PEMELIHARAAN KUBIKEL
Oleh:
ADITYA DACOSTA
321 19 052
KELOMPOK 2
3C
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul “Praktikum Catu Daya dan Tegangan Menengah (Kubikel)”.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan,
baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan maaf sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan dalam pembuatan laporan ke depannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dan semoga
semua yang terlibat dalam penyusunan laporan ini mendapatkan balasan dari
Allah Subhanallahu Wata’ala.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II. TEORI DASAR.......................................................................................2
2.1 Pengertian Kubikel....................................................................................2
2.2 Fungsi Kubikel..........................................................................................3
2.3 Jenis-Jenis Kubikel....................................................................................3
2.4 Bagian-Bagian Kubikel.............................................................................3
2.5 Komponen-Komponen Kubikel................................................................6
2.6 Pengertian Transformator Daya................................................................13
2.7 Insulation Tester........................................................................................14
2.8 Eart Tester.................................................................................................15
BAB III. ALAT DAN BAHAN............................................................................16
BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN...................................................................17
4.1 Pengoperasian Kubikel..............................................................................17
4.2 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator..............................................20
4.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Transformator.............................20
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................21
5.1 Kubikel......................................................................................................21
5.1.1 Spesifikasi Kubikel 20 KV Tegangan Menengah............................21
5.2 Transformator Daya...................................................................................28
5.2.1 Spesifikasi Transformator Daya.......................................................28
ii
5.2.2 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator.....................................30
5.2.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan Transformator.............................31
BAB VI PENUTUP...............................................................................................33
6.1 Kesimpulan................................................................................................33
6.2 Saran..........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
LAMPIRAN..........................................................................................................35
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum bengkel catu daya, mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Mengetahui dan memahami cara pemeliharaan pada peralatan listrik,
terutama pada kubikel.
2. Meningkatkan pengetahuan dan mempelajari sistem kerja kubikel.
3. Mengamati secara langsung rancangan alat-alat yang digunakan, cara
kerja, dan proteksi pada kubikel.
1
BAB II
TEORI DASAR
2
2.2 Fungsi Kubikel
Adapun fungsi dari kubikel adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
2. Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fuse/pelebur
3. Membagi sirkuit dilakukan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)
3
Gambar 2.2 Kubikel Incoming
4
Kubikel metering adalah suatu bagian dari kubikel yang memiliki
kemampuan pengukuran besaran-besaran listrik. Pada metering terdapat
alat-alat ukur pengukuran seperti voltmeter, amperemeter, dan KV meter.
Pada metering terdapat fuse-fuse pengaman sebanyak 3 buah buatan
merlin gerin dengan data fuse HV 20 KV;6,3 A; W/O Striker. Tepat di
bawah fuse-fuse ini terdapat 3 buah transformator tegangan yang
menurunkan tegangan dari20 KV menjadi 100 V AC yang akan
digunakan oleh alat-alat ukur seperti kv meter dan amperemeter serta
voltmeter. Selain fuse-fusejuga terdapat MCB 3 fasa yang akan
mengamankan hubungan ke material-material pengukuran.
3. Kubikel Outgoing
5
bawah kompartemen.Kunci-kunci bekerja secara interlock dengan tipe
kunci 50.
b. PMS (Pemisah)
6
Pemisah atau Disconnecting Switch (DS) berfungsi untuk
memisahkan peralatan yang akan dipelihara agar terlihat secara visual
bahwa peralatan yang akan terpelihara sudah terpisah dari bagian yang
bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar
peralatan tersebut. Lengan kontak PMT 20 kV pada kubikel disisi kabel
dan disisi rel, berfungsi sebagai pemisah, dimana untuk memisahkannya
dilakukan dengan cara mengeluarkan PMT dari kubikel tersebut atau
diposisikan test.
d. Earthing Switch
Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan
menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada
personil yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya
kesalahan operasi yang menyebabkan kabel terisi tegangan. PMS tanah
ini biasanya mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel dan
mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka jika PMS tanah belum masuk, LBS
tidak bisa masuk sebelum PMS tanah dibuka.
7
e. Heater
f. Fuse
8
dan mampu bekerja hingga mencapai arus 31.5 kA. Fuse ini digunakan
untuk melindungi trafo tegangan dari gangguan berupa arus berlebih.
9
h. Transformator Tegangan (VT)
10
Reclosing Relay
Berfungsi untuk menormalkan kembali SUTM jika terjadi gangguan
temporer.
Relay Frekuensi Kurang (UFR)
Berfungsi untuk pelepasan beban pada penyulang, jika terjadi
gangguan sistem.
Ampere Meter
Berfungsi untuk pengukuran arus beban.
kWh Meter
Berfungsi untuk pengukuran energi disalurkan
kV meter
Berfungsi untuk pengukutan tegangan.
j. Lampu Indikator
Untuk menandai adanya tegangan 20 kV pada sisi kabel, baik berasal
dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat
hubung dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus
kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan. Kubikel
jemis PMT lampu indikator digunakan untuk menandai posisi alat
hubungnya dengan dua warna yang berbeda untuk posisi masuk atau
keluar. Sumber listrik untuk lampu indikator berasal dari sumber arus
searah (DC) yang dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja
serempak dengan kerja poros penggerak alat hubung utama.
11
k. Handle Kubikel
Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup
posisi kontak hubung : PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka/menutup kontak hubung, pada
satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih
l. Sistem Interlock
Sistem interlock harus dilengkapi untuk mencegah kemungkinan
kesalahan atau kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin
keamanan operasi. Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan
standar pembuatan yang paling tinggi, tak dapat diganggu gugat dan
mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya. Pada
kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai
penggerak alat hubung dan dikontrol dengan sistem kontrol listrik arus
searah, maka sistem interlockpun juga diberlakukan pada sistem kontrol
listriknya. Yaitu bila posisi komponen kubikel belum pada posisi siap
dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan .
Macam- macam sistem interlock pada Kubikel :
a) Interlock Pintu
Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika :
Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) dalam keadaan
tertutup
Sakelar pembumian dalam keadaan terbuka.
Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian
dalam keadaan terbuka.
b) Interlock Sakelar Utama
Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat
dioperasikan jika:
Pintu Kubikel dalam keadaan terbuka.
Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup.
c) Interlock Sakelar Pembumian
12
Sakelar pembumian harus tidak dapat ditutup jika sakelar utama
dalam keadaan tertutup.
d) Penguncian
Perlengkapan penguncian harus disediakan untuk :
Sakelar pembumian pada posisi terbuka atau tertutup
Sakelar utama atau pemutusan tenaga pada posisi terbuka
Pintu Kubikel
13
Jenis transformator daya yang umum adalah cairan yang direndam (liquid
immersed) dan masa pakai transformator ini adalah sekitar 30 tahun.
Transformator daya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis berdasarkan
rentang. Mereka adalah transformator daya kecil, transformator daya sedang
dan transformator daya besar.
14
Alat untuk mengukur nilai tahanan atau resistan dari isolasi (insulation)
yang membungkus bahan penghantar yang digunakan pada kabel listrik.
Insulation tester lebih dikenal dengan nama Megger. Dengan menggunakan
Insulation
Tester (Megger)
pengukuran
suatu instalasi
hasilnya akan lebih
baik daripada
menggunakan
multimeter,
karena selain dapat
mengetahui adanya hubungan singkat juga dapat mengetahui adanya suatu
kebocoran yang terjadi pada penghantar ataupun pipa pelindung.
15
Gambar 2.13 Earth Tester
BAB III
16
No. Alat Jumlah Satuan
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
17
Gambar 4.1 Rangkaian Pengoperasian Kubikel Pada Saat Posisi
Stand by
18
b. Posisi Pemeliharaan (maintenance)
c. Posisi Pengoperasian
19
Gambar 4.3 Rangkaian Pengoperasian Kubikel Pada Saat Posisi Pengoperasian
20
4.2 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator
21
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Kubikel
5.1.1 Spesifikasi Kubikel 20 kV Tegangan Menengah
a. Kubikel Incoming
1) Spesifikasi Kubikel Incoming
22
2) Name Plate Kubikel Incoming
3) Saklar pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak
berbeban. Pemisah hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak
berbeban. Saklar pemisah juga berfungsi untuk meng-on-kan
atau meng-off-kan kubikel incoming.
4) Lampu Indikator
H 21 merupakan lampu tanda jika ada tengangan yang masuk
dari sisi sekunder transformator.
b. Kubikel Metering
1) Spesifikasi Kubikel Metering
23
Gambar 5.3 Kubikel Metering
24
Gambar 5.4 Name Plate Kubikel Metering
3) Spesifikasi Fuse
25
4) Spesifikasi Trafo Tegangan (Potential Transformer)
c. Kubikel Outgoing
1) Spesifikasi Kubikel Outgoing
26
Gambar 5.7 Kubikel
Outgoing
A adalah
kunci untuk
memastikan
outgoing
telah terhubung
B merupakan
Kunci untuk membuka Q1
C untuk menghubungkan CB
Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan outgoing
Q1 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan
sistem pembumian, hal ini dilakukan jika kubikel dalam
pemeliharaan.
27
Gambar 5.8 Name Plate Kubikel Outgoing
28
Gambar 5.9 Name Plate Trafo Arus
4) Pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak
berbeban. Pemisah hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak
berbeban. Saklar pemisah juga berfungsi untuk meng-on-kan
atau meng-off-kan kubikel incoming.
5) Pemutus
29
Gambar
5.10 Name Plate PMT
pada Kubikel
Outgoing
30
kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan
melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api. Dalam
pengoperasiannya, pemisah di-on-kan dahulu kemudian baru
PMT karena alasan PMT memiliki peredam busur api tersebut.
Namum untuk meng-off-kan, PMT di-off-kan terlebih dahulu
baru kemudian pemisah.
31
sehingga dapat dikatakan bahwa transformatornya masih layak untuk
digunakan.
Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P)
dan netral (N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus
atau membuka semua alat pemakai arus yang terpasang secara
paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor,
voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus seperti :
kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung
secara seri harus ditutup.
Di samping digunakan untuk mengetahui keadaan tahanan
isolasi, juga untuk mengetahui kebenaran sambungan yang ada pada
instalasi. Jika terjadi sambungan yang salah atau hubung singkat
dapat segera diketahui dan diperbaiki.
Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan
instalasi dengan tanah/ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan
adalah memasang semua alat pemakai arus yang terpasang secara
paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-lampu, motormotor,
voltmeter, dan sebagainya. Semua alat pemutus seperti : kontak,
penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara
seri harus ditutup.
Saat ingin melakukan pengukuran lebih baik menggunakan daya
baterainya saja karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang
lebih stabil. Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo
adalah untuk mengetahui besar nilai kebocoran arus (leakage
current) yang terjadi pada isolasi belitan atau kumparan primer,
sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi
peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah
satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan
adalah dengan mengukur tahanan isolasinya.
Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan
memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari
32
kegagalan isolasi. Insulation tester banyak jenisnya (merk dan type
Insulation Tester), masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type sederhana,
menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga
banyak ragamnya, mulai dari tampilan analog, semi digital dan
digital murni. Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat
sederhana, namun ada pula yang super canggih. Tapi seluruhnya
memiliki prinsip kerja yang sama.
r-Body 81.7
Tegangan
s-Body 72,0
Primer Rendah
t-Body 74,4
(TR)
N-Body 72.3
R-Body 97.4
Tegangan
33
r-T 152
s-R 155
s-S 159
s-T 165
Primer
TR-TM t-R 170
Sekunder
t-S 171
t-T 181
> 1 MΩ / 1 kV Good
< 1 MΩ / 1 kV Poor
34
5.2.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan Transformator
Tabel 5.3 Nilai Tahanan Pentanahan Transformator
35
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
36
1. Pada saat praktik di bengkel sebaiknya praktikan benar-benar
memanfaatkan waktu yang diberikan untuk memahami job yang
diberikan mengingat waktu yang diberikan sangat terbatas.
2. Diharapkan praktikan lebih professional saat melakukan praktikum.
3. Diharapkan kepada pihak kampus agar bisa memperbarui peralatan
yang ada di bengkel demi terjaganya keandalan alat dan tercapainya
tujuab pembelajaran
4. Sebaiknya pihak kampus kembali menata bengkel praktik demi
kenyamanan mahasiswa dan dosen pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Arman. (2017). Kubikel 20 KV. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2021, dari
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/.
Bakhtiar. (2012). Jobsheet Kubikel dan Trafo. Politeknik Negeri Ujung Pandang :
Makassar.
atau Kubikel 20 Kv. Politeknik Neger Bandung : Bandung Diakses pada tanggal
37
PT. PLN. (2016). Pengenalan Kubikel 20Kv dan Komponen-Komponennya.
LAMPIRAN
38
39