Anda di halaman 1dari 13

BAB 7

Rugi Tegangan dan Daya

Tujuan Bab
setelah selsai mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu:
 menghitung rugi tegangan pada arus searah;
 menghitung rugi daya pada arus searah;
 menghitung rugi tegangan pada arus bolak balik 1 fasa;
 menghitung rugi daya pada arus bolak balik 1 fasa;
 menghitung rugi tegangan pada arus searah balik 3 fasa
 menghitung rugi daya pada arus bolak balik 3 fasa
 menghitung penampang penghantar yang diperlukan pada suatu rangkaian.

Pendahuluan
Rugi tegangan atau juga disebut juga susut tegangan atau tegangan jatuh adalah pengurangan
tegangan masukan yang terjadi pada suatu penghantar atau gawai yang dilalui arus. Rugi
tegangan menyebabkan timbulnya rugi daya. yang selanjutnya rugi itu diubah menjadi panas.
Sebagai gambaran kita mempunyai suatu beban misalnya lampu pijar yang dihubungkan
dengan kabel penghantar tembaga 1mm2 sepanjang 10 meter dari sebuah kontak-kontak. Kita
ukur tegangan di kotak-kontak. Peristiwa itu terjadi karena penyusutan tegangan atou adanya
tegangan jatuh pada penghantar.

Rugi tegangan pada rangkaian harus searah


Besar tahanan R dalam ohm pada penghantar dipengaruhi oleh panjang penghantar 1 dengan
satuan meter. penampang penghantar A (mm2) dan daya tahan jenis p bahan penghantar
dengan satuan Ω mm2 . m-1
1
R=ρ Ω ........................................ (7.1)
A
1 1
karena daya hantar jenis : X =
ρ
ρ=
X
ρ = tahanan jenis tembaga
0,001758 tahanan jenis alumunium 0,0289
1
maka : R = Ω ........................................ (7.2)
X.A
Satuan untuk x adalah m.S.mm-2, s (siemens) = 1/Ω. Setiap arus I A yang mengalir melalui
penghantar yang mempunyai tahanan R Ω , sesuai dengan hukum ohm, maka pada
penghantar itu akan terjadi tegangan jatuh sebesar :
ΔV = I . R volt ........................................ (7.3)
Tegangan jatuh itu akan menyebabkan rugi daya yang akan berubah menjadi panas. Dengan
adanya rugi tegangan ΔV, maka tegangan pada peralatan VR akan menjadi lebih kecil
dibandingkan tegangan sumber VS.
Besarnya tegangan pada peralatan VR adalah :
VR = VS – ΔV ....................................... (7.4)
Rugi tegangan pada arus searah harus dihitung berdasarkan 2 kali panjang penghantar, yaitu
penghantar positif dan penghantar negatif. perhatikan gambar 7.1.

2. 1 . I
Sehingga : ΔV = ...................................... (7.5)
X.A

Jika diperhatikan persamaan (7.5), maka untuk suatu rangkaian tertentu :


nilai 2 . I . x-1 . A-1 adalah tetap. Sedangkan arus (1) besarnya berubah-ubah berdasarkan
beban. dengan demikian dapat dikatakan bahwa , makin besar arus yang mengalir pada suatu
rangkaian, makin besar tegangan jatuhnya dan berarti makin besar kerugian daya, yang
berarti panas pada penghantar akan bertambah besar. Kenaikan suhu menjadikan tahanan
tembaga atau aluminium bertambah. Makin lama, panas pada suatu penghantar makin naik
karena kerugian daya bertambah.

1
keterangan :
I
VS – tegangan masukan
VR – tegangan beban
RB
V VR I - arus
RB – tahanan beban
ΔV – rugi tekanan
½ Δv
Gambar 7.1 Rangkaian Arus Searah
Dari persamaan 7.5 dapat diamati, jika dibuat daya tahan jenis bahan yang besar, maka panas
yang terjadi pada penghantar juga tinggi sebagaimana konsep yang digunakan untuk
pemanasan jenis tahanan.
Rugi tegangan dapat dinyatakan dalam % yaitu:
∆V .
ΔV %= x 100% . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7.6)
Vs
Rugi tegangan pada instalasi listrik yang diijinkan adalah:
0,5% dari jaringan ke kWh meter.
1,5% dari meter ke peralatan rangkaian penerangan.
3 % dari meter ke motor atau rangkaian daya.
Daya P yang disalurkan pada gambar 7.1 adalah sebagai berikut:
P = I.V watt atau
P = I2.RB.10-3kW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7.7)
Rugi daya pada penghantar:
∆.P = 2 . 1 . I2. R. 10-3kW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7.8)
Karena besarnya rugi tegangan seperti ditunjukan pada persamaan (7.5), maka Rugi daya
dapat dituliskan sebagai
∆.P = ∆V I kW. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7.9)
Catatan : Untuk menghitung penyaluran daya pada persamaan (7.7) digunakan tahanan beban
(RB). Sedangkan untuk menghitung rugi daya penghantar persamaan (7.8),
digunakan tahanan penghantar setiap km. Tahanan kabel pada rangkaian arus searah
sering disebut tahanan dc.
Contoh 4.1
Sebuah motor DC memerlukan arus 10 ampere, dicatu dengan NYM 2 x 2,5 mm2. Motor itu
jauhnya 10 m dari panel, daya hantar jenis tembaga adalah 56 m.S.mm-2.
Hitunglah :
a. Tegangan jatuh pada kabel
b. Apakah tegangan jatuh tersebut diizinkan?
Jawab:
a. ∆V= 2.l.I/ X.A = 2.10.10/56.2,5 = 1,43 volt
1,43
b. ∆V = x 100 % = 0,65 %
220
Karena ∆V < 3 %, maka tegangan jatuh tersebut diizinkan.( jatuh tegangan dari panel)
Contoh 4.2
Tegangan jatuh kabel NYM sepanjang 15 m yang dilalui arus 12,5 ampere adalah 2,68 V.
Daya hantar jenis tembaga 56 m.S.mm-2.
Hitunglah:
a. Penampang penghantar dan sesuaikan dengan ukuran yang ada di pasar;
b. Rugi daya pada penghantar
Jawab:
2.1. I 2.15. 12,5
a. ∆V = = = 2,68 V.
X.A 56 . A

2.15. 12,5
A = = 2,498 mm2
2,68 .56
Ukuran penampang yang ada di pasaran adalah : 2,5 mm2
b. ∆P = ∆V . I
= 2,68 . 12,5 = 33,5 W
Rugi daya pada penghantar adalah 33,5 watt

Rugi-rugi pada rangkaian arus bolak balik 1 fasa


Pada arus bolak-balik, tidak selamanya arus I selalu sefasa dengan tegangan V. Umumnya,
antara I dan V terdapat beda fasa sebesar ∅ . I tertinggal dari V pada beban induktip dan I
akan mendahului V pada beban kapasitip. Umumnya beban di industri atau pemakai listrik
lainnya bersifat induktip.

I
Keterangan:
VS - tegangan masukan (volt)
V ZB VB - tegangan beban (volt)
VB
I - arus (ampere)
RB - tahanan beban (Ω)
∆V - rugi tegangan (volt)
1/2∆ V

Gambar 7.2 Rangkaian arus bolak – balik 1 fasa


Pada arus bolak balik, beban berupa resistif ( R ), reaktif ( X ), dan perpaduan R dengan X
yang disebut impedansi ( Z ) dalam ohm.
Besarnya impedansi adalah:
Z= √ ¿) Ohm.....................................(7.10)
Pada arus bolak balik terdapat 3 macam daya yaitu, daya nyata P dalam watt ( W ), daya
semu S dalam volt ampere (VA), dan daya reaktif Q dalam volt-ampere reaktif (VAR) seperti
tampak pada segitiga daya gambar 7.3

Q
S

Gambar 7.3 Segitiga daya


Adapun besar daya-daya 1 fasa tersebut:
S = V.I volt-ampere.(VA).....................................................................(7.11)
P = V.I.Cos ∅ ( watt.)................................................................. .......(7.12)
Q = V.I.Sin∅ Volt ampere reaktif...(var)..............................................(7.13)

Besarnya rugi tegangan ∆ V :


∆ V = 2.1.I.f (q)............................................................................(7.14)

Karena pada kabel: f (q) = Rw cos ∅+ X L sin ∅ Ω/km .


Maka rugi tegangan pada kabel:
∆ V = 2.1.I.f (q) Volt ...................................................................(7.14)

Rw adalah tahanan efektif dan X L adalah reaktansi.

Besarnya kerugian daya pada penghantar adalah:


∆ P = 2.1. I 2. Rw .10−3 Kw........................ ............................... ...............(7.15)

Nilai-nilai seperti R, Rw maupun f(q) diperoleh dari data kabel yang dikeluarkan oleh industri.
Sebagai contoh,ditampilakan tabel 7.1 untuk NYY,NYCWY, dan NYCY (Kabel dengan
selubung PVC ). Data untuk jenis kabel lainya tidak disampaikan di sini.
Tabel 7.1 Data tahanan dan Reaktansi kabel berpelindung PVC: NYY, NYCY, NYCWY
V 0 / V = 0,6/1 Kv dan V 0 / V = 220 V/380 V

Banyak dan Tahanan pada Reaktansi f(q) = Rw cos ∅ + XLsin ∅


penampang suhu 70o C faktor daya (cos ∅ ¿
inti dc Efektif 0,95 0,9 0,8 0,7 0,6
XL
(mm2) R∅ Rw
Ω/km
Ω/km Ω/km Ω/km Ω/km Ω/km Ω/km Ω/km
4 x 1,51 re 14,47 14,47 0,115 13,8 13,1 11,65 10,2 8,77
4 x 2,5 re 8,71 8,71 0,110 8.31 7,89 7,03 6,18 5,31
4 x 4 re 5,45 5,45 0,107 5.21 4,95 4,42 3,89 3,36
4 x 6 re 3,62 3.62 0,1 3.47 3,3 2,96 2,61 2,25
4 x 10 re 2,16 2.16 0,094 2,08 1,99 1,78 1,58 1,37
4 x 16 re 1,36 1.36 0.09 1.32 1.26 1.14 1.02 0,888
4 x 25 re 0,863 0,863 0.086 0.847 0.814 0.742 0.666 0,587
4 x 35 re 0,627 0.627 0083 0.622 0.6 0.55 0.498 0.443
4 x 50 re 0,463 0,463 0.083 0.466 0.453 0.42 0.38 0,344
4 x 70 re 0,321 0.321 0.082 0.331 0.326 0.306 0.283 0,258
4 x 95 re 0,321 0.232 0.082 0.246 0.245 0.235 0.221 0,205
4 x 120 re 0,183 0.184 0.08 0.2 0.2 0.195 0.186 0,174
4 x 150 re 0,149 0.150 0.08 0.168 0.17 0.168 0.162 0,154
4 x 185 re 0,118 0.120 0.08 0.139 0.143 0.144 0.141 0,136
4 x 240 re 0,0901 0.092 0.079 0.112 0.117 0.121 0.121 0,119
4 x 300 re 0,718 0,075 0.079 0.095 0.101 0.107 0.109 0,108

Contoh 7.1
Sebuah rangakaian arus bolak balik 1 fasa digunakan untuk mencatu motor pompa
5,5 kW seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Penghantar yang digunakan adalah NYY 2 X 2,5 mm2 sepanjang 50 m . Cos ∅
Adalah 0,9 dan efesien motor dianggap 100 %.

1 = 50 m

I=?

V = 220 V M

Hitunglah:
a. arus yang mengalir
b. rugi tegangan
c. rugi daya

Jawab:
a. S = P/Cos ∅
= 5,5/0,9 = 6,1 Kva
I = S/V
= 6,1 Kva/220 V = 27,72 A

Jadi arus yang mengalir pada penghantar adalah 27,72 A.

b. Tahanan penghantar

I 50
R= = =0,357 Ω
X . A 56.2,5

Reaktansi penghantar:
X L =R .sin ∅
= 0,357 x 0,44
= 0,156 Ω
f (q) = R cos ∅ + X Lsin ∅
= (0,357 x 0,9 ) + ( 0,156 x 0,44 )
= 0,39
∆ V =2.1 . I . f ( q )
50
¿2× x27,72 ×0,39=1,08V
1000
2. −3
∆ P=2.1. I Rw . 10 kW
50
¿2× × ( 27,72 )2 ×0,357 ×10−3=27,43 W
1000

Rugi-rugi pada sistem 3 fasa


Rangkaian 3 fasa dengan hubungan Y dapat dilihat pada gambar 7.4

V
ZB ZB
V

ZB
V
Gambar 7.4 Rangkaian 3 fasa hubungan Y

Pada sistem 3 fasa seperti tampak pada gambar 7.4 besarnya daya adalah:
Daya Semu S= √ 3 . V . I kVA ..........................................(7-16)

Karena V = √ 3 . I . Z B . 10 kV
−3

maka S = √ 3 . I 2 . Z B .10−3 kVA ............................(7-17)

Daya Reaktif : Q = √ 3 .V . I sin ∅ kVAR ...............(7-18)


Daya Nyata : P = √ 3 .V . I . cos ∅ kW ................(7-19)
Satuan f ( q ) adalah Ω/ km , sehingga rugi tegangan pada penghantar sistem 3 fasa
adalah:
∆ V =3.1 . I . f ( q ) Volt ............................(7-20)
Rugi daya ∆ P :
2 −3
∆ P=3.1. I . RW . 10
Contoh 7.2
Hitunglah rugi tegangan dan Rw N2XY 3 inti sepanjang 200 m yang mencatu sejumlah
lampu halogen yang dayanya 11 Kw, dan tegangan antar fasa pada sistem 3 fasa adalah 220
V . Rugi daya 22 W, cos ∅ = 0,8.
Jawab:
P
Arus pada penghantar I =
√3 V . cos ∅
11.000
I= =36,1 A .
√3 .220 .0,8
∆ V =3.1 . I . f ( q )
¿ 3 . 0,2. 36,1 .0,785=11,34 volt

Jadi kerugian tegangan = 11,34volt


Rugi daya ∆ P = 3.1. I 2.Rw.10−3 .
0,022=3.200/1000.36,12.Rw.10−3
Rw=1,16Ω/km.
Contoh 7.3
Daya 3 fasa 60 kW disalurkan sejauh 150 m, Cos ∅ =0,9 tegangan antara fasa 380V,∆ v =3% ,
dan Rw=0,25Ω/km
Hitung:
a.rugi tegangan;
b.rugi daya.

Jawab
a. Rugi tegangan ∆ V =3 % .380=11,4 volt
p
b. Arus(I) I =
√3 .0,38 . cos ∅
60
=
√3.0,38 .0 .9
=101,4 A.
Rugi daya ∆ P =3.I. I 2.Rw.10−3
=3.0,15.101,4 2.0,25.10−3
=1,157kW
Pada sistem 3 fasa 4 kawat (ll 1 ,l 2 , l 3,dan N) besarnya arus:
p
I = ...............................................(7-22)
3.V . cos ∅
Catatan: Pada sistem 3 kawat tegangan yang digunakan adalah tegangan antar fasa,sedangkan
pada sistem 4 kawat yang digunakan adalah tegangan fasa dengan netral.

Rangkuman

Disebabkan setiap penghantar pada rangkaian arus searah mempunyai nilai tahanan dan pada
rangkaian arus bola-balik mempunyai nilai tahanan dan keimbasan. Maka setiap arus yang
mengalir melaluinya akan menimbulkan tegangan jatuh. Tegangan jatuh akan menimbulkan
rugi daya dan selanjutnya rugi daya diubah menjadi panas.Tahanan penghantar untuk sistem
arus searah dan sistem bolak balik tidak persis sama.Nilai tahanan dc tidak sama dengan
efeketip atau ac.
Pada rangkaian arus searah berlaku bersamaan untuk daya,rugi tegangan,dan rugi daya
sebagai berikut:
a. Daya yang disalurkan ke beban :
P = V.I kW
P = I 2. R B 10−3kW
b. Rugi tegangan:
∆ V =2.I.R V

c. Rugi daya:
∆ P =2.I. I 2.R∅ 10−3kW

Pada rangkaian arus bolak balik 1 fasa berlaku persamaan untuk daya,rugi tegangan,dan rugi
daya sebagai berikut:
a. Daya yang disalurkan ke beban:
Daya nyata: P=V.I.Cos∅ Kw
Daya semu: S=V.I Kva
S= I 2. Z B.10−3 kVA
Daya buta: Q=V.I.Sin∅ V∆ R
b. Rugi tegangan: ∆ V = 2.I.I.f(q) V
c. Rugi daya: ∆ P = 2.I. I 2.Rw.10−3 kW

Pada rangkaian arus bolak balik 3 fasa 3 penghantar berlaku persamaan untuk daya,rugi
tegangan,rugi daya sebagai berikut:
a. Daya yang disalurkan ke beban:
Daya nyata: P= √ 3.V.I. Cos∅ kW
Daya semu: S=√ 3 .V.I kVA
S=√ 3. I 2. Z B.10−3 kVA
Daya buta: S=√ 3.V.I.Sin ∅ kVAR
b. Tegangan jatuh: ∆ V =√ 3.I.I.f(q) V
c. Rugi daya: ∆ P =√ 3 . I . I 2.Rw.10−3 kW

Pada rangkaian arus bolak-balik 3 fasa 4 penghantar berlaku persamaan untuk arus:
P
I= A
3 . v . cos Φ

Soal perlatihan
A. Rangkaian arus searah
1. Sebuah penghantar mempunyai tahanan 0,092 Ω, dilalui arus sebesar 83 A. Berapa
tegangan jatuhnya?
2. Lengkapilah tabel berikut ini :
R(Ω) ............. 0,5 .............. 0,07 0,1
I(A) 5 ............. 0,5 7
Δ(V) 2,3 3 1 2,1 ..........

3. Kabel 2 inti mempunyai tahanan 0,7 Ω / km, dialiri arus 50 ampere. Jika panjang kabel
tersebut 75m, berapa tegangan jatuh pada kabel itu?
4. Tegangan yang digunakan pada soal no.2 adalah 110 v. Berapa rugi daya pada kabel
tersebut?
5. Penghantar yang digunakan adalah tembaga, x = 56. Lengkapi tabel di bawah ini :

RΦ (Ω/km) 8,71 5,45 ..... 0,09 2,16 3,62


V (m) 100 ..... ........
V (kv) 0,05 0,11 0,22 0,22 0,11 0,11
Δv (%) ......... 2 1,5 ....... ........ 3
Δp (kw) ......... ...... ........ ......... ........ ...........
A. Rangkaian arus bolak balik 1 fasa
1. Penghantar yang digunakan adalah X = 33 sepanjang 50 m. Hitung % tegangan jatuh jika
f(q)0,6Ω/km, tegangan 0,4 kV, dan % kerugian daya jika Rw 0,8Ω /km.
2. Suatu alat mempunyai daya 35Kw, Cos Φ 0,7. Tegangan 220 V, tegangan jatuh pada
penghantar1 %.
Hitung:
a. Arus yang mengalir
b. Rugi daya pada penghantar
3. Pemanas Air 2 Kw berada 120 m dari panel. Penampang kabel NYY yang digunakan 6
mm2, X = 56,Cos Φ = 0,9. Jika f(q)3,3Ω/km, Rw 3,6 / km dan tegangan sistem 220 V.
Hitunglah tenaga jatuh dan rugi daya pada NYY tersebut!
4. Motor 1 fasa mempunyai arus nominal 45 A, dicatu tegangan 220V dengan kabel NYM
sepanjang 50 m, berpenampang 10 mm2. Faktor daya motor adalah 0,6. Hitung kerugian
tegangan pada daya penghantar. Berapa arus nomunal pada pengaman yang diperlukan?
5. Pada ujung saluran arus bolak balik 1 fasa terdapat 15 lampu yang masing-masing
dayanya 75 watt, faktor kerjanya 0,95, dan tegangan sistem 220V. Tegangan jatuh pada
penghantar adalah 1,5 %. Berapa penampang penghantar yang diperlukan? Sesuaikan
perhitungan anda dengan penampang baku.

B. Sistem 3 fasa 3 kawat (pergunakan tabel 7.1 sebagai alat bantu).


1. Sebuah motor 3 fasa, daya porosnya 100 HP, Cos Φ= 0,8 disambung kepanel
menggunakan kabel NYY 4 x 150 sm2 , tegangan sistem 380/220 V. Hitunglah kerugian
tegangan dan daya pada penghantar!
2. Motor untuk bor listrik memerlukan arus 5 A, Cos Φ = 0,86, tegangan sistem 220/380 V.
Hitunglah:
a. Daya semu motor yang digunakan pada mesin bor tersebut!
b. Daya pada poros motor dalam HP!
3. Motor 3 fasa 10 HP, dipasang pada sistem tegangan 380/220 V . panjang penghantar 12
m, dan tegangan jatuh 11 volt. Berapa penampang masing-masing inti kabel tersebut?
4. Motor tak serempak 3 fasa mempunyai daya 300 Kw, Cos Φ= 0,89, dan tegangan sistem
220/380 V . tentukan penghantar NYY yang layak digunakan untuk menyalurkan listrik
ke motor tersebut?
5. Motor tak serempak 3 fasa mempunyai daya 125 HP, Cos Φ=0,8, dan tegangan sistem
415 V . tentukan penghantar NYY yang layak digunakan untuk menyalurkan listrik
kemotor tersebut!

Takarir
Cos ∅ : perbandingan daya aktip dengan daya semu pada peralatan dan sistem arus bolak-
balik.
Daya nyata: hasil kali antara tegangan, arus, dan dengan faktor daya (cos ∅ ).
Daya semu: hasil perkalian tegangan dan arus.
Daya reaktif: hasil kali teganan, arus, dan sinus ∅ .
Tahanan efektif: tahanan penghantar pada sistem arus bolak balik yang menyebabkan rugi
daya.
F (q): impedansi penghantar pada sistem ac yang merupakan faktor yang menentukan rugi
tegangan pada penghantar.
Tahanan dc: tahanan penghantar pada sistem dc.
1 HP (horse power): besaran daya setara dengan 0,746 kW.
Rugi tegangan: tegangan jatuh (voltage drop)

Daftar pustaka
Lausselet, Damanuri, 1982, Instalasi Listrik Tahun ke-1 semester I dan semester II,
TEDC, Bandung.
Schmelcher, Theodore, 1984, Low Voltage Handbook, Siemens Aktiengesellschaft,
Erlangen.
Seip, Gunter G, 1987, Electrical Installations Handbook, Part 1, Siemens Aktiengesellschaft,
John Wiley & Sons, Erlangen
Seip, Gunter G, 1987, Electrical Installations Handbook, Part 2, Siemens Aktiengesellschaft,
John Wiley & Sons, Erlangen

Anda mungkin juga menyukai