OLEH :
ADITYA DACOSTA
321 19 052
3C
KELOMPOK 6
IS = I R ..........................................................................................................
(1)
VS = VR + IR.Z ........................................................................................
(2)
IS R X IR
Z = R + j wL
VS
Load VR
Adapun nilai regulasi tegangan untuk transmisi jarak pendek, dapat dinyatakan
sbb:
Dimana:
VR,NL : Receiving Voltage, No Load (tegangan sisi
penerima kondisi tanpa beban)
............................................................................................
(4)
Dimana;
Vz = besarnya voltage drop pada suatu salauran transmisi
(pendek)
Vr = besarnya resistive voltage drop
Vx = besarnya reactive voltage drop
VZ V x=X *I
VS
VR V r=R *I
a I
s |V R |
|V |-
b
VZ a
VS V x=X *I
VR V r=R *I
a I
Normalnya nilai a dan b jauh lebih kecil dari nilai V S dan VR maka b2 dapat
diabaikan.
Sehingga diperoleh U1 U2 + a, atau Vz = a. Dimana:
................................................................................................... (7)
........................................................................................ (8)
.......................................................................................... (9)
a b
V x=X *I
VZ
aR
a
V r=R *I ax
Menuju
Transmisi
Beban
Gambar 6
Rangkaian
Percobaan
Voltage
Drop
Beban
Voltmeter
Pada saat diberikan beban R, dapat dilihat pada tabel 1 bahwa pada sisi
pengirim dan sisi penerima perbedaan nilainya tidak jauh berbeda. Arus yang
didapatkan 0.24 A, faktor daya 1 dengan sudut 0º, pada sisi pengirim tegangan
phasa-phasa nya (VL-L) 411,5 V, tegangan phasa netral (V L-N) 237,6 V, daya
reaktif 0 VAR, daya aktif 171 W dan daya semu bernilai 171 VA. Sedangkan
pada sisi penerima didapatkan tegangan phasa-phasa nya (VL-L) 409,4 V,
tegangan phasa netral (VL-N) 236,4 V, daya reaktif 0 VAR, daya aktif 170 W dan
daya semu bernilai 170 VA. Untuk keseluruhan percobaan dan di dapatkan nilai
jatuh tegangannya (voltage drop [VT]) yakni 4,2 V. Seperti yang diketahui
bahwa beban R bersifat murni sehingga menghasilkan faktor daya (Pf) sama
dengan 1, dimana sudut phasa 0º.
2. Beban L
Pada saat diberikan beban L, dapat dilihat pada tabel 1 bahwa pada sisi
pengirim dan sisi penerima nilainya tidak jauh berbeda. Arus yang didapatkan
yakni 0.3 A, faktor daya 0,1. Pada sisi pengirim tegangan phasa-phasa nya (V L-L)
410,5 V, tegangan phasa netral (V L-N) 236,7 V, daya reaktif 217 VAR, daya aktif
22 W dan daya semu bernilai 219 VA. Sedangkan pada sisi penerima didapatkan
tegangan phasa-phasa nya (VL-L) 405,3 V, tegangan phasa netral (VL-N) 234 V,
daya reaktif 215 VAR, daya aktif 21 W dan daya semu bernilai 216 VA. Untuk
keseluruhan percobaan dan di dapatkan nilai jatuh tegangannya (voltage drop
[VT]) yakni 4,07 V. Beban L pada percobaan ini memperburuk faktor daya, hal
ini disebabkan oleh sifat beban L (Lagging) yang memperkecil faktor daya. Nilai
faktor daya yang baik ketika nilainya mendekati 1 atau sama dengan 1,
sedangkan nilai faktor daya yang buruk ketika nilainya mendekati 0 atau sama
dengan 0.
3. Beban R dan L
B. Distribusi 35 kV
1. Beban R
Pada saat diberikan beban R, dapat dilihat pada tabel 2 bahwa pada sisi
pengirim dan sisi penerima perbedaan nilainya tidak jauh berbeda. Arus yang
didapatkan 0,23 A, faktor daya 1, pada sisi pengirim tegangan phasa-phasa nya
(VL-L) 410,4 V, tegangan phasa netral (VL-N) 237,9 V, daya reaktif 0 VAR, daya
aktif 169 W dan daya semu bernilai 169 VA. Sedangkan pada sisi penerima
didapatkan tegangan phasa-phasa nya (VL-L) 407 V, tegangan phasa netral (VL-N)
235 V, daya reaktif 0 VAR, daya aktif 168 W dan daya semu bernilai 168 VA.
Untuk keseluruhan percobaan dan di dapatkan nilai jatuh tegangannya (voltage
drop [VT]) yakni 5,88 V. Seperti yang diketahui bahwa beban R bersifat murni
sehingga menghasilkan faktor daya (Pf) sama dengan 1.
2. Beban L
Pada saat diberikan beban L, dapat dilihat pada tabel 2 bahwa pada sisi
pengirim dan sisi penerima nilainya tidak jauh berbeda. Arus yang didapatkan
yakni 0,3 A, faktor daya 0,1. Pada sisi pengirim tegangan phasa-phasa nya (V L-L)
412,2 V, tegangan phasa netral (V L-N) 237,9 V, daya reaktif 217 VAR, daya aktif
23 W dan daya semu bernilai 218 VA. Sedangkan pada sisi penerima didapatkan
tegangan phasa-phasa nya (VL-L) 403,6 V, tegangan phasa netral (VL-N) 233 V,
daya reaktif 213 VAR, daya aktif 21 W dan daya semu bernilai 214 VA. Untuk
keseluruhan percobaan dan di dapatkan nilai jatuh tegangannya (voltage drop
[VT]) yakni 6,28 V. Beban L pada percobaan ini memperburuk faktor daya, hal
ini disebabkan oleh sifat beban L (Lagging) yang memperkecil faktor daya.
3. Beban R dan L
Load VLL
VLL
I (A) Impedansi
Sending
Receiving Point Jaringan (
Point
R L C Ω¿
1 0 0 0.240 411,5 400,4 46,25 Ω
0 1 0 0.308 410,5 405,3 16,83 Ω
1 1 0 0.40 407,7 400,1 1,5 Ω
Load VLL
VLL
I (A) Impedansi
Receiving
Sending Point Jaringan (
Pint
R L C Ω¿
1 0 0 0.238 410,4 407 14,28 Ω
0 1 0 0.306 412,2 403,6 28,10 Ω
1 1 0 0.396 408,5 396,6 30.05 Ω
Vz = 411,5 – 404,4
Vz = 7.1 V
Dan rumus persentase kesalahan :
[ Nilai Praktik −Nilai Teori]
persen kesalahan =
Nilai Teori
x 100%
[5,67−6,6]
=
5,3
x 100%
= 93%
Tabel 7.4 Hasil perhitungan secara teori Voltage Drop untuk modul transmisi 230
kV
VLL (V) VLL (V)
Load VT (V) VT (V) %
Sending Receiving
(Praktek) (Teori) Kesalahan
Point Pint
R L C
1 0 0 411,5 400,4.7 4.2 7.1 40
0 1 0 410,5 405,3 4.07 5.3 123
1 1 0 407,7 400,1 5,67 6,6 93
Tabel 7.5 Hasil perhitungan secara teori Voltage Drop untuk modul distribusi 35 kV
VLL (V) VLL (V)
Load VT (V) VT (V) %
Sending Receiving
(Praktek) (Teori) Kesalahan
Point Pint
R L C
1 0 0 410,4 407 5,88 3.4 72.94
0 1 0 412,2 403,6 6,28 8.6 26,97
1 1 0 408,5 396,6 6,35 11,9 46,63
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Penambahan beban R dan L akan memperbesar drop tegangan
2. Penambahan kapasitansi pada saluran transmisi/distribusi akan memperkecil drop
tegangnan
3. Transmisi berdasarkan saluran udara dibedakan menjadi 3 yakni Transmisi Jarak
Pendek (short-lenght line) panjang kurang dari 80 km, Transmisi Jarak
Menengah (medium-lenght line) panjang antara 80 km – 240 km, dan transmisi
jarak jauh (long-lenght line) panjang lebih dari 240 km.
4. Voltage drop dapat dihitung seperti rumus pada persamaan 5 yaitu
, atau bisa dihitung ketika praktek dengan menjumlahkan tegangan
pada saluran transmisi tiap phasa dibagi 3 maka itu adalah nilai dari volatge drop.
5. Ketika hanya terdapat beban R dan L pada saluran, maka jatuh tegangan akan
semakin besar. Sedangkan jika hanya beban L saja yang ada (induktif murni)
maka jatuh tegangan akan semakin kecil dan faktor dayanya akan buruk
(mendekati 0) dengan sudut phasa 90º.
6. Ketika hanya terdapat beban R saja (resistif murni) maka faktor daya menjadi 1
atau mendekati 1 dengan sudu phasa 0º.
7. Untuk perhitungan impedansi daya bisa dicari dengan persamaan 16 yakni
VLL Sending Point−VLL Receiving Point
Arus Phasa ( I )