
diatas areal seluas kurang lebih 21 ha dan lokasi perumahan karyawan dan sarana
lainnya seluas kurang lebih 27 ha.
2.4
Tugas Pokok
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT. PUSRI Palembang mengemban
17
d. Tepat tempat
e. Tepat mutu
f.
2.5
Tepat harga
Keselamatan Kerja
PT. PUSRI Palembang selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
lingkungan
ilmiah
dampaknya
praktek
manajemen
yang
2.
aspek
yang
18
4.
5.
6.
dan
keselamatan
kerja
serta pelestarian
lingkungan.
Dalam rangka mengimplementasikan K3 dan pelestarian lingkungan, maka
PT Pusri beserta anak perusahaan dan sedapat mungkin mitra kerja yang terlibat,
wajib menempatkan berbagai isu yang berkaitan dengan K3 dan pelestarian
lingkungan sebagai bagian dari strategi jangka panjang, RKAP serta Laporan Tahunan.
Usaha-usaha
yang
telah
dilakukan
untuk meningkatkan
pengelolaan
2.
K3,
rekomendasi keselamatan
un-safe condition,
kepada
kondisi
yang
memberikan
4.
5.
6.
Melaksanakan
hazop
study
bersama
unit kerja
terkait
terhadap
secara
berkala,
8.
Melakukan
pemeriksaan
kesehatan karyawan
19
kepada
karyawan
yang sakit/kecelakaan
kerja
dan
melaksanakan
gizi terhadap
suplai
makanan
dan
minuman untuk
(senam
rutin, treadmill,
2.6
20
2. Direktur Produksi
3. Direktur Komersil
4. Direktur Teknik dan Pengembangan
5. Direktur SDM dan Umum
21
Instrumen)
d. Divisi Pemeliharaan Lapangan P IV (Amonia, Urea, Utilitas, Listrik,
Instrumen)
e. Divisi Pemeliharaan Lapangan Pengantongan Pupuk Urea (Listrik dan
Instrumen)
f.
22
Kebijakan Manajemen
Beberapa kebijakan manajemen yang PT. PUSRI Palembang tetapkan sebagai
2.
3.
4.
23
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Peranan
bagian
pemeliharaan
listrik
adalah
memelihara,
24
2.9
25
Tahun
mulai
Licensor
Kapasitas
Pelaksana
26
beroperasi
proses
terpasang
Kellogg
218000
Konstruksi
PUSRI
II
Unit
Amonia
1974
Unit
MTC*) Total
ton/tahun
Recycle C
570000
Improved
ton/tahun
Kellogg
330000
Kellogg Overseas
Corporation (AS)
Urea
PUSRI
III
Unit
Amonia
1976
Unit
MTC Total
ton/tahun
Recycle C
570000
Improved
ton/tahun
Kellogg
OverseasCorporation
(AS)
Urea
PUSRI IV
Unit
Amonia
Kellogg
1977
Unit Urea
MTC Total
330000
ton/tahun
Recycle C
570000
Improved
ton/tahun
Kellogg
446000
Kellogg
Overseas
Corporation
(AS)
PUSRI IB
Unit
Amonia
Unit Urea
1995
Advance Process
ton/tahun
570000
Energy Saving
ton/tahun
PT
REKAYASA
INDUSTRI
(Indonesia)
27
(ACES) of Toyo
Engineering
Corporation
*)
2003
2004
2005
2006
2007
Amoniak
1.342.410
1.327.210
1.302.540
1.334.360
1.332.460
Urea
1.997.258
1.924.820
2.043.430
2.032.680
2.053.410
28
Deskripsi Proses
Bahan baku pembuatan urea adalah amoniak dan CO2 sehingga selain
memiliki pabrik untuk memproduksi urea, P.T PUSRI juga memiliki pabrik untuk
menghasilkan amoniak dan CO2. Amoniak dapat disintesis dari nitrogen dan gas
hidrogen sedangkan CO2 dapat dihasilkan dari proses steam reforming yang
kemudian disempurnakan dengan reaksi penggeseran CO menjadi CO2.
29
2.10.1
perlakuan
terhadap
gas
alam
yang
bertujuan
untuk
30
Unit
Secondary reformer
31
primary. Gas hasil sintesis dan gas amoniak dari amoniak converter secara
bersama-sama akan dikompresi dan kemudian akan saling campur. Gas campuran
ini akan didinginkan sehingga kandungan ammoniak yang terkandung di dalamnya
dapat dipisahkan di dalam secondary separator. Pemisahan terjadi karena
pendinginan hingga dibawah titik embun amoniak sehingga gas amoniak tersebut
mencair dan memisah dari campuran gas sintesisnya. Pemisahan berikutnya terjadi
pada unit pemisah primary dimana pada unit ini cairan amoniak dari unit pemisah
secondary dan cairan amoniak hasil pemisahan pada purge gas separator akan
dipisahkan lebih lanjut dari gas-gas inertnya sehingga diperoleh cairan amoniak
yang lebih murni. Diagram blok proses pembuatan amoniak diperlihatkan pada
gambar 1.
32
Udara
CO2
Gas Alam
H2 O
Pengolahan Gas
Umpan
Hidrokarbon
berat
Gas Umpan
Proses Steam
Reforming
Kukus
Sulfur
Gas Sintesis
WSGR
Gas recycle
umpan reaktor
Gas kaya
CO2
Proses
Pelucutan CO2
Gas purging
ke PGRU
Pemisahan dan
Pemurnian NH3
NH3 dingin ke
storage
NH3 panas ke
pabrik urea
33
Terdapat beberapa unit operasi pada tahap recovery ini yaitu : unit high pressure
absorber (HPA), high pressure absorber cooler (HPAC),low pressure Absorber
34
(LPA), off gas absorber cooler, off gas condenser, ammonia condenser dan
ammonia recovery absorber.
HPAC melakukan pemisahan campuran gas amoniak dan CO2 yang
berasal dari HPD dengan menggunakan larutan keluaran dari HPA sebagai
pelucut. Gas yang keluar dari HPAC yang sebagian besar mengandung amoniak
kemudian menuju HPA untuk dilucuti kembali dengan menggunakan larutan
keluaran LPA dan sebagian larutan ammonia dari ammonia recovery absorber.
Gas keluaran dari HPA ini sangat tinggi sekali kandungan amoniaknya yang
kemudian akan dikondensasikan di dalam ammonia condenser sedangkan gas
yang tidak dapat dikondensasikan akan menuju ammonia recovery absorber untuk
dipisahkan lebih lanjut. Kondensat ammonia yang diperoleh kemudian ditampung
di dalam ammonia reservoir ataupun digunakan sebagai larutan pelucut di HPA.
Gas-gas yang keluar dari LPD akan menuju LPA untuk dipisahkan.
Larutan pelucut yang digunakan pada LPA adalah larutan urea induk (mother
liquor) dan larutan karbamat encer. Sedangkan off gas condenser berfungsi untuk
melakukan kondensasi gas-gas keluaran dari Gas Separator dan larutan hasil
kondensasinya kemudian digunakan kembali sebagai pelucut di off gas absorber
dimana pada off gas absorber gas yang dilucuti adalah gas-gas yang tidak dapat
dikondensasi pada off gas condenser.
2.11
DIII Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya adalah:
1. Mendapatkan gambaran nyata tentang wujud sistem pemrosesan,
organisasi kerja dan penerapannya dalam upaya mengoperasikan suatu
sarana produksi , perancangan atau pembangunan. Termasuk disini
pengenalan terhadap praktek-praktek pengelolaan dan peraturan-peraturan
kerja yang ada di PT. PUSRI Palembang.
2. Memahami dan dapat menggambarkan masukan-masukan dan keluaran
proses produksi di PT. PUSRI Palembang, meliputi :
35
Energi yang dibeli dari luar maupun yang dibangkitkan sendiri, dan
menjalani kegiatan orientasi umum dan khusus. Orientasi umum meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengenal secara keseluruhan keadaan pabrik melalui suatu
pelatihan
36
2.13
Palembang mulai dari tanggal 25 Juli sampai dengan 26 Agustus 2011 dengan
tempat orientasi unit urea.
37
BAB III
PEMBAHASAN
Klasifikasi Pompa
Ada beberapa jenis pompa berdasarkan prinsip kerjanya yaitu :
digunakan secara luas untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental.
38
Pompa
perpindahan
positif
selanjutnya
digolongkan
berdasarkan
cara
perpindahannya :
Pompa Reciprocating/Oscilating yaitu jika perpindahan dilakukan oleh
maju mundurnya jarum piston. Pompa reciprocating hanya digunakan
untuk pemompaan cairan kental dan biasanya digunakan untuk
mengalirkan fluida dari sumur minyak.
Pompa Rotary jika perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gir,
cam atau baling-baling dalam sebuah ruangan bersekat pada chasing yang
tetap. Pompa rotary selanjutnya digolongkan sebagai gir dalam, gir luar,
ulir (screw), dan lain-lain. Biasanya pompa jenis ini digunakan untuk
pompa oli.
3.1.1.2.2
Kapasitas rendah
< 20 m3 / jam
Kapasitas menengah
20 60 m3 / jam
Kapasitas tinggi
> 60 m3 / jam
2. Tekanan Discharge :
Tekanan rendah
< 5 Kg / cm2
Tekanan menengah
5 - 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi
> 50 Kg / cm2
39
Single stage
Multi stage
Multi impeller
Multi impeller & multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi
stage.
4. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
Radial flow
Axial flow
Mixed flow
40
ejector). Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan konstruksinya
sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi dari pompa ini sangat terbatas.
3.1.1.2.4 Air Lift Pumps (Mammoth Pumps)
Prinsip kerja pompa ini hamper sama sengan jet pump dan kpaasitasnya
sangat tergantung pada aksi dari campuran antara cairan dan gas.
3.1.1.2.5 Hidraulic Rams Pumps
Pompa ini memanfaatkan energi kinetik dari aliran fluida cair yang
menekan bandul/pegas pada suatu kolom dan energi tersebut disimpan dan
kemudian melawan kembali sehingga menjadi aliran fluida secara terus menerus
tanpa bantuan tenaga dari luar.
3.1.1.2.6 Elevator Pumps
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi
menggunakan Archimedean screw dan peralatan sejenis. Pompa ini dapat
digunakan untuk memompa zat cair yang mengandung slurry seperti pasir, lumpur
dan sebagainya.
3.1.1.2.7 Electromagnetic Pumps
Cara kerja dari pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah
medan magnet ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu penggunaan dari
pompa ini sangat terbatas khususnya pada pemompaan cairan metal.
3.1.2 Pengertian dan Klasifikasi Kopling
3.1.2.1 Pengertian Kopling
Kopling merupakan elemen mesin yang mempunyai fungsi meneruskan
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros mesin yang digerakkan. Pada
pemasangan kopling, diusahakan sumbu poros penggerak dengan yang digerakkan
41
berada pada satu garis lurus atau sedikit berbeda dengan toleransi tertentu, hal ini
bertujuan untuk menghindari getaran pada poros yang akan dapat menyebabkan
kerusakan pada poros dan elemen mesin lainnya, maka dari itu perlu dilakukannya
pelurusan poros (alignment shaft) pada pemasangan awal.
3.1.2.2 Klasifikasi Kopling
3.1.2.2.1 Kopling Kaku
Kopling kaku terbagi atas tiga macam yaitu :
1. Kopling Bus
Kopling bus adalah bentuk kopling yang paling sederhana yang
dibuat dari baja karbon. Kopling ini terbagi lagi menjadi tiga
macam yaitu:
2. Kopling Jepit
Kopling jepit terdiri dari dua penahan yang menjepit atau mengikat
kedua ujung poros menggunakan baut-baut.
3. Kopling Flens
Kopling flens terdiri dari dua bagian yang masing-masing diikat
dengan menggunakan pasak benam pada kedua ujung porosnya.
Ada kalanya flens dibubut kembali setelah disambung pada
porosnya agar sentris sempurna. Bahan yang sering digunakan
untuk kopling flens adalah baja karbon, besi cor, dan baja cor.
Kopling flens terbagi menjadi dua yaitu :
42
3.1.2.2.2
Kopling Fleksibel
Ada empat macam kopling fleksibel yaitu :
1. Kopling Oldham
Kopling ini dapat digunakan pada poros-poros paralel yang tidak
sejajar (misalignment). Sebuah slot dibuat pada kedua ujung flens
sedemikian rupa sehingga keduanya akan saling tegak lurus satu
sama lain. Sebuah disk dengan lidah tegak lurus di kedua sisinya
dimasukkan di antara kedua flens tersebut.
2. Kopling Gardan
Kopling
garden
adalah
kopling
yang
dapat
memberikan
43
3. Kopling Ekspansi
Sesuai dengan namanya kopling ini dipergunakan untuk hubungan
dua poros di mana akan terjadi pemuainan dan penyusutan.
4. Kopling Elastis
Kopling elastis banyak ditemui pada berbagai jenis mesin, kopling
ini dapat mengatasi timbulnya kejutan tiba-tiba dari momen
putaran yang dipindahkan, dapat meredam getaran yang timbul
karena perubahan momen dalam putaran yang dipindahkan, dan
juga dapat meredam getaran yang timbul di dalam mesin. Kopling
ini terdapat tiga macam yaitu kopling elastis balok karet, kopling
elastis pegas spiral dan kopling elastis pegas zig-zag.
3.2
3.2.1
Dial Indikator
Dial indikator adalah sebuah alat yang digunakan untuk mendapatkan
angka kesentrisan antara kedua benda yang berbentuk silinder, seperti poros. Pada
proses pelurusan poros ini kita akan mendapatkan angka-angka yang ditunjukkan
oleh dial indikator, dan untuk mengetahui lurus atau tidaknya poros kita harus
mengetahui standar-standar yang dipakai.
44
45
46
3.3
Studi Kasus
47
Model
: 3175
S/N
: 237B1512
Size
: 8 X 10 18H
DIA
: 15 % IN
Motor Type
: USEM 324 JC
RPM
: 1500 Rpm
Bearing Type
: 35640
Bedplate
: A 36 Steel
Pompa UGA 302 A/B merupakan jenis pompa sentrifugal yang berada di
lantai 3 Frilling Tower Area Pusri 3. Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air
dari dust chamber ke dust separator, yang mana debu urea yg lolos ( dari hisapan
GB 302 A/B ) disuplai sehingga temperatur tidak terlalu tinggi dan urea yang
telah dibutirkan tidak rusak. Pompa UGA 302 merupakan jenis pompa vital, yang
mana harus dilengkapi dengan 1 stand-by pump ( penggandaan) yaitu pompa 302
A dan pompa 302 B kegunaannya bilamana salah satu pompa dalam masa
48
perbaikan maka yang satunya lagi di aktikan untuk mencegah pabrik mengalami
shut down . Untuk itulah diperlukan perawatan dan pengecekan berkala agar
pompa dapat terus digunakan secara optimal. Dalam kasus laporan ini khusus
menjelaskan mengenai kerusakan yang sering terjadi di pompa tersebut adalah
mechanical seal. Sehingga harus ada penggantian mechanical seal yang baru.
Dengan adanya penggantian mechanical seal maka kedua poros yang
dihubungkan menggunakan kopling (biasanya menggunakan kopling flens) harus
dilepas, pada saat proses pemasangan kembali tentu perlu dilakukan proses
pelurusan kedua poros atau yang disebut dengan istilah alignment.
3.3.2
Alignment
Alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua
sumbu poros hingga sentris (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang
digerakkan). Tetapi dalam kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan
100%. Untuk itu harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm.
3.3.3 Tujuan Alignment
Tujuan Alignment yaitu untuk mendapatkan kelurusan/kesentrisan antara
kedua poros pemutar dan poros yang diputar hingga tidak menimbulkan gesekan,
getaran, dan lain-lain yang dapat memperpendek umur sebuah mesin yang
tentunya akan menambah biaya pengeluaran untuk perbaikan maupun
penggantian mesin. Jadi bisa kita simpulkan bahwa tujuan yang sebenarnya dari
peng-alignment-an adalah memperpanjang umur sebuah mesin yang dapat
memperkecil biaya produksi.
3.3.4 Ketidaklurusan (Misaligment)
Misalignment adalah keadaan dimana dua sumbu poros lurus (antara
poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu
beroperasi tidak lurus atau tidak sejajar, sehingga poros menjadi unbalance.
Macam-macam ketidaklurusan kedua poros (misalignment) :
49
posisinya saling menyudut dan kedua ujung porosnya (kopling) tidak sama.
Seperti gambar 3.4 dibawah ini :
terjadinya
gesekan
yang
berlebihan
pada
bantalan
50
6. Kumparan
pada
motor
listrik
akan
bergesekan
sehingga
dapat
fondasi
mesin terhadap base-plate atau frame. Soft foot juga dapat diartikan celah antara
mesin dengan fondasi diperbaiki dahulu sebelum Alignment .
Studi menunjukan bahwa
lebih
dari
hubungannya dengan soft foot, sehingga sangat perlu di pahami perihal ini. Soft
foot menyebabkan tegangan pada baut dan bearing.
51
Static soft-foot.
Dynamic soft-foot.
4.
Gambar 3.6 Ilustrasi soft foot
Sumber : Nopriansyah. Laporan Kerja Praktek PT. Pupuk Sriwijaya Palembang
Misalignment
kontak
karena :
1. Ada satu atau lebih kaki mesin yang kependekan.
2. Fondasi tidak sama tinggi atau tidak merata.
3. Bentuk fondasi yang menyudut atau tidak sejajar.
4. Shim tidak rata atau tebal sebelah.
5. Terlalu banyak jumlah shim dan kotor.
6. Ada kotoran atau karatan di bawah kaki.
Fondasi frame kependekan, ini salah satu
pembuatan dari pabrikan, atau kerusakan akibat karatan pada salah satu kaki atau
52
fondasi tempat kaki tersebut. Untuk menghilangkan masalah ini harus di pasang
shim yang memadai, dengan jumlah shim sedikit mungkin.
Fondasi frame menyudut atau kontak bersudut, masalahnya mirip
dengan masalah kaki kependekan. Mengatasinya adalah dengan membuat shim
yang mengikuti kemiringannya.
Untuk jumlah shim, jika shim yang terpasang terlalu banyak (misal:
60.05 mm), maka sebaiknya diganti shim yang berukuran 0,3 mm. Tujuanya
agar saat di kencangi tidak ada sifat per atau antara shim mudah karatan /
kotoran.
3.3.5.1.2.2 Dynamic Soft-Foot
Jenis ini akibat saat mesin dioperasikan, hal ini pengaruh :
-
Fondasi frame kependekan terjadi ketika base pads rata tetapi kaki tidak
duduk merata , maka kondisi ini disebut short foot. Cara memperbaiki adalah
dengan memasang shim yang sesuai pada kaki tersebut.
53
dari
kaki
yang
menyudut.
Cara
mengoreksi
adalah
dengan
54
Langkah 4 :
Setelah semua kaki sudah dipasang shim yang sesuai dengan celah yang
terukur maka lakukan tahap berikut : Lakukan langkah ini untuk mengoreksi
ulang atau mendapatkan hasil akhir , dan selanjutnya langkah alignment dapat di
mulai.
3.3.6 Metode Alignment
3.3.6.1 Metode Dial Indikator
Salah satu cara alignment sepasang mesin, dengan cara mengunakan dial
indicator dan dengan cara apapun, keahlian tetap diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang akurat. Maka pemahaman,latihan dan keterampilan sangat diperlukan
55
Metoda dial indicator ada 2 cara, dan ada juga dengan metoda laser alignment :
1. Rim & Face Dial Indicator (Kedua Poros Diputar Bersamaan)
Putar kan shaft dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9, dan ambil
pengukuran pada posisi ini (positif atau negatif).
Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan yang
paling sedikit kerugian secara teknis, misalnya tidak menimbulkan pipe strain.
Keuntungan metode Rim & Face :
56
1. Cukup satu poros (shaft) yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk
me-align pasangan mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun
mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak
perlu diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan kesalahan
penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang
untuk penempatan dial-indicator.
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Kerugian metode Rim & Face:
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor
mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan
aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing,
karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan pelepasan spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan memasang dial
ganda.
57
Reverse
Putarkan shaft dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9, dan ambil
pengukuran pada posisi ini (positif atau negatif).
58
59
4. Perhitungan otomatis
5. Laporan pengukuran otomatis tercatat
6. Data dapat disimpan dan dilihat kembali
Kekurangan :
1. Perlu biaya investasi tinggi
3.3.7
Menggunakan
Dial
3.3.7.1 Peralatan dan Bahan yang Disiapkan
Kunci Pass dan Ring, digunakan untuk mengendori dan mengencangi baut
pengikat.
Dial Indicator, digunakan untuk mengukur ketidaklurusan.
Tang pemotong, digunakan untuk memotong pelat hingga berbentuk shim.
Bracket, digunakan untuk pegangan atau penopang dial indicator.
Palu, digunakan untuk memukul pencongkel pondasi motor, karena beban
motor yang berat dan pengaruh-pengaruh lain seperti korosi yang
membuat pondasi sulit diberi celah untuk memasukkan shim.
Besi pencongkel, digunakan untuk mencongkel pondasi.
3.3.7.2 Langkah Alignment
Lepaskan kopling penghubung antara kedua poros dengan menggunakan
kunci ring untuk mengendori baut-baut pengikatnya,
Setelah lepas, kendorkan juga baut-baut pengikat pondasi motor listrik,
Pasang bracket di hub kopling yang menempel pada salah satu poros,
Pasang dial indicator pada poros yang sudah di pasang bracket,
Hubungkan jarum pengukur pada dial indicator ke poros yang tidak di
pasang dial indicator,
60
61
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan telah menjalani kerja praktek satu bulan penuh di PT. PUSRI
Palembang, dapat diketahui bahwa proses peng-alignment-an pada setiap poros
yang dihubungkan merupakan salah satu hal terpenting untuk memperpanjang
umur mesin yang dapat menekan biaya produksi.
4.2 Saran
Dengan melihat banyaknya kekurangan pada proses alignment di PT.
PUSRI Palembang, penulis menyarankan :
1. Selalu perhatikan keselamatan kerja,
2. Sebaiknya gunakan kopling fleksibel karena kopling ini memiliki toleransi
yang lebih besar dari pada kopling flens yang umum dipakai di PT. PUSRI
Palembang, hingga tidak terlalu banyak memakan waktu, ini bisa
menambah efisiensi produksi,
3. Dengan kecanggihan teknologi, sekarang sudah banyak dipakai alat yang
disebut Laser Alignment untuk meluruskan poros, menggunakan alat ini
dapat meng-alignment lebih cepat dibandingkan dengan dial indicator,
karena cara pemakaiannya lebih simple dan efisien.
62
DAFTAR PUSTAKA