Anda di halaman 1dari 14

RANGKAIAN RC PARALEL

KELOMPOK 2
1. WULAN ASYAFITRI
2. IQBAL
3. FADEL AVONDA ALORKA
IMPEDANSI DAN SUDUT FASA RANGKAIAN RC PARALEL
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari cara menentukan impedansi dan sudut fasa dari
rangkaian RC paralel. Juga konduktansi (G), susceptance kapasitif (B), dan total
admittance (Y) dibahas karena kegunaannya dalam analisis rangkaian paralel.
Setelah menyelesaikan bagian ini, Anda seharusnya dapat
• Menentukan impedansi dan sudut fasa pada rangkaian RC paralel
• Nyatakan impedansi total dalam bentuk perkalian-kelebihan-jumlah Nyatakan sudut fase dalam
R dan Xc
Tentukan konduktansi, susceptance kapasitif, dan masuk
• Konversikan masuk ke impedansi
 
Gambar 24 menunjukkan rangkaian RC parallel dasar

Rangkaian Paralel

Untuk impedansi dalam persamaan 12 diberikan dalam bentuk


perkalian kelebihan jumlah yang mirip dengan cara dua resistor
secara parallel dapat dinyatakan . dalam hal ini penyebutnya
adalah jumlah fasor dari R dan Xc
 
Nilai sudut fasa antara tegangan sumber dan arus total dapat
dinyatakan dalam R dan Xc seperti yang ditunjukkan pada Persamaan
13

Rumus ini diturunkan dari rumus ekivalen dengan menggunakan arus


cabang
Konduktansi, Susceptance Kapasitif, dan Admitansi

konduktansi (G) adalah kebalikan dari resistansi dan dinyatakan sebagai


G = 1/R
istilah baru sekarang diperkenalkan untuk digunakan secara paralel RC sirkuit.
Suseptansi adalah rekebalikan dari reaktansi.karena itu,suseptansi kapasitif (BC)
adalah kebalikan dari reaktansi kapasitif dan merupakan ukuran kemampuan
kapasitor untuk mengizinkan arus. Hal ini dinyatakan sebagai
Bc = 1/Xc
Penerimaan (Y)adalah kebalikan dari impedansi dan dinyatakan sebagai :
Y = 1/Z
Satuan dari ketiga besaran ini adalah siemens (S), yang merupakan kebalikan dari
ohm.
Dalam bekerja dengan rangkaian paralel, seringkali lebih mudah
menggunakan konduktansi (G), kapasitif suspenerimaan (BC), dan
penerimaan (Y) bukan perlawanan (R), reaktansi kapasitif (XC) dan impedansi
(Z). Secara paralel RC sirkuit, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 26 (a),
penerimaan total adalah jumlah fasor dari konduktansi dan susceptance
kapasitif, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 26 (b).
Untuk memudahkan dalam analisis rangkaian paralel, rumus hukum Ohm menggunakan
impedansi Persamaan 3, 4, dan 5
dapat ditulis ulang untuk masuk menggunakan relasi Y= 1⁄Z .

V = I/Y
I = Arus total (A)Keterangan :
I = VY Y = admitansi (Ω -1)
Y = I/V G = Konduktansi (Ω -1)
BC = Suseptansi (Ω -1)

IW = Arus listrik yang mengalir pada resistor (A)


IBC = Arus listrik yang mengalir pada induktor (A)
V = Tegangan listrik pada rangkaian (V)
Z = Impedansi (Ω)
R = Nilai hambatan atau resistansi pada resistor (Ω)
XL = Reaktansi Kapasitif (Ω)
Hubungan Fase Arus dan Tegangan

Gambar 29(a) menunjukkan semua arus dan tegangan dalam rangkaian RC


paralel dasar. Seperti yang Anda lihat, tegangan sumber, V,, muncul di kedua
cabang resistif dan kapasitif, jadi

Vs dan Vr semuanya sefasa dan besarnya sama. I tot . saya bagi di

persimpangan ke dua arus cabang, IR dan IC


Arus dan tegangan pada rangkaian RC paralel. Arah arus yang ditunjukkan
pada (a) adalah instan

neous dan, tentu saja, mundur ketika tegangan sumber berbalik. Fasor arus
di (b) berputar

sekali per siklus.

Arus yang melalui resistor sefasa dengan tegangan. Arus yang melalui kapa-
sitor memimpin tegangan, dan dengan demikian arus resistif, sebesar 90°.
Menurut hukum Kirchhoff saat ini, arus total adalah jumlah fasor dari dua
arus cabang, seperti yang ditunjukkan oleh diagram fasor pada Gambar
29(b).
Arus total dinyatakan sebagai
Nilai sudut fasa antara arus resistor dan arus total adalah

Persamaan 22 setara dengan Persamaan 13, Gambar 30 menunjukkan


diagram fasor arus dan tegangan yang lengkap. Perhatikan bahwa
mengarah oleh dan itu sefase dengan tegangan IR 90° IR (Vs = VR =
VC).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai