PRAKTIK KUBIKEL
Oleh :
KELOMPOK I
NURHALIZA ARIFIN 32116011
I
I
KATA PENGANTAR
Penulis juga menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun guna perbaikan laporan ke depannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dan semoga
semua yang terlibat dalam penyusunan laporan ini mendapatkan balasan dari Allah
Subhanallahu Wata’ala.
Penulis
II
LEMBAR PENGESAHAN
Ir.H.Hamma, MT. __
NIP. 195712311988031010
III
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
IV
3.1.1 Testing dan Commissioning ............................................................ 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 22
V
DAFTAR TABEL
V
DAFTAR GAMBAR
VI
BAB I
1 PENDAHULUAN
Dalam lingkungan masyarakat modern seperti saat ini listrik merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam menunjang segala aktivitas mereka, dapat dikatakan
bahwa listrik sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang praktis
dan sederhana. Listrik juga mudah disalurkan dari jarak yang berjauhan, mudah
didistribusikan untuk area yang luas, mudah diubah ke dalam bentuk energi lain
dan bersih (ramah lingkungan). Oleh karena itu, manfaat listrik telah dirasakan oleh
masyarakat, baik pada kelompok perumahan, sosial, publik dan industri.
Dalam pelajaran ilmu kelistrikan terdapat hubungan timbal balik antara teori
dan praktik. Hubungan timbal balik ini merupakan kaitan yang sangat erat, dimana
pengetahuan yang didapatkan dalam teori haruslah dipraktikkan. Karena dengan
praktik akan membantu mahasiswa untuk mengetahui dan mengerti serta mampu
melaksanakan pekerjaan di lapangan/industri dengan baik dan benar.
1
Oleh karena itu sebagai perguruan tinggi yang berorientasi pada program
pendidikan vokasi, Politeknik Negeri Ujung Pandang khsusnya Jurusan Teknik
Elektro Program Studi Teknik Listrik menjadikan praktikum bengkel sebagai salah
satu metode untuk melahirkan sumber daya manusia yang kompeten dan
berkualitas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktik bengkel Kubikel adalah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan fungsi dari setiap peralatan/bahan pada Kubikel.
2. Menjelaskan cara mengoperasikan Kubikel.
3. Menjelaskan prinsip kerja peralatan kubikel.
2
BAB II
2 TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi Kubikel
1. Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
2. Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fuse/pelebur
3. Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)
3
1. SM6 Cubicle (Individual)
2. SM6 Cubicle (di dalam sistem)
Secara spesifikasi dai kubikel itu sendiri akan dibahas pada karakteristiknya
pada berikut:
Service Voltage : 20 kV
Rated Volatge : 24 kV
Rated Insulation Voltage : 50 kV
Rated Current : 400 A – 630 A – 1250 A
Short Time Withstand Current : 16 kA / Is.
Kubikel Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya
ke busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke dalam busbar
20 kV yang berada di dalam kubikel 20 kV. Adapun komponen-komponen dalam
Incoming adalah sebagai berikut:
1. Busbar
Busbar digunakan untuk mengumpulkan daya listrik dengan tegangan 20
kV sertamembaginya ke tempat-tempat yang diperlukan. Busbar dibuat dari
tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-
masing pabrik. Dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini,
4
Gambar 2.2 Busbar
2. PMS (Pemisah)
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada
sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat
memutus dan menyambung rangkaian dalam kondisi tanpa beban, proses
buka tutup PMS memiliki interlocking dengan PMT dan earthing switch.
5
menimbulkan bercak – bercak kotoran sehingga bercak kotoran akan
menjadi karatan di peralatan kubikel. Alat ini di operasikan pada tegangan
220 Volt dan akan tetap beroperasi walaupun kubikel dalam kondisi
normal/off maupun saat terhubung ke bumi. Heater juga terdapat pada
kubikel metering dan outgoing.
1) Fuse
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering
disebut sebagai solefuse. Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan
mampu bekerja pada arus 31.5 kA. Solefuse ini digunakan untuk melindungi
trafo tegangan dari gangguan. Dapat dilihat pada Gambar 2.3 ,
6
kWh Meter Berfungsi mengukur besarnya daya yang digunakan
oleh beban.
Power Factor Meter Berfungsi mengukur factor daya dari
PLN/genset.
Trafo Tegangan (Potensial Transformer) berfungsi untuk
menurunkan tegangan tinggi atau tegangan menengah menjadi
tegangan rendah. Trafo ini mengubah tegangan menjadi besaran
ukur sesuai dengan tegangan alat – alat pengukuran. Trafo ini
berhubungan dengan jaringan tegangan 20 kV melalui perantara
fuse. Dapat dilihat pada Gambar 2.4,
7
faktor ini ditentukan oleh struktur mekanisme yang menggunakan
pegas. Dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini,
8
Cubicle IM biasanya digunakan sebagai Incoming atau Outgoing
Switchgear untuk kondisi On-Load Switching. IMC adalah kubikel tipe IM yang
dilengkapi dengan Current Transformator (CT) untuk digunakan sebagai
pengukuran (bukan untuk proteksi).
DM1-A adalah Cubicle SM6 yang menggunakan Fixed type Circuit Breaker
dan dilengkapi dengan relay proteksi (biasanya menggunakan sepam). DM1
biasanya digunakan sebagai Incoming Feeder atau Outgoing Feeder.
DM1-W adalah kubikel SM6 yang menggunakan Drow-out type Circuit
Breaker dan dilengkapi dengan relay proteksi (biasanya menggunakan sepam).
DM1-A atau DM1-W biasanya diinstal bersama dengan kubikel tipe lain,misalnya:
IM, IMC, QM, QMC, CM, dll sesuai dengan desain dari sistem distribusi.
9
Outgoing. Contoh: Jika ingin melakukan Earthing Switch pada kubikel sisi
Incoming, sumber daya dari kubikel tersebut harus padam.
10
BAB III
3 LANGKAH KERJA
11
3.2 Operasional Kubikel SM6 di dalam Sistem (meng”ON”kan)
12
d) Meng”ON”kan kubikel CM dengan menggunakan tongkat. Jika ada
voltmeter, mengecek apakah tegangan 20 KV sudah terbaca.
e) Sebelum meng”ON”kan kubikel Outgoing (DM1-A):
Membuka Grounding Switch dengan tongkat.
Meng”ON”kan Disconnecting Switch.
Meng”ON”kan kubikel DM1-A dengan push button electric
atau tombol mekanik di CB-Cubicle.
f) Memastikan trafo sudah ON.
Catatan:
Selama kubikel MV, terutama yang tipe DM1 yang menggunakan relay
proteksi/sepam, power supply ke relay proteksi harus tetap ON karena relay
proteksi harus selalu stand by untuk dapat memproteksi Kubikel MV jika sewaktu-
waktu terjadi fault.
dimasukkan tegangan.
13
2. Memastikan pada outgoing sisi-A sudah aman dan siap untuk
di”OFF”kan.
3. Meng”OFF”kan MCCB (A).
(B)
Catatan:
Untuk kubikel SM6 mempunyai beberapa macam Operating Mechanisms.
Pada kubikel Incoming (IM), memastikan sumber 20 KV dari trafo sudah masuk ke
kubikel MV dengan melihat indikator apakah sudah menyala.
14
2. Memastikan pada outgoing sisi-C sudah aman dan siap untuk
di”OFF”kan.
3. Meng”OFF”kan MCCB (C).
15
BAB IV
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum kubikel ini dapat dilihat
pada table 4.1 berikut:
16
Table 4.1 Daftar Alat dan Bahan
1 Kubikel 20 KV 1 Buah
3 Handle 1 Buah
Pada praktek ini kami menggunakan kubikel tipe SM6 (individu), dimana
untuk kubikel incoming menggunakan kubikel SM6 IM, dan Metering
menggunakan SM6 CM, dan Outgoing menggunakan SM6 DM1-A.
17
Kubikel IM biasanya digunakan sebagai Incoming atau Outgoing
Switchgear untuk kondisi On Load Switching. Dalam kubikel terdiri dari komponen
busbar 3 fasa, dan 1 heater.
18
Gambar 4.3Name plate Voltage Transformator
2. Solefuse
Kubikel SM6 DM1-A adalah kubikel yang menggunakan Fixed type Circuit
Breaker dan dilengkapi dengan relay proteksi (biasanya menggunakan sepam),
DM1 biasanya digunakan sebagai incoming feeder atau outgoing feeder.
19
BAB V
5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun beberapa saran dari penulis setelah melaksanakan praktik kubikel ini
yaitu sebagai berikut:
1. Hendaknya tetap waspada terhadap setiap alat listrik yang ada pada
laboratorium tegangan menengah. Dan tetap mengutamakan K3 setiap
melakukan kegiatan apapun.
2. Hendaknya mahasiswa lebih aktif bertanya terhadap hal baru yang ada
serta tetap memperhatikan kelengkapan alat kerja dan menjaganya.
20
6 DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22