TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Industri Kerupuk Ikan
2.1.1 Nama Pemilik
Nama
: Ibu Maisuroh
Alamat
Status
: Menikah
Jabatan
adalah semua jenis ikan segar yang dapat ditangani atau diolah untuk dijadikan
produk. Jenis bahan baku yang umumnya digunakan sebagai bahan baku kerupuk
adalah ikan sarden, ikan tenggiri, ikan gabus, ikan kakap, ikan gurame, dan ikan
nila.
Usaha Kerupuk Ikan ibu Maisuroh ini adalah usaha rumahan keluarga
yang sudah dimulai sejak kurang lebih 40 tahun yang lalu. Ibu Maisuroh adalah
pemilik usaha generasi ketiga setelah ibu dan neneknya. Usaha ini dikerjakan oleh
seluruh keluarga ibu Maisuroh dengan beberapa pegawai di rumah ibu Maisuroh.
2.1.3 Jenis Usaha
Usaha yang ditekuni oleh Ibu Maisuroh bergerak pada bidang usaha
pangan setengah jadi (krupuk mentah/belum digoreng). Jenis usaha pangan yang
belum dikonsumsi langsung oleh konsumen.
2.1.4 Struktur Organisasi Usaha Industri
Struktur organisasi yang terdapat pada usaha milik Ibu Maisuroh adalah
sebagai berikut:
Di dalam usaha ini Ibu Maisuroh selaku pemilik usaha memimpin dan
bertanggung jawab langsung memerintah bawahan. Di sini anak-anak Ibu
Maisuroh dan beberapa pegawai mempunyai tugasnya masing masing seperti bisa
dilihat dalam bagan berikut.
Pemilik
Ibu Maisuroh
Pencetak
kerupuk
-Jukri
-Yus
-Iyah
Pembuat
adonan
-Nur
Penjemura
n
-Sukri
-Rangga
Sagu As tiga
Ikan Sarden
Penyedap rasa
Garam
Bawang putih
Pewarna makanan
Air
Ragi
2.2.3 Pemasaran
3
Kerupuk ikan yang telah diproduksi dengan jumlah 10.000 kerupuk/ hari
akan dipasarkan ke berbagai daerah. Daerah pemasaran hasil produksi yang ada di
usaha Ibu Maisuroh meliputi Komering, Prabumulih, Kayu Agung, Palembang,
Gelumbang dll. Kerupuk ikan Ibu Maisuroh langsung dibeli oleh agen-agen yang
telah lama kerja sama dengan Ibu Maisuroh, agen-agen itulah yang akan
memasarkan ke berbagai kota, ke pasar-pasar dan dijual rumahan. Kerupuk ini
juga dibeli oleh orang yang akan menjual lagi dalam bentuk matang (bisa makan)
di tokok-tokoh kecil milik mereka, selain itu Ibu Maisuroh juga mempunyai
langganan tetap yang biasa membeli kerupuk buatannya.
Kerupuk ikan ini secara rutin dipasarkan dengan jumlah 20.000/ minggu
ke daerah Komering, 20.000/ minggu ke kota Prabumulih, sisa 30.000 kerupuk
nya dipasarkan ke daerah lain dengan jumlah yang tidak tentu, dan juga
permintaan dari pelanggan.
2.2.4 Pengembangan Usaha
Usaha kerupuk milik Ibu Maisuroh ini berubah drastis pada saat bulan
ramadhan tiba, karena pada bulan puasa kebanyakan orang senang makanan yang
rasanya manis, maka Ibu Maisuroh berinisiatif untuk membuat dodol khusus pada
bulan puasa. Produksi bisa mencapai 10 ton, dengan pegawai yang sama.
2.3 Keuntungan
Keuntungan kotor yang diperoleh usaha milik Ibu Maisuroh adalah
Rp.5.000.000,-. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Produksi setiap hari 10.000 kerupuk/hari x Rp.250 = Rp. 2.500.000,Biaya produksi Rp.2.000.000/hari
Keuntungan bersih yang didapat adalah Rp.500.000,-/hari
2.4 Hambatan
Hambatan atau masalah yang sering dihadapi dalam proses pembuatan
kerupuk ikan Ibu Maisuroh terletak pada proses pengeringan atau penjemuran.
Proses pengeringan agar hasil yang maksimal dapat tercapai dengan cara yang
paling efektif adalah dengan menggunakan panas matahari secara langsung.
Proses pengeringan pada musim hujan seperti ini sangat tidak menentu, jika tibatiba datang hujan makan kerupuk tidak akan kering dalam satu hari, bisa jadi 2-3
hari kerupuk bisa kering.
Hambatan lainnya yang juga dihadapi oleh Ibu Maisuroh adalah Inflasi
yang terus terjadi, kenaikan bahan bahan kerupuk membuat keuntungan Ibu
Maisuroh terus menurun, menurut penuturannya sekarang bahan baku utama yaitu
sagu sudah terlampau mahal, padahal dulu Ibu Maisuroh bisa memproduksi
20.000-25.000 kerupuk per harinya.
Hambatan lainnya adalah harga karet yang jatuh sekarang ini membuat
daya beli masyarakat menurun, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk
desa Tebing Gerinting dan sekitarnya adalah petani karet, dengan jatuhnya harga
karet ini maka masyarakat sekitar juga sungkan untuk membeli kerupu yang
notabene bukanlah makanan pokok, karena selain memasarkan kerupuk keluar
daerah penduduk sekitar juga merupakan pembeli yang lumayan besar
pengaruhnya.
2.6 Rekan Kerja
Ibu Maisuroh dalam proses produksi kerupuk ikan ini berkerja sama
dengan agen-agen yang menyediakan bahan baku untuk proses pembuatan
kerupuk, diantaranya:
1. Sagu merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan kerupuk
ini untuk itu Ibu Maisuroh berkerja sama dengan toko yang telah
dipercayainya, per harinya Ibu Maisuroh menggunakan 100 kg sagu.
2. Ikan Sarden, untuk ikan sarden Ibu Maisuroh mendapatkannya dari
penjual ikan langgananya yang biasa berjualan di pasar Inderalaya, dia
biasa membeli 15 kg ikan yang telah dibekukan.
3. Kayu seru, merupakan bahan bakar untuk proses pengukusan kerupuk,
kayu ini digunakan karena proses pembakarannya yang lebih lama
dibandingkan dengan kayu jenis lainnya. Kayu ini didapatkan dari
bapak Makmun dengan harga Rp. 360.000 per pick up nya.